Home / Romansa / Terjerat dalam Kecanduan Cinta / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Terjerat dalam Kecanduan Cinta: Chapter 151 - Chapter 160

222 Chapters

Bab 151

Tentu saja dia tidak berani mengatakan pemikirannya itu kepada Henry.Setelah kembali ke ruang kantornya, Wiley menutup pintu dan menelepon Giyan.Selesai menelepon, dia menghela napas lega dan pergi ke ruangan Henry untuk melapor.Dia segera kembali melakukan pekerjaannya setelah memberikan laporannya.Gajinya memang tinggi setiap bulan, tetapi intensitas pekerjaannya juga besar. Dia harus selalu siap sedia dua puluh empat jam sehari.Dia sibuk dan lelah. Akhir-akhir ini, karena emosi Henry sedang tidak stabil, dia sering lembur sampai larut malam. Gara-gara ini, rambutnya rontok banyak. Dia sekarang khawatir mungkin sebelum umur tiga puluh, dia sudah akan botak.Saat jam makan siang tiba, dia langsung menghentikan perkerjaannya, mematikan komputer, lalu pergi ke kantor CEO."Pak Henry, apakah sekarang kita bisa pergi?"Giyan sudah reservasi ruang VIP di sebuah restoran untuk bertemu pukul dua belas siang. Sebelumnya, pihak Giyan sudah menelepon untuk memberi tahu lokasi dan waktu ber
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 152

Perkataan Henry itu seketika membuat Giyan merasa kesulitan untuk bernapas, bahkan tangannya yang sedang memegang cangkir refleks mengerat.Henry dapat mengembangkan Grup Eskaria menjadi salah satu dari 500 perusahaan top dunia dan masuk dalam daftar Forbes dalam beberapa tahun tidak mungkin tanpa taktik.Orang seperti Henry, berdarah dingin dan kejam, jadi jangan berharap dia memiliki belas kasihan.Dengan bersama dengan orang seperti Henry, Miana sudah menderita. Jika Henry melampiaskan kemarahannya terhadap dia kepada Miana, Miana akan makin menderita.Hanya memikirkannya saja sudah membuat hatinya sakit hingga sulit bernapas.Bagaimana dia tega membiarkan Miana menanggung penderitaan seperti itu!Setelah mengatur napasnya, Giyan pun bertanya, "Apa yang Pak Henry inginkan?"Melihat Giyan tampak menderita, Henry merasa gelisah!Giyan begitu menderita karena istrinya!Giyan benar-benar mencintai Miana!"Kudengar Grup Ferno juga ikut dalam tender proyek pemerintah yang akan berlangsung
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 153

Miana mengatupkan bibirnya sejenak dan berkata, "Bagaimana kalau sekarang aku temani Bibi makan siang?"Yang meneleponnya adalah ibu Giyan, orang yang pernah memberinya banyak kasih sayang.Miana selalu menyukai dan sangat berterima kasih pada Yunita.Namun, karena berbagai alasan, mereka sudah lama tidak saling menghubungi.Yunita tiba-tiba meneleponnya pasti ada sesuatu yang ingin dibicarakan."Kamu ingin makan apa? Bibi akan reservasi tempat," tanya Yunita dengan suara lembut, seakan-akan berbicara terlalu keras akan mengganggu Miana."Aku ingat Bibi suka makanan pedas asam, bagaimana kalau di restoran di Jalan Iskandar?" Miana dulu sering makan di rumah keluarga Ferno, jadi tahu betul apa yang disukai setiap anggota keluarga Ferno."Sudah begitu lama nggak bertemu, kamu masih ingat saja! Oke, kita makan di restoran di Jalan Iskandar," ujar Yunita dengan santai. Dari nada suaranya, samar-samar dapat terasa rasa senangnya.Yunita benar-benar menyukai Miana, juga ingin Miana menantuny
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 154

Mendengar suara Miana, Yirana segera berbalik.Dia refleks bertanya kepada Miana yang masuk dari pintu, "Bukankah kamu sudah pergi? Kenapa kembali lagi!"Miana berjalan ke meja kerja, mengambil kamera tersembunyi dari pot bunga di atas meja sambil berkata, "Aku melihatmu datang, tentu saja harus kembali!""Kamu memasang kamera di meja kerjamu?" Yirana segera menoleh ke Amanda dan berseru, "Lihatlah! Dia mengawasimu! Dia sama sekali nggak percaya padamu!"Amanda tertawa kecil dan berkata, "Itu meja kerja Kak Miana, jadi dia berhak meletakkan apa pun yang dia mau! Jangan coba-coba mengadu domba kami!"Akhir-akhir ini, orang-orang di firma hukum memiliki motif tersembunyi untuk memperoleh keuntungan pribadi.Satu-satunya orang yang dia percayai adalah Miana.Dia akan selalu mendukung apa pun keputusan Miana!"Yirana, kamu sudah dicepat, jadi jangan pernah berpikir punya kesempatan menggunakan kantorku!" ujar Miana sambil tersenyum, lalu mengeluarkan ponsel dan menelepon Henry.Yirana meny
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 155

"Nona Miana, ayo jalan, Nyonya sudah menunggumu," ujar Bibi Wita dengan suara kecil kepada Miana.Bibi Wita telah melayani Yunita selama lebih dari dua puluh tahun, tetapi tidak bisa memahami mengapa suasana hati Yunita hari ini begitu buruk."Oke, ayo jalan," sahut Miana.Bibi Wita kemudian memimpin jalan dan mengantarnya masuk.Yunita adalah orang yang lembut, temperamen Giyan juga mirip dengannya.Saat kecil, Miana sering bersama Yunita, tahu bahwa Yunita menyukainya.Setelah jatuh cinta pada Henry, dia jarang menemui Yunita lagi. Hal in membuat dia selalu merasa bersalah atas kebaikan Yunita selama ini.Selama tiga tahun setelah menikah dengan Henry, dia juga tahu Giyan menghilang, tetapi tidak pergi ke rumah keluarga Ferno untuk menanyakan kabar Giyan.Dia sengaja menjaga jarak dengan keluarga Ferno.Tidak hanya karena keluarga Senora mengawasinya, tetapi juga karena dia tidak ingin Henry tahu tentang hubungannya dengan keluarga Ferno. Henry bukanlah orang yang baik hati. Dia khaw
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 156

Setelah melihat reaksi Miana, Yunita merasa Miana tidak sedang berbohong.Jika Miana tidak tahu masalah tersebut, lalu mengapa kedua orang itu bertemu?"Setelah makan, aku akan ke rumah sakit untuk menjenguknya." Miana menuangkan teh untuk Yunita, lalu bertanya dengan lembut, "Bibi sudah memesan makanan? Kalau belum, aku akan pesan sekarang.""Ya, kamu yang pergi pesan saja," ujar Yunita sambil lambaikan tangannya.Miana berdiri dan berjalan keluar.Sambil menatap punggung Miana, Yunita mengernyit, hatinya masih gelisah.Dia sangat mengenal putranya. Meskipun di luar tampak lembut, sebenarnya sangat keras kepala. Setelah bertahun-tahun, putranya masih menyimpan perasaan pada Miana.Dia khawatir putranya akan melakukan hal yang berlebihan demi Miana.Tiga tahun lalu, ketika berita Miana tidur dengan Henry tersebar, jika bukan karena tiba-tiba pingsan, putranya itu pasti akan membawa kabur Miana.Mungkin seumur hidup tidak akan kembali ke Kota Jirya.Selama tiga tahun putranya berobat di
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 157

Mendengar itu, Miana pun tertawa dan berkata, "Kamu sepanjang hari nggak bekerja dengan serius, malah mencari gosip! Ayo, ceritakan, kali ini gosip apa lagi.""Tommy sebenarnya anak haram salah satu dari empat keluarga besar di Kota Jirya, keluarga Lucario. Semua orang bertaruh apakah dia akan diakui dan kembali ke keluarga Lucario!" Amanda berkata dengan suara sangat kecil.Masalah ini sudah diketahui banyak orang di firma hukum.Namun, dia tetap tidak berani terlalu membicarakannya secara terbuka.Bagaimanapun, masalah ini adalah urusan pribadi orang lain. Akan sangat canggung jika orang digosipkan mendengarkan ini.Miana tertegun sejenak, lalu teringat akan Yosef.'Berarti Tommy dan Yosef adalah saudara tiri seayah?'"Kamu nggak tahu, Angela hari ini begitu arogan, berjalan saja banyak lagaknya, seakan-akan dia akan segera menjadi nyonya besar!" cibir Amanda.Sebagai pelakor, bisa-bisanya Angela bersikap begitu angkuh.Benar-benar tidak tahu malu."Jauhi dia, hati-hati dia mencari a
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 158

"Mia, kamu sudah menikah beberapa tahun, sudah saatnya punya anak."Perasaan Miana sangat kacau, dia menatap Yunita dan berkata, "Aku sekarang masih fokus karier, jadi nggak berencana punya anak."Dia dan Henry akan segera bercerai, dia tidak ingin ada yang tahu tentang kehamilannya.Jika kabar ini sampai ke telinga Henry, anaknya pasti tidak akan selamat.Dia tidak bisa mengambil risiko itu!"Perempuan yang sudah menikah seharusnya di rumah mengurus suami dan anak, urusan karier biarkan saja pada pria! Mia, kamu tahu posisi Henry di Kota Jirya. Selain itu, dia juga memiliki wajah yang tampan, ada banyak wanita yang ingin bersamanya! Sebagai Nyonya Jirgan, kamu harus memikirkan cara untuk mengikat hatinya! Kalau kalian punya anak, hatinya juga akan kembali." Meskipun kehidupan rumah tangga Yunita bahagia, sebagai seorang istri di keluarga kaya, dia tahu betul betapa tidak setianya para pria di lingkaran ini.Berita tentang Henry dan Janice hampir setiap hari muncul, dia tentu tahu Mian
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 159

Ekspresi Henry seketika berubah, matanya menyipit dan sekujur tubuhnya memancarkan hawa dingin. "Miana, keluar!" serunya lagi.Pergelangan tangan yang ditarik dan tangan yang masih menggenggam pegangan lift sudah terasa sangat sakit. Miana sudah tidak bisa menahannya.Pada saat ini, tiba-tiba ada orang yang mendorong Henry dan menghardiknya, "Kalian berdua menindas seorang wanita, bukankah ini sudah keterlaluan!"Henry kehilangan kestabilannya dan mundur beberapa langkah, tangan yang menggenggam pergelangan Miana pun terlepas.Segera, pintu lift mulai tertutup.Melalui celah pintu lift yang akan segera merapat, Henry melihat Miana sedang berbicara dengan seseorang di samping, dengan ekspresi sangat cemas.Janice menggigit bibirnya sebelum berkata dengan hati-hati, "Henry, aku nggak antar kamu lagi, aku kembali ke kamarku dulu."Setelah mengatakan itu, dia buru-buru menekan tombol lift.Henry hanya mengiakan dengan ekspresi dingin.Janice menatapnya sejenak, lalu berkata dengan suara ke
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 160

Kelihatannya, asistennya ini harus diganti."Saat makan siang, aku kebetulan bertemu dengannya dan kami minum beberapa gelas. Aku yang nggak kuat minum, lalu datang ke rumah sakit karena merasa nggak enak badan," jawab Giyan dengan santai.Menyadari Giyan tidak ingin mengatakan yang sebenarnya, Miana tidak bertanya lebih lanjut. Dia duduk di kursi, lalu mengalihkan topik pembicaraan, "Bagaimana kondisimu sekarang? Sudah mendingan?"Miana sebenarnya merasa sangat bersalah pada Giyan ketika dia mendengar dari Yunita bahwa Giyan masuk rumah sakit karena keracunan alkohol setelah makan bersama Henry.Dia yakin, Henry memperlakukan Giyan seperti itu karena dirinya.Dia tidak memiliki kemampuan untuk marah pada Henry, hanya bisa merasa bersalah pada Giyan."Aku baik-baik saja, kamu nggak perlu cemas," ujar Giyan sambil tersenyum lembut. Kemudian, dia mengambil sebotol air, membuka tutupnya dan memberikannya pada Miana sambil berkata, "Minumlah, bibirmu terlalu kering."Miana mengambilnya dan
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
23
DMCA.com Protection Status