Share

Bab. 26

Penulis: Bunga Peony
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-25 19:35:24

Suasana kediaman Anggara yang biasanya tenang, pagi ini ricuh dengan kabar pernikahan kedua sang tuannya.

Asih sebagai burung pembawa berita berkicau dari satu teman ke teman yang lainnya.

"Yang benar kamu Asih? Nanti kamu malah bohong pula," ujar salah satu temannya menegaskan keakuratan berita tersebut.

"Buat apa aku bohong. Aku dapat dari sumber terpercaya, kalian bisa taruhan denganku jika aku bohong," jawab Asih tegas.

Dia begitu antusias bercerita di dapur sembari melirik ke arah Silvia yang tengah mencuci piring.

Dada Silvia mulai panas bergejolak. Setiap kalimat yang Asih keluarkan bagai pisau tajam yang mengiris-iris hatinya.

Kepergian Arsya membuat Silvia memiliki harapan atas impiannya menjadi nyonya rumah keluarga Anggara, tetapi harapan itu pun goyah dengan kenyataan pahit yang baru saja dia dengar.

"Aku jadi penasaran, wanita seperti apa yang membuat Tuan kita yang dingin cepat memberikan hati?"

"Pastinya bukan wanita kelas rendahan yang berlagak seperti wanita ban
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tukar Ranjang   Bab. 27

    "Wanita sialan! J4l4ng tak tahu diri!" Selain umpatan yang cukup kencang terdengar di telinga, barang-barang di sekitar pun ikut berjatuhan dengan serampangan hingga berserakan di lantai. "Bagaimana mungkin Leya menikah dengan Mas Nirwan. Ini mustahil! Mas Nirwan bukanlah lelaki yang mudah tertarik dengan lawan jenis. Dulu saja, untuk mendapatkannya aku harus memutar otakku agar dia mau menikahiku. Arkkk!" Tangan Arsya menarik vas bunga kecil yang ada di atas meja riasnya dan langsung dia lemparkan ke arah cermin. Cermin itu ikut pecah berderai, pecahannya yang kecil-kecil sangat berbahaya telah menggores tulang kering Arsya hingga berdarah."Jadi begini permainanmu. Kamu membalasku dengan mengambil apa yang menjadi milikku. Sementara aku, kini harus terpuruk bersama lelaki miskin dan tidak berguna seperti sampah!"Arsya menatap lurus dengan tajam. Kedua tangannya terkepal erat. Dia tak terima dan merasa dibodohi. Pintu kamar kembali terbuka. Arsya tak menghiraukan siapa yang dat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Tukar Ranjang   Bab. 28

    "Jangan berbohong padaku, Asna."Leya kembali mendesak saudarinya tersebut. Rasa yang mengganjal di dadanya belakangan ini tak dapat lagi dia biarkan. Leya tahu dan yakin, ada sesuatu yang Asna sembunyikan darinya. "Apa? Aku berbohong apa?" Asna terlihat sedikit kikuk yang membuat Leya semakin yakin.Leya menekan kedua bahu Asna hingga mata mereka berdua terkunci satu sama lain. "Aku tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Katakan! Jika kamu masih menganggapku!" tekan Leya yang tak bisa lagi Asna tolak. Asna memegang kedua lengan Leya agar cengkraman kuatnya terlepas dari bahu kurusnya. Raut wajah itu seketika berubah mendung layaknya awan gelap sebelum turun hujan. "Aku hamil."Satu kata yang cukup membuat Leya terhenyak. "Sama siapa? Jangan bilang kamu kembali sama lelaki br3ngsekmu itu?"Asna mengeleng pelan. Dia paham lelaki mana yang Leya maksud. Lelaki yang dulu mengikrarkan cinta dan membawanya ke hadapan penghulu. Lelaki yang membuatnya bahagia sekaligus lelaki y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Tukar Ranjang   Bab. 29

    Leya sampai di rumahnya setelah beberapa jam mengalami delay. Leya kini berbaring di atas ranjang setelah membersihkan tubuhnya. Dia masih menggunakan bathrobe dengan rambut yang tergerai basah. Angin malam yang berhembus dari balik jendela menyapu kepalanya hingga terasa dingin. Rasa kantuk pun menyergap, kelopak mata itu pun perlahan tertutup. Dengkuran halus pun terdengar sebagai tanda bahwa wanita itu sudah mulai terlelap mengarungi alam mimpi. Pintu kamar Leya terbuka perlahan. Di balik cahaya lampu tidur yang remang-remang, sesosok lelaki muncul dengan penampilan yang sedikit berantakan. Bau alkohol begitu menyengat dari tubuhnya, bahkan kedua kakinya saja tak bisa menopang tubuh kurus itu dengan benar. Sesekali lelaki itu berjalan miring seperti orang yang hendak jatuh. Leya membuka mata saat merasakan bibirnya basah. Dia pun merasa sesak saat tubuhnya tertimpa sesuatu yang membuatnya susah untuk bergerak. "Arkkkkk!" teriak Leya spontan. Dia terkejut setengah mati saat men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Tukar Ranjang   Bab. 30

    Setelah puas menghajar Abram habis-habisan, lelaki yang tak lagi berdaya itu di bawa Anton keluar. Pintu pun tertutup rapat walau tak terkunci dari luar.Sementara Leya masih terdiam syok. Siapa pun yang melihat bagaimana Nirwan memukuli Abram akan bergidik ngeri. Leya tak mengira di balik sikap dingin dan cuek suaminya masih tersimpan sisi iblis yang begitu menakutkan. Jantung Leya seakan melompat dari tempatnya saat langkah kaki Nirwan semakin mendekat. Tatapan tajam lelaki itu membuatnya menelan air ludah dengan susah payah. Tangan kekar itu menarik kasar selimut yang Leya kenakan. Menampilkan gunung kembarnya yang padat mencuat dari balik sarungnya, seakan cup itu tak lagi muat menampungnya. Leya yang malu ditatap tajam oleh suaminya itu pun menutupi aset tersebut dengan menyilangkan kedua tangannya.Alis Nirwan terangkat seraya tersenyum kecut. Nirwan meraih dagu Leya dan menekannya dengan satu tangan hingga kepala itu sedikit terdongak ke atas. Leya meringis. "Lepaskan! Sak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Tukar Ranjang   Bab. 31

    Silvia menatap jengkel dari atas balkon ruang tengah pada para pelayan yang tengah sibuk. Semuanya tampak bersemangat merapikan setiap sudut rumah untuk menyambut kedatangan nyonya rumah yang baru. "Memangnya seberapa bagusnya wanita itu hingga mereka harus repot-repot membereskan rumah ini. Wanita itu hanya janda dan pastinya bukan wanita baik-baik. Wanita baik mana yang mau menikah dengan suami sahabatnya sendiri?" Silvia menggerutu. Tangannya mencengkram pagar pembatas balkon erat hingga buku-buku tangan di jemarinya terlihat kencang dan memutih."Via! Cepat kemari, Nduk! Kamu bukannya bantuin, eh ... malah bengong di sini," seru Bi Darmi menghampiri setelah bersusah payah naik.Anak tangga yang melingkar tinggi dan tak terhitung jumlahnya itu cukup membuat Bi Darmi kewalahan. Sendi kakinya serasa tak mampu lagi menahan beban.Silvia menoleh dengan malas. "Apaan sih, Bik. Malaslah, lagian juga sudah banyak orang yang bekerja."Silvia berbalik meninggalkan Bi Darmi begitu saja. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Tukar Ranjang   Bab. 32

    Leya duduk termenung seorang diri di ruang kerjanya. Beberapa hari belakangan ini begitu banyak kejadian yang menimpa dirinya. Pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan juga Asna cukup menyita pikirannya. Satu sisi dia menyalahkan sikap Asna yang menjadi orang ketiga, tapi satu sisi dia juga tak bisa hidup berjauhan dari wanita itu. Hanya Asna yang dia punya sebagai tempat bercerita.Leya kembali fokus pada layar komputer sembari sesekali melirik ponselnya yang ada di atas meja. Dia seperti menunggu seseorang untuk menghubunginya. Hingga jam pulang tiba, panggilan yang di tunggu pun tak kunjung berdering. Leya menghela napas lesu. "Sepertinya lelaki itu jauh lebih penting daripada aku Asna."Jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 6 lewat 30 menit. Leya memutuskan untuk pulang ke rumah.Sesampainya di rumah, dia kembali dikejutkan dengan sosok perempuan yang tak ingin dilihatnya tengah berdiri di depan gerbang. Tuhan benar-benar tengah menguji kesabarannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Tukar Ranjang   Bab. 33

    Nirwan duduk di bangku penumpang sedangkan Federick di samping sopir. Mereka baru saja menjemput Nirwan dari bandara. Setelah melakukan perjalanan bisnis selama 2 hari, lelaki gagah itu akan langsung ke kantor tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu. "Anda yakin kita akan langsung ke kantor, Pak?" tanya Federick sekedar memastikan.Nirwan melihat jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. "Baru jam sebelas, belum masuk jam makan siang.""Bukan itu maksud saya, Pak. Anda sudah memiliki istri lagi sekarang. Apa anda tidak mau menemuinya lebih dulu? Maaf jika saya lancang, tapi apa bapak tidak belajar dari pengalaman yang terjadi di pernikahan anda sebelumnya?" ujar Federick penuh hati-hati. Dia sadar apa yang dia ucapkan bukan lagi ranahnya. Tetapi sebagai seseorang yang selalu ada untuk bosnya itu, menurut Federick tak ada salahnya jika mereka saling mengingatkan. "Apa kamu digaji untuk mengurusi kehidupan rumah tanggaku, Federick," ucap Nirwan dingin. Pandangan matany

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Tukar Ranjang   Bab. 34

    Hari ini Leya libur dan sebagai seorang yang tak memiliki tanggung jawab mengurusi anak dan suami, tentu saja Leya bebas melakukan apa saja yang dia mau termasuk bangun siang. Setelah makan siang dan juga bersantai menonton drama Korea kesukaannya, Leya mengisi waktu kosongnya dengan melakukan olahraga di sore hari. Leya mengenakan sport bra model tali bahu dengan bagian belakang yang terhubung membentuk huruf Y pada bagian punggung. Dia berlari di atas treadmill membuat gunung kembarnya yang padat berisi bergoyang-goyang mengikuti alunan musik hingga keringat bercucuran. Merasa cukup, Leya menghentikan kegiatannya. Dia beralih ke dapur meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuknya. "Tolong buatkan aku jus jeruk tanpa gula.""Baik Nyonya." Pelayan itu menghentikan sejenak kegiatannya yang sedang memotong buah untuk pendamping makan siang tuannya itu. Dalam posisi berdiri, Leya menunggu dengan membaca majalah yang tergeletak di meja makan. Majalah edisi terbaru yang belum semp

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Tukar Ranjang   Bab. 50

    Nirwan meminum langsung cairan putih dari dalam botol. Wajah dan matanya telah memerah seperti kepiting rebus yang tersapu angin malam. Nirwan bersandar pada dinding balkon ruang kerjanya, matanya menatap lurus langit yang begitu terang membentuk gugus bintang Lyra.Dalam mitologi Yunani, adalah sebuah harpa emas yang dimiliki oleh Orpheus, seorang musisi legendaris. Orpheus memiliki kemampuan untuk menjinakkan binatang buas dan membuat orang menangis dengan musiknya.Orpheus sangat mencintai istrinya, Eurydice dan ketika Eurydice meninggal, Orpheus turun ke dunia bawah untuk membawanya kembali. Namun Orpheus melanggar syarat dewa dan harus kembali ke dunia atas tanpa Eurydice.Lyra sering dikaitkan dengan musik, keindahan, dan kesedihan. Kisah Orpheus dan Eurydice menjadi simbol cinta yang abadi dan kehilangan yang menyakitkan. Nirwan terkekeh getir, dia merasa hidupnya sama seperti Orpheus. Sama-sama menyedihkan tanpa orang yang disayang.Sayang? Apakah dia menyayangi istrinya atau

  • Tukar Ranjang   Bab. 49

    Sepulang dari kantor, Leya tidak membawa mobilnya pulang ke rumah. Dirinya lebih memilih ke suatu tempat untuk menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Leya benar-benar merasa sepi seorang diri. Dia duduk termenung di sebuah taman memandangi dedaunan yang tengah bergoyang. Sebagai seorang anak yatim-piatu kehilangan Asna membuatnya hilang tumpuan bersandar dan kini hidupnya dihadapkan oleh probematik baru di tempat kerja. Berkali-kali Leya menghapus air matanya, malang terasa di badan. Di dalam hati dia terus bertanya-tanya pada Tuhan apa kesalahannya sehingga cobaan terus datang bertubi-tubi tanpa henti dalam hidupnya. Seperti estafet yang membuatnya lelah. Leya selalu bermimpi menikah sekali seumur hidup dan membangun keluarga harmonis, namun nyatanya pengkhianatan justru menjadi luka yang amat dalam di hatinya. Langit seakan mengerti perasaannya, rintik-rintik hujan pun mulai turun dan dalam sekejap menjadi lebat. Membubarkan sekelompok orang yang asik bermain menjadi kocar-kac

  • Tukar Ranjang   Bab. 48

    Leya dan Nirwan kembali ke rumah dan kembali masuk ke dalam kamar mereka. Pertengkaran hebat pun terjadi di antara keduanya."Hebat, istriku sekarang sungguh hebat. Apa aku kurang cukup memuaskanmu hingga kamu melirik lelaki lain di luaran sana, hah!""Jaga bicaramu! Aku tidak serendah itu!" sungut Leya tak terima. Secara tidak langsung Nirwan telah menyamakan dirinya terhadap mantan istrinya dulu. "Lalu apa namanya? Pantas saja kamu kekeuh untuk terus menutupi status pernikahan kita, ternyata agar kamu bisa menggoda laki-laki lain di belakangku rupanya!" balas Nirwan tak kalah menyunggut. Nafasnya naik turun karena gelegak api amarah di hatinya. "Apa kamu lupa perjanjian kita. Kita menikah hanya karena—,""Persetan dengan perjanjian itu! Atau apa pun alasan dibalik pernikahan ini. Yang pasti saat ini kamu adalah istriku dan pernikahan kita sah secara hukum dan agama. Aku akan mengatur ulang semuanya dan aku akan mengabarkan pada publik tentang pernikahan kita agar kejadian ini tida

  • Tukar Ranjang   Bab. 47

    Ini pagi kesekian kalinya Leya bangun dalam keadaan tubuh terasa remuk. Lagi-lagi Nirwan memp3rk0s4nya, tapi dapatkah dirinya menyebut itu sebuah p3merk0saan jika nyatanya status mereka halal secara agama. Leya mencengkram ujung selimut erat seraya menahan sesak yang bergumul di dadanya. Ada rasa sakit akibat perlakuan suaminya tersebut, bukan hanya tubuhnya tetapi juga hatinya. Dirinya saat ini tak ubahnya seperti p3lacur halal yang dipaksa untuk memuaskan tanpa perlu ditanya apakah dia ridho memberikan tubuhnya. Pintu kamar mandi terbuka, Nirwan keluar dengan handuk yang melingkar di pinggang. Leya seakan tengah dejavu akan adegan yang pernah dirinya lalui. Tangannya bergerak menghapus air mata yang baru saja menetes. Dirinya tak ingin terlihat seperti manusia menyedihkan."Ada apa? Apa tubuhmu sakit?" tanya Nirwan lembut seraya mendekat. Nirwan seakan menjadi orang yang berbeda dengan Nirwan yang bersamanya semalam. Leya tak menjawab ataupun menoleh. Dia memilih untuk turun da

  • Tukar Ranjang   Bab. 46

    Malam minggu sepulang kantor Leya memutuskan untuk nongkrong di cafe. Dia butuh hiburan untuk menjernihkan pikirannya yang terus bergelut sehingga untuk bernapas saja Leya terasa sesak.Takdir sedang ingin bermain-main dengannya sampai-sampai Leya tak mampu lagi untuk tertawa. Live musik terdengar begitu merdu, suara penyanyi perempuan melantunkan tembang hit masa kini. Leya seakan terbawa suasana mudanya dulu. Dulu tempat seperti ini hampir setiap dua sampai tiga kali dalam seminggu dia datangi. Leya menikmati secangkir espresso miliknya, di tatapnya Cindy yang tengah senyum-senyum sendiri dengan gawainya. Sepertinya dia tengah berbagi pesan pada sang kekasih yang tengah tugas di luar kota.Dimana ada Cindy pasti ada Riko. Cindy yang gencar menjodohkan Leya bersama Riko sehingga selalu menyeret lelaki itu setiap mereka nongkrong bersama. "Beb, pacarku sudah pulang dan dia jemput aku di depan. Jadi sorry, aku gak bisa menemani kalian lama-lama di sini," ujar Cindy. Senyum bahagia s

  • Tukar Ranjang   Bab. 45

    Liliana uring-uringan di ruang tamu. Tangannya membolak-balik majalah fashion dengan perasaan tak menentu. Genap tiga hari putra dan menantunya tak pulang ke rumah tanpa kabar, dia ingi menelpon tetapi ada rasa gengsi di hatinya. Liliana juga marah dengan sikap putranya yang tak menghubungi dirinya seakan tak perduli dengan kondisi sang Mama yang tentunya akan baik-baik saja. "Kenapa mereka belum pulang juga?" gumam Liliana. Silvia yang mendengar itupun berceletuk."Sepertinya Nyonya tampak kesal. Ada apa, Nya?"Liliana menoleh sekilas seraya mencebikkan bibirnya. "Sok tahu kamu. Gak lihat saya sedang baca majalah," balasnya tak ramah.Silvia tersenyum tipis. "Dari raut wajah cantik Nyonya saja sudah jelas terlihat. Nyonya besar pasti lagi mikirin Tuan Nirwan kan, Nya," balas Silvia. "Aku masih gak habis pikir sampai saat ini, Via. Kenapa Nirwan bisa-bisanya menikah dengan sahabat istrinya itu. Apalagi suami wanita itu dengan mantan istrinya Nirwan selingkuh." Liliana masih saja

  • Tukar Ranjang   Bab. 44

    "Keluar kalian semua! Kembalikan anakku! Kalian pembunuh!" teriakan nyaring itu terdengar bergema hingga keluar ruangan. Bersamaan dengan itu suara benda-benda berjatuhan serta pecah pun ikut terdengar.Leya masuk ke ruangan itu dengan perasaan campur aduk. Kaget melihat kondisi ruangan yang berantakan serta kasihan melihat saudaranya yang terlihat begitu menyedihkan.Leya memeluk tubuh Asna. Dia mendekap kuat seraya menangis membuat Asna yang tengah mengamuk menjadi diam. "Na, sadarlah! Ini aku, aku mohon hentikan ini!" bisik Leya lirih. Asna mendorong tubuh Leya kasar hingga Leya terdorong beberapa langkah ke belakang. Nirwan yang melihat itu sontak langsung menangkap tubuh istrinya agar tidak terjatuh terjerembab ke lantai. Senyum mengejek Asna terbit di bibir pucatnya. Dia menatap Leya dan Nirwan penuh benci. "Apa yang kamu lakukan?" sentak Nirwan tak terima. Tatapan matanya tajam seakan ingin membunuh membuat Asna terdiam di tempat. Nirwan paham jika wanita di hadapannya itu

  • Tukar Ranjang   Bab. 43

    Sesampainya di rumah sakit, dari balik jendela Nirwan bisa bernapas lega melihat sosok yang terbaring di atas ranjang bukanlah istrinya.Nirwan pun melangkah masuk yang menarik atensi Leya untuk menoleh. Leya berdiri setelah menyadari siapa yang datang. Leya tak mengucapkan satu patah pun, dia merangkul tubuh Nirwan erat dan menumpahkan kembali air mataa tanpa suara. Tubuh ringkihnya bergetar hebat. Entah dapat dorongan dari mana, lelaki itu pun membalas pelukan istrinya serta membelai lembut rambut hitam terikat berantakan itu. "Tenanglah! Aku di sini!"Satu kalimat pendek yang Nirwan ucapkan seperti sihir yang langsung meredakan kegelisahan hati Leya. Tangis sesenggukan itu seketika terhenti. Leya yang lelah akhirnya pingsan di dalam dekapan suaminya. Nirwan panik memanggil perawat untuk memeriksa istrinya. ~ ~ ~Pagi yang cerah menyinari kediaman keluarga Anggara. Semua yang ada di rumah sudah sibuk dari subuh tadi dengan pekerjaan mereka masing-masing."Mereka suda

  • Tukar Ranjang   Bab. 42

    Leya tak dapat berkata apa-apa setelah melihat kondisi Asna yang menyedihkan. Lidahnya terasa kelu. Asna bahkan tak lagi sadar saat Leya sampai di sana. Setelah menandatangi berkas-berkas, Asna langsung di bawa ke ruang operasi untuk melakukan tindakan selanjutnya. Perawat mengatakan Asna di bawa dalam keadaan pendarahan hebat. Bayi di dalam kandungannya tak dapat diselamatkan dan tak hanya itu, rahimnya yang robek mengharuskan wanita itu menjalani operasi pengangkatan rahim secepatnya. Asna tentu saja menolak keras hingga menjerit histeris sehingga dokter tak dapat melakukan prosedur selanjutnya. Itu sebabnya kehadiran Leya sangat diharapkan sebagai penanggung jawab. Beruntung, Asna mau memberikan kontak Leya pada pihak rumah sakit. Lebih dari dua jam operasi itu berjalan, namun belum juga menunjukkan akan selesai. "Ya Allah, lindungi dia!" pinta Leya lirih penuh harap. Cairan bening mulai menganak sungai di sudut mata seraya menunggu pertahanan tanggul jebol dan mengalir

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status