Dilan dan Dini yang sudah masuk ke rumah, disongsong oleh Bi Ima. Dini masih tengok-tengok ke depan rumahnya. Menengok barangkali mobil yang mengikuti mereka masih mengintai."Cari siapa, Den?" tanya Bi Ima.Dini menggeleng. "Hanya khawatir saja, Bu. Tadi seperti ada yang mengikuti kami.""Jangan terlalu khawatir, nanti hidup kamu ghak tenang.""Iya juga si, Bu.""Daging yang dari rumah besar, saya taruh freser, Den, demikian juga dengan daging dari kelurahan sini. Itu ada masakan kambing gule sama sate dari rumah besar, barangkali mau makan.""Iya, Bu. Makasih. Ibu sudah makan?" tanya Dini."Sudah, Den.""Bu, aku kan panggil Ibu ya, bisakah Ibu panggil saja saya Dini? Ghak usah, Den. Ini bukan di rumah besar, Bu. Ini di rumah kita."Wanita setengah tua itu matanya mengaca, lalu memeluk erat Dini. Dini balas memeluknya dan menepuk punggungnya pelan."Anakku saja tidak semulia hatimu, Dhuk," ucapnya dengan isak.Dini masih menepuk punggungnya. Dia ingin keluarga ini benar akan menjadi
Last Updated : 2024-11-29 Read more