Subuh-subuh, rumah keluarga Atmajaya sudah ramai meski matahari belum muncul. Maya duduk di meja makan sambil menyeruput teh, memperhatikan Rey yang entah kenapa sudah bangun pagi-pagi."Kok tumben? Biasanya kalau Minggu gini kamu masih gulung-gulung di kasur," sindir Maya dengan tatapan penuh arti.Rey yang sedang mengunyah roti hanya bisa meringis."Mama, jangan buka rahasia aku di depan Mira, dong. Nanti dia berubah pikiran, nggak jadi nikah sama aku," ucapnya setengah bercanda.Maya tertawa kecil, tapi Mira yang baru keluar dari kamar hanya tersenyum sambil mengambil mukena."Rey, imami aku?" pinta Mira lembut.Rey menoleh cepat, seolah Mira baru saja meminta hal paling sulit dalam hidupnya."Gimana caranya? Aku hafal tiga ayat pusaka doang—Al-Falaq, An-Nas, sama Al-Ikhlas. Nggak pernah jadi imam juga," gumamnya, sedikit panik.Atmajaya yang duduk di teras terkekeh. "Makanya kalau disuruh ngaji, belajar yang bener. Jangan main tawuran aja."Mira menatap Rey, terkejut. "Tawuran?"T
Last Updated : 2025-03-03 Read more