หน้าหลัก / Romansa / BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN / บทที่ 61 - บทที่ 70

บททั้งหมดของ BUKAN PEREMPUAN PANGGILAN : บทที่ 61 - บทที่ 70

79

Chapter 61

Brak!"Jadi maksud Anda, saya harus kasih 1 M baru bisa menikahi Laras?!" Fandi naik pitam setelah mendengar ucapan Frans. Matanya melotot merah mengincar wajah lelaki di depannya itu usai menggebrak meja.Frans cuma tersenyum. Mukanya tenang-tenang saja. "Ya memang begitu yang tertulis di kesepakatan kontrak kita, kan? Kok situ mesti marah-marah?" katanya dengan santai. Sambil mengusap-usap dagunya, dia melirik ke arah dua orang pengawal yang sedang menunggu perintahnya.Jikalau Fandi mau bertindak macam-macam, ya dia tinggal suruh para bodyguard itu untuk menghajarnya. Apa yang mesti ditakuti?Fandi mengepalkan buku-buku jemarinya penuh emosi. Ingin rasanya dia menghantam wajah Frans yang sedang cengengesan itu."Jangankan 1 M, berapapun yang Anda minta akan saya turuti asalkan Laras tidak lagi melakukan transaksi dengan klien lain," desis Fandi. Dia menunjuk muka Frans dengan tatapan sengit.Frans manggut-manggut. "Saya akan dengan senang hati menerima tawaran Anda," ucapnya lalu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-10
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 62

Malam kian beranjak larut. Laras terlihat sedang berdiri seorang diri di tepi garis jendela kamar. Entah apa yang sedang ia pandangi. Bagas tersenyum melihat punggung sang istri. Dia lantas menghampirinya.Laras yang sedang terhanyut dalam lamunan dibuat tersentak saat ada dua tangan berbulu yang tiba-tiba saja melingkar di sekitar perutnya disertai bisikan yang intim."Laras, Mas kangen ...," ucapnya dengan nafas yang memburu panas menyapu ke telinga Laras.Perempuan itu memejamkan mata seraya menahan gejolak yang sedang bergelut di dalam hatinya. Maka dihela nafas sedalam-dalamnya oleh Laras sebelum ia memutar tubuhnya guna melihat wajah rupawan lelaki yang enggan melerai rengkuhan intim itu."Mas Bagas kok belum tidur?" Ia bertanya dengan pendar mata yang sendu dan suara yang teramat lirihnya.Bagas tersenyum menanggapi, "Mas nggak bisa tidur kalau kamu juga masih terjaga begini."Pendar mata Laras meredup. Andaikan ia tidak terjerumus ke dalam jurang kenistaan dan dosa, mungkin i
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-10
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 63

Pagi menjelang siang cuaca mulai panas. Bagas bersama buruh lainnya tampak sedang melakukan pekerjaan mereka di area kontruksi."Jadi, si Bagas sudah kembali ke Jakarta?" Sambil berdiri di tepi pagar balkon ruangan Opice, Fandi memperhatikan Bagas.Laki-laki kurus yang berdiri di belakangnya segera mengangguk. "Benar, Pak. Bagas sudah kembali ke Jakarta dan seperti yang Pak Fandi lihat, dia sudah kembali bekerja."Fandi menghantam tepi pagar dengan kepalan tangannya. Darahnya berdesir panas tiba-tiba.Sialan betul si Bagas!Kenapa lelaki itu harus kembali ke Jakarta hidup-hidup? Padahal dia sudah membayar orang untuk mencelakainya sewaktu Bagas bertugas di Kalimantan.Ini tidak bisa dibiarkan! Rencananya untuk menikahi Laras bisa gagal. Sambil memejamkan mata menahan emosi, Fandi mulai berpikir."Bapak memanggil saya?"Lelaki yang sedang berdiri di tengah ruangan sempit itu mengangguk. Bagas tersenyum lalu menghampirinya."Bagas, mulai besok kamu tidak usah lagi datang ke proyek."Ba
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-11
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 64

"Aku pamit."Elsa mengangguk menanggapi ucapan Bagas. Lelaki itu berpamitan mau pulang. Meski masih ingin mengobrol dengan Bagas, Elsa pun melepasnya."Kalo kamu mau, kamu bisa kerja di sini." Elsa bicara lagi saat ia mengantar Bagas menuju pintu butik.Sambil melayani pelanggan, Asti memperhatikan mereka.Bagas tersenyum. "Memangnya apa yang bisa aku kerjakan di sini?""Jadi Satpam!" jawab Elsa lalu tertawa.Bagas tersenyum sambil geleng-geleng. "Nanti deh aku pikirkan lagi."Elsa mengangguk. Bagas pun segera meninggalkan butik. Sambil berdiri di depan teras, Elsa memandangi punggung Bagas yang sedang menuju motornya.Bagas, andaikan dia tahu tentang rahasia Laras. Apakah dia akan meninggalkan perempuan itu?Ingin sekali ia mengatakan semuanya kepada Bagas. Namun, Elsa tidak mau melukai hati Bagas nantinya. Biarlah Bagas tahu sendiri tentang pekerjaan kotor Laras.i***Kediaman Laras pukul lima sore."Mas Fandi?"Laras sangat terkejut saat membuka pintu sore itu. Dilihatnya Fandi ya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-11
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 65

"Sialan!"Pak Wirya terlihat sangat marah saat keluar dari pengadilan. Dua orang sekretaris cuma menekur takut sambil mengikuti langkahnya menuju mobil.Dari arah berlawanan tampak Pak Danu bersama sekretaris dan pengacaranya. Melihat lawannya itu, Pak Wirya melempar tatapan sinis."Seneng kamu sekarang, kan? Ujug-ujug dapat duit lima ratus juta! Mimpi apa kamu, Danu?" celoteh Pak Wirya dengan acuh dan congkak.Pak Danu tersenyum. "Apa mesti saya naik banding untuk menuntut kamu lagi atas perilaku kurang menyenangkan?"Pak Wirya terkesiap. "Blegedes!" cercanya lantas segera pergi.Sambil berdiri Pak Danu memandangi punggung lelaki itu menuruni undakan anak tangga pengadilan. Dia berharap tidak lagi berurusan dengan orang semacam Pak Wirya."Kita pulang sekarang," ujarnya lantas segera melanjutkan langkah.Dua orang di belakangnya segera mengangguk dan mempersilahkan Pak Danu menuruni anak tangga menuju mobilnya.Sementara itu di kediaman Pak Handoko. Purwanti tidak mau makan dan kukuh
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-11
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 66

"Kalian periksa lagi, ya? Saya nggak mau ada kesalahan.""Baik, Mbak Elsa."Elsa mengangguk dan segera mengibaskan tangannya. Maka orang-orang itu segera meninggalkan ruangan."Mbak Elsa, ada yang nungguin tuh!" Asti tiba-tiba datang.Elsa yang sedang sibuk enggan mengalihkan pandangan dari layar laptop di hadapannya. "Siapa?""Itu, Mbak!" Asti menunjuk ke arah pintu kaca ruangan.Elsa menoleh. Dilihatnya seorang lelaki yang sedang berdiri dengan gelisah di luar ruangan. Bagas?Elsa tersenyum. Asti dibuat keheranan melihat perempuan itu yang bergegas bangkit dan segera berjalan menuju pintu."Bagas? Hei!" Lelaki yang sedang berdiri di depan ruangan dibuat sedikit terkejut mendengar seseorang menyapanya begitu ceria."Maaf kalo aku telat," ujarnya dengan agak sungkan.Elsa tersenyum. "Nggak telat kok! Aku seneng kamu mau datang."Bagas mengangguk.Elsa segera memanggil Asti dan memintanya untuk mengajak Bagas menuju pos security di bagian depan butik. Sambil berdiri di depan pintu,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 67

Mobil yang membawa Laras dan Purwanti tiba di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Purwanti kegirangan. Dia segera menggandeng Laras keluar dari mobil.Dari dalam mobil yang menepi di seberang jalan, Fandi memperhatikan mereka. Diusap-usap dagunya penuh tanya.Apa yang Laras mau lakukan dengan ibunya Bagas?"Oalah! Mall nya gede banget! Kita bisa borong kebaya di sini!" pekik Purwanti. Dia tampak begitu bersemangat.Laras tersenyum. Dia segera mengikuti saat langkah Purwanti menuju sebuah butik di lantai dasar mall.Fandi yang sudah turun dari mobil mulai memasuki area mall. Matanya mencari-cari ke sekitar.Kemana perginya Laras?"Wah, ini kayaknya cocok buat kamu, Laras! Warnanya juga ngejreng!" Laras cuma tersenyum saat Purwanti memilihkan beberapa dress dan stelan kebaya untuknya. Selera sang ibu mertua cukup bagus."Loh! Ada kemeja juga!" Purwanti segera berpindah menuju deretan pakaian pria. Dia memilih beberapa stelan.Laras tersenyum melihatnya. Namun kemudian dia te
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 68

Jarum jam menunjuk ke angka sepuluh. Laras menoleh ke arah lelaki yang terbaring di sampingnya. Mas Bagas sudah terlelap. Ini saat yang tepat untuk menemui Mas Fandi.Dengan pelan dan tanpa menimbulkan suara, Laras beringsut dari ranjang. Dia menoleh ke arah Bagas sesaat sebelum menghambur dari kamar.Purwanti yang berada di kamar sebelah juga sudah tertidur pulas. Melihat situasi yang aman, Laras segera menyambar tas dinasnya dari balik lemari dapur.Langkah sepasang tungkai jenjang itu terayun dengan cepat. Sambil mendekap tasnya di dada, Laras meninggalkan pelataran rumah.Tanpa dia sadari, Bagas sudah terjaga. Kini lelaki itu sedang memperhatikan gerak-gerik Laras dari tepi jendela kamar. 'Laras, Ibu melihatnya sendiri! Lelaki itu mau paksa dia masuk mobil! Sebelumnya Ibu juga pernah melihat lelaki itu sewaktu kamu sama Laras ke Solo. Dia keluar dari fitting room sewaktu Laras sedang ganti baju di mall.'Bagas mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ucapan sang ibu membuatnya gelisah da
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 69

"Dasar tolol! Gue udah bilang jangan cari gara-gara sama si Bimo! Sekarang kita semua yang bakal kena getahnya! Dasar bego!" Baron sedang marah-marah pada tiga orang anak buahnya. Dia kesal karena mereka mengusik gembong preman bernama Bimo. Orang itu musuh bebuyutan Baron.Tiga orang lelaki menunduk ketakutan. Baron berdecak jengah lalu geleng-geleng. Tak lama kemudian satu orang lelaki datang ke ruangan itu.Dia kaget melihat tiga temannya yang sedang dimarahi oleh bos mereka."Heh, gimana? Udah ada kabar soal cewek yang bernama Elsa?" tanya Baron pada lelaki yang baru datang.Dia Anto, tangan kanan Baron. Anto baru kembali dari tugas yang Baron perintahkan. "Udah, Bang!" jawab Anto secepatnya.Baron manggut-manggut. "Tunggu apalagi? Cepet seret cewek itu kesini!""Siap, Bang!"Anto bergegas pergi. Baron kembali menoleh ke arah tiga orang lelaki yang masih menekurkan kepalanya."Ngapain lu semua masih mejeng di sini? Sana susul si Anto!" geraknya dengan marah.Tiga orang lelaki i
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม

Chapter 70

Saat itu pukul sepuluh malam. Elsa sedang berjalan menuju mobilnya yang terparkir di pelataran butik. Hawa ngantuk membuatnya tak henti menguap. Elsa merindukan kasurnya yang nyaman. Dia ingin segera pulang.Baru saja langkahnya mencapai pintu mobil, Elsa dibuat terkejut saat tiba-tiba ada tangan yang membungkam mulutnya dari arah belakang. Dia berusaha berontak dan ingin menjerit."Mbak Elsa!"Asti yang baru keluar dari butik dibuat sangat terkejut melihat Elsa disergap oleh beberapa orang tidak dikenal. Jelas itu tindak kejahatan. Dia buru-buru berlari sambil berteriak."Mbak Elsa!""Tolong!"Anto dan tiga temannya bergegas kabur setelah berhasil memasukkan Elsa ke dalam mobil. Teriakan Asti bisa memicu keributan yang memancing orang-orang berdatangan."Tolong!"Elsa yang sudah berada di dalam mobil berusaha berteriak dan berontak dari dua orang lelaki yang sedang memegangi kedua tangannya."Diem lu!" gertak Anto sambil memasang wajah sangar kepada Elsa. Lelaki itu duduk di samping
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
345678
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status