Semua Bab Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku : Bab 121 - Bab 130

132 Bab

Bab 121 ( Maafkan Aku, Ayahh)

Mobil yang ditumpangi Saras sudah sampai ke pemakaman umum. Saras memandang keluar jendela mobil, melihat barisan makam yang terbentang di depannya. ia merasa sedikit sedih, karena ia tahu bahwa ayahnya terbaring di salah satu makam itu.Sopir mobil tersebut memandang Saras "Kita sudah sampai, nyonya" ia berkata. "Apa yang ingin nyonya lakukan sekarang?"Saras memandang sopir tersebut dengan mata yang terlihat sedikit serius. "Tolong tunggu aku di sini," ia berkata. "Aku ingin pergi ke makam ayahku."Sopir tersebut mengangguk. "Baik, nyonya," ia berkata. "saya akan menunggu anda di sini."Saras mengangguk, dan ia membuka pintu mobil. ia turun dari mobil, dan memandang sekelilingnya. Pemakaman umum itu terlihat sangat sunyi, dengan hanya beberapa orang yang berjalan-jalan di sekitar makam.Saras mengambil napas dalam-dalam, dan ia memulai perjalanannya menuju makam ayahnya. ia berjalan melewati barisan makam, melihat nama-nama yang terukir diatas batu nisan. ia merasa sedikit sedih, ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 122 ( Sosok Pria Misterius )

Saras masih berbicara di depan makam ayahnya, tidak menyadari bahwa dirinya tengah diawasi oleh seorang pria yang berada di balik pohon besar yang berada sedikit jauh dari makam ayahnya. Pria tersebut berdiri dengan tenang, memandang Saras dengan mata yang tajam dan waspada.Saras tidak menyadari bahwa dirinya tengah diawasi, karena iia terlalu fokus pada percakapannya dengan ayahnya. ia berbicara tentang hal-hal yang terjadi dalam hidupnya, tentang Liam dan Luna, tentang segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya.Pria yang berada di balik pohon besar tersebut terus memandang Saras dengan tatapan mata yang tidak dapat diartikan.ia tidak bergerak, tidak membuat suara, hanya memandang Saras dengan mata yang tajam.Tiba-tiba, Saras berhenti berbicara. ia memandang ke atas, melihat langit yang tadinya cerah terlihat berubah menjadi sangat gelap dan mendung. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia tidak tahu apa itu.Tiba-tiba, angin yang tadinya berhembus dengan lembut terlihat be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Bab 123 ( Siapa? )

Viktor sudah tiba di rumah sakit, dan Liam bergegas untuk masuk ke dalam mobil. ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya dengan cepat, tanpa menunggu lama. Viktor memandang Liam dengan mata yang terlihat sedikit penasaran tapi ia tidak bertanya apa-apa.Liam duduk di dalam mobil, dan Viktor memulai menyalakan mesin mobil. Mereka berdua berangkat dari rumah sakit, meninggalkan Luna yang masih berada di dalam rumah sakit.Dari dalam rumah sakit, Luna terlihat mengawasi Liam dan Viktor. ia berdiri di dekat jendela, memandang ke luar dengan mata yang terlihat sedikit curiga. ia melihat Liam masuk ke dalam mobil, dan mobilnya sudah pergi.Luna memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. ia berjalan keluar dari ruangan, dan memasuki koridor yang panjang dan sunyi. ia berjalan dengan cepat, tidak menunggu lama, dan akhirnya keluar dari rumah sakit.Luna berdiri di depan rumah sakit, memandang ke sekelilingnya dan Luna memutuskan untuk mengikuti Liam dan Viktor. ia berjalan dengan cepat, ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Bab 124 ( Hubungan Antara Menantu dan Mertua)

Mobil Taksi yang ditumpangi Luna kehilangan jejak mobil yang saat ini membawa Liam. Luna begitu kesal, tapi tidak dapat berbuat banyak dan pasrah. ia memandang ke luar jendela, melihat mobil-mobil yang berlalu-lalang di jalan, tapi tidak ada tanda-tanda mobil yang membawa Liam.Luna menghela napas, merasa frustrasi karena tidak dapat menemukan Liam. ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi dia tahu bahwa dia tidak dapat menyerah. ia harus terus mencari Liam, tidak peduli apa pun yang terjadi.Sementara itu, Viktor yang sedang mengendarai mobil hanya duduk tenang menyetir. ia tidak terganggu oleh kejadian yang baru saja terjadi, dan ia terus memandang ke jalan, memastikan bahwa tidak melakukan kesalahan.Liam, yang duduk di sebelah Viktor, terlihat sedang menerima telepon dari seseorang."Ayah, apa yang terjadi?" Liam bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit khawatir."Hari ini, ibumu, sudah diperbolehkan pulang ke rumah," Anjaswara berkata, dengan suara yang terdengar sedikit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 125 ( Kehamilan Istrimu)

Mobil Liam yang dikendarai oleh Viktor sudah sampai di rumah sakit. Viktor memandang ke sekelilingnya, mencari tempat parkir yang tersedia. Setelah beberapa detik, ia menemukan tempat parkir yang kosong dan memarkirkan mobil di sana.Liam memandang ke luar jendela, melihat rumah sakit yang terlihat sangat besar dan megah. ia merasa sedikit khawatir, tidak tahu apa yang akan terjadi ketika ibunya akan kembali pada setelan awal, yaitu kembali tidak menyukai Saras.Viktor memandang ke arah Liam, melihat bahwa bosnya terlihat sedikit khawatir. "Jangan khawatir, Tuan Liam," Viktor berkata, dengan suara yang terdengar sedikit menenangkan. "Semuanya akan baik-baik saja."Liam mengangguk, memandang ke luar jendela lagi. ia melihat bahwa Anjaswara dan Rosa sudah menunggunya di depan rumah sakit.Anjaswara dan Rosa berjalan menuju mobil, dan Viktor membuka pintu mobil untuk mereka. Mereka berdua masuk ke dalam mobil, dan Viktor menutup pintu mobil lagi.Liam memandang ke arah Rosa,melihat bahwa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 126 ( Apa yang Terjadi pada Anakku? )

Vinso duduk di atas tempat tidur rumah sakit, memandang ke luar jendela dengan mata yang terlihat sedikit lelah. ia baru saja selesai melakukan pemeriksaan dengan dokter, dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter mengatakan bahwa keadaannya sudah mulai membaik, dan ia bisa pulang hari ini.Vinso merasa sangat lega mendengar kabar itu. ia sudah bosan berada di rumah sakit selama beberapa hari terakhir. ia ingin segera pulang dan kembali ke rutinitas normalnya. terutama memberikan kabar pada Saras tentang keadaannya.Danuarta, yang duduk di sebelah Vinso, ikut senang mendengar kabar itu. ia memandang ke arah Vinso dengan mata yang terlihat sedikit gembira."Senang sekali, Vinso," Danuarta berkata, dengan suara yang terdengar sedikit hangat. "Kau sudah bisa pulang hari ini."Vinso mengangguk, dan terlihat sedikit lega. "Ya, aku sudah bosan berada di sini," sahut Vinso dengan menampilkan senyum pada wajahnya.Danuarta mengangguk, dan segera mengambil ponselnya. "Aku akan menghubungi anak buah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 127 ( Suasana yang Tidak Nyaman)

Danuarta terkejut setelah mengetahui bahwa Saras telah hamil. ia merasa seperti telah dipukul oleh petir, dan tidak bisa berbicara apa-apa. Vinso, yang duduk di sebelahnya, memandang ke arah Danuarta dengan mata yang terlihat khawatir."Maaf pak, saya harus mengatakan hal ini. tapi, saya juga tidak dapat terus menutupi hal ini terus menerus, karena suatu saat nanti anda pun akan mendengarnya.”" Vinso bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit khawatir.Danuarta tidak bisa berbicara apa-apa. ia hanya bisa memandang ke luar jendela, dengan mata yang terlihat sedikit kosong. ia merasa sangat sedih, karena dirinya telah mendorong Saras ke dalam lingkaran dendam antar keluarga.Danuarta memejamkan matanya, dengan wajah yang ia tundukan."Ya, aku telah mendorong Saras ke dalam lingkaran dendam antar dua keluarga," Danuarta berkata, dengan suara yang terdengar sedikit terharu. "Aku merasa sangat bersalah, karena aku telah membuat Saras hamil dalam keadaan seperti ini."Vinso memandang ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bab 128 ( Masih Hidup)

Liam berdiri dari tempat duduknya, dengan mata yang terlihat begitu marah. ia bersiap untuk menghajar Ricard, karena tidak bisa menolerir tatapan mata Ricard yang terlihat begitu intens terhadap Saras.Baru beberapa langkah, Liam sudah siap untuk menyerang Ricard. Tapi, tiba-tiba saja Saras memeluknya erat dari belakang. Saras tidak ingin ada pertengkaran, dan ia ingin melindungi Liam dari kemarahan yang sedang memuncak."Liam, jangan!" Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit tidak nyaman. "Jangan lakukan hal itu, Liam. aku tidak ingin ada pertengkaran."Liam merasa tidak nyaman, karena Saras memeluknya erat dari belakang. ia tidak bisa bergerak, karena Saras memeluknya dengan begitu erat."Aku tidak bisa mentolerir hal itu, Saras," Liam berkata, dengan suara yang terdengar sedikit marah. "Aku tidak bisa menolerir Ricard yang memandangmu dengan tatapan seperti itu.”Saras memeluk Liam dengan lebih erat, dan ia memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 129 ( Kau Dalangnya? )

Saras terkejut mendengar perkataan Ricard yang mengatakan bahwa ayahnya, Danuarta, ternyata masih hidup. ia merasa dadanya sesak dan seperti ada batu besar yang tengah menindihnya."Apa... apa yang kau katakan?" Saras bertanya, dengan suara yang bergetar, menahan rasa sesak yang ia rasakan.Ricard memandang ke arah Saras dengan tatapan mata yang begitu tajam. "Aku mengatakan bahwa ayahmu, Danuarta, masih hidup," ulang Ricard ,dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras.Saras merasa seperti telah kehilangan kesadaran. Ia tidak bisa berbicara apa-apa, dan hanya bisa memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit kosong.Liam, yang duduk di sebelah Saras, memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit tidak percaya. "Apa yang kau katakan, Ricard?" Liam bertanya, dengan suara yang terdengar yang lebih keras lagi, membuat suasana semakin tegang.Ricard memandang ke arah Liam, kali ini tatapan mata meremehkan itu terlihat begitu jelas. "Aku mengatakan bahwa mert
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 130 ( Katakan itu Tidak Benar)

Ricard memandang ke arah Saras dan Liam dengan tatapan mata penuh semangat. Jujur saja ia suka melihat ekspresi panik keduanya. "Aku menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar meremehkan lawan bicaranya.Saras dan Liam terkejut dengan pengakuan Ricard. Mereka tidak bisa mempercayai bahwa Ricard telah menculik Vinso hanya untuk membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya. darimana ia tahu, jika Danuarta masih hidup?"Apa yang kau maksud, Ricard?" Saras bertanya, dengan suara yang terdengar sedikit tidak percaya. "Aku telah menculik Vinso karena aku ingin membuat Danuarta keluar dari persembunyiannya," Ricard berkata, dengan suara yang terdengar sedikit lebih keras. "Aku telah memiliki insting bahwa Danuarta masih hidup, dan aku ingin membuktikannya.apakah penjelasanku ini masih kurang?”Liam memandang ke arah Ricard dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Ricard, apa yang kau pikirkan?" Liam bertanya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status