Home / Romansa / Malam Penuh Gelora Bersama Bosku / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Chapter 351 - Chapter 360

370 Chapters

Bab 351

Bagaimanapun, Preston selalu memahami satu hal. Untuk bisa mengelola perusahaan dalam jangka panjang, tubuh adalah aset terpenting. Dia hampir tidak pernah melewatkan waktu makan. Bahkan di sela-sela kesibukannya, dia masih meluangkan waktu untuk berolahraga.Benar-benar definisi pria lajang berkualitas tinggi."Preston, meskipun sudah makan dengan baik di luar negeri, aku ingat kamu pernah bilang kalau kamu nggak terbiasa sama makanan di sana. Sekarang kamu sudah kembali, makanlah lebih banyak," ucap Sylvia yang merasa tidak rela dirinya diabaikan.Sambil tersenyum manis, dia mengambil sepotong daging sapi dan meletakkannya ke dalam piring Preston."Oh iya, Preston, besok aku ada jadwal pemeriksaan. Aku agak khawatir, bisa nggak kamu temani aku? Kata dokter, hasil pemeriksaan besok akan menentukan apakah aku bisa kembali melakukan olahraga es lagi atau nggak.""Oke, aku temani kamu besok siang," jawab Preston dengan nada datar.Kilatan kepuasan melintas di mata Sylvia. Dia lalu mengam
Read more

Bab 352

Livy menoleh dengan bingung, lalu terkejut saat melihat Preston yang baru saja mendorong pintu hingga terbuka.Kepalanya terasa sedikit pusing karena hawa panas dari air hangat. Dengan refleks, dia segera menutupi dadanya dengan kedua tangan dan berseru, "Kamu masuk tanpa ketuk pintu dulu!""Aku sudah ketuk, kamu yang nggak dengar," jawab Preston. Matanya sekilas menyapu ke arah Livy sebelum dia mulai melepas pakaiannya dengan tenang.Livy merasa canggung dan buru-buru mematikan video pendek di ponselnya. Melihat Preston semakin melepas pakaiannya, dia langsung merasa panik."Kalau kamu mau mandi, aku keluar dulu ...," ujarnya dengan tergesa-gesa."Buru-buru sekali? Lanjutkan saja mandimu. Bak mandinya cukup besar, kita berdua muat," kata Preston datar, seolah itu adalah hal yang wajar.Kemejanya yang hitam sudah terlepas, memperlihatkan tubuhnya yang berotot dengan garis-garis perut yang tajam dan menggoda. Livy menelan ludah. Pikirannya seketika kosong dan wajahnya mulai memanas."Ak
Read more

Bab 353

"Model yang kupilih cukup simpel, jadi kamu bisa pakai waktu kerja juga." Preston benar-benar memikirkan semuanya kali ini.Sebagai karyawan seperti Livy, jika dia memakai perhiasan mencolok atau barang bermerek mahal di kantor, pasti akan menarik perhatian orang lain."Terima kasih, Sayang," ujar Livy, meskipun di dalam hatinya ada sedikit perasaan tak nyaman. Apakah semua ini dipilih oleh Sylvia?"Nggak suka?" Preston menatap ekspresi Livy, tidak bisa menjelaskan perasaannya sendiri.Perjalanan bisnisnya kali ini sangat sibuk, tetapi dia tetap meluangkan waktu sepanjang sore untuk memilih hadiah ini untuknya. Dia mengira Livy akan senang. Namun, melihat raut wajahnya yang begitu datar, Preston merasa tidak puas."Bukan nggak suka, aku cuma agak capek," jawab Livy, lalu menyembunyikan wajahnya di bantal."Kalau capek, istirahatlah." Preston meletakkan kotak hadiah di samping tempat tidur, lalu ikut naik ke ranjang dan berbaring. "Kamu yakin nggak mau ambil cuti satu hari lagi? Masih a
Read more

Bab 354

Pertanyaan itu membuat Livy terdiam dan bingung. Apa maksudnya dengan "begitu ingin meninggalkannya"? Kalau Livy tidak ingin pergi, apakah dia bisa benar-benar bertahan di sisi Preston?Pada akhirnya, Preston tidak pernah menjadi miliknya.Sylvia sedang dalam proses pemulihan dan begitu dia benar-benar sembuh, Livy pasti akan disingkirkan. Entah kapan, Preston akan mengajukan perceraian. Livy hanya ingin menyiapkan jalan keluar untuk dirinya sendiri setelah pernikahan ini berakhir."Nggak dengar?" Dagu Livy tiba-tiba diangkat paksa, memaksanya menatap langsung ke dalam mata Preston.Dalam tekanan seperti itu, dia hanya bisa berbisik pelan dan balik bertanya, "Jadi ... Sayang, kamu nggak akan menceraikanku? Apakah kita akan terus seperti ini selamanya?"Setelah Livy berkata demikian, tatapan Preston berubah dingin. Cengkeramannya di dagu Livy sedikit menguat, seolah menahan sesuatu. Namun, hanya dalam hitungan detik, dia tiba-tiba melepaskannya."Nggak perlu dibahas. Tidurlah." Nada bic
Read more

Bab 355

Livy butuh kesempatan ini untuk menambah pengalamannya dan memperkuat resume-nya. Seperti yang diduga, setelah mendengar kata-kata itu, ekspresi Sherly berubah sedikit kaku."Livy, aku cuma memikirkan kesehatanmu," katanya dengan nada yang lebih datar. "Tapi kalau kamu benar-benar ingin ikutan, jangan salahkan aku kalau terjadi sesuatu nanti."Mendengar perkataannya, Livy merasa agak lega. Dia juga tidak ingin memperburuk hubungan dengan Sherly, jadi dia segera berkata dengan sopan, "Terima kasih, Bu Sherly!"Begitu kembali ke mejanya, Ivana segera mengiriminya rencana awal proyek. Tak lama kemudian, pembagian tugas diumumkan."Livy, begini," kata Sherly mendatanginya. "Jadwal kerja sudah disusun sebelumnya. Aku nggak nyangka kamu akan ikut, jadi sementara ini, satu-satunya posisi yang tersisa adalah tugas lapangan. Kalau kamu nggak keberatan, aku akan menugaskanmu ke sana."Nada bicaranya terdengar seolah sedang berunding. Namun, Livy tahu bahwa ini bukan tawaran pilihan. Dia tidak pu
Read more

Bab 356

Sebelum Livy melangkah lebih jauh, resepsionis itu mengernyit sambil berteriak dengan panik, "Satpam, cepat hentikan wanita ini!"Tak lama kemudian, seorang satpam langsung menghalangi jalan Livy. Dia buru-buru menjelaskan dengan cemas, "Aku sekretaris dari Grup Sandiaga. Aku datang untuk mengantar dokumen. Ada dokumen yang sangat penting yang harus ditandatangani oleh Pak Rayn!"Dua satpam itu sama sekali tidak menggubris perkataannya. Mereka hanya berdiri di hadapannya seperti gunung yang kokoh. Livy mulai gelisah dan ingin menerobos masuk.Namun, perbedaan kekuatan antara pria dan wanita terlalu besar. Salah satu satpam di sisi kiri langsung menahan bahu Livy karena melihatnya menolak untuk mundur.Dalam sekejap, rasa sakit menjalar hingga membuat mata Livy berkaca-kaca."Lebih baik kamu pergi dari sini. Kalau nggak, aku akan memanggil polisi!" Satpam itu menatapnya dengan ekspresi dingin."Aku ...." Livy masih ingin menjelaskan."Ada apa ini?" Suara yang familier terdengar dari ara
Read more

Bab 357

Seth yang berjalan di depan tiba-tiba berhenti dan membuka pintu ruang rapat. Livy mengikutinya masuk dan segera menyerahkan dokumen itu.Tanpa terlalu memperhatikan, Seth membolak-balikkan dokumen itu, lalu menatap Livy dengan sorot mata penuh arti. "Aku nggak tahu Ryan punya teman perempuan."Ryan berdeham pelan. "Ceritanya panjang. Kak, cepat tandatangani dokumen itu. Aku mau ajak Livy makan nanti. Kebetulan, kami bertemu hari ini."Seth berdecak. "Enak saja! Aku belum menyelesaikan urusan denganmu. Jadi, kamu merasa kamu nggak bisa kabur lagi karena aku sudah kembali ke negara ini, makanya kamu datang sendiri untuk berdamai?"Ryan hanya bisa pasrah, menerima takdirnya sebagai asisten sementara. Dia menuangkan teh untuk mereka berdua, lalu menghela napas. "Kak, kamu ini kakakku. Kita sudah lama nggak ketemu. Apa aku nggak boleh datang menemuimu?""Semoga memang begitu." Seth menarik kembali tatapannya.Livy mendengar percakapan mereka dalam diam, merasa suasana di ruangan ini begitu
Read more

Bab 358

Dengan membawa dokumen, Livy buru-buru naik MRT. Saat hampir sampai, telepon dari Sherly masuk.Dari suara bising yang terdengar di ujung telepon, sepertinya dia sedang berada di tempat hiburan. Musiknya sangat keras. "Livy, apa dokumennya sudah ditandatangani oleh Pak Seth?""Sudah, Bu. Aku sebentar lagi sampai di kantor. Nanti dokumennya akan kuserahkan kepadamu." Livy melirik informasi pemberhentian dan segera turun dari MRT."Oh, nggak perlu buru-buru lagi. Maaf ya, tadi aku terlalu sibuk sampai lupa kasih tahu. Bagian bisnis belum mengejar progresnya, jadi dokumen ini kamu simpan saja dulu. Besok saja baru diserahkan kepadaku."Nada suara Sherly terdengar seperti permintaan maaf, tetapi sama sekali tidak ada kesan menyesal di dalamnya.Hati Livy semakin dipenuhi kekesalan. Dia menggenggam ponselnya erat-erat, lalu bertanya dengan hati-hati, "Bu, apa akhir-akhir ini aku melakukan sesuatu yang membuatmu nggak senang?""Mana mungkin? Jangan pikir macam-macam. Ini memang kesalahanku.
Read more

Bab 359

Besok sore ....Kalau begitu, selain waktu makan siang, masih ada sekitar dua jam tersisa. Livy hanya bisa menyetujuinya.Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Livy berjalan ke kamar Preston. Karena tidak membawa laptop pulang, dia hanya bisa meminjam laptop Preston jika ingin bekerja sekarang.Setelah mengirim pesan kepada Preston, Livy membaca dokumen melalui tabletnya. Namun, sampai sekarang Preston masih belum membalasnya sehingga Livy terpaksa menelepon.Nada sibuk terdengar cukup lama. Tiba-tiba, terdengar suara dari ujung telepon dan dari belakang. "Kenapa berdiri di depan ruang kerjaku?"Livy terkejut dan segera berbalik. Preston sudah berdiri di tangga lantai dua. Dia kaget dan refleks memegang dadanya, lalu buru-buru menjelaskan, "Sayang, aku boleh pinjam laptopmu nggak? Aku harus kerja sebentar.""Hm." Preston membuka pintu ruang kerjanya. "Kata sandinya PS1230."PS? Livy terdiam sejenak. Apakah itu singkatan dari Preston dan Sylvia?Tangan Livy terkepal, tetapi dia tetap
Read more

Bab 360

Pria di hadapannya melirik Livy sekilas, lalu menyahut dengan tenang, "Sebagai seorang atasan, bukankah sudah seharusnya peduli pada karyawannya?"Perasaan senang yang sempat muncul di hati Livy langsung sirna. Dia hanya mengiakan dengan setengah hati, "Hm.""Memang kerjaanku agak banyak, tapi Bu Sherly bilang nanti komisi yang kudapat juga akan lebih besar.""Komisi sebanyak apa pun, jangan sampai nggak cukup untuk membayar biaya rumah sakit nanti," ujar Preston dengan nada sedingin es.Livy tidak bisa berkata apa-apa. Meskipun latar belakang Preston cukup rumit, dia tetap tumbuh dalam lingkungan penuh kemewahan dan tidak perlu khawatir soal uang.Namun, Livy berbeda. Kalau bukan karena beruntung dan bertemu Preston, mungkin biaya operasi dan rawat inap neneknya pun tidak akan bisa dibayar.Jadi, uang sangat penting baginya, sekalipun itu berarti harus mengorbankan tubuhnya sendiri.Melihat Livy yang diam saja, Preston juga tidak melanjutkan pembicaraan. Dia hanya berbalik dan pergi m
Read more
PREV
1
...
323334353637
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status