"Gak bisa gitu, Kak. Itu perut makin lama makin gede, bukannya tambah slim!"Zico benar-benar dipusingkan dengan permintaan konyol sang kakak. Bagaimana bisa dia disuruh diam, merahasiakan kehamilan."Ya sampai waktunya gak bisa ditutupin, biarin saja mereka tahu," Lea menepis cekalan tangan Zico di lengannya.Zico seketika mengangkat tangan, lupa kalau kakaknya model yang tidak bisa sembarangan disentuh. Kalau tidak darurat."Terus urusan remeh temeh gitu gimana? Aku gak mungkin ngurusin Kakak, stand by dua puluh empat jam. Aku panggil Zio pulang saja.""Jangan! Aku hamil Co, bukan mau mati. Aku masih bisa jaga diri. Kamu jangan lebay gitu.""Muntahnya?""Aku gak muntah tiap detik, tiap saat. Cuma waktu tertentu saja," jelas Lea sebelum meninggalkan Zico yang masih berdiri bengong di tengah tangga."Gusti, gimana kalau aku suka beneran sama dia. Apa aku gak lebih baik dari Abian."Setelah kehilangan memori soal Raisa, satu-satunya perempuan yang bisa mengusik hati Zico hanyalah Lea.
Last Updated : 2025-03-02 Read more