Home / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kembalinya Sang Raja Naga: Chapter 111 - Chapter 120

144 Chapters

Bab 111- Menghentikan Kekacauan

Aula pesta yang megah kini telah menjadi arena pertarungan penuh darah dan kehancuran. Undead dengan rupa mengerikan terus bermunculan, menyeret tubuh mereka yang busuk dan menyerang tanpa henti.Suara jeritan manusia bersahut-sahutan dengan raungan monster, menciptakan harmoni kegelapan yang menggetarkan.Namun, di tengah badai kekacauan, Darrel berdiri tenang. Pancaran aura keemasan menyelubungi tubuhnya, membuat undead yang mendekat langsung meleleh menjadi debu.Pandangannya menyapu seluruh ruangan, berusaha menemukan sumber energi gelap yang menjadi dalang dari kekacauan ini.Sudut matanya menangkap gerakan mencurigakan di balik salah satu tiang besar. Darrel memperhatikan dengan seksama, memastikan gerak-gerik sosok bertudung hitam yang terlihat menyembunyikan dirinya di sana. Meskipun wajah sosok itu sebagian besar tertutup, senyum dingin yang melengkung di bibirnya menunjukkan kebencian dan niat jahat."Jadi kaukah dalang di balik semua ini," gumam Darrel, suaranya rendah nam
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 112- Salah Target

Lanjutkan cerita di atas dengan alur bab 112 berikut ini, panjang cerita minimal hingga 1100 kata:Pria itu tampak terkejut, namun ia segera menyembunyikannya di balik wajah datarnya yang berpura-pura tampak tegas.Pria yang memimpin para kesatria itu, Smith, tampak terkejut melihat situasi penuh kerusakan di dalam aula istana. Namun, ia segera menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi wajah datar yang berusaha terlihat tegas.“Tampaknya semua sudah ber—” ucap Smith terputus ketika seorang pemuda melangkah keluar dari aula, melewati para kesatria tanpa sedikit pun rasa gentar.Smith, yang merasa tugasnya dipertanyakan, segera berbalik dan berteriak, “Berhenti di sana, anak muda!”Langkah Darrel terhenti. Ia menoleh perlahan, menatap Smith dengan ekspresi santai namun dingin. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang tampak lebih seperti peringatan. “Ada apa, Tuan Kesatria?” tanyanya dingin, nada suaranya datar namun penuh tekanan.Smith melangkah maju dengan dagu terangkat. “Ti
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 113- Bertemu Vindel dan Cilera

Di kedalaman istana kekaisaran, dalam sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lilin yang berkedip-kedip, suasana penuh ketegangan terasa menyesakkan. Beberapa sosok berdiri di dalam bayang-bayang, sementara satu sosok berlutut di lantai marmer yang dingin.Smith tampak gemetar. Peluh deras mengalir di pelipisnya, perlahan menetes ke lantai. "B-benar, Tuan Pangeran. Pemuda bernama Darrel Van Bertrand itulah yang menghentikan kekacauan yang diciptakan oleh para undead itu," ucapnya dengan nada penuh ketakutan.Pangeran Kedua Kekaisaran Ravencroft, Ignor Ravendel, memukul meja di depannya dengan kemarahan membara. Suara dentuman kayu memenuhi ruangan, membuat semua orang yang ada di sana tersentak."Sialan! Sudah kuduga bocah itu akan menjadi duri dalam rencanaku! Padahal kekacauan itu seharusnya memastikan kematian si anak haram itu!" seru Ignor penuh amarah. Matanya memancarkan kebencian mendalam, seolah membara seperti api neraka.Sosok berjubah hitam yang berdiri di sa
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 114- Pembunuh Bayaran

Di dalam kamar penginapan yang remang, Darrel berbaring di atas kasur. Wajahnya tampak tenang, tetapi batinnya tidak sepenuhnya beristirahat. Setiap napasnya mengikuti ritme yang lembut, namun indra kewaspadaannya terus berjaga. Cahaya bulan yang menyelinap masuk melalui celah jendela menambah kesan damai, tapi ia tahu malam ini tidak akan berlalu dengan mudah.Di luar, bayang-bayang hitam melompat-lompat di atas atap bangunan seperti kucing liar. Mata tajam mereka mengintai, penuh fokus, menyisir setiap jengkal ruangan tempat Darrel berada. Pemimpin mereka, sosok berjubah hitam dengan mata menyala merah redup, memberikan isyarat tangan. Seketika, mereka menyebar. Salah satu di antaranya menyusup masuk melalui celah jendela yang terbuka sedikit. Langkahnya begitu ringan, hampir tidak terdengar di lantai kayu. Sosok itu mendekati tempat tidur Darrel dengan hati-hati. Dari balik jubahnya, ia mengeluarkan belati tipis. Kilauan tajam senjata itu tampak mengintimidasi memantulkan cahay
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 115- Konflik Internal Kekaisaran

Di istana kekaisaran yang megah, suasana tegang memenuhi ruang tempat tidur Kaisar Fredrik Ravendel. Di. mana ketegangan menggantung di udara. Kedua pangeran, Lucas Ravendel dan Ignor Ravendel, saling berhadapan, aura permusuhan terlihat jelas di antara mereka.Ignor memecah kesunyian dengan suara dingin, “Lucas, kau tahu apa yang harus kau lakukan. Ini bukan hanya tentang kita. Ini juga menyangkut keselamatan ayah.”Lucas menatap adiknya dengan tajam, kemarahan terlihat di matanya. “Menggunakan ayah sebagai alat tawar-menawar? Kau tak tahu malu, Ignor.”“Aku memberikan pilihan yang masuk akal,” jawab Ignor dengan nada penuh percaya diri. “Kaisar membutuhkan penawar, dan kekaisaran membutuhkan pemimpin yang kuat. Kau tak punya pendukung, Lucas. Hanya aku yang bisa menyelamatkan semuanya.”Marquis Gareth, yang berdiri di sisi Ignor, menambahkan, “Tuan Lucas, pikirkan dengan bijak. Menyerah bukan berarti lemah. Itu adalah tanda penghormatanmu kepada Kaisar. Lagipula, apa gunanya tetap
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 116- Racun Kutukuan

Pangeran Ignor menatap Pangeran Lucas dengan ekspresi penuh kebencian dan kekesalan. Tangannya terkepal erat, dan bibirnya bergetar seolah ingin melontarkan kata-kata yang lebih tajam. Namun akhirnya, ia berkata dengan nada dingin, “Tidak, kau salah, Lucas. Ramuan penawar itu memang ada. Tapi, ia tersimpan di ruang rahasia bawah tanah Kekaisaran. Jika kau benar-benar ingin aku menyembuhkan ayah kita, kau harus memberiku kunci itu untuk masuk ke sana.”Ucapan Ignor menggantung di udara seperti awan gelap. Pangeran Lucas menatap adik tirinya dengan tatapan terkejut bercampur tidak percaya. “Sejak kapan? Sejak kapan ramuan seperti itu disimpan di ruang bawah tanah Kekaisaran? Kau tidak mungkin berkata jujur, Ignor. Jangan coba menipuku!”Namun sebelum Ignor menjawab, Marquis Gareth melangkah maju, mendukung pangeran kedua. “Pangeran Lucas, Pangeran Ignor tidak berbohong. Ramuan penawar itu memang ada di ruang rahasia bawah tanah. Jika Anda tidak percaya, mengapa tidak memeriksanya sendi
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 117- Konspirasi Pangeran Kedua

Di dalam ruangan yang sunyi di Istana Kekaisaran, Pangeran Ignor duduk termenung. Di atas meja di depannya, gelas anggur yang hampir kosong itu menciptakan kilauan samar di bawah cahaya bulan yang terpantul dari jendela kecil. Suasana tegang dan penuh kekesalan memenuhi ruangan."Sial! Bisa-bisanya anak itu datang dan mengacaukan segalanya!" gumam Ignor, dengan ekspresi wajah yang penuh kebencian. Tangannya yang gemetar menggenggam gelas itu hingga jari-jarinya memutih, namun ia menahan diri untuk tidak membantingnya lagi.Di depannya, sosok berjubah hitam berdiri tegak. Tudung jubahnya menutupi sebagian besar wajahnya, tetapi dari suaranya yang rendah, terdengar jelas rasa kebencian yang mendarah daging. “Sepertinya kita terlalu meremehkan dia, Pangeran. Pembunuh yang kami kirim tidak hanya gagal, tapi juga dikalahkan dengan mudah olehnya.”Pangeran Ignor mendecak kesal, gelas anggur di tangannya bergetar. “Itu karena kau mengirimkan cecunguk kelas teri!” bentaknya, suaranya penuh am
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 118- Berita Kehancuran Greycastle

Langit di atas kota Morph tampak suram, diselimuti awan gelap yang menggantung rendah. Kilat sesekali menyambar dari balik gumpalan awan hitam, menebar cahaya singkat yang hanya mempertegas suasana mencekam. Angin dingin bertiup pelan, membawa aroma tanah basah bercampur sesuatu yang aneh, seolah mengisyaratkan bahwa bencana sedang menyusun langkah.Di dalam ruang kerjanya yang megah, Duke Davin Van Bertrand duduk dengan tatapan serius. Cahaya lilin yang redup menerangi wajahnya yang tegas dan penuh wibawa. Di depannya berdiri Virgo Bastarian, kesatria kepercayaannya, dengan tubuh tegap dan ekspresi sedikit kaku. Tangan Virgo menggenggam sepucuk surat yang baru saja selesai dibaca.“Bagaimana kondisi di Greycastle?” tanya Duke Davin dengan nada berat, setiap katanya penuh tekanan.“Sepertinya situasi di sana jauh dari yang kita harapkan, Lord,” jawab Virgo, suaranya dalam dan serius. “Kota itu telah sepenuhnya jatuh ke tangan monster-monster sihir. Banyak penduduk yang tewas, sement
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 119- Tamu Tak Terduga

Di bawah sinar matahari yang meredup tertutup kanopi hutan, Darrel bersama tiga temannya menunggangi kuda dengan kecepatan luar biasa. Jalan setapak yang membelah lebatnya hutan menjadi satu-satunya jalur yang menghubungkan ibu kota kekaisaran dengan wilayah timur. Darrel dan tiga temannya bergerak, seolah dikejar waktu yang tak mau berhenti.Darrel sedikit melirik ke belakang, memperhatikan Yurie Lionheart yang mengikutinya dengan ekspresi penuh tekad. Meski ia tidak mengatakannya, Darrel merasa kehadiran gadis itu hanya akan menambah kehawatirannya.'Kenapa Duke Lionheart membiarkan dia ikut?' gumam Darrel pelan, hampir tidak terdengar oleh yang lain.Di sampingnya, Cilera melirik ke arah Yurie dengan pandangan yang tak kalah tajam. Ia mendengus pelan, rasa kesalnya jelas terpancar. ‘Kenapa gadis ini selalu ada di dekat Darrel? Apa dia tidak punya hal lain yang lebih penting untuk dilakukan?’ pikirnya, menahan gejolak emosi.Vindel yang berada di belakang Cilera menyadari perubahan
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 120- Darrel Tertekan

Frey mengulurkan kedua tangannya ke depan. Energi ungu pekat mengalir dari tubuhnya, membentuk pusaran dahsyat di antara telapak tangannya. Aliran itu memancar liar, menciptakan getaran yang menjalar ke seluruh hutan. Pohon-pohon di sekitar mereka berderak, udara di sekitar semakin bergetar hebat karena tekanan luar biasa. Darrel menatapnya tajam, matanya menyipit saat ia merasakan aura mematikan yang terpancar dari kekuatan itu. Keningnya berkerut. ‘Ini lebih kuat dari sebelumnya. Sepertinya Frey telah sepenuhnya menyerahkan dirinya pada kegelapan,’ pikirnya. Energi di tangan Frey memadat menjadi bola besar yang bercahaya ungu gelap, seolah-olah menyerap cahaya di sekitarnya. Frey menyeringai puas, tatapannya menusuk ke arah Darrel. “Bagaimana, Darrel? Siapkah kau menghadapi ini? Mari kita lihat seberapa hebat pewaris keluarga Van Bertrand yang terkenal itu!” ucapnya dingin, sebelum tubuhnya melayang ke udara. Dengan satu gerakan cepat, Frey mengangkat bola energi itu tinggi-t
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status