Akh... Dalam sekejap, Salwa melepaskan diri, kaki kirinya telah menendang dengan kekuatan penuh tepat pada kelamin Halik. Raut wajah Halik berubah merah padam, rasa sakit yang tak terperi memenuhi seluruh tubuhnya, menjadikan setiap gerakan terasa seperti siksaan. Tanpa membuang waktu, Salwa meraih vas bunga terdekat, membabatkan benda keras itu ke kepala Halik. Darah merah cerah membasahi rambutnya yang berantakan, bercucuran menambah derita. Tidak cukup dengan sekali, Salwa mengayunkan vas itu lagi, mendorong tubuh Halik yang sudah lunglai keluar dari kamar. Tertatih, Halik terjatuh di koridor. Dengan sisa-sisa tenaga, dia masih mencoba untuk masuk kembali, menggedor pintu kamar, yang sudah Salwa kunci dari dalam.Dor dor dor...Salwa berdiri gemetar, bersandar di pintu kamarnya, napasnya tersengal tidak terkendali, air mata membanjir di pipinya. Setelah merasa Halik telah pergi, ia terhuyung-huyung mendekati Kaif dengan langkah yang rapuh. Pelan-pelan, Salwa merundukkan tubuh
Last Updated : 2025-01-08 Read more