All Chapters of Identitas Rahasia sang Pria Tertindas: Chapter 81 - Chapter 90

108 Chapters

Antarkan Peti Mati Ini!

"David!" Luna langsung bangun setelah mendengar suara David. Dia berlari ke arahnya dan langsung memeluk dengan erat. Luna menangis dalam pelukan itu. Dia tidak bisa membayangkan kalau tidak ada David yang datang untuk menolongnya. David tidak bereaksi. Dia hanya diam dan membenamkan Luna dalam pelukannya. Air mata yang hangat mulai membasahi baju. David mengusap kepala Luna berulang kali. "Tenang, Luna. Sekarang kamu sudah aman, tidak akan aku biarkan siapa pun yang melukaimu," ucap David sungguh-sungguh. Luna tidak menjawab. Dia masih menangis jika teringat kejadian barusan. Setelah merasa ketenangannya kembali, ia segera melepaskan pelukannya. David juga sempat melihat buah dada itu. Meskipun Luna tahu, namun dia tidak mempedulikannya. Lagi pula, David adalah suaminya sendiri."Pelayan!" kata David berteriak. Seorang pelayan wanita langsung mayak dengan terburu-buru. "Bawakan aku pakaian wanita sekarang juga. Cepat!" "Ba-baik, Tuan," Pelayan itu langsung pergi. Dia ketaku
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bertemu Lagi

Bel kediaman Keluarga Benjamin tiba-tiba berbunyi. Seorang wanita tua kemudian melihat keluar untuk memastikan siapa yang datang. "Tuan berdua mencari siapa? Kenapa Tuan membawa peti mati?" tanya wanita itu sedikit ketakutan saat melihat dua orang yang datang mempunyai wajah sangar. "Kami ingin bertemu Tuan Scot sekarang juga," "Ba-baik. Tunggu sebentar," wanita tua yang merupakan pembantu itu tidak berani membantah. Dia segera masuk ke dalam dan memberitahu Scot Benjamin. Tidak lama kemudian, dari dalam rumah mewah itu ada seorang pria paruh baya yang keluar. Dia tak lain adalah Jonathan Benjamin. "Siapa kalian?" tanyanya tanpa basa basi. Kedua orang pria itu lalu memberikan peti mati yang mereka bawa. "Siapa yang ada di dalam peti mati ini?" "Kenapa kamu tidak lihat saja?" Scot Benjamin geram. Tapi dia belum melakukan apapun. Sebaliknya, orang tua itu langsung membuka peti mati. "Steven! Anakku Steven!" ia berteriak keras karena saking terkejutnya.
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Ini Adalah Perintah!

Sebagai kepolisian, tentu saja dia tahu tentang organisasi bawah tanah yang beroperasi di wilayah kekuasaannya. Inspektur Baston sangat terkejut ketika melihat Belati Naga Hitam berada di tangan David Smith. Seingatnya, Belati Naga Hitam adalah senjata milik Dewa Iblis. Pemimpin dari Organisasi Naga Hitam yang selama ini disegani oleh siapapun. Jangankan orang lain, bahkan dia sendiri merasa segan kepada Dewa Iblis. Sebab sedikit banyaknya, Inspektur Baston juga tahu apa yang telah dilakukan oleh Dewa Iblis selama ini. "Jadi, kamu juga kenal nama senjata ini, Baston?" tanya David mengubah panggilannya kepada Inspektur Baston. "Jangankan aku, bahkan para anggota kepolisian yang berada di pangkat rendah pun akan mengenal senjata tersebut," "Oh, benarkah?" David bertanya sambil mengangkat kedua alis. "Benar. Karena atasan kami yang langsung memberitahunya," David mulai tertarik. Ia bertanya lebih jauh, "Apa yang dikatakan oleh Komisaris Jendral?" Inspektur Baston m
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Dia Pantas Untuk Mati

Beberapa saat kemudian, pintu diketuk dari luar. David segera menyuruhnya masuk. Jonathan Benjamin dan sembilan orang yang ia bawa kini sudah berada di dalam ruangan. Mereka berdiri di depan David yang pada saat itu sedang duduk sambil menaruh kedua kalinya di atas meja. "Aku kira kamu tidak akan datang, Jonathan," katanya dengan dingin. David menyalakan rokok. Ia lalu membuang asapnya tepat ke wajah Jonathan Benjamin. Pria tua itu terlihat marah. Namun dia berusaha untuk tidak bertindak gegabah. Begitu juga dengan sembilan orang pria yang datang bersamanya. Menurut Jonathan, David tidaklah sesederhana yang dia lihat saat ini. Dia pasti punya suatu rahasia besar. Kalau tidak begitu, bagaimana mungkin ia menyuruhnya untuk datang? "Bukankah kamu David Smith, suami dari Luna George?" tanya Jonathan setelah emosinya mereda. "Kau mengenalku?," tanya David pura-pura terkejut. "Hampir semua orang di kota ini juga mengenalmu," Ucapan Jonathan Benjamin memang benar
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Komisaris Jenderal Oscar Melton

Orang yang bukan lain adalah Komisaris Jenderal Kepolisian Kota Phoenix tersebut langsung tersenyum begitu David menatapnya. "Apa kabar, Tuan Dewa Iblis?" tanyanya sambil senyuman hangat. Bersamaan dengan itu dia pun membungkukkan badannya sebagai tanda hormat. "Kabarku baik," jawab David sambil melakukan hal yang sama. Ia kemudian merangkul Komisaris Jenderal dan membawanya duduk di sofa. Komisaris Jenderal bukan orang tuli. Dia sudah mendengar semua kejadian yang berlangsung di dalam ruangan itu sebelumnya. Dia pun bukan orang buta. Begitu masuk ke ruangan, ia sudah bisa melihat sepuluh orang tewas dengan luka yang sama.Hanya saja, dia pura-pura tidak mendengar dan tidak melihat pemandangan di hadapannya saat ini. "Udara malam ini lumayan dingin. Mari kita bersulang," ajak David sambil memberikan segelas anggur.Komisaris Jenderal tidak berani menolak. Ia menerima gelas tersebut dan langsung minum bersama."Aku sudah pernah mendengar namamu dari anak buahku. Kinerjamu di kota
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Toko Pakaian Elite

Luna benar-benar terkejut setelah melihat berita tersebut. Dia melirik ke arah David beberapa kali. Benarkah berita itu? Apakah Scot Benjamin dan sembilan pria lain dalam keluarga itu juga ikut tewas? Lalu siapa pembunuhnya? Apakah David Smith? Dan lagi, benarkah masalahnya adalah hutang piutang? Benak Luna dipenuhi oleh beberapa pertanyaan rumit. Dia tidak percaya dengan berita tersebut. Menurutnya, berita itu bohong dan hanya dilakukan untuk menutup kasus yang sebenarnya. Tetapi, siapa yang mampu memanipulasi semua kejadian yang sebenarnya? Apakah David Smith? 'Tidak mungkin! Tidak mungkin David mampu melakukan hal tersebut. Memangnya, siapa David? Dia tak lebih hanya pria tidak berguna,' batinnya. Luna menggelengkan kepalanya beberapa kali. Tetapi karena benaknya masih penasaran, tak tahan akhirnya dia bertanya. "David, kamu dengar apa yang dikatakan oleh reporter barusan, kan?" tanya Luna sambil menoleh ke arahnya. "Memangnya kenapa, Luna?" "Aku merasa berita itu bohong,"
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Gerry Felix

Gerry langsung bersalaman dengan Luna. Pria itu seperti tidak mau melepaskan tangannya, namun Luna menarik dengan paksa. 'Dia benar-benar cantik. Bahkan Famella tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Luna. Benar-benar wanita yang menggairahkan,' batin Gerry seraya memandang Luna lekat-lekat. "Tuan Gerry, bisakah kamu berhenti menatapku seperti itu?" Ucapan Luna menyadarkan Gerry. Buru-buru dia memandang ke arah lain dengan rasa malu. Famella juga tampak tidak senang. Dia tahu, Gerry pasti tertarik kepada Luna. Hanya saja dia tidak bisa melakukan sesuatu apapun. "Luna, siapa pria itu?" tanyanya sambil memandangi David dengan tatapan hina karena dia mengenakan pakaian biasa. "Perkenalkan, aku David Smith. Suami Luna," buru-buru David menjawab. Ia bersalam dengan keduanya. "Oh, jadi ini menantu dan suami yang tidak berguna itu?" Famella berkata dengan sinis. "Apa maksudmu, Nona? Apakah kamu tidak diajarkan sopan santun?" David merasa tidak terima. Dia baru bertemu dengan
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Dia Telah Membuat Istriku Marah

Luna tidak berani membantah lagi. Entah kenapa, saat ini secara tiba-tiba David seperti berubah menjadi sosok yang berbeda. Luna bisa merasakan perubahan itu cukup jelas. Ada wibawa tak terlihat yang tiba-tiba memancar keluar dari tubuhnya. Tatapan mata David sangat meyakinkan. Keseriusan di wajahnya juga tidak bisa diragukan lagi. Maka dari itulah, Luna mempercayai ucapan David. Lagi pula, dia memang tidak terima karena merasa telah direndahkan oleh Gerry. Saat itu, dua buah mobil Jeep telah datang. Masing-masing dari mobil itu membawa enam orang. "Tuan," kata salah satu dari mereka memberi hormat. "Itu orangnya, hajar dia. Patahkan kakinya!" Pria tinggi besar itu melirik ke arah David. Melihat David yang mempunyai postur tubuh biasa, ia seketika tersenyum merendahkan. "Sobat, kamu ingin mematahkan kedua kakimu secara sukarela, atau biarkan aku yang melakukannya? Tapi kamu harus tahu, kalau aku yang melakukan hal itu, maka akibatnya mungkin lebih mengerikan lagi," uca
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Reuni Keluarga

"Tuan, apakah Tuan tidak salah bicara?" Luna masih terkejut. Dia seakan tidak percaya dengan ucapan pria berusia sekitar tiga puluh tahunan itu. "Tidak, Nona. Aku tidak salah bicara. Silahkan Nona pilih pakaian yang disukai," katanya sembari memberikan isyarat menggunakan tangan. Luna melirik ke arah David. David memberi anggukan kepala. "Aku akan menunggumu di sini," "Baiklah," Luna segera pergi. Wajahnya yang tadi murung, kini dengan cepat telah berubah menjadi gembira. Setelah Luna pergi, Ken Howard melirik ke arah manager tadi. "Kamu dipecat! Pergi sekarang juga!" "Tunggu, apa maksudmu, Tuan? Tuan tidak bisa memecatku tanpa alasan yang jelas," "Kamu ingin tahu alasannya? Baik, aku akan memberitahumu," kata Ken dengan tegas. "Alasannya karena kamu sudah memberikan pelayanan yang buruk kepada pelanggan. Harusnya, kamu tidak boleh melakukan hal seperti itu. Jangan hanya melihat seseorang dari penampilannya saja," David masih berdiri di sana. Dia memandangi kedua orang itu se
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Ibu dan Anak Sama Saja

"Memangnya kenapa, Luna? Apakah kamu tidak terima dengan perkataan tante?" "Walaupun suaminya tidak berguna, tapi setidaknya Luna sudah menunjukkan prestasi yang besar dalam keluarga ini," Nyonya Elena langsung bicara tegas. Sejak dulu, dia jarang sekali akur dengan adiknya yang satu ini. Tetapi walaupun begitu, terkadang perseteruan di antara mereka hanya berlangsung sesaat saja. Seperti pada umumnya, dalam setiap hubungan saudara itu pasti ada saja perselisihannya. "Cukup! Jangan merusak suasana hatiku," kata Nyonya Agatha langsung menengahi mereka berdua. "Kalian ini sejak dulu selalu sama. Setiap bertemu pasti adu mulut. Sedangkan saat tidak bertemu, kalian selalu akur," Nyonya Elena dan Nyonya Mariana langsung diam. Mereka tidak berani melawan ibunya sendiri. "Pencapaian Luna kali ini memang benar luar biasa. Karena itulah aku mengadakan reuni keluarga. Bisa jadi, ini semua merupakan awal kebangkitan Keluarga George kita," "Ibu benar, tapi, aku rasa Luna tidak pantas kalau
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status