“Tidak mungkin Paman Guru Kang bisa dikalahkan oleh mereka,” ucap Quan Shirong.“Banyak orang yang menyerang Kakak Kang,” kata Da Chang polos.“Itu artinya Ketua Kang dikeroyok oleh Liu Sing Ming, Dewa Macan dan kedua muridnya, Ai Bozhang dan Cuan Bo. Ditambah murid-murid Liu Sing Ming yang jumlahnya tidak sedikit,” Ong Fei Yin menyimpulkan.Da Chang menggeleng keras setelah mendengar kesimpulan Ong Fei Yin. Dia memang tidak mengerti kenapa orang-orang ini memanggil Kakak Kang dengan sebutan yang berbeda-beda.“Kakak Kang tidak kalah!” katanya polos.Semua orang terperanjat mendengar ucapan Da Chang. Kali ini giliran Qi Peizhi yang berjongkok di depannya.“Apa maksudmu, Adik Kecil? Bisa kau ceritakan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya dengan lembut.Dia bahkan mengelus kepala Da Chang penuh kasih sayang.“Aku memang melihat mulut Kakak Kang berdarah, tapi tubuhnya masih benar-benar kuat, tidak seperti lawan-lawannya yang terluka juga kehabisan tenaga. Kemudian biksu tu
“Ayah ingin, tapi dengan kemampuanku, Ayah takut tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi Ketua Kang telah menelan Pil Racun Hitam. Tidak ada seorang pun yang pernah menemukan penawarnya.”Miao Yin Feng menggeleng penuh sesal.“Sudahlah.”Chiu Kang mengatakannya dengan senyum kecil.“Hidup hanya sebuah tangkai dalam sekuncup bunga. Jika tangkai itu sudah membuat bunga menjadi layu, aku lebih memilih mati,” lanjutnya.“Jangan berkata seperti itu. Aku tak mengizinkanmu mati.”Zhao Rong menjadi orang yang paling sedih melihat keadaan Chiu Kang.“Tuan Putri harus tenang. Hamba berjanji tidak akan mati dengan mudah,” ujarnya.Pandangan Zhao Rong berpaling ke arah Miao Yin Feng dan lainnya. Tanyanya dengan mata berkca-kaca:“Apakah memang tidak ada yang bisa menawarkan racun di tubuh Ketua Kang?”Mereka tidak menjawab pertanyaan Putri Zhao Rong dengan kata-kata, tapi gelengan kepala yang dipenuhi penyesalan.Chiu Kang memandang adiknya dengan tatapan haru. Kali ini, dia benar-benar bisa melihat
Beberapa saat kemudian, hujan pun mereda. Hari berubah sedikit cerah, khususnya saat sinar matahari kembali menghangatkan dunia. Kehangatan itu kemudian berubah menjadi terik yang panas.Chiu Kang meminta Zhao Ming dan Zhao Rong menunggunya di tepi pohon besar. Dia pergi mencari makanan untuk mereka berdua. Meskipun keadaan tubuhnya belum pulih benar, tapi dia masih cukup mampu untuk melawan lima puluh orang lebih.Setelah cukup lama pergi, Chiu Kang datang sembari membawakan mereka buah-buahan, tapi mereka berdua hanya diam. Wajah mereka murung.“Kenapa Yang Mulia berdua terlihat murung?” tanya Chiu Kang sopan dengan tubuh setengah menunduk.Zhao Rong berdiri.“Aku mengkhawatirkan keadaan mereka,” katanya dengan mata berkaca-kaca. “Aku lebih memilih tetap bersama mereka daripada diselamatkan oleh Ketua Kang. Mereka adalah segalanya bagiku.”“Aku juga. Mereka adalah orang-orang yang sangat berarti bagiku. Jika pun kami mati, kami tidak menyesal, tapi kami tidak ingin melihat mereka te
Jenderal Besar Li Guhzou pun tak kalah hormatnya, mereka tampak saling hormat-menghormati tanpa meninggikan dan merendahkan satu sama lainnya.Setelah saling mengenalkan satu sama lain, mereka memasuki sebuah gedung cukup tinggi bertiang kayu-kayu besar yang telah diramu halus.Lantai gedung itu menggunakan batu-batuan yang telah ditipiskan dengan motif burung merak yang sedang bertarung dengan seekor ular betina.Ruangan yang biasanya digunakan untuk jamuan dan pertemuan Perkumpulan Pendekar Song ini menjelma menjadi istana tanpa nama; bersih, rapi, beraroma bunga dan dipenuhi pernak-pernik naga terbang, sebagaimana simbol Kekaisaran Song.Semuanya dipersiapkan untuk menjamu kehadiran Jenderal Besar Li Guzhou, para jenderal dan menteri-menteri penting Dinasti Song.“Jika saja Yang Mulia Kaisar hadir di sini, beliau pasti merasa seperti berada dalam rumahnya sendiri.”Begitulah cara Jenderal Besar Li Guzhou memuji dekorasi yang dilakukan para murid dari Perkumpulan Pendekar Song.Cuku
“Kau harus jaga adik-adikmu,” ucap Pangeran Zhao Kong. “Sepertinya Ayah tak bisa menemanimu lagi.”“Kenapa, Ayah?” tanya Zhao Shing.“Ingat! Kau harus kuat dan tetap hidup. Apapun yang terjadi,” Pangeran Zhao Kong sengaja tidak menjawab pertanyaan anaknya. “Turuti perintah paman Empat Pendekar Wangi dan jaga adik-adikmu.” Mata Pangeran Zhao Kong mulai berbinar.“Kenapa, Ayah? Apa karena Paman Pangeran Zhao You akan mencelakai Ayah?” kejarnya.“Kau hanya perlu tetap hidup! Itu saja,” kata Pangeran Zhao Kong sembari memeluk anaknya. “Dan jaga adik-adikmu,” ucapnya dengan suara berat. Air mata mulai mengalir dari matanya.Zhao Shing pun menangis kecil. “Aku mengerti, Ayah,” ujarnya di sela-sela tangisannya.“Pengawal! Bawa pangeran ke kamarnya!” seru Pangeran Zhao Kong. Dia berbalik badan melepaskan pelukannya dan berjalan menjauh tanpa melihat Zhao Shing. Air matanya mengalir deras di pipinya. Hatinya tersayat sedih, tapi apalah daya, inilah yang terbaik bagi mereka.Zhao Shing melihat
Setelah mendengar laporan pelayan, Bu Peng memicingkan matanya. Tiba-tiba dia menghela nafas dan menggeleng-geleng. Ujarnya: “Akhirnya kecemasan Pangeran Zhao Kong terbukti.”“Lalu apa yang hendak kita lakukan?” Bu Hung Chen tidak sabar terus berdiam diri.Bu Peng masih diam. Dia mengerutkan dahinya berpikir jauh. Lalu kembali menggelengkan kepalanya. “Kita hadapi meski mempertaruhkan nyawa,” katanya.Dari dalam rumah seorang penuh wibawa keluar dengan tenang. Dia melayangkan senyum hangat. Empat Pendekar Wangi heran melihat gelagat Pangeran Zhao Kong. Kenapa dia bisa setenang itu dalam kegentingan seperti ini?“Saudaraku, sebaiknya kau pergi, biar kami yang menghadapi mereka,” Bu Sengku memegang pundak Zhao Kong.“Tidak, kalian lah yang pergi, biar aku tetap di sini.”“Tidak, tidak boleh! Sehebat apapun ilmu silatmu, kau tidak akan mampu mengalahkan dua puluh lebih pendekar tangguh dalam satu waktu,” Bu Liak tidak bisa menerima ini.“Aku tahu. Pergi atau tidak, aku akan lebih berguna
Setelah sedikit bersajak, Pangeran Zhao Kong tersenyum dan bersiap untuk menyerang lagi.“Omong kosong. Rupanya begini cara seorang terpelajar menghadapi kematian,” kata Gu Buchou dengan mengertak giginya.Hahahahaha.....Hahahaha......Pangeran Zhao Kong tertawa keras tiada henti. Dia terus-menerus tertawa seperti orang gila.“Aku pergi,” tiba-tiba Duan Fang You berkata demikian. Tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya dia melangkah keluar. Melihat kejadian itu, tawa Pangeran Zhao Kong bertambah keras.“Diam kau pangeran sial!” kutuk Chiu Sek, lalu dengan sedikit berlari dia mendekati Duan Fang You dan memegang bahu kanannya. Katanya: “Kenapa? Kita hampir menyelesaikan tugas kita?”Duan Fang You menghelas nafas, “Aku tak tertarik. Lagipula aku di sini tidak untuk menjalankan tugas. Aku datang untuk menguji kemampuannya dan membalaskan kematian sepupuku. Setelah tahu dia tidak bisa menggunakan tenaga dalam, kenapa harus kulanjutkan. Lagipula, aku juga bukan orang suruhan seperti k
“Pangeran! Pangeran!”Zhao Shing yang tiba-tiba tidak sadarkan diri membuat para Pendekar Wangi panik. Di sela-sela kepanikan mereka, terdengar suara angin kencang berlari ke arah mereka.Lalu dengan nafas terengah-engah Bu Liak keluar dari semak-semak hutan. Katanya: “Kakak Pertama, kita harus cepat pergi dari sini. Orang-orang Pangeran Zhao You sedang menuju ke mari.”“Kita tidak punya pilihan lain. Kita harus meninggalkan tempat ini.” Bu Peng tampak cemas, tapi memang beginilah adanya, tiada pilihan lain selain lari. "Berikan obat ini kepada Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong. Jangan sampai tangisan mereka terdengar."Meski berat, Bu Peng harus melakukannya demi keselamatan mereka bertiga.“Bagaimana dengan Pangeran Zhao Shing? Dia tidak sadarkan diri,” tukas Bu Huang.Bu Liak terkaget mendengar keadaan Pangeran Zhao Shing. Baru saja sebentar dia pergi, keadaan telah berubah demikian terbalik.“Kita tidak punya pilihan. Biar aku yang menggendongnya. Kalian bawa Putri Zhao Rong
Jenderal Besar Li Guhzou pun tak kalah hormatnya, mereka tampak saling hormat-menghormati tanpa meninggikan dan merendahkan satu sama lainnya.Setelah saling mengenalkan satu sama lain, mereka memasuki sebuah gedung cukup tinggi bertiang kayu-kayu besar yang telah diramu halus.Lantai gedung itu menggunakan batu-batuan yang telah ditipiskan dengan motif burung merak yang sedang bertarung dengan seekor ular betina.Ruangan yang biasanya digunakan untuk jamuan dan pertemuan Perkumpulan Pendekar Song ini menjelma menjadi istana tanpa nama; bersih, rapi, beraroma bunga dan dipenuhi pernak-pernik naga terbang, sebagaimana simbol Kekaisaran Song.Semuanya dipersiapkan untuk menjamu kehadiran Jenderal Besar Li Guzhou, para jenderal dan menteri-menteri penting Dinasti Song.“Jika saja Yang Mulia Kaisar hadir di sini, beliau pasti merasa seperti berada dalam rumahnya sendiri.”Begitulah cara Jenderal Besar Li Guzhou memuji dekorasi yang dilakukan para murid dari Perkumpulan Pendekar Song.Cuku
Beberapa saat kemudian, hujan pun mereda. Hari berubah sedikit cerah, khususnya saat sinar matahari kembali menghangatkan dunia. Kehangatan itu kemudian berubah menjadi terik yang panas.Chiu Kang meminta Zhao Ming dan Zhao Rong menunggunya di tepi pohon besar. Dia pergi mencari makanan untuk mereka berdua. Meskipun keadaan tubuhnya belum pulih benar, tapi dia masih cukup mampu untuk melawan lima puluh orang lebih.Setelah cukup lama pergi, Chiu Kang datang sembari membawakan mereka buah-buahan, tapi mereka berdua hanya diam. Wajah mereka murung.“Kenapa Yang Mulia berdua terlihat murung?” tanya Chiu Kang sopan dengan tubuh setengah menunduk.Zhao Rong berdiri.“Aku mengkhawatirkan keadaan mereka,” katanya dengan mata berkaca-kaca. “Aku lebih memilih tetap bersama mereka daripada diselamatkan oleh Ketua Kang. Mereka adalah segalanya bagiku.”“Aku juga. Mereka adalah orang-orang yang sangat berarti bagiku. Jika pun kami mati, kami tidak menyesal, tapi kami tidak ingin melihat mereka te
“Ayah ingin, tapi dengan kemampuanku, Ayah takut tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi Ketua Kang telah menelan Pil Racun Hitam. Tidak ada seorang pun yang pernah menemukan penawarnya.”Miao Yin Feng menggeleng penuh sesal.“Sudahlah.”Chiu Kang mengatakannya dengan senyum kecil.“Hidup hanya sebuah tangkai dalam sekuncup bunga. Jika tangkai itu sudah membuat bunga menjadi layu, aku lebih memilih mati,” lanjutnya.“Jangan berkata seperti itu. Aku tak mengizinkanmu mati.”Zhao Rong menjadi orang yang paling sedih melihat keadaan Chiu Kang.“Tuan Putri harus tenang. Hamba berjanji tidak akan mati dengan mudah,” ujarnya.Pandangan Zhao Rong berpaling ke arah Miao Yin Feng dan lainnya. Tanyanya dengan mata berkca-kaca:“Apakah memang tidak ada yang bisa menawarkan racun di tubuh Ketua Kang?”Mereka tidak menjawab pertanyaan Putri Zhao Rong dengan kata-kata, tapi gelengan kepala yang dipenuhi penyesalan.Chiu Kang memandang adiknya dengan tatapan haru. Kali ini, dia benar-benar bisa melihat
“Tidak mungkin Paman Guru Kang bisa dikalahkan oleh mereka,” ucap Quan Shirong.“Banyak orang yang menyerang Kakak Kang,” kata Da Chang polos.“Itu artinya Ketua Kang dikeroyok oleh Liu Sing Ming, Dewa Macan dan kedua muridnya, Ai Bozhang dan Cuan Bo. Ditambah murid-murid Liu Sing Ming yang jumlahnya tidak sedikit,” Ong Fei Yin menyimpulkan.Da Chang menggeleng keras setelah mendengar kesimpulan Ong Fei Yin. Dia memang tidak mengerti kenapa orang-orang ini memanggil Kakak Kang dengan sebutan yang berbeda-beda.“Kakak Kang tidak kalah!” katanya polos.Semua orang terperanjat mendengar ucapan Da Chang. Kali ini giliran Qi Peizhi yang berjongkok di depannya.“Apa maksudmu, Adik Kecil? Bisa kau ceritakan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya dengan lembut.Dia bahkan mengelus kepala Da Chang penuh kasih sayang.“Aku memang melihat mulut Kakak Kang berdarah, tapi tubuhnya masih benar-benar kuat, tidak seperti lawan-lawannya yang terluka juga kehabisan tenaga. Kemudian biksu tu
Zhao Rong merengek dengan kedua mata yang telah basah.Namun Chiu Kang hanya tersenyum. Tanpa keraguan sedikit pun, dia menelan Pil Racun Hitam itu.“Hamba telah gagal melindungi Yang Mulia berdua. Hamba hanya berharap Yang Mulia berdua terus hidup dan menjadi Kaisar yang berguna bagi rakyat,” katanya.Lalu tiba-tiba dia tersungkur tak sadarkan diri.“Ketua Kang! Ketua Kang!”Seakan berlomba-lomba, Zhao Ming dan Zhao Rong merangkak menuju tubuh lemas Chiu Kang, tapi Liu Sing Ming tidak membiarkan mereka dengan mudah menghampirinya.“Lepaskan aku! Lepaskan!” tubuh Zhao Ming bergerak-gerak berusaha melepaskan diri.“Ikat dia!” perintah Liu Sing Ming kepada murid-muridnya.Dia menyuruh mereka untuk mengikat Chiu Kang dan menyerahkannya kepada Pangeran Zhao You. Lalu dia mendekati Dewa Macan Ai Bao Bo.“Tuan Bo pasti mengerti kenapa aku tidak menyerahkan pemuda ini kepada Tuan, bukan?” ucapnya.Orang tua itu mengangguk.“Aku mengerti. Asalkan kau bisa menjamin kematiannya, aku tak segan m
“Rasakan ini!”Tanpa basa-basi lagi Liu Sing Ming menyerang Chiu Kang secara membabi buta. Dia menghantamkan tongkat besinya ke arah kepala Chiu Kang.Namun, dengan sigap Chiu Kang dapat menghindari sergapan tiba-tiba itu. Dia malah berbalik menyerang dengan sapuan kaki yang tidak biasa, terus menerjang berputar membuat debu-debu beterbangan.Liu Sing Ming kaget melihat kemampuan hebat pemuda itu. Karenanya, dia tak segan-segan lagi untuk menggunakan ilmu tertingginya, Telapak Besi yang tersohor itu.Liu Sing Ming mundur beberapa langkah ke belakang. Dia meregangkan kedua kakinya membentuk kuda-kuda. Nafasnya bergulir teratur, membuat alam sekitar menjadi tenang.Walaupun matahari siang begitu menyengat, tapi tidak dengan Liu Sing Ming. Dia seakan tidak merasakan kepanasan yang hebat seperti lainnya, bahkan Chiu Kang sendiri merasakan teriknya yang panas.Agaknya, Liu Sing Ming benar-benar mengubah dirinya menjadi sebongkah besi yang sangat kuat.Chiu Kang tak tinggal diam melihat Liu
“Tentu,” jawab Pangeran Zhao You tersenyum. “Dulu kami sering berbuat jahat bersama. Bisa dibilang, dia merupakan satu-satunya teman yang aku punya.”Zian Zhong menganggukkan kepalanya beberapa kali.“Jika Yang Mulia mempercayainya, maka hamba pun akan mempercayainya.”Pangeran Zhao You tersenyum. Siang itu memang benar-benar hari yang sangat cerah baginya.Bergabungnya Fu Gang dengannya. Persiapan yang berjalan lancar, dan kabar tertangkapnya Zhao Ming dan Zhao Rong oleh Liu Sing Ming. Semuanya seakan membuat kebahagiaan merekah di hatinya, menyambangi relung terdalam dari semua rencana-rencananya.“Kau harus ingat, mereka harus bertindak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Jangan sampai meleset sedikit pun,” tiba-tiba Pangeran Zhao You memberi peringatan tegas kepada Zian Zhong.Dengan kepala menunduk, Zian Zhong menjawab:“Baik, Yang Mulia Pangeran. Hamba pasti melaksanakan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Yang Mulia Pangeran.”“Lebih baik kau memastikannya sendiri.
Chiu Kang tersenyum. Entah kenapa, dia merasa suka dengan anak kecil di depannya itu.“Kakak Kang, itu biaranya!”Anak itu menunjuk sebuah biara tua di seberang jalan. Di depan biara itu, terdapat sebuah pohon yang sangat besar dengan sisi yang dipenuhi pohon bambu.“Kau tunggu di sini. Aku akan ke sana untuk menanyakan sesuatu.”Anak kecil itu menggeleng.“Tidak. Aku ikut,” katanya bersitegas.“Baik. Tapi kau harus tutup mulutmu rapat-rapat.”Chiu Kang memperingatkan dengan air muka sungguh-sungguh. Kemudian dia mengangkat anak itu turun dari kudanya dengan senyum menggelikan.Mereka berdua berjalan memasuki Kuil Dharma, sebuah biara yang cukup tua tapi terawat dengan baik.Di halaman depan, ada beberapa biksu muda yang sedang berlatih silat. Mereka berdiri tegak tanpa bergerak sedikit pun. Kemudian, seseorang biksu berusia sekitar empat puluh tahunan menghampiri Chiu Kang dan anak kecil itu.“Apa yang bisa kami bantu, Tuan?” tanya biksu itu dengan ramah.Chiu Kang tersenyum membalas
“Kau bohong!” katanya dengan nada marah. “Jika kau memang tidak mencintaiku, cukup mengatakannya dengan baik. Jangan bawa nama Chiu Kang dalam persoalan ini. Aku tahu, aku memang tak pantas untukmu. Usiaku jauh lebih tua darimu, enam tahun lebih tua darimu. Dan sesaat lagi, aku akan menjadi perempuan paruh baya! Sementara kau! Lihat, kau masih muda, punya masa depan yang cerah,” teriaknya bertambah keras.Air matanya semakin mengalir deras ke pipinya. Lalu dia melanjutkan ucapannya:“Kau tahu, aku sudah mencoba untuk tidak jatuh hati kepadamu, tapi apa yang dapat kulakukan, perasaan ini muncul tiba-tiba. Aku tahu, aku sama sekali tak punya hak untuk jatuh cinta kepadamu, apalagi mencintaimu.”Qi Peizhi tertunduk lemah. Dia pun terduduk di atas karpet di dalam tenda Chiu Kang yang besar. Tangisnya tak kunjung habis, malah semakin menjadi-jadi.Demikian pula dengan Chiu Kang, matanya tak kuasa menahan air mata yang terus-menerus menyembul.Dengan langkah pelan, Chiu Kang mendekati Qi Pe