Home / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 113- Bertemu Vindel dan Cilera

Share

Bab 113- Bertemu Vindel dan Cilera

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-01-02 21:04:53

Di kedalaman istana kekaisaran, dalam sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lilin yang berkedip-kedip, suasana penuh ketegangan terasa menyesakkan.

Beberapa sosok berdiri di dalam bayang-bayang, sementara satu sosok berlutut di lantai marmer yang dingin.

Smith tampak gemetar. Peluh deras mengalir di pelipisnya, perlahan menetes ke lantai. "B-benar, Tuan Pangeran. Pemuda bernama Darrel Van Bertrand itulah yang menghentikan kekacauan yang diciptakan oleh para undead itu," ucapnya dengan nada penuh ketakutan.

Pangeran Kedua Kekaisaran Ravencroft, Ignor Ravendel, memukul meja di depannya dengan kemarahan membara. Suara dentuman kayu memenuhi ruangan, membuat semua orang yang ada di sana tersentak.

"Sialan! Sudah kuduga bocah itu akan menjadi duri dalam rencanaku! Padahal kekacauan itu seharusnya memastikan kematian si anak haram itu!" seru Ignor penuh amarah. Matanya memancarkan kebencian mendalam, seolah membara seperti api neraka.

Sosok berjubah hitam yang berdiri di sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 114- Pembunuh Bayaran

    Di dalam kamar penginapan yang remang, Darrel berbaring di atas kasur. Wajahnya tampak tenang, tetapi batinnya tidak sepenuhnya beristirahat. Setiap napasnya mengikuti ritme yang lembut, namun indra kewaspadaannya terus berjaga. Cahaya bulan yang menyelinap masuk melalui celah jendela menambah kesan damai, tapi ia tahu malam ini tidak akan berlalu dengan mudah.Di luar, bayang-bayang hitam melompat-lompat di atas atap bangunan seperti kucing liar. Mata tajam mereka mengintai, penuh fokus, menyisir setiap jengkal ruangan tempat Darrel berada. Pemimpin mereka, sosok berjubah hitam dengan mata menyala merah redup, memberikan isyarat tangan. Seketika, mereka menyebar. Salah satu di antaranya menyusup masuk melalui celah jendela yang terbuka sedikit. Langkahnya begitu ringan, hampir tidak terdengar di lantai kayu. Sosok itu mendekati tempat tidur Darrel dengan hati-hati. Dari balik jubahnya, ia mengeluarkan belati tipis. Kilauan tajam senjata itu tampak mengintimidasi memantulkan cahay

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 115- Konflik Internal Kekaisaran

    Di istana kekaisaran yang megah, suasana tegang memenuhi ruang tempat tidur Kaisar Fredrik Ravendel. Di. mana ketegangan menggantung di udara. Kedua pangeran, Lucas Ravendel dan Ignor Ravendel, saling berhadapan, aura permusuhan terlihat jelas di antara mereka.Ignor memecah kesunyian dengan suara dingin, “Lucas, kau tahu apa yang harus kau lakukan. Ini bukan hanya tentang kita. Ini juga menyangkut keselamatan ayah.”Lucas menatap adiknya dengan tajam, kemarahan terlihat di matanya. “Menggunakan ayah sebagai alat tawar-menawar? Kau tak tahu malu, Ignor.”“Aku memberikan pilihan yang masuk akal,” jawab Ignor dengan nada penuh percaya diri. “Kaisar membutuhkan penawar, dan kekaisaran membutuhkan pemimpin yang kuat. Kau tak punya pendukung, Lucas. Hanya aku yang bisa menyelamatkan semuanya.”Marquis Gareth, yang berdiri di sisi Ignor, menambahkan, “Tuan Lucas, pikirkan dengan bijak. Menyerah bukan berarti lemah. Itu adalah tanda penghormatanmu kepada Kaisar. Lagipula, apa gunanya tetap

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 116- Racun Kutukuan

    Pangeran Ignor menatap Pangeran Lucas dengan ekspresi penuh kebencian dan kekesalan. Tangannya terkepal erat, dan bibirnya bergetar seolah ingin melontarkan kata-kata yang lebih tajam. Namun akhirnya, ia berkata dengan nada dingin, “Tidak, kau salah, Lucas. Ramuan penawar itu memang ada. Tapi, ia tersimpan di ruang rahasia bawah tanah Kekaisaran. Jika kau benar-benar ingin aku menyembuhkan ayah kita, kau harus memberiku kunci itu untuk masuk ke sana.”Ucapan Ignor menggantung di udara seperti awan gelap. Pangeran Lucas menatap adik tirinya dengan tatapan terkejut bercampur tidak percaya. “Sejak kapan? Sejak kapan ramuan seperti itu disimpan di ruang bawah tanah Kekaisaran? Kau tidak mungkin berkata jujur, Ignor. Jangan coba menipuku!”Namun sebelum Ignor menjawab, Marquis Gareth melangkah maju, mendukung pangeran kedua. “Pangeran Lucas, Pangeran Ignor tidak berbohong. Ramuan penawar itu memang ada di ruang rahasia bawah tanah. Jika Anda tidak percaya, mengapa tidak memeriksanya sendi

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 117- Konspirasi Pangeran Kedua

    Di dalam ruangan yang sunyi di Istana Kekaisaran, Pangeran Ignor duduk termenung. Di atas meja di depannya, gelas anggur yang hampir kosong itu menciptakan kilauan samar di bawah cahaya bulan yang terpantul dari jendela kecil. Suasana tegang dan penuh kekesalan memenuhi ruangan."Sial! Bisa-bisanya anak itu datang dan mengacaukan segalanya!" gumam Ignor, dengan ekspresi wajah yang penuh kebencian. Tangannya yang gemetar menggenggam gelas itu hingga jari-jarinya memutih, namun ia menahan diri untuk tidak membantingnya lagi.Di depannya, sosok berjubah hitam berdiri tegak. Tudung jubahnya menutupi sebagian besar wajahnya, tetapi dari suaranya yang rendah, terdengar jelas rasa kebencian yang mendarah daging. “Sepertinya kita terlalu meremehkan dia, Pangeran. Pembunuh yang kami kirim tidak hanya gagal, tapi juga dikalahkan dengan mudah olehnya.”Pangeran Ignor mendecak kesal, gelas anggur di tangannya bergetar. “Itu karena kau mengirimkan cecunguk kelas teri!” bentaknya, suaranya penuh am

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 1-Kisah Masa Lalu Raja Naga

    Dalam kegelapan malam, langit membentang luas di atas pegunungan Tethra, diterangi hanya oleh cahaya bintang-bintang. Di bawah langit yang tenang itu, kerajaan Drakonik berjaga dalam keheningan. Di tengah pusat kerajaan, berdiri sebuah kastil megah yang dipahat dari batu hitam, tempat Raja Naga, Drakonis, memerintah dengan bijaksana. Sebagai penguasa naga terakhir, ia memiliki kekuatan besar yang tak tertandingi di dunia manusia. Drakonis telah menjaga keseimbangan antara manusia dan makhluk magis selama berabad-abad. Namun, di malam itu, ketenangan hanya menjadi ilusi tipis. Sesuatu yang gelap, berbahaya, dan tidak terlihat sedang bersembunyi di balik tembok kastil. Jenderal Arkanis, salah satu panglima perang terpercaya Raja Naga, berjalan cepat melewati koridor batu yang dingin, matanya penuh tekad dan niat busuk. Dalam diam, ia menggenggam erat sebuah permata hitam, artefak kuno yang selama ini tersembunyi dari pandangan Drakonis. Raja Naga duduk di singgasananya, tubuhnya yang

    Last Updated : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 2-Darrel Van Bertrand

    Kerajaan Morph terletak di lembah hijau yang dikelilingi oleh pegunungan megah, tempat angin dingin selalu menyapu desa-desa kecil yang tersebar di sekitarnya. Di atas bukit tertinggi berdiri Kastil Bertrand, rumah bagi salah satu keluarga bangsawan terkuat di seluruh kerajaan. Keluarga Van Bertrand telah memerintah tanah ini selama beberapa generasi dengan kekuasaan dan kehormatan. Duke Davin Van Bertrand, penguasa saat ini, dikenal sebagai seorang pemimpin tegas dan adil, dengan dua putra yang cerdas dan seorang anak ketiga yang berbeda dari mereka semua. Darrel Van Bertrand, putra ketiga Duke, sedang berdiri di tepi balkon kamarnya, menatap ke cakrawala di kejauhan. Usianya baru menginjak lima belas tahun, namun beban kehidupan bangsawan sudah mulai terasa. Angin yang menerpa wajahnya membawa bau pinus dari hutan yang membentang jauh di luar kastil. Matanya yang biru cerah memandangi lembah di bawahnya dengan perasaan campur aduk—di sanalah kebebasan terletak, di balik hutan

    Last Updated : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 3-Manifestasi Kehendak Raja Naga

    Langit di atas Kastil Bertrand mulai gelap ketika Darrel Van Bertrand terbenam dalam buku kuno yang baru saja ditemukannya. Di balik halaman demi halaman yang dipenuhi dengan tulisan kuno dan simbol-simbol yang memusingkan, Darrel merasa seolah-olah dirinya ditarik ke dalam kisah yang berbeda—lebih tua dan lebih besar dari sekadar catatan sejarah manusia. Kisah tentang Drakonis, Sang Raja Naga, yang telah lama dilupakan oleh dunia manusia, kini tampak lebih nyata daripada apa pun yang pernah ia pelajari. Saat Darrel terus membaca, rasa dingin yang aneh menjalar melalui tubuhnya. Tulisan-tulisan dalam buku mulai terasa bukan hanya sebagai cerita belaka, tetapi sebuah panggilan, bisikan dari masa lalu yang mencoba mencapai pikirannya. “Drakonis,” Darrel berbisik, namanya terasa asing di lidah, namun penuh makna. Di saat yang sama, seseorang bergerak di balik bayang-bayang perpustakaan. Elara, sang pelayan yang telah melayani keluarga Van Bertrand selama bertahun-tahun, perlahan mende

    Last Updated : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 4-Dirinya dan Ingatan Drakonis

    Perpustakaan kastil yang gelap dan penuh debu terasa semakin sunyi setelah kekuatan yang dipanggil oleh Elara mulai surut. Getaran-getaran magis yang sebelumnya menyelimuti ruangan perlahan memudar, meninggalkan Darrel sendirian di lantai batu dingin. Tubuhnya gemetar hebat, jiwanya seakan terkoyak oleh kekuatan luar biasa yang baru saja terbangun di dalam dirinya.Di sudut ruangan, Elara berdiri diam, tatapannya penuh dengan kepuasan yang tenang. Wajahnya yang biasanya lembut dan ramah kini tampak jauh lebih dingin, seolah-olah ada jarak yang tak terlihat antara dirinya dan dunia di sekelilingnya. Dia tahu tugasnya hampir selesai. Kekuatan yang telah disimpan di dalam tubuh Darrel selama bertahun-tahun telah dibangkitkan, dan sekarang, waktunya telah tiba baginya untuk kembali.“Elara…” Darrel berbisik, suaranya penuh kebingungan dan kelelahan. Ia berusaha bangkit, namun tubuhnya terasa begitu berat. “Apa yang kau lakukan padaku? Siapa kau… sebenarnya?”Elara memandangnya dengan seny

    Last Updated : 2024-10-12

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 117- Konspirasi Pangeran Kedua

    Di dalam ruangan yang sunyi di Istana Kekaisaran, Pangeran Ignor duduk termenung. Di atas meja di depannya, gelas anggur yang hampir kosong itu menciptakan kilauan samar di bawah cahaya bulan yang terpantul dari jendela kecil. Suasana tegang dan penuh kekesalan memenuhi ruangan."Sial! Bisa-bisanya anak itu datang dan mengacaukan segalanya!" gumam Ignor, dengan ekspresi wajah yang penuh kebencian. Tangannya yang gemetar menggenggam gelas itu hingga jari-jarinya memutih, namun ia menahan diri untuk tidak membantingnya lagi.Di depannya, sosok berjubah hitam berdiri tegak. Tudung jubahnya menutupi sebagian besar wajahnya, tetapi dari suaranya yang rendah, terdengar jelas rasa kebencian yang mendarah daging. “Sepertinya kita terlalu meremehkan dia, Pangeran. Pembunuh yang kami kirim tidak hanya gagal, tapi juga dikalahkan dengan mudah olehnya.”Pangeran Ignor mendecak kesal, gelas anggur di tangannya bergetar. “Itu karena kau mengirimkan cecunguk kelas teri!” bentaknya, suaranya penuh am

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 116- Racun Kutukuan

    Pangeran Ignor menatap Pangeran Lucas dengan ekspresi penuh kebencian dan kekesalan. Tangannya terkepal erat, dan bibirnya bergetar seolah ingin melontarkan kata-kata yang lebih tajam. Namun akhirnya, ia berkata dengan nada dingin, “Tidak, kau salah, Lucas. Ramuan penawar itu memang ada. Tapi, ia tersimpan di ruang rahasia bawah tanah Kekaisaran. Jika kau benar-benar ingin aku menyembuhkan ayah kita, kau harus memberiku kunci itu untuk masuk ke sana.”Ucapan Ignor menggantung di udara seperti awan gelap. Pangeran Lucas menatap adik tirinya dengan tatapan terkejut bercampur tidak percaya. “Sejak kapan? Sejak kapan ramuan seperti itu disimpan di ruang bawah tanah Kekaisaran? Kau tidak mungkin berkata jujur, Ignor. Jangan coba menipuku!”Namun sebelum Ignor menjawab, Marquis Gareth melangkah maju, mendukung pangeran kedua. “Pangeran Lucas, Pangeran Ignor tidak berbohong. Ramuan penawar itu memang ada di ruang rahasia bawah tanah. Jika Anda tidak percaya, mengapa tidak memeriksanya sendi

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 115- Konflik Internal Kekaisaran

    Di istana kekaisaran yang megah, suasana tegang memenuhi ruang tempat tidur Kaisar Fredrik Ravendel. Di. mana ketegangan menggantung di udara. Kedua pangeran, Lucas Ravendel dan Ignor Ravendel, saling berhadapan, aura permusuhan terlihat jelas di antara mereka.Ignor memecah kesunyian dengan suara dingin, “Lucas, kau tahu apa yang harus kau lakukan. Ini bukan hanya tentang kita. Ini juga menyangkut keselamatan ayah.”Lucas menatap adiknya dengan tajam, kemarahan terlihat di matanya. “Menggunakan ayah sebagai alat tawar-menawar? Kau tak tahu malu, Ignor.”“Aku memberikan pilihan yang masuk akal,” jawab Ignor dengan nada penuh percaya diri. “Kaisar membutuhkan penawar, dan kekaisaran membutuhkan pemimpin yang kuat. Kau tak punya pendukung, Lucas. Hanya aku yang bisa menyelamatkan semuanya.”Marquis Gareth, yang berdiri di sisi Ignor, menambahkan, “Tuan Lucas, pikirkan dengan bijak. Menyerah bukan berarti lemah. Itu adalah tanda penghormatanmu kepada Kaisar. Lagipula, apa gunanya tetap

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 114- Pembunuh Bayaran

    Di dalam kamar penginapan yang remang, Darrel berbaring di atas kasur. Wajahnya tampak tenang, tetapi batinnya tidak sepenuhnya beristirahat. Setiap napasnya mengikuti ritme yang lembut, namun indra kewaspadaannya terus berjaga. Cahaya bulan yang menyelinap masuk melalui celah jendela menambah kesan damai, tapi ia tahu malam ini tidak akan berlalu dengan mudah.Di luar, bayang-bayang hitam melompat-lompat di atas atap bangunan seperti kucing liar. Mata tajam mereka mengintai, penuh fokus, menyisir setiap jengkal ruangan tempat Darrel berada. Pemimpin mereka, sosok berjubah hitam dengan mata menyala merah redup, memberikan isyarat tangan. Seketika, mereka menyebar. Salah satu di antaranya menyusup masuk melalui celah jendela yang terbuka sedikit. Langkahnya begitu ringan, hampir tidak terdengar di lantai kayu. Sosok itu mendekati tempat tidur Darrel dengan hati-hati. Dari balik jubahnya, ia mengeluarkan belati tipis. Kilauan tajam senjata itu tampak mengintimidasi memantulkan cahay

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 113- Bertemu Vindel dan Cilera

    Di kedalaman istana kekaisaran, dalam sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lilin yang berkedip-kedip, suasana penuh ketegangan terasa menyesakkan. Beberapa sosok berdiri di dalam bayang-bayang, sementara satu sosok berlutut di lantai marmer yang dingin.Smith tampak gemetar. Peluh deras mengalir di pelipisnya, perlahan menetes ke lantai. "B-benar, Tuan Pangeran. Pemuda bernama Darrel Van Bertrand itulah yang menghentikan kekacauan yang diciptakan oleh para undead itu," ucapnya dengan nada penuh ketakutan.Pangeran Kedua Kekaisaran Ravencroft, Ignor Ravendel, memukul meja di depannya dengan kemarahan membara. Suara dentuman kayu memenuhi ruangan, membuat semua orang yang ada di sana tersentak."Sialan! Sudah kuduga bocah itu akan menjadi duri dalam rencanaku! Padahal kekacauan itu seharusnya memastikan kematian si anak haram itu!" seru Ignor penuh amarah. Matanya memancarkan kebencian mendalam, seolah membara seperti api neraka.Sosok berjubah hitam yang berdiri di sa

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 112- Salah Target

    Lanjutkan cerita di atas dengan alur bab 112 berikut ini, panjang cerita minimal hingga 1100 kata:Pria itu tampak terkejut, namun ia segera menyembunyikannya di balik wajah datarnya yang berpura-pura tampak tegas.Pria yang memimpin para kesatria itu, Smith, tampak terkejut melihat situasi penuh kerusakan di dalam aula istana. Namun, ia segera menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi wajah datar yang berusaha terlihat tegas.“Tampaknya semua sudah ber—” ucap Smith terputus ketika seorang pemuda melangkah keluar dari aula, melewati para kesatria tanpa sedikit pun rasa gentar.Smith, yang merasa tugasnya dipertanyakan, segera berbalik dan berteriak, “Berhenti di sana, anak muda!”Langkah Darrel terhenti. Ia menoleh perlahan, menatap Smith dengan ekspresi santai namun dingin. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang tampak lebih seperti peringatan. “Ada apa, Tuan Kesatria?” tanyanya dingin, nada suaranya datar namun penuh tekanan.Smith melangkah maju dengan dagu terangkat. “Ti

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 111- Menghentikan Kekacauan

    Aula pesta yang megah kini telah menjadi arena pertarungan penuh darah dan kehancuran. Undead dengan rupa mengerikan terus bermunculan, menyeret tubuh mereka yang busuk dan menyerang tanpa henti.Suara jeritan manusia bersahut-sahutan dengan raungan monster, menciptakan harmoni kegelapan yang menggetarkan.Namun, di tengah badai kekacauan, Darrel berdiri tenang. Pancaran aura keemasan menyelubungi tubuhnya, membuat undead yang mendekat langsung meleleh menjadi debu.Pandangannya menyapu seluruh ruangan, berusaha menemukan sumber energi gelap yang menjadi dalang dari kekacauan ini.Sudut matanya menangkap gerakan mencurigakan di balik salah satu tiang besar. Darrel memperhatikan dengan seksama, memastikan gerak-gerik sosok bertudung hitam yang terlihat menyembunyikan dirinya di sana. Meskipun wajah sosok itu sebagian besar tertutup, senyum dingin yang melengkung di bibirnya menunjukkan kebencian dan niat jahat."Jadi kaukah dalang di balik semua ini," gumam Darrel, suaranya rendah nam

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 110- Kekacauan

    "Apakah Duke Van Bertrand tak pernah mengajarimu sopan santun, nak?" Sebuah suara lantang penuh arogansi memecah keheningan. Marquis Gareth Bicris, seorang bangsawan paruh baya dengan tubuh tinggi besar dan wajah penuh keangkuhan, melangkah maju. Ia berdiri di sisi Pangeran Ignor, matanya menatap Darrel seolah memandang seorang budak rendah.Darrel tetap tenang, tatapannya tidak bergeming. Namun, di balik ketenangannya, api kecil berkobar dalam dirinya. Ia tahu Marquis Gareth tipe orang yang hanya mengandalkan status dan jabatan untuk menghina orang lain.“Benar!” sahut Armand dengan nada keras, seolah mendapatkan dukungan. Ia melangkah maju, menunjuk Darrel dengan jari gemetar. “Anak muda ini tidak tahu tempatnya. Berlagak sok hebat, tapi hanya memalukan dirinya sendiri!”Beberapa bangsawan tertawa kecil, suara mereka bercampur antara rasa takut dan kepuasan melihat seorang pemuda "rendahan" seperti Darrel dipojokkan.Namun, Darrel hanya tersenyum tipis. Senyumnya bukan karena kesen

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 109- Perseteruan Pangeran

    Setelah Pangeran Ignor menyelesaikan pidatonya dan mendapat tepuk tangan penuh penghormatan, suasana aula kembali menjadi riuh. Namun, ketegangan merayap saat pintu utama aula terbuka sekali lagi.Seorang pemuda berambut cokelat tua memasuki ruangan, mengenakan jubah sederhana berwarna hitam dengan lambang keluarga kekaisaran Ravendel di dadanya. Langkahnya tegap, namun aura yang ia bawa tampak sunyi.Pangeran Lucas Ravendel, putra pertama Kaisar Ravendel, telah tiba.Namun, berbeda dengan sambutan hangat yang diterima Pangeran Ignor, kehadiran Lucas disambut dengan tatapan dingin, senyuman palsu, dan bisikan sinis.“Beraninya anak haram ini muncul di acara sebesar ini?” bisik seorang bangsawan perempuan sambil menutup mulutnya dengan kipas. “Dia tak tahu malu. Pangeran Ignor jelas lebih pantas menjadi putra mahkota.”“Aku heran mengapa Kaisar masih membiarkan dia memakai lambang Ravendel,” sahut seorang pria tua dengan nada menghina.Namun, Lucas berjalan dengan kepala tegak. Tatapan

DMCA.com Protection Status