Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 012. BARA JENGKEL

Share

Bab 012. BARA JENGKEL

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-17 13:00:43

'Surat wasiat ayah..!' seru bathin Marini.

"Bi ... Bi Diyem! Kesini sebentar Bi," Marini memanggil sosok perempuan paruh baya, yang membantunya melayani pembeli di warung makan sederhana miliknya depan rumah.

"Iya Bu Mar," sahut bi Diyem, seraya bergegas masuk ke rumah.

"Bi Diyem, tolong teruskan membereskan kamar Ayah dan menjemur kasur dulu ya. Biar saya yang menjaga warung sambil membaca surat ini dulu," ucap Marini tersenyum.

"Baik Bu," sahut bi Diyem.

Marini beranjak menuju warung makan miliknya, yang dibukanya sejak kepergian Bara merantau 4 tahun yang lalu. Dia memang butuh kesibukan, agar tak terlalu larut dalam kesedihan dan kesepian dalam menjalani hari-harinya.

Direkrutnya pula Bi Diyem yang tak lain masih tetangganya itu, untuk membantunya berjualan di warung. Namun memang karena hobi memasak sudah mendarah daging dalam dirinya, maka tak perlu waktu lama warung sederhananya itu cukup ramai oleh pelanggan di jam-jam makan.

Orang sedesanya banyak yang memuji masakkannya yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 013. AMANAT SANG PANGLIMA

    "Biadab..! Klaangkh..!!"Dua jeruji besi sel patah terkena hantaman sisi telapak tangan Bara. Dia marah mendengar aturan pertarungan 'biadab' dalam kompetisi antar penguasa blok penjara kota itu."Hahhh..!!" kembali seruan ngeri terdengar kali ini tidak hanya rekan satu selnya saja, bahkan Paul dan empat rekan satu selnya yang melihat ikut pula berseru kaget.Dua buah jeruji berbahan dasar besi baja berdiameter 24 mm patah hanya dengan sekali hantam, hati siapa yang tak jerih.Beruntunglah saat itu tak ada sipir yang berjaga dan masuk ke Gang 5. Paul pun segera ikut masuk ke dalam sel mereka,"Ada apa bos..?" tanyanya pada Bara."Sekarang aku mau tanya! Apa yang di dapatkan pemenang pertarungan itu Jarot, Paul..?!" seru Bara pada Jarot dan Paul, yang di anggapnya paling mengetahui mengenai 'kompetisi gelap' itu."Pemenang di kompetisi antar penguasa gang sel menjadi penguasa blok D mendapatkan sel dengan fasilitas khusus Bos. Kamar mandi dalam dan makanan enak diantar 3 kali sehari, T

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 014. NGEDATE

    Plakk..!"Jangan pernah menangis di depanku 'Tinju Neraka'..!" seru Damarjati tegas."Siap! Panglima..!" seru Tedjo.Panglima Naga Emas berbalik hendak berlalu, meninggalkan kenangan manis dan pahitnya selama menjadi komandan Pasukan Luar Biasa. Surat pengunduran dirinya secara rahasia telah tertulis dan dikirimkan pada atasannya dan telah disetujui. Dan hanya pada bawahan kesayangannya saja dia berpamit, pada Tedjo!Baru dua langkah Damarjati melangkah, saat pelukkan dari belakang datang begitu erat."Selamat jalan Panglimaku! Bawalah rasa hormatku seumur hidupmu," seru Tedjo lirih. Dia merasa sedih sekali, karena dia belum lagi membayar 'hutang nyawanya' pada Damarjati.Damarjati perlahan melepas pelukkan tangan anak buah kepercayaannya itu tanpa menoleh,"Jaga saja keturunanku nanti jika mereka sudah di sini Tedjo," ucap Damarjati, lalu kembali melangkah tegap meninggalkan markas rahasia Pasukan Luar Biasa untuk selamanya. Entah Tedjo mengetahui atau tidak, betapa mata sang Panglim

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 015. KESEPAKATAN

    'Aneh, semoga saja ini pertanda putriku sudah bisa move on dari pemuda brengsek itu', bathin Sofia berharap. "Baguslah kalau begitu Resti sayang," ucap Sofia tersenyum senang. Resti sarapan dengan lahap, seolah ingin menebus sikap susah makannya akhir-akhir ini. Harapan akan kembalinya dia menjalin kasih kembali dengan Bara, membuat semangat hidupnya kembali berdenyut normal. Wajahnya pun berangsur telah kembali cerah ceria, hal yang menambah menguarnya kecantikkan gadis itu. "Resti, syukurlah kau sudah kembali ceria. Semoga kau sudah sadar, tak ada gunanya lagi memikirkan pemuda masa depan suram seperti Bara," ucap sang ayah, yang muncul di meja makan hendak sarapan. 'Degh!' hati Resti tersentil pernya, mendengar ucapan ayahnya.Namun dia menahan dirinya agar tak meledak, karena dia tahu hal itu bisa memperburuk keadaan dan keleluasaannya keluar dari rumah nantinya. Hanya saja ekspresi ketidaksukaan nampak jelas di wajahnya. Resti hanya diam dan mempercepat sarapannya. 'Biarla

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 016. DAVID DALAM TARGET

    "Hai Bang Nero, kemarilah," panggil si pria perlente itu seraya tersenyum ramah.Nero tak merasa kenal dengan pria perlente setengah baya itu, namun dia beranjak mendekatinya dan langsung duduk semeja dengannya."Siapa kau..?" tanya Nero dingin."Aku Donny, Nero. Kau memang tak mengenalku, namun aku sangat mengenalmu dan keluargamu," sahut Donny tersenyum."Nero. Apakah kau tak ingin memberikan kebahagiaan pada putramu yang kini diasuh oleh orangtuamu..?" tanya Donny berbisik."K-kau.. ! Dari mana kau tahu soal anakku?!" seru Nero berbisik mengancam Donny.Ya, pasca perceraiannya dengan istrinya, anaknya memang memilih tinggal bersama kedua orangtuanya. Namun kedua orangtuanya menganggap Nero sudah mati. Mereka bersedia dan senang hati mengurus cucunya itu. Tapi tidak dengan Nero..!Karena kasus Nero adalah 'membunuh' semua keluarga pamannya sendiri yang berjumlah 5 orang, tanpa berkedip dan rasa penyesalan sedikitpun di hatinya. Demi memperoleh bagian dari warisan tanah dan rumah alm

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 017. Kembalinya Sahabat

    "Kau tak apa-apa David..?!" seru Didin yang kebetulan sedang berada di sekitar tempat itu, dia pun sempat melihat duel satu babak antara David dan Nero.Mata Didin terbelalak kaget dan kagum, saat melihat David bisa mengimbangi duel dengan Nero penguasa Gang Kakap.'Ahh..! Gang Teri sepertinya sekarang sudah berubah jadi Gang Hiu..!' seru bathinnya bersorak gembira."Aku tak apa-apa Din, ikut aku ke taman yuk. Bara dan Jarot di sana," sahut David sambil mengajak Didin ikut serta.Akhirnya mereka pun berjalan bersama menuju taman, diiringi pandangan beberapa napi yang kini nampak jerih pada David.Ya, mulai tertanam sudah di benak para napi di Gang Tengah maupun Gang Kakap, bahwa mereka kini sudah 'tak bisa' lagi semena-mena pada para napi dari Gang Teri. Pamor Gang Teri pun mulai menanjak tinggi di mata mereka,'Baru napi biasa saja sudah bisa mengimbangi Nero. Bagaimana dengan penguasa Gang Terinya..? Mengerikkan..!' bathin mereka gentar.Sesampainya mereka di taman, nampak Bara dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 018. PERSIAPAN KOMPETISI

    Tuttt ... tuttt ... tuttt!Klikh!"Pagi Resti." "Kau sudah siap Vina..?" tanya Resti, hatinya sedikit berdebar karena ini adalah hari pergerakkan mereka berdua minggat dari rumah."Ok Resti, aku siap. Siapkan saja semua yang perlu kaubawa Resti.""Beres Vin. Kita akan langsung ke Bank menarik tunai 40% dari limit kartu kredit kita, mengucapkan pesan pada orangtua via chat, lalu langsung reset ponsel dan ganti nomor."Resti mengatakan kembali detail rencana mereka berdua."Ok. Selanjutnya kita akan mengontrak sebuah apartemen di daerah Bintaro saja Resti."Ujar Revina menambahkan."Baik Vina, kita bertemu di Bank satu jam lagi ya.""Ok Resti. Klik."Revina memandang ranselnya yang cukup penuh kali ini. Semua berkas penting, perhiasannya, dan beberapa stel pakaian telah termuat rapih di dalamnya.Mereka sepakat meninggalkan mobil mereka, dan menggunakan grab menuju bank tempat pertemuan mereka. Karena kebetulan kartu kredit precious mereka dari bank yang sama.'Maafkan Vina Mah, Pah. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 019. TERKEJUT

    "SalaM Paman Tedjo. Lama tak bertemu," sapa Marini tersenyum haru. Dia mengenal orang kepercayaan mendiang ayahnya ini dengan sangat baik.Marini sendiri juga bisa merasakan ketulusan dan kesetiaanTedjo pada ayahnya sejak dulu, saat dia masih tinggal di rumah ini."Baik Marini. Silahkan masuklah dulu ke dalam. Pastinya kau lelah," ucap Tedjo tersenyum sambil mempersilahkan Marini berjalan ke arah pintu rumah. Di ambil alihnya tas agak besar Marini untuk dibawakannya.Sesampainya mereka di depan pintu, Tedjo segera mengeluarkan sebuah gantungan kunci dengan beberapa anak kunci di dalamnya."Marini. Terimalah hakmu ini. Sudah lama Paman menunggumu dan anakmu kembali ke rumah ini. Masuklah, Paman ada di rumah depan itu ya," ucap Tedjo sambil menyerahkan kunci itu."Terimakasih Paman Tedjo," Marini berkata dengan penuh rasa terimakasih.Klek..! Marini membuka pintu rumah itu. Beribu kenangan pun berlintasan di benaknya, saat dia mulai masuk ke dalamnya, sambil memandangi sudut demi sudut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 020. POS MONYET

    "Baik," sahut Bara sambil beranjak berdiri, lalu melangkah menuju ke ruang kunjungan mengikuti sang petugas."Silahkan itu tamunya," ucap sang petugas, sambil menunjuk seorang pria paruh baya perlente yang berada di dalam ruang kunjungan.'Degh..!''Pak Rudi! ada apa dia mengunjungiku..?' bathin Bara terkejut dan bertanya-tanya."Siang pak Rudi," ucap Bara sopan.Rudi Handoko tak menjawab sapaan Bara, matanya tajam menatap sinis bercampur jijik pada Bara."Bara..! Aku tak banyak waktu untuk bicara denganmu. Katakan saja apa kau mengetahui keberadaan Resti..?!" seru Rudi ketus dan langsung ke point maksud kedatangannya."Lho..! Memangnya ada apa dengan Resti Pak..?" seru Bara kaget.Dia sama sekali tak mengerti kenapa ayah Resti bertanya seperti itu padanya. Namun hatinya menyimpulkan bahwa Resti telah minggat dari rumahnya.Rudi menatap tajam menyelidik pada ekspresi Bara,'Huhh..! Sepertinya pemuda brengsek ini juga tak tahu', sungut bathinnya kesal, namun dia juga diliputi kebingung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 340. GERILYA DAN PEMBELOT

    "Bagus Pandu..! Kita tinggal tunggu saja, macam apa serangan mereka nanti. Hahaaa..!" sang Jendral terbahak puas, dengan sistem pertahanan di markasnya. Tentu saja dia mengenal kedahsyatan senapan mesin NSV, karena dia yang membelinya. Dia sekarang malah berharap Bara cs menyerang markasnya secepat mungkin. "Paman Jendral. Jika boleh, Pandu ingin memperdalam kemampuan dan berlatih di kediaman Freedy, hingga waktu kompetisi internasional tiba," ucap Pandu meminta ijin. "Hmm. Silahkan saja Pandu, aku tak keberatan," sahut sang Jendral. Dia memang merasakan butuh orang-orang berkemampuan di pihaknya. Karena setelah kematian Angga, otomatis orang kepercayaannya yang bisa diandalkan hanya Pandu dan Freedy. Namun diam-diam sang Jendral juga hendak menarik seseorang, yang telah menghubunginya beberapa hari yang lalu. Seorang pembelot yang kecewa dengan Tuannya. *** Sementara pagi harinya di markas Bara cs. Rembukkan siasat penyerangan balasan masih belum fix. Hingga rembukkan itu kr

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 339. DENDAM DAN RENCANA

    "Mas Bara. Janganlah terus menyalahkan dirimu sendiri. Kita semua melihat, itu adalah kejadian yang memang diluar kuasa kita untuk mencegahnya," ucap Dimas saat dia melihat Bara, yang termenung di teras seorang diri malam itu. "Kita harus membalas semua ini Mas Dimas..! Meluap emosiku dan tak tega rasanya. Setiap aku melihat Gatot, yang masih tak sadarkan diri sampai sekarang. Aku ingin membalas, tapi aku tak mau melibatkan kalian," ucap Bara, dengan mata mencorong penuh amarah. Ya, Gatot memang masih terkapar tak sadarkan diri hingga saat itu. Ibu dan adiknya Rani pun telah datang, dengan dijemput helikopter oleh Bara. Mereka memilih tinggal sementara waktu di markas, untuk merawat Gatot. Bi Tarni juga sangat telaten membantu mereka merawat Gatot. Sementara seorang Dokter juga selalu rutin datang dua hari sekali. Untuk memeriksa kondisi Gatot. Ya, Gatot memang bisa dikatakan dalam kondisi koma. Sementara secara perlahan, proses penyelarasan energi Mustika Taring Singa dalam di

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 338. PEMILIK PUSAKA LANGIT

    "Mulai ..!" Seth..! Seiring aba-aba yang diserukannya, Hong Chen melesat dengan tangan menyambar ke arah pusaka langit tersebut. Staaghs.! "Akhhs..!" Seth..! Tangan Hong Chen terasa bergetar dan tersetrum tegangan tinggi. Saat gagang cambuk berkilau keemasan itu terbentur oleh tangannya. Tangkapannya kurang tepat, cambuk terus berputar cepat sekali. Dia pun kembali melesat ke tepi cekungan, untuk mengatur tangkapannya kembali. "Hiahh..!" Swaappsh..!! Biksu Kian Long menghentakkan kedua tangannya, ke arah cambuk pusaka yang tengah berputar cepat itu. Seketika arus putaran cambuk pusaka bagai tertahan, oleh sebuah tenaga luar biasa yang tak kasat mata. Putaran cambuk pusaka itu menjadi lebih lambat, dan jelas sekali terlihat gagangnya. Dan saat sang biksu hendak melesat meraihnya, Seth..! Cepat sekali Chen Sang melesat ke arah cambuk yang nampak jelas itu. Melihat hal itu, biksu Kian Long melepaskan kembali energi penahan lesatan cambuk itu. Wrrrrrhhss...! Krrtz..! Krrtzzs

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 337. KEMUNCULAN PUSAKA LANGIT

    "Benar Guru. Sesuatu yang berharga pastilah banyak yang mengincarnya," sahut Chen Sang pelan. "Chen Sang, kita bermeditasi disini hingga 'pusaka' itu turun. Apapun yang akan terjadi nanti tetaplah bermeditasi, gunakan perisai tenaga dalammu saat badai datang. Hilangkan ambisi mendapatkan 'pusaka' itu, namun tetaplah berharap pada kemurahan-NYA," ujar sang Guru Tiga Aliran memberikan arahan terakhirnya pada Chen Sang. "Baik Guru..!" sahut Chen Sang patuh. "Dan ingat Chen Sang..! Saat badai mulai mereda, kita harus mengakhiri meditasi kita. Lalu berusahalah menggapai 'Pusaka Langit', yang telah melayang di atas pusat cekungan melingkar ini," sang Guru berbisik dengan suara pelan namun tajam. "Chen Sang paham Guru." Sosok guru dan murid itu akhirnya duduk bersila, lalu bermeditasi dengan posisi teratai. Selama 2 jam lebih sudah ke tiga sosok di tepian cekungan, yang berada di lembah pegunungan Kunlun itu bermeditasi. Hingga ... Scraattzz..! Jlegaarhhss..!! Sebuah kilatan besar

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 336. GERBANG NERAKA

    "Lapor Jendral..! Misi sudah dilaksanakan. Enam buah roket telah ditembakkan. Dan satu orang di antara mereka sepertinya sudah tewas Jendral..!" "Bara..?!" seru Graito bertanya."Maaf, bukan Jendral..!" sahut pelapor. "Lalu empat helikopter yang lainnya..?!" tanya sang Jendral, seraya menatap tajam sang pelapor. "Empat helikopter kita meledak hancur oleh pukulan Bara, Jendral..!" "Wesh..!" Praaghk..!! Sang pelapor pun langsung tewas di tempat, dengan kepala pecah. Di hantam pukulan bertenaga dalam sang Jendral. Dua orang lain di samping pelapor otomatis melangkah mundur seketika. Sadis..! "Keparat Bara..!! Kau selalu membuatku rugi..!" teriak kalap sang Jendral. "Mana Pandu..?!" seru sang Jendral, pada dua orang lainnya. Sepasang matanya mendelik berkilat kemerahan. "He-he-helikopternya juga jatuh Jendral." sahut seorang di antara mereka. "Dari sisi mana kalian menyerang..?!" "Da-dari arah depan markas Jendral."Braaghk..!! Kini meja teras yang lagi-lagi hancur oleh sepaka

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 335. LUKA PARAH DAN MUSTIKA

    "Bangsat kau Bara..!" Slaph..! Byaarshk..! Pandu melesat keluar dari helikopter yang hilang kendali tersebut. Bara melihat sosok merah keemasan melesat keluar, dari helikopter yang hendak hancur masuk ke lembah itu. 'Pandu..!' gumam bathin Bara. Namun saat dia hendak melesat mengejarnya, "Gatott..!!" samar-samar terdengar teriakkan keras para sahabatnya, menyeru nama Gatot di bawah sana. Bara pun urung mengejar Pandu, dan melesat kembali ke markasnya dengan secepat mungkin. Slaphh..! Taph..! Bara mendarat tepat di sisi para sahabatnya, yang telah berkerumun cemas pada kondisi Gatot. Nampak jelas kini oleh Bara, sosok Gatot yang tengah terkapar tak sadarkan diri. Dada Gatot nampak membiru, dengan darah mengalir dari mulutnya. 'Luka dalam yang teramat parah..!' bathin Bara sesak dan sedih sekali. "B-bara..! A-apa yang harus kita lakukan..?!" seru gugup bergetar Sandi. Dan semua sahabat pun kini menatap Bara, seolah menanti keputusan cepat dari Bara. Karena mereka semua tak a

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 334. SERANGAN DI PAGI HARI

    "Teh manis opo..? Gundulmu kuwi..! Bikin sendiri sana..!" seru bi Tarni sewot. "Ya Bibi, Gatot kan mau pulang nanti Bi. Bikinin ya, teh bikinan Bibi kan yang paling pas di lidah. Hehe," celetuk Gatot terkekeh. "Huhh..! Gombiall..!" sungut bi Tarni, seraya beranjak kembali ke dapur. Bara cs melanjutkan obrolannya, sambil makan gorengan buatan bi Tarni. Sungguh suasana yang menyenangkan di pagi itu. Namun...Wrrngg..! Wrŕenngg..!! Secara tiba-tiba dari ketinggian, turun dengan cepat 5 buah helikopter ke arah markas Bara. Kumpulan helikopter itu terbang dalam keadaan melintang berbaris. Pada ketinggian sekitar 80 meter di atas tanah, dengan sisi-sisi pintu nya telah terbuka menghadap ke depan vila. Nampak RPG-32 telah disiapkan pada posisi siap meluncur. "Tembak..!!" Pandu yang memimpin langsung penyerangan, langaung memberikan perintah tembak. Swassh..! Swaassh ..! ... Swaassh..!! Enam buah roket langsung melesat cepat ke titik target di markas Bara. "Awass..! Semuanya..!! Han

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 333. HARIMAU BETINA

    "Resti..!" Seth..! Tiba-tiba saja sosok Revina melesat masuk, dan memalang di antara tubuh Resti yang tertarik maju. Plakh.! ... Plakh..!!Dan Revina langsung menampar keras pipi Evan bolak-balik 3 kali. "Arrkksgh...!! Kurang ajar kau Rrevina..! Kau selalu menghalangiku..!" Evan berteriak keras kesakitan. Pipinya terasa panas berdenyar, dengan kuping berdenging, dan mulutnya terasa asin berdarah. Warna merah lebam segera menghias kedua pipi Evan, yang nampak mulai membengkak. "Kau yang Bajingan Evan..! Rupanya tempo hari aku kurang keras menghajarmu..!" seru Revina dengan mata membelalak marah, seraya menunjuk ke wajah Evan. "Hei.hei..hei..! Rupanya buruanmu galak juga Evan. Aku jadi ingin mencicipi keganasannya di ranjang..! Hahaaa..!" seru tergelak salah seorang dari teman Evan. Dan serentak kedua teman Evan itu berjalan mendekat ke arah Revina. "Resti..! Kau masuklah ke mobil. Biar kuhajar tiga pecundang ini..!" bisik tajam Revina pada Resti. "Hati-hati Vina..!" bisik Re

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 332. BERTEMU MUSUH LAMA

    "Bara memang brengsek..! Dia berkata dia adalah orang bebas..! Cuih..! Jangan harap..!" seru Freedy, mengungkapkan kekesalan hatinya. "Freedy, apakah benar Bara berkata begitu..?!" seru sang Jendral, yang mendengar seruan marah Freedy. "Benar Jendral." "Hmm. Pemuda licik itu benar-benar tahu posisinya saat ini Freedy..!" seru Graito. "Maksud Jendral..?!" seru Freedy kaget. Setelah mendengar sang Jendral seolah membenarkan ucapan Bara yang telah bebas. "Freedy, buka nalarmu..! Saat ini posisi kita dalam pengintaian pihak kepolisian. Dan aku mencurigai ada kerjasama antara pihak Bara cs dengan kepolisian, untuk menyelidiki serta membekuk kita. Karenanya kita tak mungkin mengajukan laporan pencabutan jaminan kita atas dirinya. Karena telah terjadi pergantian pejabat tinggi di kepolisian saat ini. Jika kita nekat melaporkan juga. Maka kemungkinan pihak kepolisian malah akan memeriksa kita, sehubungan dengan penjaminan yang kita lakukan. Benar-benar 'culas' si Bara ini..!" seru sa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status