Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 015. KESEPAKATAN

Share

Bab 015. KESEPAKATAN

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-18 11:37:31

'Aneh, semoga saja ini pertanda putriku sudah bisa move on dari pemuda brengsek itu', bathin Sofia berharap.

"Baguslah kalau begitu Resti sayang," ucap Sofia tersenyum senang.

Resti sarapan dengan lahap, seolah ingin menebus sikap susah makannya akhir-akhir ini.

Harapan akan kembalinya dia menjalin kasih kembali dengan Bara, membuat semangat hidupnya kembali berdenyut normal. Wajahnya pun berangsur telah kembali cerah ceria, hal yang menambah menguarnya kecantikkan gadis itu.

"Resti, syukurlah kau sudah kembali ceria. Semoga kau sudah sadar, tak ada gunanya lagi memikirkan pemuda masa depan suram seperti Bara," ucap sang ayah, yang muncul di meja makan hendak sarapan.

'Degh!' hati Resti tersentil pernya, mendengar ucapan ayahnya.

Namun dia menahan dirinya agar tak meledak, karena dia tahu hal itu bisa memperburuk keadaan dan keleluasaannya keluar dari rumah nantinya. Hanya saja ekspresi ketidaksukaan nampak jelas di wajahnya. Resti hanya diam dan mempercepat sarapannya.

'Biarla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 016. DAVID DALAM TARGET

    "Hai Bang Nero, kemarilah," panggil si pria perlente itu seraya tersenyum ramah.Nero tak merasa kenal dengan pria perlente setengah baya itu, namun dia beranjak mendekatinya dan langsung duduk semeja dengannya."Siapa kau..?" tanya Nero dingin."Aku Donny, Nero. Kau memang tak mengenalku, namun aku sangat mengenalmu dan keluargamu," sahut Donny tersenyum."Nero. Apakah kau tak ingin memberikan kebahagiaan pada putramu yang kini diasuh oleh orangtuamu..?" tanya Donny berbisik."K-kau.. ! Dari mana kau tahu soal anakku?!" seru Nero berbisik mengancam Donny.Ya, pasca perceraiannya dengan istrinya, anaknya memang memilih tinggal bersama kedua orangtuanya. Namun kedua orangtuanya menganggap Nero sudah mati. Mereka bersedia dan senang hati mengurus cucunya itu. Tapi tidak dengan Nero..!Karena kasus Nero adalah 'membunuh' semua keluarga pamannya sendiri yang berjumlah 5 orang, tanpa berkedip dan rasa penyesalan sedikitpun di hatinya. Demi memperoleh bagian dari warisan tanah dan rumah alm

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 017. Kembalinya Sahabat

    "Kau tak apa-apa David..?!" seru Didin yang kebetulan sedang berada di sekitar tempat itu, dia pun sempat melihat duel satu babak antara David dan Nero.Mata Didin terbelalak kaget dan kagum, saat melihat David bisa mengimbangi duel dengan Nero penguasa Gang Kakap.'Ahh..! Gang Teri sepertinya sekarang sudah berubah jadi Gang Hiu..!' seru bathinnya bersorak gembira."Aku tak apa-apa Din, ikut aku ke taman yuk. Bara dan Jarot di sana," sahut David sambil mengajak Didin ikut serta.Akhirnya mereka pun berjalan bersama menuju taman, diiringi pandangan beberapa napi yang kini nampak jerih pada David.Ya, mulai tertanam sudah di benak para napi di Gang Tengah maupun Gang Kakap, bahwa mereka kini sudah 'tak bisa' lagi semena-mena pada para napi dari Gang Teri. Pamor Gang Teri pun mulai menanjak tinggi di mata mereka,'Baru napi biasa saja sudah bisa mengimbangi Nero. Bagaimana dengan penguasa Gang Terinya..? Mengerikkan..!' bathin mereka gentar.Sesampainya mereka di taman, nampak Bara dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 018. PERSIAPAN KOMPETISI

    Tuttt ... tuttt ... tuttt!Klikh!"Pagi Resti." "Kau sudah siap Vina..?" tanya Resti, hatinya sedikit berdebar karena ini adalah hari pergerakkan mereka berdua minggat dari rumah."Ok Resti, aku siap. Siapkan saja semua yang perlu kaubawa Resti.""Beres Vin. Kita akan langsung ke Bank menarik tunai 40% dari limit kartu kredit kita, mengucapkan pesan pada orangtua via chat, lalu langsung reset ponsel dan ganti nomor."Resti mengatakan kembali detail rencana mereka berdua."Ok. Selanjutnya kita akan mengontrak sebuah apartemen di daerah Bintaro saja Resti."Ujar Revina menambahkan."Baik Vina, kita bertemu di Bank satu jam lagi ya.""Ok Resti. Klik."Revina memandang ranselnya yang cukup penuh kali ini. Semua berkas penting, perhiasannya, dan beberapa stel pakaian telah termuat rapih di dalamnya.Mereka sepakat meninggalkan mobil mereka, dan menggunakan grab menuju bank tempat pertemuan mereka. Karena kebetulan kartu kredit precious mereka dari bank yang sama.'Maafkan Vina Mah, Pah. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 019. TERKEJUT

    "SalaM Paman Tedjo. Lama tak bertemu," sapa Marini tersenyum haru. Dia mengenal orang kepercayaan mendiang ayahnya ini dengan sangat baik.Marini sendiri juga bisa merasakan ketulusan dan kesetiaanTedjo pada ayahnya sejak dulu, saat dia masih tinggal di rumah ini."Baik Marini. Silahkan masuklah dulu ke dalam. Pastinya kau lelah," ucap Tedjo tersenyum sambil mempersilahkan Marini berjalan ke arah pintu rumah. Di ambil alihnya tas agak besar Marini untuk dibawakannya.Sesampainya mereka di depan pintu, Tedjo segera mengeluarkan sebuah gantungan kunci dengan beberapa anak kunci di dalamnya."Marini. Terimalah hakmu ini. Sudah lama Paman menunggumu dan anakmu kembali ke rumah ini. Masuklah, Paman ada di rumah depan itu ya," ucap Tedjo sambil menyerahkan kunci itu."Terimakasih Paman Tedjo," Marini berkata dengan penuh rasa terimakasih.Klek..! Marini membuka pintu rumah itu. Beribu kenangan pun berlintasan di benaknya, saat dia mulai masuk ke dalamnya, sambil memandangi sudut demi sudut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 020. POS MONYET

    "Baik," sahut Bara sambil beranjak berdiri, lalu melangkah menuju ke ruang kunjungan mengikuti sang petugas."Silahkan itu tamunya," ucap sang petugas, sambil menunjuk seorang pria paruh baya perlente yang berada di dalam ruang kunjungan.'Degh..!''Pak Rudi! ada apa dia mengunjungiku..?' bathin Bara terkejut dan bertanya-tanya."Siang pak Rudi," ucap Bara sopan.Rudi Handoko tak menjawab sapaan Bara, matanya tajam menatap sinis bercampur jijik pada Bara."Bara..! Aku tak banyak waktu untuk bicara denganmu. Katakan saja apa kau mengetahui keberadaan Resti..?!" seru Rudi ketus dan langsung ke point maksud kedatangannya."Lho..! Memangnya ada apa dengan Resti Pak..?" seru Bara kaget.Dia sama sekali tak mengerti kenapa ayah Resti bertanya seperti itu padanya. Namun hatinya menyimpulkan bahwa Resti telah minggat dari rumahnya.Rudi menatap tajam menyelidik pada ekspresi Bara,'Huhh..! Sepertinya pemuda brengsek ini juga tak tahu', sungut bathinnya kesal, namun dia juga diliputi kebingung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 021. WANITA PANGGILAN KELAS ATAS

    "Serius bos..?!" seru Jarot bersemangat.Bara kembali hanya tersenyum saja menatap Jarot. Mereka bertiga akhirnya makan bersama dengan suasana gembira, walau dengan porsi yang terbatas karena jatah Bara yang di bagi tiga. *** Seorang wanita cantik nampak turun dari sebuah mini cooper cabrio merah.Nampak dia langsung di sambut dan dikawal oleh dua orang petugas lapas yang telah menantinya. Wanita dengan lekuk tubuh sempurna, dengan rambut riap tergerai yang di cat blonde kemerahan itu pun tersenyum pada kedua petugas itu."Silahkan ikuti kami Nona," ucap sang petugas itu sopan.'Cakep amat sih nih cewek..!' Glek! Bathin kedua petugas itu sambil menelan jakun mereka."Baik," suara renyah wanita itu terdengar. Menambah fantasi nakal kedua petugas itu makin melenting tinggi.Mereka pun beranjak melangkah menuju ke sebuah pondok yang tak terlalu luas. Namun kesan mewah langsung terasa, saat mereka semakin dekat dengan pondok itu.Pondok itu terletak agak tersembunyi di bagian tengah are

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 022. PERSIAPAN DAN PENCARIAN

    "Baik bos. Terimakasih," ucap Jarot, seraya berjalan ke sel Paul cs dan memberikan lima bungkus nasi padang pada mereka."Paul ini dari si Bos buat kalian," ucap Jarot."Wah, mantap nian Bos kita Rot..!" seru Paul sambil menatap punggung Bara, yang telah berlalu menuju sel khususnya dengan rasa kagum dan terimakasih.Baru kali ini dia melihat penguasa gang yang baik hati dan tak semena-mena seperti Bara. Karena sepengetahuannya semua penguasa gang di Blok D adalah penindas pada napi di bawahnya. Termasuk dirinya dulu.Keesokkan harinya, semua napi di Gang 5 secara kolektif sudah mengumpulkan seluruh uang yang mereka miliki. Mereka semua sepakat untuk bertaruh atas kemenangan Bara, pada pertandingan nanti malam melawan Rojak penguasa Gang 2.Terkumpul dana taruhan yang cukup besar dari Gang 5, yang separuhnya berasal dari David. Ya, diam-diam dia membawa uang tunai cukup besar yang di selipkan di ranselnya.Sementara di kubu Gang 2 tentu saja bertaruh atas nama penguasa mereka Rojak, w

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 023. DUA PASANG MATA TERKESIMA

    "Siap Jenderal!!" sahut ketiga orang itu tegas."Berangkatlah, semoga kalian menemukannya. Aku juga akan mencari dengan caraku sendiri," ucap sang Jenderal yang tak lain adalah Tedjo.Ya, pangkat terakhir saat Tedjo mengundurkan diri adalah seorang Letnan Jenderal, kharismanya sangat merasuk ke sanubari anak buahnya. Hingga saat ini pun sebutan Jenderal masih disebut oleh mantan anak buahnya itu.Ketiga orang itu serentak berdiri memberi hormat, lalu beranjak meninggalkan rumah megah sang Jenderal dengan tegak. Adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi mereka mendapat misi dari sang Jendral.Terlebih mereka juga mengetahui, sosok yang paling dihormati sang Jenderal dalam hidupnya. Siapa yang tak kenal dan tertunduk segan dengan rasa gentar, jika mendengar Panglima Naga Emas yang legendaris itu disebut.Sebuah nama julukan yang harum menyebar dari mulut ke mulut dalam kemiliteran di negeri ini. Ditambah lagi yang mereka cari adalah cucu langsung dari sang Panglima legendaris itu.Maka mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 222. DINGIN DAN PERINGATAN KEDUA

    Di ruang tamu villa, nampak berkumpul Bara serta para sahabatnya. Sementara Leonard juga di dampingi 2 orang kepercayaannya, Jason dan Tommy. Mereka berbicara akrab dan hangat saat itu. Seperti tak pernah ada permusuhan di antara mereka. "Leonard. Terimakasih atas kesediaanmu mengantar sendiri pesanan kami," ucap Bara tersenyum. "Sama-sama Bara, aku senang bisa bersahabat dengan kalian semua. O ya, Marsha titip salam buat kalian semua. Tadinya dia memaksa ikut, namun dilarang keras sama Ibuku," ujar Leonard menyampaikan. "Ahh. Bagaimana kabar Marsha di sana Leonard..? Kapan kalian menikah..?" tanya Dimas. Dia memang sudah mulai bisa menerima kenyataan pahit itu. Ya, Dimas sudah belajar menghilangkan kebencian di hatinya pada Leonard. Dia sadar, kepentingan bersama para sahabatnya lebih utama, dibanding perasaan pribadinya. Namun tentu saja hal itu masih meninggalkan 'bekas mendalam' di hatinya. Hal yang berdampak pada dinginnya hati Dimas terhadap wanita. Dimas merasa sudah t

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 221. PENGIRIMAN PERDANA

    "Ahh..! Aku datang untuk mengantarkan dompet tanganmu yang tertinggal di dalam mobilku semalam Dewi," seru Dimas agak terpana melihat kecantikkan Dewi, seraya menyerahkan dompet itu pada Dewi. 'Tak kusangka di pagi hari kau malah semakin nampak cantik Dewi', batin Dimas mengakui. "Wah..! Terimakasih Mas Dimas, pantas Dewi cari-cari di tas semalam tak ketemu. Masuk dulu Mas Dimas ya," seru Dewi senang, dia pun membuka lebar pintu rumahnya mempersilahkan Dimas masuk. "Baiklah Dewi, tapi aku tak bisa lama-lama ya. Para sahabat menanti di rumah Mas Bara," sahut Dimas, seraya duduk di kursi tamu rumah. 'Mas Dimas pasti kurang tidur semalam', bathin Dewi, saat melihat mata Dimas yang terlihat cekung dan lelah."Mas Dimas, Dewi ucapkan terimakasih atas pertolongan Mas semalam, dan juga antaran dompet Dewi ya," ucap Dewi tersenyum. "Bukan apa-apa Dewi. Aku hanya kebetulan saja sedang berada di lokasi kejadian," sahut Dimas. Jujur saja Dimas agak jengah juga, karena Dewi menatapnya den

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 220. KECOLONGAN DAN KESIANGAN

    "Bagaimana hasil pengamatan kalian terhadap rumah Bara cs, Pandu..?" "Bersih di sana Paman Jendral, tak ada helikopter maupun orang-orang kita yang hilang di sana. Kami juga sudah memberi peringatan pada kediaman Bara, yang dijadikan markas oleh mereka itu paman," sahut Pandu apa adanya. "Hmm. Kau beri peringatan apa pada mereka Pandu..?" tanya sang Jendral penasaran. "Pandu melepaskan pukulan level ke 4 aji 'Singa Langit' pada kediaman mereka paman Jendral, namun Bara berhasil menangkis pukulan Pandu itu di udara. Dan dari situ ada kabar mengejutkan buat kita Paman Jendral," sahut Pandu, berhenti sejenak dari ucapannya. "Katakan cepat kabar itu Pandu..! Jangan sepotong-potong memberikan informasi padaku..!" sentak sang Jendral, yang menjadi gemas dan penasaran dengan penuturan Pandu. "Paman Jendral, dari beradunya pukulan Pandu dan pemuda bernama Bara itu, maka Pandu jadi yakin, jika saat ini Paman Drajat si 'Tapak Es' ada bersama mereka. Karena energi yang dilepaskan Bara te

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 219. SESUATU TERTINGGAL

    Sementara itu, Dimas telah tiba di garasi kediamannya, Dimas bermaksud hendak langsung masuk ke kamarnya, dan menyendiri di sana. Namun saat dia turun dari mobilnya, dan hendak menutup kembali pintu mobil. "Ahh..!" Dimas berseru kaget, saat mendapati sebuah dompet tangan tergeletak di kursi sebelah kemudi. Dan Dimas langsung saja berpikir, jika dompet itu pasti dompet milik Dewi yang tertinggal. 'Biarlah besok saja kuantarkan ke rumahnya sekalian ke rumah Mas Bara', bathinnya. Dia tak hendak membawa dompet itu masuk ke dalam rumah. Maka disimpannya dompet milik Dewi itu di laci mobil. Lalu Dimas pun bergegas keluar dari garasi, menuju ke dalam kamarnya di lantai atas. Ya, hari itu adalah hari paling kelabu di hati Dimas. Di dalam kamar pun, Dimas tak bisa berhenti berpikir tentang Marsha. Hati dan pikirannya seolah terus 'terparkir' pada sosok wanita, yang memang sangat spesial di hatinya itu. Sungguh hal yang sangat 'menguras' energi Dimas. Sulit baginya saat itu, untuk fok

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 218. IPTU DEWINDA PRATIWI

    "Maaf Mas Bara dan semuanya. Sepertinya malam ini aku ingin pulang dulu, sekalian mengantarkan Dewi. Dia baru saja lolos dari aksi kejahatan di jalan. Kebetulan aku ada di dekat situ, usai dari warung bang Madi. Karena tinggalnya di Lenteng Agung, maka aku sekalian akan mengantarkannya pulang," ujar Dimas. Menjelaskan sekaligus menjawab tanda tanya di benak semua sahabatnya, tentang siapa wanita yang bersamanya itu. "Maaf Mas Dimas dan semuanya. Dewi jadi merepotkan dan mengganggu acara kalian," Dewi berkata dengan senyum jengah, dan wajah merasa bersalah. "Tak apa Dewi, namanya juga kejadian tak terduga. Silahkan Mas Dimas, besok main lagi ke sini kan Mas..?" sahut Bara, seraya bertanya pada Dimas. "Semoga Mas Bara, mari semuanya," sahut Dimas tersenyum, seraya beranjak menuju mobilnya. Tinn.. Tiinn..! Dimas membunyikan klakson mobilnya, saat hendak keluar dari rumah Bara. Hal yang disambut lambaian tangan dari para sahabatnya. Akhirnya mobilnya meluncur di atas jalan raya

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 217. PENJAHAT KELAS CORO

    "Itu bukan urusanmu..! Minggirr..!!" sentak orang itu, seraya menepis kasar tangan Dimas yang menahannya. Dagh..! Namun betapa terkejutnya orang itu. Karena saat menepis tangan Dimas, tangannya bagai menghantam besi baja. "Akhs..!" seru kesakitan lelaki sangar itu, dengan wajah meringis. Spontan tangannya terasa sakit dan kesemutan, sedangkan tangan Dimas masih pada posisinya di depan dadanya. "Bangsat..! Kau mau bermain-main dengan kami rupanya..!" seru orang itu emosi. Dan temannya yang sejak tadi hanya diam, dan mengamati di sebelahnya mulai ikut merangsek maju. Seth..! Seth..! Slaakh..!! Bagai dikomando, kedua orang itu secara serentak dan cepat menghunus pisau lipat mereka."Aduhh..! Awas Mas ..!!" teriak si wanita, yang panik dan ketakutan. Tentu saja dia menjadi cemas, melihat kedua orang yang memburu dirinya itu menghunus pisau, untuk mengeroyok pemuda penolongnya. Pisau di kedua tangan orang itu, dimainkan dengan cepat bergerak ke kiri dan ke kanan. Bagai hendak mem

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 216. BROKEN HEART DAN INSIDEN

    Tinn.. Tiinn..! Menjelang senja, mobil yang dikendarai David pun tiba di kediaman Bara. Dimas, Sandi, dan David, turun dari mobil dan langsung hendak menuju teras rumah. Di mana Bara dan Gatot telah menanti mereka. Namun setelah turun, langkah Dimas malah langsung menuju ke warung kopi 24 jam milik bang Madi. Yang berada diseberang rumah Bara. "Kalian duluanlah, aku hendak ngopi sejenak di warung seberang," ucap Dimas, pada David dan Sandi. Lalu Dimas kembali balik badan, meneruskan langkahnya ke warung bang Madi. "Mas ... " Sandi urung meneruskan ucapannya."Ssssttt. Sudahlah Sandi, sepertinya dia baru mengalami pukulan berat," bisik David, seraya menepuk dan menggelengkan kepalanya pada Sandi. Sandi pun akhirnya terdiam dengan wajah bingung, menuruti saran dari David. Sementara Bara yang melihat hal itu dari kejauhan, dia pun langsung menangkap makna dari sikap Dimas. Yang langsung berjalan ke warung seberang, tanpa menoleh padanya dan Gatot. Di tatapnya tubuh Dimas yang n

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 215. SERANGAN DARI ATAS

    Nampak helikopter itu agak oleng, akibat pengaruh getar energi yang dikeluarkan oleh Pandu. Di saat yang sama, Bara dan Gatot telah berada di luar kediaman Bara. Mereka berdua segera memandang ke arah atas rumah, dan sontak mereka terkejut sekaligus bersiap melepaskan pukulan jarak jauh mereka. Karena mereka melihat sebuah helikopter dengan ketinggian hanya sekitar 25 meter di atas kediaman Bara! Nampak di dalam helikopter itu, sesosok pemuda yang tengah bersiap memukul ke arah kediaman Bara. "Hajar saja kediamannya, Pandu..!" teriak Denta. Saat dia juga melihat Bara dan seorang temannya telah bersiap melepas pukulan jarak jauh dari bawah. Denta berspekulasi, tentunya Bara akan melindungi kediamannya lebih dulu, dari terjangan pukulan jarak jauh yang dilepaskan Pandu. "Hiyaahh.!!" Wuursshk..!! Dengan diiringi teriakkan kerasnya, Pandu melontarkan pukulannya tanpa ragu ke arah kediaman Bara. Seberkas cahaya merah keemasan melesat cepat, menuju ke atap rumah Bara. "Gatot kau p

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 214. PATAH DAN PENGINTAIAN

    Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.!"Hahh..! Marsha..?!" seru Dimas terkejut bukan main, saat dilihatnya nomor Marsha tertera di layar ponselnya. Saat itu dia masih berada di halaman vila markas yang baru saja dibelinya. Klik.! "Ya Marsha ...?! " sahut Dimas, penuh rasa rindu dan kecemasan. "Mas Dimas, Marsha saat ini berada di kediaman Leonard di Washington. Marsha baik-baik saja disini Mas Dimas," ucap Marsha serak. Dia tahu Dimas sangat mencemaskan dirinya. "Syukurlah Marsha. Tenanglah, sesegera mungkin aku akan menjemputmu pulang ke Indonesia. Aku sedang mempersiapkan visa untuk ke sana bersama Mas Bara," ucap Dimas, ingin menenangkan Marsha disana. "Maaf Mas Dimas, sepertinya itu tak perlu Mas lakukan. Karena Marsha disini sudah berkomitmen dengan Leonard. Hal ini benar-benar diluar dugaan Marsha Mas Dimas," ucap Marsha penuh rasa sesal. Karena mau tak mau, dia harus mengatakan hal yang pasti menyakitkan hati Dimas. "Apa maksudmu Marsha..?! Komitmen dengan Leonard..?" Dimas ber

DMCA.com Protection Status