Share

Bab 65

Author: Alita novel
last update Last Updated: 2025-02-20 05:16:26

"Apa maksudmu? Orang tua Dina akan jadi gila?" tanya Rian tidak percaya.

Matanya mengerjap heran. Ia tidak menyangka bahwa efek gagalnya ritual yang dilakukan oleh bapak dan ibu Dina akan berujung pada kesehatan mental mereka. Riska mengangguk.

"Awalnya aku juga tidak percaya Mas. Namun Ustadzah menjelaskan beberapal hal yang rumit. Aku tidak bisa menjelaskannya secara gamblang karena beliau memakai hadis dan ayat alquran. Intinya semua yang terjadi pada bapak dan ibu Dina adalah bagian dari konsekuensi yang harus mereka jalani," ucap Riska menjelaskan.

Percakapan mereka terhenti sejenak saat mendengar suara pintu yang dibuka dan ditutup. Heri sudah keluar memakai jaket dan masker.

"Kita antar mertuamu sekarang Mas. Aku bantu," kata Heri menghampiri mereka.

"Tumben Her. Aku malah semakin merepotkanmu," ujar Rian tidak enak pada adik iparnya itu.

"Nggak masalah Mas. Biarkan saja Mas Heri mengangarmu. Dia memang suka jalan-jalan sebentar kalau ada pekerjaan. Maklum burn out terus ada di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 66

    Rian menghela nafas kesal. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing menghadapi sikap istri mudanya yang tidak pernah berubah. Untung saja dia selalu menghindar saat Dina mengajak berhubungan suami istri. Pria itu pura-pura tidak melihat. Rian mengambil ponselnya lalu mengambil ponsel dari saku. Menekan nomor istri mudanya.Dering ponsel Dina yang berasal dari mobil itu membuat Rian pura-pura menoleh. Dia sengaja tidak mendekat. Seandainya Rian tidak tahu apapun, dia pasti sudah melabrak Dina sekarang juga. Namun karena tugas dari Aurel agar ia terus memantau Dina dan keluarganya. Jadi Rian harus pura-pura tidak tahu.Saat melihat mobil itu lagi, tidak terlihat sosok Dina bersama pria tadi. Sepertinya mereka sembunyi dibawah kursi. Rian tetap menghubungi Dina. Setiap sambungan tersambung, maka dering ponsel Dina akan terdengar dari ponsel itu. Rian tersenyum puas karena berhasil mengerjai istri mudanya.Dia berjalan menjauh. Menuju parkiran mobil dan motor yang lebih dekat. Bolak-balik menghu

    Last Updated : 2025-02-21
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 67

    Meskipun merasa aneh dengan sikap orang tuanya, tapi Dina tidak perduli. Dia menutup pintu lalu duduk di ruang santai lantai dua. Tidak memperdulikan orang tuanya yang tampak sakit. Bagi Dina, mungkin bapak dan ibunya hanya kelelahan karena habis bepergian kerumah Riska dan Heri.Sebagai anak tentu saja Dina tahu rencana orang tuanya. Dia sengaja meminta bapak dan ibunya melakukan rencana itu hari ini. Yaitu saat Rian dan Bu Mirna pergi bersamanya. Jadi kemungkinan rencana orang tuanya gagal jadi lebih kecil. Begitulah pikiran Dina kemarin. Namun dia tidak tahu kalau rencana orang tuanya sudah gagal.Dina tidak tahu kalau Rian sempat pergi ke rumah Heri dan Riska di saat yang bersamaan dengan kepergian orang tuanya. Walaupun merasa heran kenapa orang tuanya tidak kunjung keluar dari kamar mereka, Dina tidak perduli.Dia justru sibuk bermain ponselnya. Membuka video di You*** atau bermain sosial media. Kadang kala Dina kembali sibuk menonton TV. Dia bersenang-senang seperti biasa tanpa

    Last Updated : 2025-02-22
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 68

    Dina menjerti histeris. Ponsel bapaknya terjatuh begitu saja ke lantai. Wanita itu terus menggoyangkan tubuh bapak dan ibunya berulang kali. Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi ke depannya. Karena selama ini bapak dan ibunyalah yang mengurus semua keperluan Dina.“Ibu sadar Bu,” teriak Dina histeris. Dia tidak mau mengurus orang tuanya yang seperti ini. Membayangkannya saja sudah membuat Dina lelah.Ada satu jam Dina menangis histeris sendiri. Wanita itu bahkan tidak sadar kalau sambungan telepon sudah terputus. Akhirnya tidak ada air mata lagi yang keluar. Hanya helaan nafas yang sangat berat yang terdengar.“Aku tidak bisa seperti ini,” gumam Dina seorang diri.Wanita itu bangkit. Membaringkan orang tuanya seperti semula. Lalu menyelimuti merkea hingga ke dada. Dina menggigit bibirnya melihat orang tuanya yang kembali tertidur lelap. Seolah mereka belum bangun dan hanya termenung sejak tadi.“Maafkan aku Pak, Bu. Biarkan aku memahami semua yang terjadi dan menemukan pilihan

    Last Updated : 2025-02-27
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 69

    Dina gemetar. Dia masih diam. Tidak berani bergerak sama sekali. Wanita itu berharap agar sang suami segera pergi dari sini. Sehingga Dina bisa membawa orang tuanya pergi ke rumah sakit."Dina aku tahu kamu ada di dalam," kata Rian yang masih terus menekan bel rumah kontrakan itu.Dina masih diam. Dia tidak berani membuka pintu. Wanita itu menghela nafasnya berulang kali. Setelah siap, Dina membuka pintu. Bagaimanapun juga mungkin ada barang Rian yang tertinggal. Karena itulah dia kembali ke rumah ini."Tolong buka pintunya Din. Ada barangku yang tertinggal," ucap Rian lagi dari sebrang pintu.Dina membuka pintu. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang pucat pasi. Mata mereka saling berpandangan. Dina ingin mencari tahu apakah ada kecurigaan di kedua bola mata suaminya.Tidak ada. Justru Rian memandangnya bingung. Tangan pria itu terangkat. Menggerakan tangannya ke kanan dan ke kiri. Tepat di depan wajah Dina."Kamu baik-baik saja Din? Apa ada sesuatu yang buruk terjadi sel

    Last Updated : 2025-02-28
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 70

    Sesampainya dua mobil di rumah sakit, Rian menepikan mobilnya di tempat parkir terdekat. Sementara itu mobil taksi online yang membawa kedua mertua terus melaju menuju pintu IGD. Sopir taksi memanggil satpam untuk membawa bapak dan ibu kedalam.“Saya lihat dulu kondisinya Pak,” kata Satpam itu. Menunduk di kursi belakang. Mencoba bicara dengan bapak Dina yang duduk di kursi sebelah kiri. Tidak ada respon sama sekali. Bahkan saat satpam bertubuh jangkung itu melambaikan tangannya berulang kali. Bapak Dina tidak merespon.Dia juga melakukan hal yang sama pada ibu Dina. Tidak ada respon sama sekali. Diluar Dina berdiri dengan kedua tangan saling tergenggam karena takut. Tidak lama kemudian Rian berlari menghampiri. Dia melihat Dina yang sangat gelisah.“Tenang saja Din. Semuanya akan baik-baik saja,” kata Rian pura-pura menenangkan. Padahal dia sendiri sudah tahu apa yang terjadi. Bahkan bisa dibilang Rian adalah salah satu penyebab bapak dan ibu Dina jadi seperti ini.“Aku takut sekali

    Last Updated : 2025-02-28
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 71

    Hati Rian mencelos. Dia tidak menyangka mendapat balasan seperti itu dari sang istri. Walaupun sudah mempersiapkan diri, tetap saja pria itu merasa sangat sedih. Rian menegarkan hati. Dia mengetik pesan balasan untuk istri pertamanya.[Tidak. Aku akan pulang malam ini juga. Kita butuh bicara empat mata. Jika kau keberatan, tolong beri aku waktu maksimal satu jam saja. Jika percakapan kita selesai lebih cepat, aku akan pergi.]Kali ini tidak ada pesan balasan langsung seperti tadi. Tidak lama kemudian Dina keluar dari kamar mandi. Wanita itu tampak lebih segar saat menghampirinya. Meskipun tidak bisa menghapus kesedihan yang di matanya. Kini Dina berdiri disamping tempat tidur bapaknya. Rian memperhatikan gerak-gerik Dina yang menghela nafas dalam.Dina mengusap rambut bapaknya yang terlelap. Lalu wanita itu pergi ke sisi ranjang ibunya. Melakukan hal yang sama. Rian hanya memperhatikan semua sikap istri mudanya. Tidak ada rasa kasihan setitikpun dalam hatinya. Rian sudah terlalu marah

    Last Updated : 2025-03-01
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 72

    Tiara terdiam. Dia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan itu keluar dari mulut Rian saat ini juga. Walaupun dia sudah menyangka kalau sang suami akan menebak keptusannya ini setelah mengetahui kalau Tiara sudah menjadi penulis online. Walaupun Rian belum tahu detail pekerjaan dan berapa gajinya per bulan.“Kamu sudah bisa menebaknya Mas,” jawab Tiara lirih.Entah kenapa dia tidak kuasa melihat wajah sang suami yang sedih. Padahal sebelumnya Tiara benar-benar bersikap apatis pada sang suami. Namun perasaan itu hanya melingkup hatinya selama beberapa saat. Karena sedetik kemudian hati Tiara kembali membeku. Melindungi pertahanan dirinya agar tidak terluka untuk yang kesekian kalinya.“Memang. Aku sudah bisa menebaknya,” jawaban Rian kian lirih. Hampir tidak terdengar dan terbang terbawa desau angin. Seandainya keheningan mala mini tercemar suara berisik, Tiara tidaka akan bisa mendengar perkataan sang suami.“Lalu apa yang kau bicarkan lagi jika sudah tahu semuanya Mas?” tanya Tiara

    Last Updated : 2025-03-01
  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 73

    Tiara menulis apa saja yang disukai ketiga buah hatinya dan apa saja yang tidak mereka sukai. Meskipun hatinya sudah mantap untuk berpisah dari Rian, tapi Tiara tetap menyambut baik niat sang suami untuk memperbaiki hubungan dengan anak-anak mereka. Wanita itu bisa merasakan jika sejak tadi Rian terus memandang wajahnya.Kini tidak ada lagi beban di hati Tiara. Dia tidak tahu apakah masih ada cinta atau tidak dalam hatinya. Namun untuk sekarang Tiara hanya ingin menjauh dari Rian. Dia tidak ingin memberi harapan pada sang suami kalau rumah tangga mereka akan kembali seperti dulu lagi.Bagi Tiara saat ini dia sudah tidak ada beban yang mengganjal di hatinya karena sudah mendapat permintaan maaf yang tulus dari Rian. Yang teprenting saat ini adalah kebahagiaan Anggrek, Lily dan Nana yang akan mendapat kasih sayang mereka kembali setelah beberapa tahun berlalu.“Ini barang-barang yang merkea sukai. Sudah aku lingkari. Sedangkan kertas yang satu lagi adalah barang-barang serta makanan yan

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 102

    Tiara terdiam. Bibirnya tetap menyunggingkan senyum meskipun Rian tahu dia memendam banyak tanya. Entah kenapa Rian jadi panik. Tidak bisa bicara sedikitpun. Padahal ada banyak hal yang ingin pria itu jelaskan pada sang istri.Di luar dugaan Aurel sudah berdiri. Wajah wanita cantik itu yang merupakan mantan atas Rian sangat bersinar. Tidak hanya karena mekap mahal yang dipakainya, tapi juga karena aura Aurel yang sangat terpancar. Memancarkan aura old money dari keluarga konglomerat yang terpandang.Aurel berjalan menghampiri Tiara. Wanita itu mengulurkan tangannya pada istri Rian lalu berkata, "Anda pasti istri Rian. Perkenalkan nama saya Aurel. Saya adalah direktur keuangan sekaligus sekarang menjabat sebagai CEO sementara di perusahaan tempat Rian dulu bekerja."Senyum di bibir Tiara seketika tersungging dengan lebarnya. Wajah wanita yang sudah melahirkan tiga putri cantik dari pernikahannya dengan Rian bersinar cerah. Bukan sinar matahari yang menyengat kulit di tengah hari, tapi

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 101

    “Bagaimana bisa?” tanya Rian tidak percaya. Dia masih tidak menyangka kalau Dina bisa lepas dari kejaran Aurel. Bahkan keluar dari perangkap yang dibuat mantan atasannya itu untuk sang manttan istri kedua.Aurel balas tersenyum. Dia juga tidak menyangka kalau Dina bisa keluar dari jebakannya. Padahal dia sudah susah payah untuk menjebak wanita itu. Ia juga berpikir kalau menyerahkan semua pengwasan Dina pada kepla asisten rumah tangga di rumahnya sendiri sudah lebih dari cukup. Namun ternyata Dina bisa melakukan guna-guna juga pada semua penawal yag mnjaganya selama ini.“Dina memberikan makanan yang sudah diguna-guna pada semua pengawal sejak beberapa hari lalu. Aku tidak tahu kapan tepatnya. Karena itulah yang disampaikan orang pintar yang menbantuku,” kata Auel melanjutkan ceritanya.“Namun satu hal yang kutahu pasti kalau Dina berhasil menyuruh semua pengawal berpuura-pura bersikap biasanya padanya. Semuanya berjalan seperti biasa. Aku dan kepala pengawal tidak curiga sama sekali

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 100

    “Aku boleh mampir ke tokomu.” Suara Dina yang manja seperti terdengar dari kejauhan.Rian merasa déjà vu. Dia seperti pernah mengalami kejadian yang sama. Pria itu langsung membaca surat al fatihah dalam hatinya. Seketika pesona Dina luntur. Rasa kesal di hati pada mantan istri keduanya itu kembali muncul. Rian menatap Dina tidak suka.“Jadi ini kantornya Bu Aurel?” tanya Dina dengan nada menyindir.Rian tidak menjawab apapun. Dia mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Aurel. Melihat aksinya, mata Dina membulat kaget. Wanita itu beringsut mundur. “Kau benar-benar tidak akan mengajakku masuk ke kantormu Mas?” tanya Dina lagi.Kali ini wanita itu menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Membuat suasana jadi terasa lebih dingin. Bukan Rian yang menatap Dina penuh kekaguman. Melainkan para pegawai pabrik yang mengantar barang dan beberapa pria yang membeli oleh-oleh dari tokonya.“Lebih baik kamu pergi dari sini. Aku sibuk,” kata Rian yang akhirnya bersuara.Pria itu ingin masuk ke toko yang dijad

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 99

    Tiara baru saja memberi tahu Bu Mirna tentang kejadian yang ia lihat beberapa waktu lalu. Bu Mirna sampai mengelus dadanya dengan wajah tidak percaya. Terlihat kemarahan di kedua bola matanya.“Sampai hati Dina terus melakukan jal itu. Dia memang benar-bennar tidak punya hati,” kata ibu mertua Tiara itu merutuk kesal.Lily dan Nana masih sibuk menonton tayangan TV. Bahkan Nana sampai berdiri untuk berjoget. Jadi mereka tidak mendengar apa yang dikatakan Bu Mirna tadi. Tiara lalu mengusap bahu sang menantu.“Sudahlah Bu. Alhamdulillah Ustad Aba dan Ustdi Abi peka sehingga meminta Pak Anwar bekerja disini,” kata Tiara lagi berusaha menenangkan sang mertua.“Benar juga sih Nduk, tapi Ibu tetap merasa sebal dengan Dina. Awas saja kalau kami bertemu. Ibu akan memberi pelajaran padanya,” ucap Bu Mirna berapi-api.Tiara hanya bisa terkekeh melihat tingkah sang mertua yang seperti ini. Mereka lalu membicarakan hal lain. Membiarkan anak-anak dengan kesibikan mereka dan ibu-ibu yang sibuk berbi

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 98

    “Iya. Ayah sengaja menyewa tukang kebun untuk membersihkan halaman rumah kalian. Beliau juga punya tugas khusus untuk memeriksa semua rekaman CCTV dan mengambil barang aneh jika ada yang menanam. Seperti yang dilakukan Dina hari ini,” kata Pak Joko menjelaskan hal ini pada menantunya.“Maaf jika Ayah belum memberi tahumu. Namun tadi Rian sudah tahu rencana ini. Apa kalian belum bertemu jadi dia tidak memberi tahumu?” tanya Pak Joko kali ini dengan raut wajah keheranan.Tiara menggeleng. Dia memang bertemu dengan Rian dan bahkan mereka berangkat ke tujuan masing-masing dengan mobil yang sama, tapi Rian sama sekali tidak menceritakan hal ini padanya. Wanita itu lalu berkata, “Tadi kami pergi bersama naik mobil Yah, tapi Mas Rian tidak bercerita apapun. Mungkin dia lupa. Sekarang dimana tukang kebunnya Yah?” tanya Tiara penasaran. Melongok ke belakang tubuh sang auah mertua untuk melihat tukang kebun yang dimaksud. Namun tidak ada siapapun disana. Pak Joko hanya sendiri berdiri di hadapa

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 97

    Mendengar jawaban Tiara, Eni tidak berani bertanya lagi. Begitu juga dengan tetangga lain. Mia langsung mengalihkan percakapan tentang anak-anak. Membuat wanita itu menghela nafas lega karena tidak pernah menceritakan aib rumah tangga pada banyak orang. Sehingga mereka mencecarnya hanya untuk mendapat gosip terbaru.Untungnya tidak lama kemudian nama Eni dipanggil petugas puskesmas. Jadi wanita itu tidak lagi bisa mengatakan hal-hal jelek tentang Tiara dan keluarganya. Tidak lama kemudian nama Mia dan ibu-ibu paruh haya juga dipanggil dokter jaga yang berbeda. Tinggal Tiara sendiri disana. Wanita itu menghela nafas lega.Ia masih harus menunggu setengah jam lagi sampai namanya dipanggil hingga Tiara bisa mendapatkan surat rujukan ke rumah sakit terdekat dimana Psikiater bertugas disana.Sesuai dengan perkataannya pada Rian tadi, Tiara mampir ke minimarket terdekat untuk membeli stok cemilan untuk anak-anaknya. Dia dengan santai melangkah menyusuri trotoar menuju minimarket karena jara

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 96

    “Dek. Bagaimana? Apa kamu setuju?” tanya Rian sambil melambaikan tangannya di depan wajah sang istri.Tiara gelagapan melihat jarak mereka yang sudah cukup dekat. Wanita itu seolah tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Mereka berada di posisi itu sampai akhirnya Tiara mengangguk. Rian lalu memundurkjan tubuhnya. Tiara menghela nafas lega walaupun dadanya masih berdebar dengan gemuruh yang menyenangkan.“Oke. Aku setuju Mas,” jawab Tiara pelan lalu menangguk.Mereka berpamitan pada Bu Mirna dan ketiga anak mereka lalu berjalan menuju pintu keluar. Rian masuk ke mobilnya lebih dulu. Sedangkan Tiara yang membukakan pagar. Setelah itu, Tiara harus menutup pagar tinggi itu baru masuk ke mobil Rian. Selama di perjalanan suasana sempat hening sesaat. Ada nuansa kecanggungan yang dapat Rian rasakan dari sang istri.Pria itu sadar tidak mudah mengembalikan hubungan mereka seperti dulu. Meskipun Tiara sudah memaafkannya, mereka harus membangun kemistri sebagai pasangan suami istri lebih dulu d

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 95

    Sarapan pagi itu di rumah Tiara berjalan dengan penuh canda tawa. Hal yang sudah tidak pernah mereka lakukan sejak lama. Sejak perubahan sikap Rian karena pengaruh guna-guna Dina pada pria itu yang membuat keluarga mereka hampir hancur berantakan.Seperti kemarin, Rian yang mengantar Anggrek pergi ke sekolah. Tiara sibuk membersihkan rumah. Dia tidak ingin Bu Mirna kelelahan. Jadilah sang mertua berdiam diri di lantai dua menemani Lily dan Nana membaca buku cerita yang baru dibelikan Rian kemarin.Jam setengah delapan pagi Tiara bisa menyelesaikan semua pekerjaannya. Rian pulang terlambar karena harus belanja semua barang yang habis sesuai daftar belanja yang diberikan Bu Mirna tadi.“Kamu sudah belanja Mas?” tanya Tiara heran. Tidak mengetahui hal tersebut.“Sudah. Ibu yang menyuruhku tadi. Sekalian belajar bagaimana dinamika pasar pada produk kita,” jawab Rian sedikit ambigu karena Tiara tidak memahami semua perkataanya. Walaupun Tiara tau kalau hal itu berhubungan dengan usaha yang

  • Bertahan Atau Dimadu?   Bab 94

    Tiara mengkerutkan kening heran. Mertuanya sudah tahu? Matanya mengerjap bingung. Wanita itu tidak tahu harus merespon bagaimana. “Ehm. Ibu tahu darimana?” tanya Tiara gugup bercampur malu.“Dari ibumu. Kemarin malam sebelum tidur beliau telepon bertanya apa kamu sudah bicara tentangy keputuasnmu setelah mendengar nasihat bapakmu. Ibumu juga menceritakan semuanya,” kata Bu Mirna menghentikan kegiatannya.Wanita paruh baya itu menatap sang menantu dalam. Penuh kasih sayang dan kelembutan. Setelah semua makanan tersaji di atas meja dan bekal untuk anak-anak siap, Bu Mirna meraih tangan Tiara dalam genggamannya.“Baik kamu berpisah dari Rian atau tidak, Ibu tetap menganggap kamu sebagai menantu dan anak Ibu sendiri. Namun dengan kamu memberi maaf pada Rian, entah kenapa membuat Ibu merasa sangat senang sekali. Karena kamu sudah mulai menghilangkan segala beban kebencian di hatimu,” kata Bu Mirna panjang kali lebar.Tiara mengangguk dengan air mata haru yang menggenang di pelupuk matanya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status