Emosinya terlalu berat buat ditahan. Alina nggak bisa nahan itu, tangisannya pecah lagi di kursi Jeep Darren.. Ketika mereka sampai di depan asramanya, Darren langsung turun dan bawa barang-barang Alina. Hujan udah reda, tapi udara masih dingin menusuk. Darren memapah Alina masuk ke dalam gedung. Di dalam, ada sofa kulit hitam, meja-meja kayu, sama beberapa cowok yang lagi main PS di pojok. Suasana sepi. Darren nggak berhenti, langsung masuk ke lift. Begitu sampai di lantai lima, Darren bawa Alina ke sebuah pintu dan langsung kebuka. Di dalam, Alina lihat sofa kulit, futon hitam di pojok, dan dapur kecil dengan kulkas mini. Tempatnya lebih bagus dari kontrakannya, meskipun nggak semewah rumah Arion. Glen, teman sekamar Darren, udah ngaturin bantal sama selimut di sofa. Dia tersenyum sedih pas lihat Alina. “Lo bisa mandi dulu. Gue udah taruh handuk sama baju ganti di kamar mandi,” katanya. “Gue pikir lo bakal butuh.” Alina ragu, tapi Glen lanjutin, “Kalau lo mau, lo bisa
Last Updated : 2024-12-17 Read more