Home / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Pangeran Pendekar Terasing: Chapter 191 - Chapter 200

234 Chapters

Da Chang dan Surat Chiu Kang

Zhao Rong merengek dengan kedua mata yang telah basah.Namun Chiu Kang hanya tersenyum. Tanpa keraguan sedikit pun, dia menelan Pil Racun Hitam itu.“Hamba telah gagal melindungi Yang Mulia berdua. Hamba hanya berharap Yang Mulia berdua terus hidup dan menjadi Kaisar yang berguna bagi rakyat,” katanya.Lalu tiba-tiba dia tersungkur tak sadarkan diri.“Ketua Kang! Ketua Kang!”Seakan berlomba-lomba, Zhao Ming dan Zhao Rong merangkak menuju tubuh lemas Chiu Kang, tapi Liu Sing Ming tidak membiarkan mereka dengan mudah menghampirinya.“Lepaskan aku! Lepaskan!” tubuh Zhao Ming bergerak-gerak berusaha melepaskan diri.“Ikat dia!” perintah Liu Sing Ming kepada murid-muridnya.Dia menyuruh mereka untuk mengikat Chiu Kang dan menyerahkannya kepada Pangeran Zhao You. Lalu dia mendekati Dewa Macan Ai Bao Bo.“Tuan Bo pasti mengerti kenapa aku tidak menyerahkan pemuda ini kepada Tuan, bukan?” ucapnya.Orang tua itu mengangguk.“Aku mengerti. Asalkan kau bisa menjamin kematiannya, aku tak segan m
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Chiu Kang Terkena Racun

“Tidak mungkin Paman Guru Kang bisa dikalahkan oleh mereka,” ucap Quan Shirong.“Banyak orang yang menyerang Kakak Kang,” kata Da Chang polos.“Itu artinya Ketua Kang dikeroyok oleh Liu Sing Ming, Dewa Macan dan kedua muridnya, Ai Bozhang dan Cuan Bo. Ditambah murid-murid Liu Sing Ming yang jumlahnya tidak sedikit,” Ong Fei Yin menyimpulkan.Da Chang menggeleng keras setelah mendengar kesimpulan Ong Fei Yin. Dia memang tidak mengerti kenapa orang-orang ini memanggil Kakak Kang dengan sebutan yang berbeda-beda.“Kakak Kang tidak kalah!” katanya polos.Semua orang terperanjat mendengar ucapan Da Chang. Kali ini giliran Qi Peizhi yang berjongkok di depannya.“Apa maksudmu, Adik Kecil? Bisa kau ceritakan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya dengan lembut.Dia bahkan mengelus kepala Da Chang penuh kasih sayang.“Aku memang melihat mulut Kakak Kang berdarah, tapi tubuhnya masih benar-benar kuat, tidak seperti lawan-lawannya yang terluka juga kehabisan tenaga. Kemudian biksu tu
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Membawa Zhao Ming dan Zhao Rong

“Ayah ingin, tapi dengan kemampuanku, Ayah takut tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi Ketua Kang telah menelan Pil Racun Hitam. Tidak ada seorang pun yang pernah menemukan penawarnya.”Miao Yin Feng menggeleng penuh sesal.“Sudahlah.”Chiu Kang mengatakannya dengan senyum kecil.“Hidup hanya sebuah tangkai dalam sekuncup bunga. Jika tangkai itu sudah membuat bunga menjadi layu, aku lebih memilih mati,” lanjutnya.“Jangan berkata seperti itu. Aku tak mengizinkanmu mati.”Zhao Rong menjadi orang yang paling sedih melihat keadaan Chiu Kang.“Tuan Putri harus tenang. Hamba berjanji tidak akan mati dengan mudah,” ujarnya.Pandangan Zhao Rong berpaling ke arah Miao Yin Feng dan lainnya. Tanyanya dengan mata berkca-kaca:“Apakah memang tidak ada yang bisa menawarkan racun di tubuh Ketua Kang?”Mereka tidak menjawab pertanyaan Putri Zhao Rong dengan kata-kata, tapi gelengan kepala yang dipenuhi penyesalan.Chiu Kang memandang adiknya dengan tatapan haru. Kali ini, dia benar-benar bisa melihat
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Kemarahan Zhao Rong

Beberapa saat kemudian, hujan pun mereda. Hari berubah sedikit cerah, khususnya saat sinar matahari kembali menghangatkan dunia. Kehangatan itu kemudian berubah menjadi terik yang panas.Chiu Kang meminta Zhao Ming dan Zhao Rong menunggunya di tepi pohon besar. Dia pergi mencari makanan untuk mereka berdua. Meskipun keadaan tubuhnya belum pulih benar, tapi dia masih cukup mampu untuk melawan lima puluh orang lebih.Setelah cukup lama pergi, Chiu Kang datang sembari membawakan mereka buah-buahan, tapi mereka berdua hanya diam. Wajah mereka murung.“Kenapa Yang Mulia berdua terlihat murung?” tanya Chiu Kang sopan dengan tubuh setengah menunduk.Zhao Rong berdiri.“Aku mengkhawatirkan keadaan mereka,” katanya dengan mata berkaca-kaca. “Aku lebih memilih tetap bersama mereka daripada diselamatkan oleh Ketua Kang. Mereka adalah segalanya bagiku.”“Aku juga. Mereka adalah orang-orang yang sangat berarti bagiku. Jika pun kami mati, kami tidak menyesal, tapi kami tidak ingin melihat mereka te
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Jenderal Besar Li Guzhou di Danau Liangzi

Jenderal Besar Li Guhzou pun tak kalah hormatnya, mereka tampak saling hormat-menghormati tanpa meninggikan dan merendahkan satu sama lainnya.Setelah saling mengenalkan satu sama lain, mereka memasuki sebuah gedung cukup tinggi bertiang kayu-kayu besar yang telah diramu halus.Lantai gedung itu menggunakan batu-batuan yang telah ditipiskan dengan motif burung merak yang sedang bertarung dengan seekor ular betina.Ruangan yang biasanya digunakan untuk jamuan dan pertemuan Perkumpulan Pendekar Song ini menjelma menjadi istana tanpa nama; bersih, rapi, beraroma bunga dan dipenuhi pernak-pernik naga terbang, sebagaimana simbol Kekaisaran Song.Semuanya dipersiapkan untuk menjamu kehadiran Jenderal Besar Li Guzhou, para jenderal dan menteri-menteri penting Dinasti Song.“Jika saja Yang Mulia Kaisar hadir di sini, beliau pasti merasa seperti berada dalam rumahnya sendiri.”Begitulah cara Jenderal Besar Li Guzhou memuji dekorasi yang dilakukan para murid dari Perkumpulan Pendekar Song.Cuku
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Kesepakatan Pangeran Zhao You dan Sekte Gunung Es

Park Wan dan orang-orangnya memacu kudanya menuju arah yang ditunjukkan Son Ca Gang.Setelah cukup lama menelusuri tepi hutan, mereka pun berhenti di suatu tempat yang di atasnya terdapat kepulan asap.“Ketua, di sinilah tempatnya,” ucap Son Ca Gang dengan jari telunjuk mengarah ke kepulan asap itu.“Apakah mungkin itu mereka?” tanyanya.Son Hyeun In meloncat turun dari kuda putihnya, dia menunduk hormat kepada Park Wan.“Biarkan hamba memeriksanya terlebih dahulu,” katanya.“Cepat kembali,” ujar Park Wan singkat.Son Hyeun In masuk menyisiri hutan itu. Dia membabat semak belukar yang lebat dengan golok besar agar tidak menghalangi pandangannya. Lalu, dia melihat tiga orang sedang memakan buah-buahan, dan salah seorang dari mereka adalah Chiu Kang.“Ketua Kang! Ketua Kang!” teriak Son Hyeun In karena tak sabar setelah melihat mereka bertiga.Sejenak Chiu Kang menoleh ke arah suara itu, lalu dia berjalan setengah berlari mendekatinya.“Saudara Hyeun?” sapa Chiu Kang setelah mereka sali
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Zhao Rong dan Zhao Ming Marah

Chiu Kang mengatakannya dengan mata terpejam. Saat mengatakan, ‘bahkan jika harus membunuhmu’ ada getar hebat dalam suaranya, seperti parau yang memberat.“Aku lebih senang mengorbankan seorang teman, daripada membuat beratus-ratus ribu teman kehilangan temannya yang lain,” lanjutnya dengan suara mulai berat.Bibir Park Wan gemetar, bukan karena perasaan takut, tapi keharuan yang memasuki hatinya. Mendengar suara Chiu Kang yang mulai berat dan parau, dia sadar, bahwa orang yang berdiri membelakanginya itu benar-benar menganggapnya sebagai seorang teman.“Aku rasa aku sudah tahu jawabanmu. Mungkin ini terakhir kalinya kita berbincang sebagai teman. Selamat tinggal,” ucap Chiu Kang sembari berlalu pergi.Mendengar itu membuat hati Park Wan bergetar. Dia tahu betul ketulusan Chiu Kang, tapi dia juga tidak mau menempatkan orang-orang sektenya dalam bahaya.Namun, setelah dipertimbangkan secara matang, dia lebih memilih berjalan bersama teman yang tulus daripada bekerja sama dengan musuh y
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Da Chang Bertemu Rombongan Chiu Kang

“Apa itu artinya kau akan membiarkan mereka mati?” Zhao Ming penasaran.Chiu Kang menggeleng.“Tentu tidak, tapi kita harus memikirkan sebuah jalan yang aman.”Zhao Rong menarik lengan kakaknya.“Kita tidak memerlukan bantuannya. Kita bisa menyelamatkan mereka sendiri, Kakak Ming,” ujarnya kasar.“Kau tenanglah, lebih baik kita dengarkan dulu penjelasannya.”Zhao Ming membelai rambut adiknya. Lalu dia berpaling kepada Chiu Kang.“Bisa kau jelaskan perkataanmu?”Chiu Kang berdiri sesaat, kemudian berlutut di hadapan Zhao Ming. Dia memutuskan untuk menjelaskan rencananya. Dia takut kedua adiknya nekat mendatangi Liu Sing Ming demi menyelamatkan mereka.“Yang Mulia pasti mengerti seberapa licik Liu Sing Ming, sampai dewa pun hendak dia tipu dengan menjadi biksu.”“Kau tak perlu berbasa-basi,” ucap Zhao Ming tegas.Chiu Kang menganggukkan kepalanya.“Jika kita pergi menyelamatkan para jenderal itu besok, hamba yakin Liu Sing Ming akan mengancam membunuh mereka satu persatu untuk membuat k
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Sampai di Jiuquan

Semua orang di sampingnya tak menyangka air muka anak itu bisa berubah seketika, dari malu menjadi cemas.Setelah melewati banyak desa, hutan dan pegunungan. Mereka sampai di Jiuquan.“Kita sampai!” teriak Yang Mingyu dari luar.Dia, Lei Liwei dan beberapa laki-laki lainnya sibuk menurunkan barang dari kereta kuda lainnya.Setelah selesai melakukannya, mereka semua masuk ke dalam sebuah penginapan di tengah-tengah Kota Jiuquan. Beberapa pelayan datang menyambut kedatangan mereka.“Silakan, Tuan,” ucap salah seroang pelayan.Heng Tingfeng dan Quan Shirong duduk di meja yang sama, sementara yang lainnya duduk secara terpisah-pisah.Jiuquan memang bukan kota besar. Di sini, segalanya tampak asing selain arak, makanan dan aroma tehnya.Satu-satunya alasan yang membuat Jiuquan layak dinamai sebagai kota, karena tempat ini menjadi penghubung yang sangat strategis, khususnya antara Gansu dengan kota-kota lainnya, seperti Fuqi dan Shanzhou di Tuyuhun, dan Chang’an di Song.Kebanyakan penduduk
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Perubahan Rencana

Setibanya di luar, Wang Jiang tersenyum lepas, dan hampir tertawa.“Aku tahu kau adalah dia. Aku tahu itu,” katanya berkali-kali di dalam hatinya.Kemudian dia berlari mengambil Pil Mawar Kuning di kamarnya dan bergegas kembali menemui Chiu Kang.Dia terkejut melihat ruangan itu telah kosong, hanya ada Chiu Kang seorang diri yang sedang menyeduh teh.“Duduklah,” katanya tiba-tiba. “Teh ini untukmu,” lanjutnya sembari menyodorkan secangkir teh hangat ke arah Wang Jiang.Wang Jiang pun duduk berhadapan dengan Chiu Kang di meja itu.“Ini Pil Mawar Kuning yang kau minta,” ujar Wang Jiang sembari menyodorkan pil sekecil kerikil berwarna kuning lekat. “Ke mana yang lain?” tanyanya.Chiu Kang diam, dia meneguk Pil Mawar Kuning yang sudah berada di tangannya.“Mereka sedang bersiap-siap,” jawab Chiu Kang dengan senyum ramah setelah selesai meminum pil itu.Wang Jiang memandang Chiu Kang dengan pekat. Dia terus memandanginya tanpa henti. Lalu dia mengajukan pertanyaan tiba-tiba.“Apakah ini be
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
24
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status