Home / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Kembalinya Sang Raja Naga: Chapter 121 - Chapter 130

144 Chapters

Bab 121- Artefak Suci Kekaisaran

Darrel merasakan napasnya tertahan sesaat. Tekanan dari ular energi itu begitu nyata, seolah mengancam mencabik-cabik tubuhnya. Tapi ia tak punya pilihan lain. Dengan satu teriakan, ia menghimpun seluruh kekuatan Drakonis yang tersisa. Energi merah keemasan menyala di tubuhnya, membentuk lapisan pelindung berbentuk lingkaran sihir kuno yang melindungi dirinya dari serangan langsung. Ledakan besar kembali terjadi ketika kedua kekuatan itu bertemu. Gelombang kejut yang dihasilkan menghancurkan area di sekitarnya, menciptakan kawah besar yang membakar tanah. Darrel jatuh berlutut di tengah kawah itu, darah mengalir dari sudut bibirnya. Namun, matanya tetap tajam menatap Frey. "Kau cukup kuat, Frey," gumamnya, dengan suara penuh tekad. Di udara, Frey tak hanya berdiri diam setelah meluncurkan serangan dahsyat. Dengan sebuah gerakan cepat, ia meraih sesuatu dari balik jubahnya yang gelap. Sebuah objek kecil namun memancarkan cahaya cemerlang yang melesat keluar dari tangannya, mengg
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 122- Akhir Frey

Darrel bangkit perlahan dari tanah. Tubuhnya yang semula penuh luka terlihat mulai pulih dalam kepulan asap putih, meski sisa-sisa darah masih membekas di beberapa bagian. Rantai keemasan yang membelit tubuhnya, artefak suci yang diklaim tak terkalahkan, mulai memancarkan kilauan samar sebelum hancur menjadi debu bercahaya. Aura merah keemasan perlahan berkobar di sekeliling tubuhnya, memberikan kesan kekuatan yang selama ini tersembunyi kini sepenuhnya bangkit. Frey yang melayang di udara menatap dengan ekspresi bingung dan tidak percaya. Cahaya ungu di sekitarnya yang biasanya tampak dominan kini terasa kecil dibandingkan energi yang memancar dari Darrel. “Ini... tidak mungkin!” Frey tergagap, suaranya lirih, hampir tercekat. Darrel tersenyum tipis, sebuah senyum yang sarat dengan intimidasi. Luka-luka di tubuhnya mulai menutup dengan cepat, asap putih tipis mengepul saat regenerasi tubuhnya berjalan dengan kecepatan yang tak manusiawi. “Tidak mungkin?” ulang Darrel dengan na
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 123- Lorkan Van Bertrand

Vindel melangkah perlahan, menunduk untuk memungut lentera emas yang tergeletak di atas tanah. Ia pun memandangi lentera emas yang kini berada di tangannya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Permukaannya retak, bercahaya redup seolah kehabisan energi setelah beberapa kali penggunaan dalam pertarungan sebelumnya. Ia memutar lentera itu perlahan, memeriksa setiap detilnya.“Jadi, ini yang disebut Artefak Suci?” tanyanya, suaranya sarat dengan skeptisisme.Darrel membersihkan debu dari bajunya dan tersenyum tipis. “Bukan. Itu hanya replika. Sebuah tiruan dari Luminous of Radiance.”Cilera yang berdiri tak jauh darinya membelalakkan mata. “Replika? Tapi kekuatannya tadi luar biasa! Hampir membuat kita semua tak berdaya!” serunya penuh ketidakpercayaan.Darrel menghela napas panjang, menatap lentera itu sejenak sebelum melanjutkan, “Itu karena lentera itu dibuat oleh Pak Tua Olmund. Ia menggunakan bahan-bahan tertentu dan menambahkan sedikit energiku. Itu cukup untuk meniru sebagian k
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 124- Kemunculan Pelayan Setia?

Beberapa jam perjalanan melelahkan akhirnya membawa rombongan pasukan Duke Van Bertrand ke sebuah kamp perlindungan sementara. Kamp ini berjarak ratusan kilometer dari Greycastle, tersembunyi di balik tebing-tebing tinggi dan dikelilingi hutan lebat. Udara malam dingin menusuk kulit, sementara rembulan bersinar redup di balik awan hitam. Di tengah keheningan malam, Darrel duduk sendirian di dalam sebuah tenda besar yang sederhana. Sebuah meja kayu tua berdiri di hadapannya, dengan benda bulat bersisik emas tergeletak di atasnya—telur naga yang ia temukan beberapa bulan lalu saat kompetisi akademi Ravencroft berlangsung. Darrel memandangi telur itu dengan ekspresi serius. Jari-jarinya menyentuh permukaan sisiknya yang dingin. "Aku baru ingat soal telur ini... setelah semua kekacauan yang terjadi," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin malam. Ia menghela napas panjang, matanya menatap telur itu dengan penuh tekad. "Mungkin waktunya sudah tiba. Aku harus menc
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 125- Kemunculan Pelayan Setia? II

Darrel tidak menjawab, tapi pandangannya sedikit melunak, menunggu kelanjutan kata-kata Balroth.Balroth berdiri dan memandang ke arah cahaya lilin yang berkobar, menatap nyala api itu seolah menemukan pengingat dari masa lalu yang pahit. "Ribuan tahun lalu," ia memulai, suaranya berubah menjadi lebih berat, "Drakonis adalah penguasa yang tak tertandingi. Bukan hanya karena kekuatannya, tapi juga karena kebijaksanaannya yang membuat dunia tunduk pada kehendaknya. Tapi bahkan penguasa sekuat dia memiliki kelemahan..."Balroth menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Drakonis memiliki kepercayaan mutlak pada orang-orang di sekitarnya. Ia menganggap bahwa kesetiaan adalah hal yang tidak perlu diragukan. Namun, kepercayaan itu menjadi kehancurannya. Salah satu pelayannya, seorang Jendral hebat bernama Arkanis, diam-diam mengkhianatinya. Ia bekerja sama dengan musuh tersembunyi Drakonis dan melemahkannya dengan sebuah Artefak yang menyegel sebagian kekuatannya. Pengkhianatan itu men
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 126- Kelahiran Seekor Naga

Setelah kontrak jiwa selesai, Balroth masih berlutut, keringat membasahi tubuhnya. Lingkaran sihir keemasan yang terbentuk di bawah pijakannya perlahan memudar, seolah tidak pernah ada. Ia menundukkan kepala, membenturkan dahinya ke tanah, menunjukkan penghormatan penuh kepada Darrel."Vanguard ini memberi hormat pada Yang Mulia," ucapnya dengan suara yang bergetar oleh emosi dan tekad.Darrel, berdiri dengan anggun di depannya, menatap penuh pengamatan. Dia terdiam sejenak, merasakan hubungan antara dirinya dengan Balroth yang kini semakin terikat setelah melalui kontrak jiwa antara majikan dan bawahan. Ada sesuatu yang berbeda dalam pandangannya, sebuah keyakinan baru yang terbentuk."Kau bisa berdiri sekarang," ucap Darrel singkat namun tegas."Terima kasih, Tuanku," jawab Balroth sambil berdiri. Tatapannya penuh hormat, auranya semakin kuat setelah menyelesaikan kontrak jiwa dengan Darrel, sang pewaris kekuatan Drakonis.Darrel mengamati sosok Balroth sejenak sebelum akhirnya mena
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 127- Awal Pertempuran

Malam itu, sinar bulan tampak redup, seolah-olah tertutupi awan gelap yang menandakan sebuah bencana besar. Di dalam benteng kamp pengungsian, obor-obor yang menyala tak mampu mengusir rasa takut yang merayap di hati semua orang. Ketegangan menggantung di udara.Seorang prajurit dengan wajah penuh ketakutan tiba-tiba berlari dari arah hutan, napasnya tersengal-sengal. Ia berteriak, memecah keheningan.“G-gawat! Monster-monster itu mulai bergerak! Mereka datang ke arah sini dalam jumlah besar!”Prajurit yang berjaga di pos terdepan langsung bereaksi, memukul gong peringatan. Suara gong yang berdentang menggema ke seluruh penjuru kamp, membangunkan setiap prajurit dan pengungsi.“Cepat laporkan ini pada Duke Davin! Kita harus bersiap!” salah satu penjaga berteriak panik.Tak butuh waktu lama bagi para petinggi di kamp untuk berkumpul di tenda utama Duke Davin Van Bertrand. Di dalamnya, suasana dipenuhi kecemasan dan ketegangan.Duke Davin berdiri tegak di depan meja taktis, di mana pet
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 128- Awal Pertempuran II

Monster-monster sihir itu terus melangkah maju, langkah-langkah mereka menggetarkan tanah dan udara di sekitarnya. Aura bengis yang menyelimuti tubuh-tubuh undead Drakonik itu membuat semua orang merasa mencekam, seakan-akan akhir dunia semakin dekat. Salah satu undead naga, tubuhnya besar dan menghitam dengan sayap yang terkoyak, membuka mulutnya lebar-lebar. Taring tajam mencuat seperti tombak-tombak baja yang kokoh. Dari mulutnya, sebuah bola energi ungu kehitaman mulai menggumpal, memancarkan kilatan liar sebelum melesat dengan kecepatan luar biasa ke arah benteng. “S-serangan datang!” teriak seorang prajurit di atas benteng. Para penyihir yang berada di atas benteng bereaksi cepat, merapalkan mantra perlindungan. Sebuah kubah energi biru samar muncul, membungkus benteng dalam perlindungan. Namun, begitu bola energi ungu menghantam kubah tersebut, benturan dahsyat mengguncang udara. Suara ledakan menggelegar membuat para prajurit yang berada di dekatnya terpental ke belak
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 129- Awal Pertempuran III

Di atas benteng, suasana tegang menyelimuti udara. Para prajurit menguatkan tekad masing-masing, tangan mereka erat menggenggam senjata. Dari sudut pandang mereka, gelombang monster undead dan monster sihir yang mendekat tampak seperti banjir hitam pekat yang siap menelan segalanya. "Semuanya! Jangan biarkan satupun monster-monster itu melewati benteng pertahanan kita!" seru Lorkan, suaranya memecah kebisuan dan membangkitkan semangat prajurit. Tanpa ragu, ia melompat dari ketinggian tembok kayu, mendarat dengan mantap di atas tanah yang bergetar karena langkah ribuan monster. Dengan keberanian yang membara, Lorkan mengangkat pedangnya tinggi, mengarahkan pasukannya untuk turun dan bergabung dalam medan perang. "Ikuti aku! Ini saatnya kita melindungi tanah air kita!" teriaknya. Para prajurit lainnya bergegas menuruni tembok, langkah-langkah mereka teratur meski dipenuhi kecemasan. Dari atas, para penyihir dan pemanah tetap memberikan perlindungan, mengirimkan sihir dan panah b
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 130- Duke Davin Vs Undead Drakonik

Gejolak kekuatan kegelapan menyelimuti medan perang seperti badai hitam. Aura kehancuran yang terpancar darinya terasa menusuk tulang, membuat para prajurit dan ksatria menggigil meski mereka tetap memegang senjata. Pasukan undead Drakonik yang mengikuti Nytheris berdiri gagah, meraung dengan semangat liar, menunjukkan kesetiaan abadi kepada jenderal mereka.Duke Davin Van Bertrand mengerutkan alisnya, menatap Nytheris yang berdiri jauh di tengah gelombang para monster. Ia tahu, kekuatan itu bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh."Monster-monster ini lebih dari cukup untuk memusnahkan seluruh negeri dalam satu malam," gumam Duke Davin, suaranya rendah namun penuh ketegangan.Di tengah pikirannya, sosok orc undead besar menerobos barisan monster, meluncur ke arahnya. Makhluk itu mengangkat kapak besar berduri, mengarahkannya langsung ke kepala sang Duke.Dengan kelincahan luar biasa, Duke Davin melompat ke samping, menghindari serangan maut itu. Dalam sekejap, ia sudah melayang di ud
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status