All Chapters of Atlet Sekolah Menyebalkan Jadi Suamiku : Chapter 81 - Chapter 90

107 Chapters

Hasrat yang Tak Terselesaikan

Arion mengembuskan napas panjang, matanya masih nyari-nyari jawaban di wajah Alina. "Lo yakin banget ini yang lo mau?" Alina mengangguk cepat. "Lo nggak ngerti betapa gue butuh lo sekarang. Gue nggak bohong." Arion mengusap rambut Alina, nunduk sedikit sampai keningnya nempel di kening Alina. "Lo bikin gue kehilangan kendali atas diri gue.." Tapi Arion nggak mundur. Tangannya melingkar di pinggang Alina, mereka sama-sama merasakan detak jantung masing-masing. Alina nggak perlu ngomong apa-apa lagi. Karena malam itu, semuanya udah cukup jelas. Arion nggak mundur. Tangannya melingkar di pinggang gue, dan gue bisa ngerasain detak jantungnya, sama kayak dia pasti ngerasain detak jantung gue. Kita nggak perlu ngomong apa-apa lagi. Malam itu, semuanya udah cukup jelas. "Lo nggak tau, kan, betapa lo bikin gue gila?" kata Arion pelan. Rahangnya keliatan tegang, tapi mata dia berubah gelap. Hasratnya jelas terpancar. Jantung Alina berdebar kencang, kayak mau meledak. Dia diem,
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Malam yang Mengubah Segalanya

Arion ketawa kecil, matanya berbinar nakal. "Oh ya? Gue rasa nggak gitu deh rasanya." Dia berguling turun dari tempat tidur, dan Alina hampir cemberut sampai Arion tiba-tiba ngelepas celana sama celana dalamnya. "Begini aja. Kita berdua sampai klimaks sambil humping, tapi masih pakai baju kayak pengantin baru.. Bareng lo, ini bisa jauh lebih seru daripada yang pernah gue bayangin." Arion ngejatuhin celananya ke lantai, dan Alina nggak bisa nahan pandangannya yang kini fokus ke tubuh Arion, dia polos sepenuhnya untuk pertama kalinya di depan Alina. "Arion..." Arion menyeringai lebar. "Lo suka apa yang lo lihat?" Alina mengangguk tanpa ragu. "Banget." Arion lompat balik ke tempat tidur, bikin Alina ketawa kecil karena gerakannya yang main-main. Dengan santai, Arion menarik selimut yang nutupin tubuh Alina dan ngelepas celana pendek Alina tanpa basa-basi. Alina nggak bisa nahan senyum lebar sampai pipinya sakit. Arion mendekat lagi, cium bibir Alina dengan lembut tapi
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Backstreet Dulu, Biar Clarissa Gak Tau

Panas langsung nyambar wajah Alina, dan dia sibuk ngeliatin lantai. “Eh, udah lah, nggak usah jaim-jaim lagi depan gue.” “Gue tahu... cuma, ya aneh aja rasanya.” Alina nunduk, mukanya merah. “Lo kan bilang kita cuma temenan dan nggak bisa kayak gini. Gue takut malah bikin hubungan kita jadi ribet.” Arion naruh panci sambil narik napas panjang, terus dia jalan ke arah Alina. Dengan santai, dia ngangkat dagu Alina pakai jarinya, bikin Alina nggak bisa kabur dari tatapannya. “Denger, Na. Kalau gue nggak mau, gue nggak bakal lakuin itu. Lagian gue udah gede, nggak bakal bisa dimanipulasi kayak anak kecil.” “Itu bukan manipulasi, Arion.” Alina balas tatapan Arion, meskipun jantungnya deg-degan. “Mungkin gue cuma… ya, butuh lo waktu itu. Tapi ini bikin semuanya jadi lebih ribet.” Arion ngangkat alis, mukanya kayak nahan ketawa. “Ribet apanya? Gue nggak ngerti, coba jelasin.” “Gue bukan tipe cewek yang cari ‘temen deket yang plus-plus,’ ngerti, kan?” Alina nyilangkan tangan di da
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Gambar Yang Perlu Diingat

“Dengerin dulu penjelasan gue,” Arion mencium pipi Alina, lalu lanjut ngomong. “Jadi gini, jalan bareng Clarissa selanjutnya adalah yang terakhir. Itu cuma acara penggalangan dana yang bokap nyokap gue suruh datengin. Gue bakal dateng bentar, sejam paling lama, terus cabut. Habis itu, gue bakal putus total sama dia, nggak ada lagi drama hubungan palsu. Tapi lo harus janji satu hal—lo sama Darren tetap temenan aja. Kalau ada apa-apa, lo langsung kabarin gue. Apa pun yang terjadi.” Alina nyampingin kepala, ngelihatin Arion sambil mikir. “Tapi gue nggak mau bikin ribet hubungan lo sama keluarga lo.” Arion menarik Alina lebih deket. “Bokap gue udah tahu kelakuan Clarissa sebenernya, dan dia ngerti kenapa gue mau putus sama dia... Jadi, nggak bakal ada masalah. Nggak sama gue, nggak sama bokap gue. Dan soal Direktur Eric, biarin aja dia sibuk sama urusannya sendiri.” Alina ketawa kecil, nggak nyangka Arion bisa ngomong gitu. “Oke. Gue setuju. Kita jalanin ini bareng-bareng, tapi kit
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Menjaga Hati

"Gue ga fokus karena foto-foto itu..." Alina bergeser ke ujung sofa. Dia selipin rambutnya di balik telinga. "Foto-foto aliran sungai itu..." Arion ngelirik gambar-gambar di dinding. "Foto sungai? Yang deras-deras gitu?" "Iya." Alina ambil napas, ngerasa sesak. "Itu... Itu ngingetin gue sama kecelakaan gue." Arion berhenti gerak, matanya melotot. "Kecelakaan? Maksud lo apa?" "Gue dan keluarga gue kecelakaan mobil, mobilnya terbalik ke sungai." Tiba-tiba mimpi-mimpi buruk itu muncul lagi, pandangan Alina kabur. "Astaga, maafin gue, babe. Gue nggak nyangka pajangan-pajangan ini bisa bikin lo ketakutan di rumah gue kayak gini." “Mungkin... itu yang gue impikan tadi malam waktu lo denger gue teriak-teriak pas tidur,” jawab Alina sambil menyeka air matanya yang nggak berhenti mengalir. “Gue mimpi nyoba nyelamatin Ibu lagi.” “Ibu lo? Mereka berdua kan udah nggak ada.” Begitu mulai cerita, Alina nggak bisa berhenti. Rasa bersalahnya udah terlalu lama dia pendam. “Dia wak
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Kenangan yang Tak Perlu Dilupakan

Alina langsung tegang. "Arion, gue bener-bener minta maaf." 'Gak heran dia curiga kenapa gue tiba-tiba muncul di sekolah, dan mikir kalau Direktur Eric yang bayar semua biaya gue...' "Lo gak perlu minta maaf." Arion meletakkan foto terakhir di sisi kiri ruangan dan nambahin ke tumpukan foto di atas meja dekat PS-nya. "Udah, semua fotonya udah gue turunin." Arion tiba-tiba ganti topik, dan Alina sebenernya gak pengen dia gitu, tapi Alina gak bakal maksa. Itu gak adil, dan Arion baru aja membuka dirinya pada Alina. Dia mungkin bakal cerita semuanya kalau dia udah siap. "Lo mau lanjut ngomongin ini?" "Gak juga." Arion mendesah sambil jalan mendekati Alina, meraih tangannya. "Gue tau lo baru aja buka diri lo ke gue, dan gue gak langsung kasih balasan. Tapi ini berat banget buat gue. Beban yang gue bawa dari dulu. Gue selalu inget kalau ada orang di luar sana yang rela ngelakuin apa aja buat ngontrol orang lain." Sepanjang hidupnya. Alina yakin Arion lagi ngomongin ibunya, dan
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Nggak Ada Lagi Batasan

Sambil menggerak-gerakkan tangannya buat nyentuh Arion, Alina merhatiin cowok itu waktu dia jalan ke meja nakas, membuka laci, dan ngeluarin bungkusan. Dia masang kondom. Dan entah kenapa Alina ngerasa cemburu. Arion ngelakuin itu sendirian, sebenarnya Alina pengin banget memasangkan alat itu di barangnya. "Lo yakin mau ngelakuin ini?" tanya Alina. 'Arion nggak mau tadi malam, dan gue nggak mau dia ngerasa gue maksa sekarang.' "Kita bisa ngelakuin apa aja, kayak tadi malam." Arion balik jalan ke arah Alina, berdiri di antara kedua kakinya. "Gue nggak mau ngelakuin itu tadi malam karena lo lagi kacau. Gue nggak mau lo bikin keputusan gegabah terus nyesel. Tapi kalau sekarang lo masih mau, gue lagi pengin banget. Dan gue jamin lo bakal ampun-ampunan sama 'punya' gue." "Uhhhhh, iyahh," erang Alina, rasa yang udah dia tahan sejak tadi malam makin nggak bisa dia kontrol. Arion mendekati Alina, ketawa kecil, terus ngecup bibir Alina lagi. "Kayaknya lo udah horny parah." Dia
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Seseorang di Tengah Hujan

Posisi Arion sekarang ada dibelakang Alina. "Lepasin pegangan lo dari tempat tidurnya," Ada kepuasan yang terasa di setiap gerakannya saat Alina menurut untuk pertama kalinya, langsung ngelakuin apa yang Arion perintahkan. Dia narik Alina lebih dekat, ngebuat jarak di antara mereka benar-benar nggak ada lagi. Arion ngegesekkan lidahnya pelan di sepanjang bahu Alina, ngerasain rasa asin dari keringat di kulitnya yang panas, terus naik sampai ke lehernya. Tubuh Alina udah di ambang batas, jadi dia mulai melambat, pengin banget memperpanjang momen ini. "Jangan berhenti.." gerutunya, jari-jari Arion mencengkeram kuat pinggang Alina. Salah satu tangan Arion merayapi tubuh Alina hingga ke payudaranya, dan tangan lainnya mencengkeram di antara kedua kakinya, merasakan barangnya bergerak masuk dan keluar saat payudara Alina memantul di atasnya dengan irama yang bersemangat. Seluruh tubuh Alina gemetar, dadanya naik turun, Arion berdenyut di dalamnya. "Ini terlalu berlebihan. In
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Hari-hari yang Luar Biasa

Sebelum Arion sempat ngomong, Valerian buka pintu mobil. Dia nyengir lebar sampai giginya keliatan. “Halo, lagi ngapain nih kalian?” Dia ngeliatin Arion dan Alina sambil mencibir. “Kita kan satu kelompok di proyek Bu Sylvia pelajaran keempat nanti, terus, serius deh, dia nggak ngerti kimia sama sekali.” “Bro, jangan,” kata Arion sambil geleng-geleng kepala. “Awas aja lo kalo bikin masalah lagi.” “Oh, come on,” Valerian nyenderin kepala ke belakang. “Ini lucu banget sumpah.” “Sama sekali nggak lucu.” Alina bingung mau ngomong apa, akhirnya dia cuma bilang, “Tolong jangan kasih tau Clarissa tentang ini.” “Tenang aja, dia nggak bakal cerita,” gumam Arion sambil nahan tangan Alina. Tapi Valerian malah ngerangkul dadanya. “Gue tersinggung, Al. Serius.. gue bukan tipe orang tukang ngadu.” “Lo nggak punya kerjaan lain apa, kayak ngerjain hukuman lo dari Bu Sylvia gitu?” Arion ngelirik ke arah perpustakaan. “Sekarang?” Valerian angkat jari, sambil nyender ke samping. “Pertama-ta
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Renggang Tanpa Kata

Alina buru-buru keluar dari mobil, hujan langsung menyiraminya pas dia lari ke ruang angkat beban. Ternyata hujan turun lebih deras tahun ini, berarti kamar loteng lamanya bakal lama banget diperbaiki. Sebagian diri Alina ngerasa lega karena bisa lebih sering bareng Arion, tapi sebagian lagi ngerasa ini terlalu bagus buat bertahan lama, dan Alina butuh ruang sendiri buat hal-hal yang bakal terjadi. 'Tapi untuk saat ini, gue nggak punya pilihan.' Di ruang angkat beban, Alina lempar tas ranselnya di sudut seperti biasa. Terus dia jalan ke bagian beban bebas, nyari-nyari latihan apa yang pengen dia coba hari ini. Dia cek catatan di handphone dan mulai nyusun gerakan dasar. Alina udah cukup puas pas selesai ngerjain satu gerakan. Tapi pas dia mau lanjut ke gerakan selanjutnya—deadlift—dia jadi takut buat ngerjainnya, takut nggak bisa ngebenerin tekniknya dan malah cedera. Alina nggak boleh sampe cedera, karena kalau itu terjadi, dia nggak bisa kerja di kafe. Beberapa saat setelah itu
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status