Home / Romansa / Dua Tahun Untuk Cinta / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dua Tahun Untuk Cinta: Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

11

Pagi itu, Alya terbangun dengan perasaan ganjil yang terus menghantuinya sejak malam sebelumnya. Dia merasakan keheningan di rumah yang terlalu sunyi, hampir menyelimuti dirinya dalam kabut yang membuat segala sesuatunya terasa samar. Alexander belum pulang sejak semalam, dan tidak ada satu pesan pun darinya. Alya mencoba mengabaikan kekhawatiran yang merayap di hatinya, tetapi semakin dia mencoba, semakin kuat perasaan itu.Di ruang makan, Alya menemukan sepucuk surat yang ditinggalkan oleh Alexander di meja. Dengan jantung berdebar, dia mengambil surat itu, berharap menemukan penjelasan. Namun, isi surat itu hanya beberapa kata singkat yang membuat perasaannya semakin tidak menentu."Ada urusan penting di luar kota. Jangan khawatir. Aku akan segera kembali."Alya menatap kata-kata itu dengan perasaan campur aduk. Sesuatu dalam nada pesan itu terasa berbeda, dingin dan jauh, seolah-olah Alexander berusaha menjaga jarak. Dia menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya, namu
Read more

12

Malam itu, keputusan yang Alya buat di balkon menjadi pemantik dari semua langkah yang akan dia ambil. Pagi berikutnya, ia memulai harinya dengan tekad baru. Dia menatap bayangan dirinya di cermin, berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa pun yang akan ia temukan, ia siap menghadapinya. Rahasia Alexander sudah terlalu lama membebani hatinya, dan Alya tahu bahwa keheningan ini harus berakhir. Sejak pagi, Alya mencoba menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas, namun pikirannya terus melayang kepada Alexander. Apakah keputusannya untuk mencari kebenaran akan mengubah segalanya? Apakah dia siap menghadapi kenyataan yang mungkin akan melukai hatinya lebih dalam lagi? Saat makan siang, Alya memutuskan untuk kembali bertemu dengan Ethan. Di kafe yang sama seperti sebelumnya, Ethan sudah menunggunya. Ketika melihat Alya, Ethan memberikan senyum kecil, namun Alya tahu ada kegelisahan di balik tatapan sahabat Alexander itu. “Ethan, aku butuh bantuanmu,” kata Alya tanpa basa-basi. “Aku tidak bis
Read more

13

Hari itu terasa berat bagi Alya. Setiap kata yang diucapkan Adrian, ayah Alexander, masih bergaung di telinganya. Bagaimana mungkin seorang anak harus memikul beban yang seharusnya tidak ditanggungnya? Meskipun ada rasa lega karena mendapatkan sedikit pencerahan, Alya juga merasakan beban baru—perasaan ingin membantu Alexander, tetapi juga ketidakpastian tentang bagaimana cara melakukannya. Setelah pertemuannya dengan Adrian, Alya berkeliling rumah keluarga Alexander. Di dalam ruang kerja yang penuh dengan dokumen, foto, dan barang-barang berharga, ia menemukan sebuah album tua. Penasaran, Alya membuka album tersebut dan mulai melihat-lihat foto-foto lama. Setiap halaman membawa Alya ke dalam kenangan yang lebih dalam tentang masa kecil Alexander—senyumnya, tawa bahagianya, dan harapan-harapan yang pernah ada sebelum semua tekanan itu datang menghimpitnya. Namun, satu foto menarik perhatiannya. Di situ, Alexander berdiri di samping seorang gadis kecil dengan senyum cerah. Alya tidak
Read more

14

Pagi itu, setelah kembali dari perjalanan yang penuh makna ke rumah keluarga Alexander, Alya merasa lebih tenang. Ia tidak mendapatkan semua jawaban yang ia inginkan, tetapi ia mulai memahami sisi lain dari kehidupan suaminya yang selama ini tersembunyi. Ada sesuatu yang berat dalam masa lalu Alexander, sesuatu yang ia pendam demi melindungi orang-orang yang ia sayangi. Di apartemen, suasana masih sunyi ketika Alya tiba. Ia menatap ke arah ruang tamu yang kosong, lalu menghela napas panjang. Alexander masih belum kembali, tetapi sekarang ia merasa tidak terlalu gelisah. Dia tahu bahwa waktunya akan tiba untuk mereka berdua berbicara dengan jujur tentang semua ini. Ketika Alya melangkah ke kamar, suara dering ponselnya memecah keheningan. Nama Ethan tertera di layar. Alya segera mengangkatnya, penasaran. "Ya, Ethan?" tanyanya. “Bagaimana pertemuanmu dengan Adrian?” tanya Ethan di seberang sana, suaranya terdengar waspada. Alya tersenyum kecil. “Aku belajar banyak. Ayah Alexander me
Read more

15

Keesokan paginya, Alya bangun dengan perasaan campur aduk. Malam sebelumnya bersama Alexander menimbulkan perasaan hangat yang baru ia sadari kini semakin kuat. Namun, bayang-bayang misteri yang masih menyelimuti masa lalu Alexander membuatnya tak bisa benar-benar tenang. Alya menyadari, meski Alexander mulai membuka diri sedikit demi sedikit, ada sisi dirinya yang tetap enggan untuk benar-benar jujur.Pagi itu, saat sarapan, suasana rumah terasa lebih sunyi dari biasanya. Alexander tampak tenggelam dalam pikirannya, sementara Alya menatapnya dari kejauhan, mencoba membaca apa yang mungkin ia sembunyikan. Keinginan untuk bertanya kembali muncul, tapi Alya tak ingin mengusik keheningan yang rapuh di antara mereka.“Aku harus pergi untuk urusan bisnis hari ini,” ucap Alexander tiba-tiba, memecah keheningan. “Mungkin aku akan pulang agak larut.”Alya mengangguk pelan, mencoba menyembunyikan kekecewaannya. “Baiklah. Hati-hati di jalan, Alex.”Alexander mengangguk sambil menatap Alya seben
Read more

16

Ketika malam tiba, Alya duduk sendiri di ruang tamu, merenungkan semua yang ia dengar dari Adrian. Satu per satu potongan masa lalu Alexander mulai terungkap, namun masih banyak bagian yang tersisa, belum terlihat. Hari ini menguatkan tekadnya, namun juga meninggalkan jejak keletihan yang mendalam di hatinya.Saat jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam, terdengar suara mobil di depan rumah. Alexander akhirnya pulang. Alya berusaha menyambutnya dengan senyuman, namun Alexander terlihat lelah dan sedikit terpukul. Tanpa mengucapkan apa-apa, ia melewati Alya dan langsung menuju kamar, meninggalkan Alya berdiri dalam kebisuan.Alya tahu, ini bukan saatnya memaksanya untuk bercerita. Ia hanya mengikuti Alexander ke kamar dan memberinya waktu untuk menenangkan diri. Namun dalam hatinya, ia bertekad untuk tetap di sisinya, bahkan jika itu berarti harus menunggu dalam keheningan.Malam itu, Alya hanya terbaring dalam kegelapan, mendengar napas Alexander yang tenang namun terasa berat. Seti
Read more

17

Kehampaan yang dirasakan Alya semakin mengakar seiring berjalannya hari. Pagi tadi, Alexander menjauh darinya dengan dingin, seolah percakapan mereka tidak pernah terjadi. Setiap percakapan kecil yang Alya coba bangun dengannya selalu terhenti oleh sikap defensif Alexander. Alya merasa asing, bukan hanya dalam pernikahan kontraknya, tapi juga dalam rumah yang kini terasa semakin sunyi.Namun, tekadnya tidak goyah. Jika Alexander memilih untuk menutup diri, maka ia akan mencari cara lain untuk menemukan jawaban. Pemikiran itu membawa Alya kembali ke petunjuk samar yang Ethan berikan: rumah keluarga Alexander. Di sanalah, katanya, Alya mungkin akan menemukan sebagian dari kebenaran.Dengan ponselnya, Alya mulai menelusuri informasi terkait rumah besar di bukit itu, berusaha mengumpulkan petunjuk-petunjuk yang bisa membawanya lebih dekat pada masa lalu Alexander. Ia menemukan bahwa rumah itu tidak hanya memiliki sejarah panjang, tetapi juga reputasi yang cukup misterius di kalangan masya
Read more

18

Malam itu, Alya terjaga lebih lama dari biasanya. Pikirannya berputar-putar memikirkan Alexander dan beban masa lalunya. Ia menyadari bahwa meskipun Alexander berusaha tampil tegar, ada luka yang sangat dalam yang masih ia simpan. Alya semakin yakin, meski Alexander belum mengungkapkan semuanya, pria itu butuh seseorang yang bisa ia percaya sepenuhnya.Keesokan paginya, Alya memutuskan untuk mulai mengubah pendekatannya. Alih-alih memaksa Alexander untuk berbagi, ia memilih untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman baginya. Ia mulai dengan hal-hal sederhana, seperti menyiapkan sarapan, menyusun bunga segar di ruang tamu, dan merapikan ruangan-ruangan di rumah agar terasa lebih hangat. Ia ingin menjadikan rumah mereka tempat yang bisa membuat Alexander merasa damai dan diterima, tanpa tekanan.Hari-hari pun berlalu dengan cepat. Alya berusaha untuk tetap ceria dan ringan saat berada di dekat Alexander, meski kadang ia bisa merasakan dinding tak terlihat yang pr
Read more

19

Hari demi hari berlalu dengan perlahan namun penuh makna bagi Alya dan Alexander. Mereka membangun sebuah rutinitas, kecil namun menenangkan. Setiap pagi, Alya bangun lebih awal untuk membuatkan kopi untuk Alexander, dan setiap malam mereka duduk bersama, menikmati kebersamaan tanpa harus berbicara banyak. Keheningan di antara mereka menjadi semacam bahasa tersendiri, dan di dalam keheningan itu, ada kehangatan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.Namun, di balik ketenangan ini, ada rasa gelisah yang mengganggu Alya. Seiring waktu, perasaannya terhadap Alexander semakin kuat. Meskipun ia tahu bahwa pernikahan mereka hanyalah kontrak, hatinya tak bisa menolak kenyataan bahwa ia mulai benar-benar jatuh cinta padanya. Setiap senyuman, setiap sentuhan kecil, dan setiap perhatian yang diberikan Alexander—meskipun sederhana—membuat Alya merasakan kebahagiaan yang tak pernah ia duga sebelumnya.Suatu malam, saat mereka berdua sedang duduk di balkon, memandang langit b
Read more

20

Alya mencoba melanjutkan harinya seperti biasa, berpura-pura bahwa pesan dari Sarah hanyalah angin lalu. Namun, ada sesuatu dalam kata-kata itu yang tak bisa ia abaikan. Setiap kali ia melihat Alexander, perasaan was-was itu kembali muncul. Alya tahu bahwa Alexander pernah mengalami luka di masa lalu, tapi ia tak pernah menyangka bahwa mungkin ada hal lain yang lebih dalam, yang ia belum ketahui.Malam itu, saat mereka sedang makan malam bersama, Alexander memperhatikan perubahan sikap Alya. Ia menatap Alya dengan dahi berkerut. "Ada apa, Alya? Kau terlihat... berbeda," katanya dengan nada khawatir.Alya terdiam sejenak, berusaha mengumpulkan keberanian. Ia tak ingin menambah beban pikiran Alexander, tapi pesan dari Sarah membuatnya merasa bahwa ia harus jujur. "Alex, aku mendapat pesan dari... seseorang yang mengenalmu," ujarnya hati-hati.Alexander mendadak tegang, punggungnya tegak dan ekspresi wajahnya berubah dingin. "Dari siapa?" tanyanya, suaranya lebih tajam dari biasanya."Sa
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status