Kelihatannya, asistennya ini harus diganti."Saat makan siang, aku kebetulan bertemu dengannya dan kami minum beberapa gelas. Aku yang nggak kuat minum, lalu datang ke rumah sakit karena merasa nggak enak badan," jawab Giyan dengan santai.Menyadari Giyan tidak ingin mengatakan yang sebenarnya, Miana tidak bertanya lebih lanjut. Dia duduk di kursi, lalu mengalihkan topik pembicaraan, "Bagaimana kondisimu sekarang? Sudah mendingan?"Miana sebenarnya merasa sangat bersalah pada Giyan ketika dia mendengar dari Yunita bahwa Giyan masuk rumah sakit karena keracunan alkohol setelah makan bersama Henry.Dia yakin, Henry memperlakukan Giyan seperti itu karena dirinya.Dia tidak memiliki kemampuan untuk marah pada Henry, hanya bisa merasa bersalah pada Giyan."Aku baik-baik saja, kamu nggak perlu cemas," ujar Giyan sambil tersenyum lembut. Kemudian, dia mengambil sebotol air, membuka tutupnya dan memberikannya pada Miana sambil berkata, "Minumlah, bibirmu terlalu kering."Miana mengambilnya dan
Giyan dengan cepat meraih pergelangan tangan Celine, menariknya ke dalam pelukan dan memperingatkannya dengan nada dingin, "Diam! Kalau kamu membuat keributan, pernikahan kita dibatalkan!"Celine mendongak untuk menatap Henry dan berkata, "Giyan! Demi membantu Miana si wanita jalang ini, bisa-bisanya kamu mengancamku dengan membatalkan pernikahan!"Celine sangat membutuhkan tempat untuk melampiaskan amarahnya ini, jika tidak, dia akan mengamuk besar-besaran.Saat kecil, dia ditinggalkan oleh Miana, lalu dijual orang ke desa dan hidup tersiksa selama belasan tahun.Dia hidup menderita di desa, sementara Miana menikmati kemewahan di keluarga Senora. Karena inilah dia sangat membenci Miana sampai ke tulang-tulang.Giyan adalah pria yang paling dia cintai, dan akan segera menjadi suaminya.Sebelumnya, dia tidak pernah melihat Giyan membela Miana secara langsung, hanya tahu bahwa Giyan memiliki perasaan untuk Miana, dan itu saja sudah membuatnya sangat cemburu.Sekarang, setelah melihat sen
Meskipun sedang mengenakan rok, Celine tidak peduli apakah bagian dalamnya akan terlihat atau tidak.Asisten memalingkan wajahnya, dengan hormat berkata, "Nona Celine, maaf kalau begitu!"Setelah mengatakan itu, dia langsung mengangkat Celine dari sofa.Celine terkejut sejenak, lalu menampar asisten itu dengan keras dan membentaknya, "Berani sekali kamu! Cepat turunkan aku!"Tamparan itu membuat telinga asisten mendengung, tetapi dia menggertakkan giginya dan tetap mengendong Celine keluar."Giyan, aku adalah wanitamu, bagaimana bisa kamu membiarkan pria lain menyentuhku!" seru Celine yang marah besar. "Kamu ini laki-laki atau bukan sih!" tambahnya.Giyan memijat pelipisnya, membuka laptop untuk membaca dokumen.Walaupun dia akan segera menikah dengan Celine, dia tidak akan memiliki hubungan apa pun dengan Celine, jadi dia tidak peduli ada pria lain yang mengendong Celine.Melihat ketidakpedulian Giyan, amarah Celine seketika memuncak. "Giyan, kamu nggak takut aku akan menyerang Miana!
Perkataan Giyan seketika membuat kebencian di hati Celine melonjak. Dia bertanya dengan ekspresi yang tampak mengerikan, "Giyan, sebegitunya kamu mencintainya?"'Miana! Pasti hanya karena wanita jalang ini memiliki wajah yang cantik, kalau nggak, bagaimana mungkin Giyan bisa begitu setia mencintainya!'Hati Celine penuh kebencian!Kebencian terhadap Miana dan juga Giyan!"Celine, ingat kata-katamu!" Giyan tidak menjawab pertanyaannya.Apakah dia mencintai Miana atau tidak sudah tidak penting lagi.Yang penting adalah apa yang bisa dia lakukan untuk Miana."Aku janji nggak akan menyerang Miana! Kalau begitu, malam ini nggak perlu berdiskusi lagi, langsung putuskan kita menikah minggu depan!" Air mata Celine mengalir, matanya memerah.Dia tetap memilih untuk menikah sekalipun Giyan menikahinya demi melindungi Miana!Menurutnya, lebih baik saling menyiksa seumur hidup daripada tidak pernah memiliki Giyan."Oke!" Giyan melepaskan tangannya. "Celine, ingat janjimu itu!"Setelah mengatakan i
Giyan ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya mengangkat kepalanya.Celine langsung membungkuk sedikit, mendekatkan bibirnya untuk mencium kening Giyan, lalu dengan cepat mundur."Baiklah, aku pergi! Sampai nanti malam! Ingat janjimu!"Di melihat Giyan mengelap wajah dengan tisu basah, hatinya sangat sakit, tetapi dia tidak menunjukkannya.Bagaimanapun, sebentar lagi Giyan akan menjadi suaminya.Setelah menikah, dia akan punya banyak kesempatan untuk bisa lebih intim dengan Giyan.Selesai mengelap wajahnya, Giyan membuang tisu basah itu ke tempat sampah dan melanjutkan pekerjaannya.Kejadian kecil seperti ini tidak akan memberikan pengaruh apa pun baginya.Melihat Giyan begitu tenang, Celine menjadi sangat amarah.Dia menatap tajam Giyan cukup lama sebelum berbalik dan pergi.Begitu Celine pergi, Giyan langsung menelepon asistennya.Si asisten segera datang, tetapi dia terlihat agak gugup."Pak Giyan ... aku ....""Kenapa kamu membocorkan kabar aku sedang dirawat setelah minum bersama Henry
"Kak Miana, kenapa Pak Henry datang lagi? Apakah dia nggak punya kerjaan yang harus dia tangani?" tanya Amanda dengan berbisik.Miana tersenyum dan berkata, "Kamu keluar dulu."Henry datang mencarinya mungkin karena dia telah mengabaikannya saat di rumah sakit.Namun, dia tidak bisa menebak apakah Henry datang untuk membela Janice atau alasan lain."Tapi, Pak Henry terlihat sangat marah, dia nggak akan melakukan KDRT, 'kan?" tanya Amanda dengan khawatir, dia melihat Henry berjalan mendekat dengan ekspresi begitu masam.Banyak yang bilang bahwa kebanyakan pria kaya memiliki sedikit gangguan mental, senang melakukan kekerasan dalam rumah tangga, menyiksa wanita dengan berbagai cara ....Siapa yang tahu apakah bos besar ini memiliki hati yang kejam di balik penampilannya yang tampan, bukan?Miana merasa lucu mendengar itu, lalu berkata, "Cepatlah keluar, kalau nggak, Pak Henry mungkin akan langsung memecatmu!"Dalam sekejap, Amanda tidak berani lagi berbicara.Jika Henry mendengar ucapann
Henry terangsang melihat pemandangan itu dan memasukkan tangannya ke dalam rok Miana.Miana menekan kepanikannya dan segera berkata, "Henry, di sini adalah firma hukum, ruang kantorku. Seseorang bisa masuk ke sini kapan pun! Kalau kamu ingin mengumumkan hubungan kita, aku nggak keberatan! Aku hanya khawatir Janice akan menjadi bahan tertawaan orang-orang di firma hukum!"Dia berpikir bahwa Henry sangat mencintai Janice, pasti tidak ingin Janice diejek orang-orang.Tangan Henry yang sedang berbuat onar terhenti. Henry menunduk, menggigit telinga Miana dan berkata dengan suara serak, "Miana, kamu sedang takut?"Henry berpikir, jika Miana benar-benar tidak keberatan orang lain mengetahui hubungan mereka, sekarang Miana seharusnya berusaha keras untuk menggodanya.Bukan malah berusaha menghentikannya.Sejak mengatakan ingin bercerai, perilaku Miana berubah drastis.Dulu, dia bisa merasakan cinta Miana padanya, tetapi sekarang dia tidak merasakan apa-apa lagi.Hal ini menunjukkan bahwa Mian
Area dada Henry terkena muntahan Miana, bau asam langsung menyengat hidungnya."Miana ...."Henry memanggilnya dengan gigi terkatup.'Apakah ciumanku begitu menjijikkan baginya?''Begitu menjijikkan sampai muntah!'Miana tersadar, segera mengambil tisu untuk membersihkan baju Henry dan berkata, "Maaf, aku nggak sengaja!"Saat dia baru saja selesai membersihkan baju Henry, perutnya kembali merasa tidak nyaman. Dia tidak menghiraukan Henry lagi dan buru-buru berlari keluar kantor menuju toilet.Untungnya, dia tidak makan banyak saat makan siang dengan Yunita, jadi setelah muntah sebentar, perutnya kosong.Miana berdiri di depan wastafel, baru saja membuka keran, terdengar suara mengejek dari belakang, "Kupikir kamu benar-benar begitu suci! Ternyata diam-diam kamu dihamili oleh pria lain! Dasar sok suci!"Miana berkumur, lalu mencuci wajahnya. Setelah itu, dia perlahan berbalik, menatap Angela dan berkata, "Kamu begitu peduli dengan kehidupan pribadiku, jangan-jangan kamu menyukaiku?""Mi
"Baiklah, nanti kalau ada waktu aku akan menemuimu untuk makan bersama," ujar Miana. Dia benar-benar sibuk dengan beberapa kasus akhir-akhir ini."Baik, Kakek nggak akan mengganggumu lagi." Walaupun merasa sedih, Eddy tetap menahan perasaannya dan tidak menunjukkannya.Dia mengerti bahwa Miana sibuk dengan pekerjaannya sendiri, jadi tidak punya waktu untuk bertemu dengannya juga wajar.Dia hanya perlu menunggu sampai Miana selesai dengan pekerjaannya.Miana mengiakan dan menutup telepon."Ibu, siapa yang menelepon?" tanya Nevan dengan suara pelan, matanya yang besar berkilauan.Miana berpikir sejenak dan berkata, "Nanti Ibu akan memberitahumu."Mengenai Henry dan keluarga Jirgan, dia akan menceritakannya perlahan-lahan saat ada waktu."Apa yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali!" Giyan bertanya penasaran setelah masuk dan mengganti sepatu, melihat mereka berdiri di sana."Kami sedang menunggumu pulang," jawab Miana sambil tersenyum, mata indahnya yang melengkung membuat orang mera
Di dalam histori percakapan, si pria dan selingkuhannya sedang merencanakan bagaimana cara membunuh istri sah.Yang lebih mengerikan adalah pria dan selingkuhannya bahkan membeli racun paraquat dan racun tikus secara daring, tetapi keduanya tidak ada yang berani menggunakannya.Miana menekan amarahnya dan terus membaca.Saat ini, memang banyak selingkuhan yang tidak tahu malu.Mereka akan melakukan apa saja untuk mengubah status mereka.Ketika Giyan menelepon, Miana baru memutuskan untuk mematikan laptopnya.Meskipun belum melihat semua bukti yang dikumpulkan oleh Amanda, hanya berdasarkan histori percakapan dan pembelian paraquat dan racun tikus secara daring, sudah sangat jelas bahwa keduanya berencana membunuh istri sah.Hanya saja, bukti tersebut masih belum cukup.Miana harus membuat kedua orang itu mengakui rencana mereka untuk membunuh istri sah!Sebelum persidangan, dia harus mendapatkan rekaman pengakuan mereka.Setelah membereskan barang-barang, dia turun ke bawah dan melihat
"Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me
"Mia, apa yang terjadi?" tanya Giyan, mempercepat langkahnya ke arah Miana, lalu duduk di sampingnya.Miana menoleh, mendesah panjang sebelum berkata, "Rekening luar negeri Nevan tiba-tiba bertambah empat ratus miliar. Setelah aku cek, ternyata uang itu berasal dari perusahaan Grup Eskaria!"Anak nakal itu benar-benar hebat!Setelah mendengar itu, Giyan langsung mengerti apa yang telah terjadi.Giyan menutup laptop Miana, tersenyum, dan berkata, "Dulu ada kamu yang bekerja gratis untuk memperkuat firewall perusahaan. Sekarang, tanpa kamu, keamanan sibernya bahkan bisa diserang oleh anak tiga tahun seperti Nevan. Ini hanya menunjukkan betapa tidak bergunanya Departemen TI Grup Eskaria!"Miana tertawa dan merespons, " Nevan yang menyuruhmu datang untuk menghiburku? Anak nakal itu benar-benar pintar!""Dia khawatir kamu marah dan sakit, tapi nggak tahu bagaimana cara menghiburmu, jadi aku yang menawarkan diri untuk melakukannya!" Giyan baru merasa tenang setelah melihat senyum di wajah Mi
"Baik, baik, segera kirimkan nomornya padaku!" Eddy menutup telepon dengan sangat bersemangat.Henry mengirimkan nomor ponsel Miana yang baru ditemukan oleh Wiley kepada Eddy.Sesaat setelah mengirim nomor tersebut, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.'Miana, aku nggak percaya kamu akan tega mengabaikan Kakek.'Pada saat ini, panggilan Rumordi datang."Henry, ada kabar baik dan kabar buruk, mau dengar yang mana dulu?" Suara Rumordi terdengar sangat bersemangat, seolah-olah menemukan sesuatu yang luar biasa."Kabar baik," jawab Henry tanpa berpikir panjang."Kabar baiknya, aku menemukan kalau CEO Grup Arca adalah Miana!" Ketika Rumordi menyebut nama Miana, wajah dingin Miana dengan aura kuat langsung terbayang dalam pikirannya."Apa?" Henry mengernyit.'Perusahaan yang selama dua tahun ini bersaing dengan Grup Eskaria dan merebut bisnis ternyata milik Miana?''Wanita ini, selama beberapa tahun, apa saja yang telah dia lakukan di belakangku?'"Sedangkan kabar buruknya adalah pr
"Bawa Nevan ke sini!"Kepala sekolah terkejut hingga tubuhnya gemetar sejenak.'Bagaimana Nevan bisa membuat marah pria kejam ini?''Ada dendam?'"Bu kepala sekolah, ... Pak Henry ingin bertemu dengan Nevan, apa yang harus kita lakukan?"Kepala sekolah tersadar, melihat ke arah guru yang berdiri di depannya, lalu menenangkan diri dan berkata, "Pergi lihat apakah Nevan sudah dibawa pulang oleh orang tuanya atau belum." Pada saat yang sama, dia mengedipkan mata kepada guru tersebut.Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah di depan mata terlebih dahulu."Oh, baik, aku akan segera melihatnya!" Guru itu mengusap keringat dingin dan buru-buru pergi.Kepala sekolah merapikan pakaiannya sebelum melangkah masuk."Pak Henry, sore, saya adalah ...."Kepala sekolah ingin memperkenalkan diri, tetapi terhenti karena tatapan dingin yang dia rasakan membuat punggungnya seketika merinding.'Tekanan yang dipancarkan pria ini sangat kuat.''Pantas saja orang-orang di Kota Jirya secara diam-diam menjul
Kekhawatiran Miana seketika lenyap, digantikan dengan perasaan campur aduk. Dia perlahan berjongkok, dengan lembut mengelus rambut lembut putranya.Saat menyaksikan itu, tatapan Giyan penuh dengan kelembutan dan kelegaan.Detik ini, semua kekacauan dan kekhawatiran berubah menjadi pemandangan yang penuh kehangatan dan ketenangan.Nevan terbangun dari mimpi indahnya ketika merasakan bayangan di depannya. Dia membuka mata dan melihat wajah ibunya yang akrab tetapi sedikit tegas. Saat itu juga, dia teringat apa yang telah dia lakukan. Jantungnya berdebar kencang, dan dengan suara pelan dia memanggil, "Ibu ...."Suaranya mengandung sedikit kebingungan dan ketergantungan.Mendengar panggilan Nevan, mata Miana seketika memerah, seolah-olah emosi yang terpendam lama mencari jalan keluar. Namun, dia dengan cepat menahannya dan menggantinya dengan teguran rendah dan tegas, "Nevan! Siapa yang menyuruhmu berkeliaran sendirian? Apakah kamu tahu, tindakanmu ini membuat seluruh orang di sekolah meni
Sherry segera mengangguk dan berkata, "Kamu cepat cari Nevan! Jangan khawatirkan aku, aku nggak akan melakukan hal bodoh!"Saat menyadari kaki kanannya tidak ada, dia merasa seperti hidupnya telah hancur.Ketakutan menghadapi pandangan aneh orang lain dan mendengar orang memanggilnya cacat membuatnya kehilangan keberanian untuk hidup.Namun, Miana meyakinkannya untuk tidak peduli dengan pandangan orang lain dan hidup sesuai keinginannya sendiri.Sepertinya, nasihat itu benar!Dia memutuskan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri."Ya, aku pergi dulu!" Miana khawatir tentang putranya, tanpa banyak bicara lagi, dia bergegas pergi.Saat menuju lobi rumah sakit, dia menelepon Giyan dan menceritakan situasi hilangnya Nevan dengan suara yang terdengar sedikit tersedak.Giyan mencoba menenangkannya dengan suara pelan, "Jangan khawatir, Nevan pasti akan baik-baik saja! Dia sangat pintar, nggak ada yang bisa menipunya! Kamu sekarang di mana? Aku akan menjemputmu, kita pergi ke
'Apakah orang itu musuh bebuyutan Pak Henry?'Wiley tidak berani menyampaikan pemikirannya karena Henry pasti akan marah besar.Saat ini, informasi terbaru terus berdatangan dari perusahaan, memperlihatkan kerugian yang kian membengkak.Henry menggenggam erat kedua tangannya, tatapannya tajam. Dia mondar-mandir di dalam kantor sebelum akhirnya berhenti di dekat jendela, memandang hiruk-pikuk kota di luar, dan mengingat serangan siber yang terakhir kali terjadi. Serangan itu otomatis teratasi dan perusahaan hampir tidak mengalami kerugian.Kali ini, serangan siber begitu hebatnya, sehingga kerugian perusahaan telah mencapai ratusan miliar.Henry tahu, waktu adalah segalanya, setiap detik keraguannya dalam mengambil keputusan bisa membuat perusahaan terjerumus ke dalam kehancuran."Segera cari peretas dan selesaikan semua masalah dalam setengah jam! Bayar seberapa pun yang dia mau!" perintah Henry dengan suara rendah namun tegas, menunjukkan determinasi yang tak tergoyahkan.Setelah mere