Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 127- Awal Pertempuran

Share

Bab 127- Awal Pertempuran

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 20:27:02

Malam itu, sinar bulan tampak redup, seolah-olah tertutupi awan gelap yang menandakan sebuah bencana besar.

Di dalam benteng kamp pengungsian, obor-obor yang menyala tak mampu mengusir rasa takut yang merayap di hati semua orang. Ketegangan menggantung di udara.

Seorang prajurit dengan wajah penuh ketakutan tiba-tiba berlari dari arah hutan, napasnya tersengal-sengal. Ia berteriak, memecah keheningan.

“G-gawat! Monster-monster itu mulai bergerak! Mereka datang ke arah sini dalam jumlah besar!”

Prajurit yang berjaga di pos terdepan langsung bereaksi, memukul gong peringatan. Suara gong yang berdentang menggema ke seluruh penjuru kamp, membangunkan setiap prajurit dan pengungsi.

“Cepat laporkan ini pada Duke Davin! Kita harus bersiap!” salah satu penjaga berteriak panik.

Tak butuh waktu lama bagi para petinggi di kamp untuk berkumpul di tenda utama Duke Davin Van Bertrand. Di dalamnya, suasana dipenuhi kecemasan dan ketegangan.

Duke Davin berdiri tegak di depan meja taktis, di mana pet
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 128- Awal Pertempuran II

    Monster-monster sihir itu terus melangkah maju, langkah-langkah mereka menggetarkan tanah dan udara di sekitarnya. Aura bengis yang menyelimuti tubuh-tubuh undead Drakonik itu membuat semua orang merasa mencekam, seakan-akan akhir dunia semakin dekat. Salah satu undead naga, tubuhnya besar dan menghitam dengan sayap yang terkoyak, membuka mulutnya lebar-lebar. Taring tajam mencuat seperti tombak-tombak baja yang kokoh. Dari mulutnya, sebuah bola energi ungu kehitaman mulai menggumpal, memancarkan kilatan liar sebelum melesat dengan kecepatan luar biasa ke arah benteng. “S-serangan datang!” teriak seorang prajurit di atas benteng. Para penyihir yang berada di atas benteng bereaksi cepat, merapalkan mantra perlindungan. Sebuah kubah energi biru samar muncul, membungkus benteng dalam perlindungan. Namun, begitu bola energi ungu menghantam kubah tersebut, benturan dahsyat mengguncang udara. Suara ledakan menggelegar membuat para prajurit yang berada di dekatnya terpental ke belak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 129- Awal Pertempuran III

    Di atas benteng, suasana tegang menyelimuti udara. Para prajurit menguatkan tekad masing-masing, tangan mereka erat menggenggam senjata. Dari sudut pandang mereka, gelombang monster undead dan monster sihir yang mendekat tampak seperti banjir hitam pekat yang siap menelan segalanya. "Semuanya! Jangan biarkan satupun monster-monster itu melewati benteng pertahanan kita!" seru Lorkan, suaranya memecah kebisuan dan membangkitkan semangat prajurit. Tanpa ragu, ia melompat dari ketinggian tembok kayu, mendarat dengan mantap di atas tanah yang bergetar karena langkah ribuan monster. Dengan keberanian yang membara, Lorkan mengangkat pedangnya tinggi, mengarahkan pasukannya untuk turun dan bergabung dalam medan perang. "Ikuti aku! Ini saatnya kita melindungi tanah air kita!" teriaknya. Para prajurit lainnya bergegas menuruni tembok, langkah-langkah mereka teratur meski dipenuhi kecemasan. Dari atas, para penyihir dan pemanah tetap memberikan perlindungan, mengirimkan sihir dan panah b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 130- Duke Davin Vs Undead Drakonik

    Gejolak kekuatan kegelapan menyelimuti medan perang seperti badai hitam. Aura kehancuran yang terpancar darinya terasa menusuk tulang, membuat para prajurit dan ksatria menggigil meski mereka tetap memegang senjata. Pasukan undead Drakonik yang mengikuti Nytheris berdiri gagah, meraung dengan semangat liar, menunjukkan kesetiaan abadi kepada jenderal mereka.Duke Davin Van Bertrand mengerutkan alisnya, menatap Nytheris yang berdiri jauh di tengah gelombang para monster. Ia tahu, kekuatan itu bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh."Monster-monster ini lebih dari cukup untuk memusnahkan seluruh negeri dalam satu malam," gumam Duke Davin, suaranya rendah namun penuh ketegangan.Di tengah pikirannya, sosok orc undead besar menerobos barisan monster, meluncur ke arahnya. Makhluk itu mengangkat kapak besar berduri, mengarahkannya langsung ke kepala sang Duke.Dengan kelincahan luar biasa, Duke Davin melompat ke samping, menghindari serangan maut itu. Dalam sekejap, ia sudah melayang di ud

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 131- Balroth Vs Nytheris

    Di kejauhan, sepasang mata besar dari seekor naga raksasa bercahaya suram, memancarkan aura kegelapan yang menyesakkan udara. Nytheris, naga hitam yang telah menjadi undead, terbang di atas langit dengan tatapan dingin, mengamati medan perang yang bergejolak di bawah kakinya."Hmph, Bartos telah gagal. Bahkan dia tak mampu mengalahkan seorang manusia lemah." suara Nytheris bergemuruh rendah, penuh rasa muak. Ia memalingkan wajahnya, memperhatikan gelombang pasukan undead yang terus menggempur para ksatria manusia. Namun, perhatiannya terpecah saat merasakan aura kuat mendekat.Aura yang tidak asing baginya."Nytheris!" terdengar raungan lantang dari kejauhan. Seekor naga perak dengan sisik yang memantulkan cahaya keemasan melesat cepat dari arah depannya. "Aku tak akan membiarkanmu terus menciptakan kehancuran di atas dunia ini!"Nytheris mengerutkan wajahnya. "Balroth..." gumamnya sambil tersenyum dingin. "Sudah lama, teman lamaku. Sayangnya sekarang, kita tidak lagi berada di piha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 132- Menolak Menyerah

    Dua naga raksasa yang sebelumnya bertarung di atas langit kini kembali dalam bentuk humanoid mereka, menciptakan medan kehancuran di atas tanah yang tandus. Udara dipenuhi aroma hangus dan energi sihir yang menyelimuti tempat itu, menciptakan atmosfer tegang yang membuat siapapun merasa sesak.Bilah keemasan yang terbentuk dari energi sihir melesat, menebas ruang kosong dengan kecepatan dan kekuatan yang mampu mengguncang dimensi. Nytheris, sang undead Drakonik, hanya tertawa melihat serangan itu."Bahkan setelah ribuan tahun, kau masih sama, Balroth," cibir Nytheris dengan seringai. Matanya yang menyala keunguan memancarkan penghinaan. "Begitu putus asa, begitu keras kepala."Balroth, sosok humanoid drakonik berwarna perak dengan mata keemasan yang berkilau tajam, tidak menjawab. Tekadnya seperti baja, dan setiap serangannya adalah manifestasi dari tekad itu. Ia melesat maju, menebaskan pedangnya tanpa jeda.Nytheris hampir saja kehilangan kepalanya karena terlalu meremehkan Balroth

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 133- Kekalahan

    Darrel tetap berdiri di tengah medan pertempuran yang kini berubah menjadi arena kehancuran. Pedangnya, yang bersinar terang dengan aura keemasan, tampak berdenyut-denyut seperti makhluk hidup. Energi panas yang ia pancarkan membuat udara di sekitarnya bergetar.Di hadapannya, Nytheris mengatupkan rahangnya dengan kuat, matanya menyala penuh kebencian. Aura hitam gelap berputar di sekitar tubuhnya, seolah-olah kegelapan itu adalah makhluk yang hidup, bersiap melahap segalanya.“Jadi, kaulah pewaris Drakonis yang setelah ribuan tahun berlalu?” suara Nytheris memecah kesunyian, penuh ejekan. “Kau memang memiliki aura yang mengesankan, bocah. Tapi pada akhirnya, kau hanyalah manusia yang dipermainkan oleh takdir sosok penguasa.”Darrel menyipitkan matanya, tidak terprovokasi. Ia mengangkat pedangnya perlahan, mengarahkannya ke Nytheris. “Kata-katamu tidak akan mengubah kenyataan, Nytheris. Kau adalah penghianat yang menodai keagungan ras Drakonij. Hari ini, aku akan memastikan dosa-dosa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 134- Kemunculan Sosok Misterius

    Pedang Darrel yang bersinar keemasan masih teracung tinggi, menebarkan aura yang nyaris mencekik seluruh medan perang. Udara di sekitarnya bergetar, dipenuhi dengan energi tak kasat mata yang memaksa semua orang untuk diam dan menahan napas. Nytheris terkapar di tanah, tubuhnya berat seolah dilumpuhkan oleh kekuatan tak tertandingi dari sang pewaris Drakonis.Mata Nytheris tertutup perlahan, senyum samar tergambar di wajahnya. “Apa yang kau tunggu? Bunuh saja aku,” katanya, suaranya tenang namun penuh keputusasaan. Tidak ada permohonan, hanya kepasrahan pada nasibnya.Darrel mengamati makhluk itu dengan pandangan tajam, tanpa secuil pun belas kasihan. “Kau sudah melampaui batas kehidupanmu dengan mengkhianati ras Drakonik, Nytheris,” ujarnya dingin. Tangannya mulai bergerak, menggenggam erat pedangnya yang berkilauan. Namun sebelum pedang itu benar-benar terayun, sebuah aura menjijikkan yang dipenuhi hawa kegelapan menyelimuti medan perang.Darrel berhenti. Pandangannya tajam menem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 135- Penghianat Kejayaan Drakonis

    Saat sosok itu menyelesaikan kata-katanya, ia menyingkap tudung hitam yang selama ini menyembunyikan wajahnya. Seisi medan perang terdiam dalam keterkejutan, menyaksikan fitur wajah yang tampak berwibawa dan tegas, dengan aura dingin yang melingkupinya. Sepasang mata ungu yang bercahaya seperti permata gelap menusuk pandangan siapa pun yang berani menatapnya langsung.Darrel terpaku sejenak, merasa ada sesuatu yang aneh namun akrab dalam diri sosok itu. Wajah itu… seperti bayangan yang muncul dalam mimpi atau ingatan samar dari kekuatan Drakonis yang diwarisinya.“Mungkinkah dia...?” batin Darrel bertanya, namun ia tak bisa memecahkan teka-teki itu. Meski begitu, instingnya berteriak, menyuruhnya bersiap menghadapi ancaman terbesar yang pernah ia temui."Anak muda," suara sosok itu bergema, seolah berasal dari segala penjuru. "Bagaimana? Apakah kau tertarik menyerahkan kekuatan itu dan menguasai dunia bersamaku?"Darrel mendecakkan lidah, sorot matanya penuh kehati-hatian bercampur

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 144- Epilog

    Malam yang terasa panjang penuh darah dan kehancuran akhirnya berakhir. Pertarungan besar antara cahaya dan kegelapan mencapai puncaknya dengan kemenangan mutlak Darrel dan pasukan dari pihaknya. Ketika fajar pertama mulai menyingsing di ufuk timur, sinarnya menerangi medan perang yang sunyi, menyisakan jejak kehancuran. Bangkai monster raksasa tergeletak di atas tanah yang retak, bersama dengan mayat-mayat undead yang sebelumnya dikendalikan para penyihir kegelapan. Kini, semua ancaman itu telah musnah tanpa sisa. Darrel berdiri di tengah medan perang, tubuhnya yang masih diselimuti aura keemasan perlahan memudar. Wujudnya kembali seperti semula, seorang pemuda dengan tekad baja yang telah memenuhi kewajibannya sebagai pewaris Drakonis. Ia memandang sekeliling, melihat para prajurit yang tersisa mulai bergerak untuk mengumpulkan rekan-rekan mereka yang gugur. Duke Davin dan Duke Melwyn mendekati Darrel, keduanya membawa luka pertempuran yang terlihat jelas. Mata mereka penuh ra

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 143- Kekalahan dan Kebangkitan Penguasa

    Darrel mengangkat tangannya perlahan, memperlihatkan sebuah artefak berbentuk sarung tangan yang bersinar gelap, Abyssal Zephyrion. Cahaya kemerahan dari artefak itu tampak kontras dengan aura keemasan yang mengelilingi tubuhnya."Artefak ini…" gumam Darrel, sambil memandangi sarung tangan itu dengan tatapan penuh keyakinan. "Sudah terlalu lama aku menyembunyikannya. Aku tidak ingin menggunakannya, kecuali di saat terakhir. Kini waktunya telah tiba."Arkanis menggeram, mencoba menyeret tubuh raksasanya untuk mendekat. "Kau pikir benda itu bisa menghancurkanku?!" Ia meraung, memaksakan dirinya berdiri meski tubuhnya terus kehilangan energi.Namun, Darrel hanya menggeleng. "Waktumu sudah habis," katanya sembari mengulurkan tangannya ke depan.Aura keemasan di sekeliling Darrel semakin terang, menyatu dengan energi dari artefak di tangannya. Pusaran energi besar mulai terbentuk, menarik setiap partikel di sekitarnya ke dalam putaran dahsyat.Arkanis menyadari bahaya itu. "Tidak! Aku tida

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 142- Perlawanan yang Sia-sia III

    Pemuda itu, yang sebelumnya terkapar tak berdaya, kini berdiri dengan teguh. Tubuhnya dilingkupi aura keemasan yang berkilauan, retakan-retakan pada sisiknya telah menyatu sempurna.Matanya bersinar terang, memancarkan kekuatan Drakonis yang sepenuhnya terbangkitkan. Udara di sekelilingnya terasa berat, penuh dengan energi yang mendebarkan.“Arkanis,” suara Darrel terdengar rendah namun jelas, dipenuhi dengan ketegasan. “Aku tidak akan membiarkanmu menginjak-injak kehormatan ras Drakonik lagi. Usaha sia-siamu berakhir di sini.”Arkanis menatap Darrel dengan mata penuh kemarahan dan keterkejutan. “Kau…! Kau seharusnya sudah mati!” raungnya dengan suara serak. “Tidak mungkin kau bisa bangkit setelah seranganku tadi!”Darrel melangkah maju, auranya yang memancar membuat tanah di bawah kakinya retak. “aku harus berterimakasih pada Falkor, berkatnya kekuatan Drakonis dalam diriku bangkit kembali setelah kristal hitam itu hancur.”Sementara itu, Arkanis memandang Darrel dengan tatapan tajam

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 141- Perlawanan yang Sia-sia II

    Langit yang kelam menjadi saksi atas kehancuran yang perlahan-lahan menghampiri Arkanis. Kristal hitam, yang menyimpan usahanya selama ribuan tahun, kini telah hancur berkeping-keping. Energi keemasan menyapu medan perang, menciptakan gelombang yang mengguncang tanah sejauh ribuan mil. Arkanis menoleh dengan mata yang penuh keterkejutan. Mulutnya menganga, tak mampu menyembunyikan ekspresi ngeri. “T-tidak mungkin…! Bagaimana bisa ini terjadi?!” suaranya menggema di antara sisa-sisa kehancuran, penuh kemarahan dan kebingungan. Falkor, naga kecil yang baru saja terpental akibat ledakan energi dari kristal hitam itu, mencoba bangkit dengan tubuh yang gemetar. Sayap kecilnya berkibar penuh getaran, namun matanya tetap terpancang pada sosok Arkanis yang kini dilingkupi aura gelap yang semakin pekat. Falkor menggeram pelan, matanya membara dengan keberanian yang entah dari mana asalnya. Arkanis, dalam kemarahannya yang membara, membiarkan tubuhnya bergetar hebat. Aura hitam menyel

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 140- Perlawanan yang Sia-sia

    Di bawah langit yang gelap dan berkabut, Arkanis berdiri tegak dengan tangan terangkat, memegang kristal hitam yang berkilau. Kristal itu memancarkan cahaya samar yang berkilau dalam dua elemen yang saling bertabrakan—sebuah cahaya gelap yang menyatu dengan kilatan keemasan yang berputar di dalam intinya. Aura yang begitu kuat mengelilingi Arkanis, menciptakan suasana menegangkan yang mencekam seluruh medan pertempuran.Tawa puas Arkanis menggema di tengah heningnya mendan perang. Suaranya penuh dengan kemenangan yang sudah terasa di ujung jari. Wajahnya yang dingin kini dipenuhi kebanggaan, dan matanya yang bercahaya dengan kegembiraan yang hampir tak terkendali, mencerminkan keyakinannya bahwa ia akan segera mengakhiri semuanya. Semua usaha dan pengorbanan ribuan tahun lamanya, semuanya menuju satu titik—kekuasaan absolut di tangannya.“Bocah…” gumamnya dengan penuh kebencian, matanya yang tajam menatap Darrel yang terkapar tak berdaya di tanah. Setiap kata yang keluar dari bibi

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 139- Artefak Kuno: Kristal Hitam

    Baru saja pasukan Duke Melwyn Lionheart tiba di medan perang, mereka disambut oleh kekacauan yang sulit dipercaya. Pasukan monster terus mengamuk, menghancurkan segala yang ada di jalurnya. Para prajurit Duke Melwyn, yang dikenal sebagai pasukan elit kerajaan, tetap bertahan dan mencoba mengendalikan situasi.Namun, perhatian mereka teralihkan ketika suara ledakan besar menggema di langit. Gelombang kejutnya terasa hingga ke permukaan tanah, membuat banyak prajurit terjatuh. Ketika mereka menoleh ke atas, mata mereka terbelalak melihat pemandangan yang tak masuk akal."Astaga... apa itu?" salah satu prajurit bergumam, suaranya dipenuhi ketakutan.Di atas langit, kepulan asap hitam mengepul tebal, menutupi pandangan. Namun, di balik asap itu, kilauan keemasan yang samar terlihat seperti bintang yang jatuh ke bumi.“Apa itu…” gumam Duke Melwyn, yang berdiri di atas kudanya. Matanya tajam menatap ke arah cahaya itu.Dari kilauan itu, sosok Darrel terjatuh dengan kecepatan tinggi. Tubuhn

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 138- Kekacauan Medan Perang

    Darrel melesat bagai kilat, membelah angkasa yang penuh dengan aura gelap yang mendominasi medan perang. Tubuhnya, berselimut cahaya keemasan yang menyala terang, memancarkan keagungan kekuatan Drakonik. Di atas langit, Arkanis tetap berdiri dengan tenang, dikelilingi puluhan naga undead yang melayang di udara. Mata merah mereka menyala, penuh kebencian dan kehampaan.Arkanis mengangkat tangannya, dan puluhan undead Drakonik langsung bergerak, membentuk formasi melingkar. Mulut mereka terbuka, mengumpulkan bola-bola energi hitam yang berkedip-kedip seperti bintang kematian. Dalam sekejap, lusinan bola energi itu melesat, memburu Darrel dengan kecepatan luar biasa.Di bawah, para prajurit yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa tertegun, rasa takut merayapi tubuh mereka. Dentuman demi dentuman dari ledakan energi memenuhi udara, mengguncang tanah dan menghancurkan apa saja yang ada di jalurnya.“Ini… ini bukan pertarungan manusia,” gumam salah seorang prajurit, tubuhnya bergetar

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 137- Ketegangan Medan Perang

    Darrel terpental jauh ke bawah, tubuhnya menghantam bumi dengan kekuatan dahsyat, menciptakan kawah besar yang memekakkan medan perang. Debu dan pecahan tanah beterbangan, mengiringi getaran yang terasa hingga jarak bermil-mil. Tubuhnya, yang berselimut energi keemasan, tampak seperti meteor yang baru saja jatuh dari langit.Namun, di tengah rasa sakit yang mendera, Darrel menggenggam pedangnya lebih erat. Matanya menatap lurus ke atas, ke arah musuh yang masih melayang di udara. Napasnya berat, tapi tekadnya tidak goyah.Di sisi lain, kengerian melanda setiap sudut medan perang. Para prajurit, yang sebelumnya berjuang mati-matian melawan gelombang monster, kini berdiri terpaku, menyaksikan pemandangan yang tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat. Langit bergemuruh oleh ledakan energi, dan bumi bergetar seolah takut pada kekuatan entitas yang bertarung di atas sana.Lorkan berdiri di antara tumpukan mayat monster, tubuhnya gemetar bukan karena luka, melainkan karena rasa ngeri yang me

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 136- Pertarungan Darrel Vs Arkanis

    Di atas tanah yang porak-poranda, Darrel berlutut, menahan rasa sakit yang merambat di seluruh tubuhnya. Luka-luka menganga di setiap sudut tubuhnya, darah segar mengalir, menciptakan genangan merah di medan pertempuran yang hancur. Napasnya berat, namun matanya memancarkan keteguhan.Dari kejauhan, Balroth berdiri terpaku. Tubuhnya gemetar menyaksikan pertarungan yang baru saja usai, meskipun ia tahu ini belum selesai. Ledakan sebelumnya telah mengguncang seluruh medan perang, membuatnya nyaris kehilangan harapan pada sang pewaris Drakonis."Yang Mulia!" serunya dengan suara parau, mencoba memanggil Darrel yang masih terhuyung, berdiri dengan satu lutut di tanah. Wajahnya penuh ketegangan, dan rasa takut membakar hatinya.Langkah kaki terdengar mendekat, semakin berat dan jelas. Dari balik debu dan asap sisa ledakan, Arkanis muncul dengan senyum dingin yang menghina. Wajahnya tetap tenang, seolah tak terpengaruh oleh apa yang baru saja terjadi. Tubuhnya masih diselimuti aura kegelap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status