Home / CEO / Tukar Ranjang / Chapter 21 - Chapter 25

All Chapters of Tukar Ranjang: Chapter 21 - Chapter 25

25 Chapters

Bab. 21

Tak terkira betapa kesalnya hati Arsya tatkala seorang anak pelayan yang biasa melayani dirinya, patuh dan tunduk dalam perintahnya kini berani mengeluarkan kata-kata untuk menekannya. Arsya terus menggerutu sepanjang perjalanan, di dalam kendaraan roda empat yang kebetulan melintasi area kantor tersebut. "Fokus saja dengan kemudi setirnya, Pak! Jangan jelalatan ke belakang!" ketua Arsya saat dia tak sengaja menangkap basah si sopir taksi yang curi-curi pandang pada belahan bajunya yang rendah. "Maaf Neng, saya pikir Neng kenapa bicara sendiri dari tadi," jawab si supir dengan cengengesan. Deretan giginya yang berubah warna karena nikotin dan kafein membuat Arsya memalingkan muka karena jijik."Mau bicara sendiri atau kesurupan sekalipun itu bukan urusan anda. Fokus saja ke depan! Tua-tua, matanya masih saja jelalatan!" balas Arsya menurunkan nada suaranya hingga terdengar seperti berbisik saat dirinya mengatai lelaki yang beberapa helai rambut
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab. 22

Silvia mendapati Federick di lobby kantor tengah menggoda seorang staf di sana. Dia menolak tawaran lelaki berambut keriting itu untuk mengantarkan berkas yang dia bawa. Silvia ingin mengantarkannya langsung pada lelaki yang menjadi pujaan hatinya tersebut."Sebaiknya kamu pulang saja dan berikan map itu padaku!" perintah Federick tegas. "Tidak. Aku akan langsung mengantarkannya langsung ke Tuan muda. Ini amanah dan aku gak mau terjadi kesalahan. Bagaimana jika nanti benda ini ada yang hilang atau rusak. Pasti aku yang akan di salahkan!" debatnya. Dirinya tetap kekeuh pada tujuannya. Federick tersenyum tipis. Sebagai seorang lelaki yang cukup peka, tentu dirinya mengerti maksud dan tujuan wanita manis di hadapannya ini. "Aku asisten pribadinya dan kamu mencurigaiku. Konyol sekali!" "Tak ada yang konyol di dunia ini. Bisa saja kan kamu pura-pura setia pada tuannya tapi dibelakang bersekutu dengan musuh. Pokoknya aku akan mengantarkannya sendiri.""Terlalu banyak nonton film action
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab. 23

Silvia berdendang riang seraya mengatur meja makan sedemikian rupa seakan dirinyalah nyonya rumah itu. Sekuntum mawar merah dia rangkai sedemikian rupa agar terlihat cantik di antara piring-piring yang telah terisi masakannya. Bi Darmi menggelengkan kepala. Wajahnya tampak memerah karena malu mendengar bisik-bisik pekerja lain yang tengah membicarakan keponakannya itu. "Lihat ada katak yang berusaha manjat untuk menjadi bangau.""Kita lihat saja apa yang akan dia lakukan. Kasihan dia, terlalu menganggap tinggi dirinya." "Alah paling hanya mengandalkan tubuhnya naik ke atas ranjang tuan. Wajah pas-pasan seperti itu mana bisa dibandingkan dengan mantan Nyonya rumah ini."Bi Darmi berbalik menatap tajam pada dua orang rekan kerjanya yang sedari tadi masih asik membicarakan keponakannya itu. "Kenapa? Tidak terima? Apa yang kami katakan itu kenyataan. Daripada kamu menatap garang pada kami, lebih baik kamu tegur keponakanmu itu agar sadar diri!" balas perempuan dengan tahi lalat di ata
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab. 24

Hujan membasahi seluruh kota. Awan gelap yang menutupi seluruh langit menunjukkan alam seakan tengah berduka. Leya duduk manis di sofa panjangnya, menikmati secangkir kopi susu sembari menatap jauh keluar jendela. Jika hari minggu bagi sebagian orang di manfaatkan untuk berlibur bersama pasangan atau keluarga, Leya justru termenung seorang diri memandangi bunga-bunga yang bersusun di dalam pot. Kelopak bunga yang basah kuyup tertimpa air hujan menjadi pemandangan yang menyegarkan mata."Permisi Mbak, ada tamu yang mau bertemu Mbak Leya."Suara lembut pelayan baru mengalihkan pandangannya. Leya menoleh dengan malas."Siapa?" tanyanya memastikan. Dia tak merasa memiliki janji dengan siapa pun hari ini. "Laki-laki tapi saya tak tahu siapa namanya, Mbak," jawab polos wanita yang lebih tua tiga tahun darinya itu. Wulan nama pelayan baru itu, wanita hitam manis yang dibesarkan dipinggiran kampung kota sumatra itu memberanikan diri merantau ke kota besar hanya dengan bermodalkan tenaga
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab. 25

Tak pernah ada yang tahu takdir mereka seperti apa dan kisah cinta berakhir dalam pelukan siapa. Seolah takdir tengah bermain-main dengan kehidupan Leya dan Nirwan. Mereka yang tengah mengalami kemelut kehidupan yang sama pun dipertemukan pada tempat yang tak terduga. Leya yang baru saja sampai di sebuah resto hotel berbintang lima untuk malan malam tanpa sadar duduk pada meja yang ada di seberang meja Nirwan. Posisi mereka saling berhadapan. Dalam diam Leya terpaku tanpa tahu harus berbuat apa saat matanya tak sengaja beradu pandang pada mata yang selalu menatapnya tajam. Di tengah keterdiamannya, di benak Leya tiba-tiba kembali terbesit bayangan Abram dan juga Arsya. Ditambah Abram yang baru saja menemuinya untuk rujuk membuat hatinya gelisah. Leya takut dirinya kembali dalam pelukan Abram, bukan karena dirinya yang goyah tetapi karena kepiawaian lelaki itu yang terus mencari kesempatan untuk mendekatinya."Selamat malam, Mbak. Mau pesan apa?" Suara waiters menarik atensi Leya.
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status