Semua Bab Istri Kedua dari Rumah Bordil: Bab 101 - Bab 110

158 Bab

Berseteru

"Mommy mau ke mana?"Suara Edward menghentikan aksinya yang sedang mengemasi pakaian ke dalam koper, setelah pulang kerja ia mengemasi beberapa barang pentingnya yang akan ia bawa ke Indonesia esok pagi.Edward masih berdiri di depan pintu kamar menunggu jawaban, sepertinya Monica akan pergi ke suatu tempat yang entah. Monica terdiam sebentar kemudian lanjut menutup kopernya, tidak banyak barang yang ia bawa, lagi pula ia tidak menginap, jika bisa ia akan segera pulang, atau jika memang harus menginap setidaknya hanya satu hari, ia tidak bisa berlama-lama meninggalkan Edward dan Edgard meski sudah menyuruh orang untuk memasak dan mengurus keperluan keduanya."Mommy akan berangkat ke Indonesia, ada meeting penting dari pemilik brand yang menjadi investor di perusahaan Mommy. Oh iya, besok akan ada orang yang datang untuk mengurus kalian sementara waktu. Jangan bertengkar dengan adikmu sampai Mommy kembali!"Tangan Edwar mengepal kuat, ia seperti merasa diabaikan dan tidak didengar,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Jebakan Jitu

Pesawat sudah mendarat dengan aman, Monica kini kembali ke Indonesia dengan tujuan yang lain, ia tak memberi tahu siapa pun termasuk William dan Arini. Telepon juga terus tersambung dengan Isabella, seolah Felicia memang hanya ingin membicarakan semuanya dengan tangan kanan Monica. Isabella menyuruh Monica untuk menunggu di hotel yang ada dekat bandara."Kenapa harus di hotel? Bukankah sebelumnya dia mengatakan akan melakukannya pertemuan di perusahaannya?" protes Monica.[Menurut keterangan yang saya terima, ibu Felicia ingin melakukan rapat tertutup untuk menghindari hal-hal yang akan merugikan kedua belah pihak.]Monica mendengus dan merasa tidak masuk akal, tapi karena Felicia adalah investor utama, sekaligus orang yang memiliki pengaruh penting dalam kelancaran usahanya, mau tak mau Monica akhirnya menuruti. Ia mengakhiri sambungan telepon dan masuk ke lobi hotel, kamar sudah dipesan langsung oleh Felicia. Prasangka buruk pun beterbangan di benaknya, ia sudah seperti Arini seka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Daddy Kembali

"Bagaimana? Kau sudah memikirkannya dengan matang? Buang egoismu! Aku juga tidak akan merebut mereka darimu, hanya menyuruhmu kembali sebagai istriku, kita akan hidup normal layaknya pasangan suami istri. Jika kau terus keras kepala seperti ini, aku akan melakukan cara lain yang mungkin akan membuatmu menyesal seumur hidup.""Kau mengancamku?" geram Monica."Tidak. Hanya mengingatkan dirimu. Kau begitu keras kepala. Pikirkan saja! Aku juga bisa menggulingkan usahamu jika ingin. Jadi, pikirkan lagi menggunakan akal, paksa otakmu melunak agar tak terus menerus menjadi batu."Ia larut dalam pikirannya sendiri, mempertahankan ego dan merasa mampu berdiri sendiri pun perlahan roboh, jika ia hanya sendiri, tidak masalah, tapi dia punya tanggung jawab besar untuk masa depan anak-anaknya."Aku akan memberikan waktu satu Minggu untuk berpikir dan membuat keputusan, jika kau tetap keras kepala, maka aku akan melakukannya dengan caraku sendiri."Setelah Nahan mengucapkan itu, pintu yang tadinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Tidur di Lantai

"Kejutan!" Edward dan Edgard refleks saja tersenyum senang, lain halnya dengan Monica yang masih bergeming tanpa kata. Apa yang harus ia lakukan, mengusir pria ini dan mengunci pintu, atau membiarkannya masuk begitu saja. "Tidak ada yang mau menyambut Daddy?" Kedua putranya langsung berhambur memeluk Nathan, tatapannya dan Monica seketika bertemu, Nathan tersenyum bangga seperti menunjukkan jika ia tak bisa melakukan apa pun untuk mengusirnya, anak-anaknya sudah berada dalam kendali dirinya sekarang. Ia berhasil memenangkan hati mereka tanpa terduga. Monica mau tak mau membiarkan Nathan masuk. Nathan menyerahkan beberapa barang bawaan untuk kedua anaknya, membuat mereka kegirangan bagai anak kecil. Sekarang ia bisa melihat sisi seorang anak dari putra kembarnya, mereka kegirangan dan berlari ke ruang tamu untuk membuka pemberian Nathan. Tersisa Monica dan Nathan yang berdiri di dekat pintu. "Kau mengikutiku?" selidik Monica setengah berbisik. "Tidak." "Cih, pembohong." Tiba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Koruptor Sampah

Pagi menjelang, tapi kedua insan berbeda jenis kelamin itu belum juga bangkit dari tempat ternyaman. Nathan merasakan ada sesuatu yang berat di atas tubuhnya, helai rambut juga mengganggu wajah Nathan tentunya, ia langsung saja terjaga, dan terkejut mendapati Monica yang terbaring dengan nyaman di dada kekarnya.Nathan tersenyum.Ternyata semalam Monica mengigau dan jatuh terguling ke lantai, ia bahkan tidak sadar telah berada di pelukan Nathan sepanjang malam. Dengan sengaja, Nathan mengusap kepala Monica, membiarkan istrinya terlelap lagi dalam jangka waktu yang cukup lama. 'Padahal dia sendiri yang mengatakan tidak sudi tidur denganku, tapi lihat sekarang, ia mendekati lebih dulu. Memang tidak bisa dipercaya,' batinnya mencibir.Tiba-tiba senyum Nathan berubah menjadi pulsa. Monica bangun, ia begitu terkejut mendapati dirinya tidur di atas dada Nathan, bahkan dirangkul dengan cukup erat."Ah, brengsek! Apa yang kau lakukan?"Monica menjerit dan langsung menjaga jarak, ia langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Jalan Bersama Daddy

Nathan baru saja selesai mengganti baju santai, kemudian menatap kedua anaknya yang menunggu di meja makan. Biasanya ketika makan siang, mereka hanya memakan buah dan membuat susu sendiri, sementara Monica tak punya waktu untuk pulang di siang hari, wanita gila kerja itu akan berangkat pagi dan kembali ketika malam hari, dia lebih bekerja keras ketimbang karyawannya, padahal memiliki karyawan untuk dibantu, tapi Monica terlalu memaksakan diri hingga akhirnya tak punya banyak waktu untuk mengurus dua anaknya dengan baik. Nathan kesal, tapi tak menunjukkan itu di depan anaknya. Pantas saja mereka begitu senang dengan kedatangannya, mereka jelas saja masih butuh teman cerita dan berbagi keluh kesah, tapi mereka tak mendapatkan itu dari Monica.Ia juga bos perusahaan, memiliki banyak perusahaan tak membuatnya seperti ini, William juga sama, mereka kan bisa memantau dari rumah sambil menemani keluarga, tak perlu terlalu seperti ini, bukan hanya menyiksa diri, tapi juga menyiksa keinginan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Keluarga yang Utuh

"Maaf."Untuk pertama kalinya Monica sesenggukan, ia terus memeluk William yang masih kebingungan. Memangnya Monica melakukan kesalahan apa.Ternyata tadi setelah cukup lama merenung, Monica perlahan tersadar jika sebenarnya ia terlalu egois, ia tak pernah tahu apa yang anaknya sukai, ucapan Nathan membuatnya sadar jika ia terlalu abai dengan tugasnya sebagai seorang ibu.Karena kedatangan Nathan, anaknya mulai bisa mengekspresikan diri, tertawa dan tak lagi berdebat seperti biasa, tak ada lagi suara hening di meja makan, obrolan apa adanya, atau sekedar sapa di pagi hari, Nathan benar-benar mencairkan suasana, ia juga tidak berhak memisahkan mereka dari Nathan terlalu lama, pria itu benar-benar berubah sekarang.Bukankah semua orang punya masa lalu, begitu pun dengan dirinya. Mengapa ia hanya menghakimi kesalahan Nathan tapi tidak bercermin untuk diri sendiri, ia juga bukan wanita yang terlahir tanpa cela.Nathan membalas pelukan Monica, membuat wanita itu tenang. Di balik keras kepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Rumah Nathan

"Tidak ada yang tertinggal?" Monica masuk ke kamar Edward dan Edgard, memastikan kedua anaknya sudah selesai berkemas. Minggu lalu ia untuk pertama kalinya mengunjungi sekolah anak-anaknya, hari kelulusan yang memuaskan, Edward dan Edgard mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi lulusan terbaik d tahun ini, dengan banyak prestasi yang berhasil mereka raih, bahkan kemarin putranya ditawari untuk menghadiri pameran lukisan sebagai tamu terhormat, padahal usianya masih terbilang belia.Tapi karena mereka harus pindah ke Indonesia, anaknya menolak tawaran itu dengan halus, ia lebih memilih membuka lembaran baru di tempat asal orang tuanya. "Semua sudah siap?""Sudah, Mommy."Monica langsung kembali ke kamarnya, memeriksa setiap sudut memastikan tak ada yang tertinggal. Rumah ini akan dijual, sebelum dihuni pemilik yang baru, ia tentu saja harus mengosongkan rumah tersebut. Monica menjual beberapa perabotan di situs online, lagi pula mereka tak mungkin bisa membawa semuanya ke sana. Han
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Tiga Pria Tampan

"Kak, kau di mana?"Suara Arini terdengar dari seberang telepon, pasalnya yang ia lihat sepertinya Monica tidak berada di rumah yang biasa. Arini memicing, sementara Monica terlihat menahan tawa. Ia sengaja menghubungi adiknya untuk pamer."Tebak, aku di mana!""Hem, kau di rumah siapa?""Ayo tebak dulu!""Jangan bilang kau di Indonesia, Kak. Astaga kau pulang diam-diam tanpa mengabari? Apa kau membeli rumah baru di sana? Lalu di mana anak-anakmu? Kau sudah mulai berani menyembunyikan rahasia besar dari adikmu ya?"Monica tertawa kecil."Edward dan Edgard sudah berangkat ke sekolahnya yang baru bersama Nathan."Mendengar nama Nathan disebut, Arini melebarkan mata. "Kau di rumah Nathan?" Monica mengangguk."Kenapa jahat sekali? Kau tak memberitahuku kabar bahagia ini? Ayo katakan bagaimana ceritanya kau bisa luluh pada pria itu? Astaga! Besar juga nyalinya. Apa William tahu?""Tidak usah memberitahunya, Nathan sendiri yang akan cerita."Monica mulai larut dalam obrolan panjang bersama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Anggota baru

"Sayang, aku menginginkanmu malam ini," bisik Nathan nakal.Monica tersenyum malu. Ia baru saja selesai mandi dan memakai krim malam. Aroma wangi semerbak semakin menggoda iman suaminya. Monica yang berniat menggoda, ia berjalan ke kasur dan menunjukkan senyum nakal. Akhirnya Nathan mematikan lampu, dan mulai tenggelam di balik selimut bersama istrinya. Semua pasti tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Hari demi hari berjalan seperti biasa, seolah ujian rumah tangga mereka sudah usai. Hari berganti bulan, sudah tiga bulan berlalu Monica tidak mendapati tamu bulanannya. Ia mulai cemas, badannya lemas, jika benar ia hamil, apa itu tak akan menimbulkan kecemburuan dalam hati anak-anaknya. Monica akhirnya memberanikan diri untuk memesan alat tes kehamilan. Ia menunggu dengan cemas sampai pengantar paketnya datang. Buru-buru ia membuka, dan berjalan menuju kamar mandi.Monica menunggu beberapa saat dengan perasaan gelisah, dan hasilnya membuat ia bingung harus senang atau sedih."Posit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status