'Aneh, semoga saja ini pertanda putriku sudah bisa move on dari pemuda brengsek itu', bathin Sofia berharap. "Baguslah kalau begitu Resti sayang," ucap Sofia tersenyum senang. Resti sarapan dengan lahap, seolah ingin menebus sikap susah makannya akhir-akhir ini. Harapan akan kembalinya dia menjalin kasih kembali dengan Bara, membuat semangat hidupnya kembali berdenyut normal. Wajahnya pun berangsur telah kembali cerah ceria, hal yang menambah menguarnya kecantikkan gadis itu. "Resti, syukurlah kau sudah kembali ceria. Semoga kau sudah sadar, tak ada gunanya lagi memikirkan pemuda masa depan suram seperti Bara," ucap sang ayah, yang muncul di meja makan hendak sarapan. 'Degh!' hati Resti tersentil pernya, mendengar ucapan ayahnya.Namun dia menahan dirinya agar tak meledak, karena dia tahu hal itu bisa memperburuk keadaan dan keleluasaannya keluar dari rumah nantinya. Hanya saja ekspresi ketidaksukaan nampak jelas di wajahnya. Resti hanya diam dan mempercepat sarapannya. 'Biarla
Read more