Markas militer terasa lengang siang itu. Matahari bersinar terik, tapi udara di dalam ruangan terasa lebih dingin dibandingkan biasanya. Langkah Agna terhenti di depan pintu ruang komando. Sekilas, dia menarik napas, memastikan dirinya tetap tegar sebelum mengetuk pintu dan masuk.Di balik meja kayu yang kokoh, Letkol Bara menatapnya dengan ekspresi datar. "Selamat pagi, Pak!""Pagi, Agna," ucap Pak Bara dengan dahi berkerut mengulurkan tangan menyambut jabat tangan Agna."Ada masalah sampai kamu datang kemari?""Saya mau mengajukan gugatan cerai pada Kapten Alzam Pak.""Kamu serius?" Bara bertanya, suaranya tenang, tapi tajam.Agna duduk tegak, berusaha menahan perasaan yang berkecamuk dalam dadanya. "Insyaallah yakin, Pak," jawabnya.Bara menghela napas, menatapnya dalam-dalam. "Aku nggak menyangka kamu akan mengambil keputusan secepat ini.""Aku sudah mempertimbangkannya," Agna menegaskan, suaranya tanpa ragu. "Di pernikahan itu saya benar-benar sadar, bahwa saya tidak sekuat yang
Last Updated : 2025-02-23 Read more