Home / Rumah Tangga / Bertahan Atau Dimadu? / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Bertahan Atau Dimadu?: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Bab 61

Rian sudah selesai mandi dan berganti baju. Sebelumnya dia sudah memasukan hardisk dan laptop dalam tas kerjanya. Saat sedang bersiap-siap ia sadar jika Dina tengah memperhatikannya."Kenapa kamu berdiri saja disana Din? Kalau sudah selesai lebih baik hari ini kamu cepat bersiap-siap. Beberapa hari lagi kau juga akan resign dari perusahaan. Jadi akan lebih baik kau bisa masuk tepat waktu," saran Rian setelah berhasil memakai dasinya."Kenapa aku harus melakukannya Mas? Toh Lia juga sudah paham kalau aku masuk jam sembilan pagi. Seperti katamu, toh sebentar lagi aku akan keluar dari perusahaan," sangkal Dina menolak."Setidaknya perlihatkan kinerja terbaik walau tinggal beberapa hari lagi," ucap Rian jengah. Pria itu berpaling dan memutar bola matanya. Setidaknya Dina tidak akan melihat perubahan wajahnya. "Ya sudah nanti aku datang lebih pagi. Aku juga membawa bekal. Jadi kita bisa makan bersama," kata Dina membuat gerakan tangan Rian terhenti.Dia kembali memutar otaknya untuk mengh
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 62

Hari itu Rian bisa menghindar dari Dina karena dia memang sibuk meeting dengan para manajer lain. Lalu rekan kerjanya mengajak Rian makan siang bersama sebagai tanda perpisahan. Meski begitu Dina tetap merasa senang karena ia merasa sudah mempengaruhi Rian untuk berada dibawah kendalinya lagi.Wanita itu asyik masyuk berkirim pesan dengan Pak Hermawan untuk meminta sejumlah uang. Walau dia sedang tidak membeli banyak barang-barang mahal, Dina mengumpulkan banyak uang sebagai bekalnya dan orang tuanya agar bisa segera pergi dari kota ini.“Kamu sudah makan siang Din?” tanya Lia yang baru kembali dari kantin. Dina mengeluarkan aplikasi pesannya khusus dengan Pak Hermawan.Ia mengangguk dengan mengulas senyum genit yang memuakan untuk Lia. Namun Lia bisa bersikap pura-pura tidak tahu atau menahan perasaan kesalnya pada Dina. Sesungguhnya Lia sudah muak dengan Dina. Dia ingin memaki rekan kerjanya yang sudah bertindak seenaknya selama wanita itu bekerja disini.Mulai dari masuk lebih sian
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Bab 63

"Bapak yakin rencana kita akan berhasil?" tanya ibu Dina dengan suara yang cukup pelan.Karena lengangnya jalanan di komplek rumah Heri dan Riska, Rian bisa mendengar perkataan ibu mertuanya dengan sangat jelas. Pria itu bersembunyi dibalik pot besar yang ada disamping dinding pembatas rumah Riska dan tetangganya."Bapak yakin Bu. Lagipula cara ini juga berhasil untuk memikat Rian dulu," jawab bapak Dina yang membuat Rian mengerutkan kening heran.Pria itu hanya tahu kalau Dina sudah membuat Rian tunduk pada istri mudanya itu dengan cara memberi air merah yang dicampur dengan makanan dan minuman. Ternyata ada cara lain yang digunakan orang tua Dina."Kata Dina, adik iparnya Rian punya banyak uang. Dina sudah berusaha dapat banyak uang dari Rian dan Pak Hermawan. Kita juga harus punya bekal sendiri untuk pegangan. Minimal kita bisa dapat lima puluh ribu hari ini," kata bapak Dina menjelaskan.Ternyata kedatangan kedua mertuanya atau orang tua Dina adalah untuk memoroti Riska dan Heri.
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 64

Tidak ada orang disana. Rian dan Heri mengucapkan doa yang mereka bisa. Perlahan pintu tertutup. Hingga Ustadzah datang bersama Riska. Menahan pintu itu. Membaca bacaaan Alquran dan ayat kursi. Rian hanya bisa terpaku memperhatikan semuanya. Dia baru menyadari kalau suasana ruangan ini mendadak berubah jadi dingin. Sedingin es dimusim hujan yang turun terus menerus. Padahal saat ini adalah musim panas.Ustadzah terus membaca doa-doa hingga udara di ruangan ini tidak lagi dingin. Rian menghela nafas lega. Entah apa yang terjadi, tapi dia salut pada Heri yang masih fokus dengan pekerjaannya. Ditambah lagi pria itu yang sudah mengambil ponsel Rian untuk memberikan akses agar kakak iparnya bisa melihat rekaman kamera CCTV di rumah Dina.“Semuanya sudah aman. Mereka tidak bisa mengganggu kalian lagi,” kata Ustadzah berbadan mungil itu.“Alhamdulillah,” ucap Rian dan Riska serempak.“Apa yang sebenarnya terjadi Us?” tanya Rian penasaran.Dia masih heran kenapa mertuanya tiba-tiba berubah li
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 65

"Apa maksudmu? Orang tua Dina akan jadi gila?" tanya Rian tidak percaya.Matanya mengerjap heran. Ia tidak menyangka bahwa efek gagalnya ritual yang dilakukan oleh bapak dan ibu Dina akan berujung pada kesehatan mental mereka. Riska mengangguk."Awalnya aku juga tidak percaya Mas. Namun Ustadzah menjelaskan beberapal hal yang rumit. Aku tidak bisa menjelaskannya secara gamblang karena beliau memakai hadis dan ayat alquran. Intinya semua yang terjadi pada bapak dan ibu Dina adalah bagian dari konsekuensi yang harus mereka jalani," ucap Riska menjelaskan.Percakapan mereka terhenti sejenak saat mendengar suara pintu yang dibuka dan ditutup. Heri sudah keluar memakai jaket dan masker."Kita antar mertuamu sekarang Mas. Aku bantu," kata Heri menghampiri mereka."Tumben Her. Aku malah semakin merepotkanmu," ujar Rian tidak enak pada adik iparnya itu."Nggak masalah Mas. Biarkan saja Mas Heri mengangarmu. Dia memang suka jalan-jalan sebentar kalau ada pekerjaan. Maklum burn out terus ada di
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 66

Rian menghela nafas kesal. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing menghadapi sikap istri mudanya yang tidak pernah berubah. Untung saja dia selalu menghindar saat Dina mengajak berhubungan suami istri. Pria itu pura-pura tidak melihat. Rian mengambil ponselnya lalu mengambil ponsel dari saku. Menekan nomor istri mudanya.Dering ponsel Dina yang berasal dari mobil itu membuat Rian pura-pura menoleh. Dia sengaja tidak mendekat. Seandainya Rian tidak tahu apapun, dia pasti sudah melabrak Dina sekarang juga. Namun karena tugas dari Aurel agar ia terus memantau Dina dan keluarganya. Jadi Rian harus pura-pura tidak tahu.Saat melihat mobil itu lagi, tidak terlihat sosok Dina bersama pria tadi. Sepertinya mereka sembunyi dibawah kursi. Rian tetap menghubungi Dina. Setiap sambungan tersambung, maka dering ponsel Dina akan terdengar dari ponsel itu. Rian tersenyum puas karena berhasil mengerjai istri mudanya.Dia berjalan menjauh. Menuju parkiran mobil dan motor yang lebih dekat. Bolak-balik menghu
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 67

Meskipun merasa aneh dengan sikap orang tuanya, tapi Dina tidak perduli. Dia menutup pintu lalu duduk di ruang santai lantai dua. Tidak memperdulikan orang tuanya yang tampak sakit. Bagi Dina, mungkin bapak dan ibunya hanya kelelahan karena habis bepergian kerumah Riska dan Heri.Sebagai anak tentu saja Dina tahu rencana orang tuanya. Dia sengaja meminta bapak dan ibunya melakukan rencana itu hari ini. Yaitu saat Rian dan Bu Mirna pergi bersamanya. Jadi kemungkinan rencana orang tuanya gagal jadi lebih kecil. Begitulah pikiran Dina kemarin. Namun dia tidak tahu kalau rencana orang tuanya sudah gagal.Dina tidak tahu kalau Rian sempat pergi ke rumah Heri dan Riska di saat yang bersamaan dengan kepergian orang tuanya. Walaupun merasa heran kenapa orang tuanya tidak kunjung keluar dari kamar mereka, Dina tidak perduli.Dia justru sibuk bermain ponselnya. Membuka video di You*** atau bermain sosial media. Kadang kala Dina kembali sibuk menonton TV. Dia bersenang-senang seperti biasa tanpa
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 68

Dina menjerti histeris. Ponsel bapaknya terjatuh begitu saja ke lantai. Wanita itu terus menggoyangkan tubuh bapak dan ibunya berulang kali. Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi ke depannya. Karena selama ini bapak dan ibunyalah yang mengurus semua keperluan Dina.“Ibu sadar Bu,” teriak Dina histeris. Dia tidak mau mengurus orang tuanya yang seperti ini. Membayangkannya saja sudah membuat Dina lelah.Ada satu jam Dina menangis histeris sendiri. Wanita itu bahkan tidak sadar kalau sambungan telepon sudah terputus. Akhirnya tidak ada air mata lagi yang keluar. Hanya helaan nafas yang sangat berat yang terdengar.“Aku tidak bisa seperti ini,” gumam Dina seorang diri.Wanita itu bangkit. Membaringkan orang tuanya seperti semula. Lalu menyelimuti merkea hingga ke dada. Dina menggigit bibirnya melihat orang tuanya yang kembali tertidur lelap. Seolah mereka belum bangun dan hanya termenung sejak tadi.“Maafkan aku Pak, Bu. Biarkan aku memahami semua yang terjadi dan menemukan pilihan
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 69

Dina gemetar. Dia masih diam. Tidak berani bergerak sama sekali. Wanita itu berharap agar sang suami segera pergi dari sini. Sehingga Dina bisa membawa orang tuanya pergi ke rumah sakit."Dina aku tahu kamu ada di dalam," kata Rian yang masih terus menekan bel rumah kontrakan itu.Dina masih diam. Dia tidak berani membuka pintu. Wanita itu menghela nafasnya berulang kali. Setelah siap, Dina membuka pintu. Bagaimanapun juga mungkin ada barang Rian yang tertinggal. Karena itulah dia kembali ke rumah ini."Tolong buka pintunya Din. Ada barangku yang tertinggal," ucap Rian lagi dari sebrang pintu.Dina membuka pintu. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang pucat pasi. Mata mereka saling berpandangan. Dina ingin mencari tahu apakah ada kecurigaan di kedua bola mata suaminya.Tidak ada. Justru Rian memandangnya bingung. Tangan pria itu terangkat. Menggerakan tangannya ke kanan dan ke kiri. Tepat di depan wajah Dina."Kamu baik-baik saja Din? Apa ada sesuatu yang buruk terjadi sel
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 70

Sesampainya dua mobil di rumah sakit, Rian menepikan mobilnya di tempat parkir terdekat. Sementara itu mobil taksi online yang membawa kedua mertua terus melaju menuju pintu IGD. Sopir taksi memanggil satpam untuk membawa bapak dan ibu kedalam.“Saya lihat dulu kondisinya Pak,” kata Satpam itu. Menunduk di kursi belakang. Mencoba bicara dengan bapak Dina yang duduk di kursi sebelah kiri. Tidak ada respon sama sekali. Bahkan saat satpam bertubuh jangkung itu melambaikan tangannya berulang kali. Bapak Dina tidak merespon.Dia juga melakukan hal yang sama pada ibu Dina. Tidak ada respon sama sekali. Diluar Dina berdiri dengan kedua tangan saling tergenggam karena takut. Tidak lama kemudian Rian berlari menghampiri. Dia melihat Dina yang sangat gelisah.“Tenang saja Din. Semuanya akan baik-baik saja,” kata Rian pura-pura menenangkan. Padahal dia sendiri sudah tahu apa yang terjadi. Bahkan bisa dibilang Rian adalah salah satu penyebab bapak dan ibu Dina jadi seperti ini.“Aku takut sekali
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status