Henry terangsang melihat pemandangan itu dan memasukkan tangannya ke dalam rok Miana.Miana menekan kepanikannya dan segera berkata, "Henry, di sini adalah firma hukum, ruang kantorku. Seseorang bisa masuk ke sini kapan pun! Kalau kamu ingin mengumumkan hubungan kita, aku nggak keberatan! Aku hanya khawatir Janice akan menjadi bahan tertawaan orang-orang di firma hukum!"Dia berpikir bahwa Henry sangat mencintai Janice, pasti tidak ingin Janice diejek orang-orang.Tangan Henry yang sedang berbuat onar terhenti. Henry menunduk, menggigit telinga Miana dan berkata dengan suara serak, "Miana, kamu sedang takut?"Henry berpikir, jika Miana benar-benar tidak keberatan orang lain mengetahui hubungan mereka, sekarang Miana seharusnya berusaha keras untuk menggodanya.Bukan malah berusaha menghentikannya.Sejak mengatakan ingin bercerai, perilaku Miana berubah drastis.Dulu, dia bisa merasakan cinta Miana padanya, tetapi sekarang dia tidak merasakan apa-apa lagi.Hal ini menunjukkan bahwa Mian
Area dada Henry terkena muntahan Miana, bau asam langsung menyengat hidungnya."Miana ...."Henry memanggilnya dengan gigi terkatup.'Apakah ciumanku begitu menjijikkan baginya?''Begitu menjijikkan sampai muntah!'Miana tersadar, segera mengambil tisu untuk membersihkan baju Henry dan berkata, "Maaf, aku nggak sengaja!"Saat dia baru saja selesai membersihkan baju Henry, perutnya kembali merasa tidak nyaman. Dia tidak menghiraukan Henry lagi dan buru-buru berlari keluar kantor menuju toilet.Untungnya, dia tidak makan banyak saat makan siang dengan Yunita, jadi setelah muntah sebentar, perutnya kosong.Miana berdiri di depan wastafel, baru saja membuka keran, terdengar suara mengejek dari belakang, "Kupikir kamu benar-benar begitu suci! Ternyata diam-diam kamu dihamili oleh pria lain! Dasar sok suci!"Miana berkumur, lalu mencuci wajahnya. Setelah itu, dia perlahan berbalik, menatap Angela dan berkata, "Kamu begitu peduli dengan kehidupan pribadiku, jangan-jangan kamu menyukaiku?""Mi
Henry mengangkat kelopak matanya dan menatap Miana. Mata mereka bertemu.Miana secara naluriah mengepalkan tangannya, merasa gugup."Miana, kenapa kamu sering muntah? Apakah kamu hamil?" Janice sering muntah saat hamil dan tidak ada nafsu makan.Miana hanya merasa kelopak matanya berkedut hebat, berusaha menekan kegelisahan di hatinya, berpura-pura tenang dan berkata, "Tadi kamu menggigit lidahku sampai berdarah, mulutku penuh dengan bau darah yang sangat nggak enak, aku nggak tahan dengan bau itu, jadi, ya muntah! Kenapa kamu selalu bertanya apakah aku hamil, apakah kamu ingin aku melahirkan anak untukmu?"Dia tidak tahu apakah jawabannya itu bisa menipu Henry.Jika tidak berhasil, Henry pasti akan membawanya ke rumah sakit.Hanya dengan tes darah, semuanya akan menjadi jelas.Begitu tahu dia hamil, Henry pasti akan memaksanya melakukan aborsi.Memikirkan hal itu, Miana makin gelisah. Dia masih menatap Henry, tetapi otaknya terus berputar dengan cepat untuk mencari cara lain.Henry me
Mendengar suara itu, Angela langsung berbalik. Ketika melihat Henry, dia merasa jantungnya berdebar sangat kencang seperti akan segera terlepas dari tubuhnya.'Sangat tampan!''Suaranya sangat bagus!''Tubuhnya juga sangat bagus!''Apakah dia Pak Henry?'Miana berjalan cepat ke depan Henry dan berkata, "Bukankah kamu harus kembali ke perusahaan? Cepat pergi!"Sekarang pintu terbuka, jika Angela berteriak, seluruh firma hukum pasti akan datang untuk melihat.Dia tidak berniat mengumumkan hubungannya dengan Henry.Bagaimanapun, dia akan segera bercerai dengan Henry, tidak perlu menambah bahan gosip untuk orang lain.Henry melihat wajahnya yang tegang, merasa sangat tidak senang.'Kenapa dia begitu takut orang lain tahu dia ada hubungan denganku?'"Miana, kamu ...." Sebelum Henry dapat menyelesaikan ucapannya, Miana sudah mendorong Henry keluar dan mendorong Angela masuk, lalu menutup pintu dengan keras.Hidung Henry hampir mengenai pintu dan Henry refleks menyentuh hidungnya, lalu sorot
Angela merasa Henry sangat menakutkan.Begitu Angela pergi, Miana dan Henry berhadapan."Apa yang kalian bicarakan barusan? Miana, kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" Henry merasa Miana sangat aneh, tetapi dia tidak tahu apanya yang aneh.Hati Miana menegang, tetapi dia dengan cepat menenangkan dirinya, tersenyum dan berkata, "Kamu bisa menyelidiki semua tentangku, apa yang bisa kusembunyikan darimu?"Dia tahu bahwa Henry memiliki sifat selalu mencurigai orang lain .Cepat atau lambat rahasianya akan terbongkar.Oleh sebab itu, dia harus pergi dari Henry sebelum rahasianya terbongkar untuk melindungi anak di dalam perutnya.Senyum Miana tampak palsu, membuat Henry makin curiga.'Apa yang sebenarnya disembunyikan wanita ini dariku?'Ketika Henry akan meraih Miana, terdengar suara manja dari belakangnya, "Henry, kamu tahu aku ada di rumah sakit, tapi malah datang ke sini mencariku!"Miana seketika merasa lega.Dengan adanya Janice di sini, Henry tidak akan punya waktu untuk mengu
Setelah berpikir pun Janice tetap tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Pada akhirnya, dia hanya bisa menggertakkan giginya, lalu berkata dengan suara kecil, "Henry, aku merasa mual, bisakah kamu menuntunku sebentar?"Mendengar Janice mengatakan bahwa dia merasa mual, Henry mau tak mau mengingat kembali kejadian Miana muntah padanya tadi.Janice sering mual sedang hamil.Miana juga sering muntah tanpa alasan.Apakah mungkin Miana benar-benar hamil?Melihat Henry tiba-tiba diam, Janice merasa sangat gelisah.Sebelumnya, Henry tidak pernah bersikap seperti ini padanya.Apa yang terjadi hari ini?Ketika pikirannya berkelana, dia mendengar suara Henry bertanya dengan pelan, "Masih ingin muntah?"Janice segera mengangguk dan mengeluarkan suara "hmm".Henry tidak berbicara lagi dan langsung menuntut Janice pergi ke toilet.Janice terkejut dan bingung.'Kenapa dia mengatarku ke toilet?'"Bukankah kamu ingin muntah? Kenapa masih nggak masuk?"Janice tersadar, segera berbalik dan mas
Ketika Miana dipanggil keluar oleh Angela, dia kebetulan melihat Henry berjalan pergi dengan tergesa-gesa sambil mengendong Janice.Miana tersenyum sinis.Seorang istri yang sah melihat suami sendiri mengendong wanita lain dengan mesra.Kedua orang itu benar-benar tidak menghiraukan dirinya.Miana segera mengeluarkan ponselnya dan memotret dua orang itu. Setelah mengambil dua foto, dia berbalik dan melihat Angela tersenyum lebar, terlihat begitu senang di atas penderitaan orang lain.Miana merasa Angela sangat bodoh.Sudah diperalat oleh orang lain, tetapi masih bisa tersenyum begitu senang."Bu Miana, sudah lihat betapa mesranya Pak Henry dan Nona Janice? Kamu pasti merasa nggak senang, 'kan?" Angela tertawa sampai matnya menyipit.'Miana pasti sudah menyerah, bukan?'"Mengataimu bodoh masih termasuk pujian!" Setelah melontarkan kalimat ini, Miana langsung berjalan melewati Angela dan pergi.Mendengar itu, Angela marah hingga wajahnya memerah. "Miana! Apa hakmu memaki aku!" serunya.D
Miana menenangkan pikirannya. Dengan wajah pucat, dia berkata, "Aku ada urusan, keluar sebentar."Setelah itu, dia mengambil tasnya dan pergi dengan tergesa-gesa.Amanda menatap punggung Miana dengan ekspresi sangat bingung.'Apa yang terjadi? Kenapa Kak Miana terlihat begitu ketakutan?'Begitu keluar dari gedung firma hukum, air mata Miana langsung mengalir ke pipinya.Miana yang terlihat begitu sedih, sopir taksi yang melihatnya pun berpikir dia sedang mengalami sesuatu yang buruk dan mencoba menghiburnya, "Menangis nggak akan menyelesaikan masalah, berusahalah untuk kuat."Miana memalingkan wajahnya, melihat keluar jendela.Deretan bunga verbena yang sedang mekar begitu mencolok.Karena Janice menyukainya, Henry menanami semua jalan di Kota Jirya dengan bunga verbena.Dia sungguh baik terhadap Janice!Sopir taksi terus berceloteh, "Kalau kamu menghadapi kesulitan hidup, bertahanlah. Kalau suamimu berselingkuh, ikat dia saat dia tidur dan pukul dia untuk melampiaskan kemarahan. Kalau
"Baiklah, nanti kalau ada waktu aku akan menemuimu untuk makan bersama," ujar Miana. Dia benar-benar sibuk dengan beberapa kasus akhir-akhir ini."Baik, Kakek nggak akan mengganggumu lagi." Walaupun merasa sedih, Eddy tetap menahan perasaannya dan tidak menunjukkannya.Dia mengerti bahwa Miana sibuk dengan pekerjaannya sendiri, jadi tidak punya waktu untuk bertemu dengannya juga wajar.Dia hanya perlu menunggu sampai Miana selesai dengan pekerjaannya.Miana mengiakan dan menutup telepon."Ibu, siapa yang menelepon?" tanya Nevan dengan suara pelan, matanya yang besar berkilauan.Miana berpikir sejenak dan berkata, "Nanti Ibu akan memberitahumu."Mengenai Henry dan keluarga Jirgan, dia akan menceritakannya perlahan-lahan saat ada waktu."Apa yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali!" Giyan bertanya penasaran setelah masuk dan mengganti sepatu, melihat mereka berdiri di sana."Kami sedang menunggumu pulang," jawab Miana sambil tersenyum, mata indahnya yang melengkung membuat orang mera
Di dalam histori percakapan, si pria dan selingkuhannya sedang merencanakan bagaimana cara membunuh istri sah.Yang lebih mengerikan adalah pria dan selingkuhannya bahkan membeli racun paraquat dan racun tikus secara daring, tetapi keduanya tidak ada yang berani menggunakannya.Miana menekan amarahnya dan terus membaca.Saat ini, memang banyak selingkuhan yang tidak tahu malu.Mereka akan melakukan apa saja untuk mengubah status mereka.Ketika Giyan menelepon, Miana baru memutuskan untuk mematikan laptopnya.Meskipun belum melihat semua bukti yang dikumpulkan oleh Amanda, hanya berdasarkan histori percakapan dan pembelian paraquat dan racun tikus secara daring, sudah sangat jelas bahwa keduanya berencana membunuh istri sah.Hanya saja, bukti tersebut masih belum cukup.Miana harus membuat kedua orang itu mengakui rencana mereka untuk membunuh istri sah!Sebelum persidangan, dia harus mendapatkan rekaman pengakuan mereka.Setelah membereskan barang-barang, dia turun ke bawah dan melihat
"Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me
"Mia, apa yang terjadi?" tanya Giyan, mempercepat langkahnya ke arah Miana, lalu duduk di sampingnya.Miana menoleh, mendesah panjang sebelum berkata, "Rekening luar negeri Nevan tiba-tiba bertambah empat ratus miliar. Setelah aku cek, ternyata uang itu berasal dari perusahaan Grup Eskaria!"Anak nakal itu benar-benar hebat!Setelah mendengar itu, Giyan langsung mengerti apa yang telah terjadi.Giyan menutup laptop Miana, tersenyum, dan berkata, "Dulu ada kamu yang bekerja gratis untuk memperkuat firewall perusahaan. Sekarang, tanpa kamu, keamanan sibernya bahkan bisa diserang oleh anak tiga tahun seperti Nevan. Ini hanya menunjukkan betapa tidak bergunanya Departemen TI Grup Eskaria!"Miana tertawa dan merespons, " Nevan yang menyuruhmu datang untuk menghiburku? Anak nakal itu benar-benar pintar!""Dia khawatir kamu marah dan sakit, tapi nggak tahu bagaimana cara menghiburmu, jadi aku yang menawarkan diri untuk melakukannya!" Giyan baru merasa tenang setelah melihat senyum di wajah Mi
"Baik, baik, segera kirimkan nomornya padaku!" Eddy menutup telepon dengan sangat bersemangat.Henry mengirimkan nomor ponsel Miana yang baru ditemukan oleh Wiley kepada Eddy.Sesaat setelah mengirim nomor tersebut, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.'Miana, aku nggak percaya kamu akan tega mengabaikan Kakek.'Pada saat ini, panggilan Rumordi datang."Henry, ada kabar baik dan kabar buruk, mau dengar yang mana dulu?" Suara Rumordi terdengar sangat bersemangat, seolah-olah menemukan sesuatu yang luar biasa."Kabar baik," jawab Henry tanpa berpikir panjang."Kabar baiknya, aku menemukan kalau CEO Grup Arca adalah Miana!" Ketika Rumordi menyebut nama Miana, wajah dingin Miana dengan aura kuat langsung terbayang dalam pikirannya."Apa?" Henry mengernyit.'Perusahaan yang selama dua tahun ini bersaing dengan Grup Eskaria dan merebut bisnis ternyata milik Miana?''Wanita ini, selama beberapa tahun, apa saja yang telah dia lakukan di belakangku?'"Sedangkan kabar buruknya adalah pr
"Bawa Nevan ke sini!"Kepala sekolah terkejut hingga tubuhnya gemetar sejenak.'Bagaimana Nevan bisa membuat marah pria kejam ini?''Ada dendam?'"Bu kepala sekolah, ... Pak Henry ingin bertemu dengan Nevan, apa yang harus kita lakukan?"Kepala sekolah tersadar, melihat ke arah guru yang berdiri di depannya, lalu menenangkan diri dan berkata, "Pergi lihat apakah Nevan sudah dibawa pulang oleh orang tuanya atau belum." Pada saat yang sama, dia mengedipkan mata kepada guru tersebut.Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah di depan mata terlebih dahulu."Oh, baik, aku akan segera melihatnya!" Guru itu mengusap keringat dingin dan buru-buru pergi.Kepala sekolah merapikan pakaiannya sebelum melangkah masuk."Pak Henry, sore, saya adalah ...."Kepala sekolah ingin memperkenalkan diri, tetapi terhenti karena tatapan dingin yang dia rasakan membuat punggungnya seketika merinding.'Tekanan yang dipancarkan pria ini sangat kuat.''Pantas saja orang-orang di Kota Jirya secara diam-diam menjul
Kekhawatiran Miana seketika lenyap, digantikan dengan perasaan campur aduk. Dia perlahan berjongkok, dengan lembut mengelus rambut lembut putranya.Saat menyaksikan itu, tatapan Giyan penuh dengan kelembutan dan kelegaan.Detik ini, semua kekacauan dan kekhawatiran berubah menjadi pemandangan yang penuh kehangatan dan ketenangan.Nevan terbangun dari mimpi indahnya ketika merasakan bayangan di depannya. Dia membuka mata dan melihat wajah ibunya yang akrab tetapi sedikit tegas. Saat itu juga, dia teringat apa yang telah dia lakukan. Jantungnya berdebar kencang, dan dengan suara pelan dia memanggil, "Ibu ...."Suaranya mengandung sedikit kebingungan dan ketergantungan.Mendengar panggilan Nevan, mata Miana seketika memerah, seolah-olah emosi yang terpendam lama mencari jalan keluar. Namun, dia dengan cepat menahannya dan menggantinya dengan teguran rendah dan tegas, "Nevan! Siapa yang menyuruhmu berkeliaran sendirian? Apakah kamu tahu, tindakanmu ini membuat seluruh orang di sekolah meni
Sherry segera mengangguk dan berkata, "Kamu cepat cari Nevan! Jangan khawatirkan aku, aku nggak akan melakukan hal bodoh!"Saat menyadari kaki kanannya tidak ada, dia merasa seperti hidupnya telah hancur.Ketakutan menghadapi pandangan aneh orang lain dan mendengar orang memanggilnya cacat membuatnya kehilangan keberanian untuk hidup.Namun, Miana meyakinkannya untuk tidak peduli dengan pandangan orang lain dan hidup sesuai keinginannya sendiri.Sepertinya, nasihat itu benar!Dia memutuskan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri."Ya, aku pergi dulu!" Miana khawatir tentang putranya, tanpa banyak bicara lagi, dia bergegas pergi.Saat menuju lobi rumah sakit, dia menelepon Giyan dan menceritakan situasi hilangnya Nevan dengan suara yang terdengar sedikit tersedak.Giyan mencoba menenangkannya dengan suara pelan, "Jangan khawatir, Nevan pasti akan baik-baik saja! Dia sangat pintar, nggak ada yang bisa menipunya! Kamu sekarang di mana? Aku akan menjemputmu, kita pergi ke
'Apakah orang itu musuh bebuyutan Pak Henry?'Wiley tidak berani menyampaikan pemikirannya karena Henry pasti akan marah besar.Saat ini, informasi terbaru terus berdatangan dari perusahaan, memperlihatkan kerugian yang kian membengkak.Henry menggenggam erat kedua tangannya, tatapannya tajam. Dia mondar-mandir di dalam kantor sebelum akhirnya berhenti di dekat jendela, memandang hiruk-pikuk kota di luar, dan mengingat serangan siber yang terakhir kali terjadi. Serangan itu otomatis teratasi dan perusahaan hampir tidak mengalami kerugian.Kali ini, serangan siber begitu hebatnya, sehingga kerugian perusahaan telah mencapai ratusan miliar.Henry tahu, waktu adalah segalanya, setiap detik keraguannya dalam mengambil keputusan bisa membuat perusahaan terjerumus ke dalam kehancuran."Segera cari peretas dan selesaikan semua masalah dalam setengah jam! Bayar seberapa pun yang dia mau!" perintah Henry dengan suara rendah namun tegas, menunjukkan determinasi yang tak tergoyahkan.Setelah mere