Home / Romansa / Dua Tahun Untuk Cinta / Chapter 21 - Chapter 29

All Chapters of Dua Tahun Untuk Cinta: Chapter 21 - Chapter 29

29 Chapters

21

Beberapa hari setelah perbincangan mereka, Alya merasa hubungan dengan Alexander semakin kuat. Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama, membicarakan harapan, impian, dan rencana masa depan. Walaupun ada ketakutan tersembunyi, Alya tetap percaya bahwa mereka bisa mengatasi apa pun yang datang. Namun, di balik keyakinannya, Alya masih belum bisa mengabaikan surat misterius yang ia terima.Suatu hari, saat Alya sedang membereskan dokumen di kantor, ia menemukan sebuah catatan tua yang ditinggalkan di salah satu berkas yang ditugaskan Alexander kepadanya. Tulisan di catatan itu menarik perhatiannya. Di situ tertulis nama "Evelyn" dengan beberapa alamat dan nomor telepon yang tampaknya sudah usang.Hati Alya berdebar. Apakah ini catatan yang sengaja disimpan Alexander? Apa ada sesuatu yang ingin ia simpan dari masa lalunya? Setelah beberapa saat ragu, Alya memutuskan untuk menyimpan catatan itu. Ia tahu bahwa ini mungkin akan menimbulkan pertanyaan di benaknya, tetapi ada sisi
Read more

22

Beberapa hari setelah percakapan yang intens itu, Alya dan Alexander mulai merasa hubungan mereka memasuki tahap yang lebih kuat dan dewasa. Namun, bayangan masa lalu yang baru saja terungkap belum sepenuhnya hilang. Alya menyadari bahwa Alexander masih membawa beban yang berat di dalam dirinya, meskipun ia telah berusaha sekuat mungkin untuk melangkah ke depan bersama Alya.Suatu malam, Alya kembali menerima pesan dari nomor tak dikenal, kali ini hanya berisi satu kalimat singkat: "Berhati-hatilah, Alya. Masa lalu Alexander bisa lebih gelap daripada yang kau kira."Kali ini, peringatan itu membuat Alya tidak hanya merasa was-was, tetapi juga marah. Ia merasa bahwa ada seseorang di luar sana yang berusaha mengganggu hubungannya dengan Alexander dan menimbulkan ketakutan dalam dirinya. Alya memutuskan untuk mengabaikan pesan itu, percaya pada Alexander dan semua yang telah ia ceritakan.Namun, rasa penasaran tetap ada. Mengapa masa lalu Alexander begitu dipenuhi teka-teki? Siapa yang b
Read more

23

Setelah percakapan yang berat itu, Alya dan Alexander memutuskan untuk mengambil langkah yang berbeda. Mereka sepakat untuk memberikan ruang satu sama lain untuk merenung, terutama setelah banyaknya ketegangan yang muncul karena masa lalu Alexander. Mereka menyadari bahwa mereka membutuhkan waktu untuk berpikir dan menemukan kembali fondasi yang kuat dalam hubungan mereka.Beberapa hari kemudian, Alya memutuskan untuk pergi mengunjungi keluarganya di desa, jauh dari hiruk-pikuk kota. Ia merasa bahwa suasana yang tenang akan membantunya merenung dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikirannya. Di sana, Alya berharap bisa menemukan ketenangan, sambil menyusun kembali perasaannya terhadap Alexander dan memahami seberapa kuat cintanya bisa bertahan dalam menghadapi tantangan ini.Di desa, Alya menghabiskan hari-hari dengan berjalan-jalan di alam terbuka, berbincang dengan keluarga, dan merenung. Namun, Alexander tetap ada di benaknya. Kenangan mereka bersama, ca
Read more

24

Pagi itu, Alya merasa ada ketenangan yang berbeda. Meskipun masalah besar menunggu di depan mata, langkahnya terasa lebih pasti. Keputusan untuk mulai menyelidiki siapa yang mengirimkan pesan-pesan misterius itu membawa semangat baru, meski hati kecilnya masih dipenuhi kekhawatiran. Setelah percakapan semalam dengan Alexander, ia tahu bahwa mereka tidak akan bisa menghindari kenyataan selamanya.Alya berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya sebelum berangkat. Ia tahu hari ini bukanlah hari biasa. Hari ini, ia dan Alexander akan menggali lebih dalam, menyelami masa lalu yang selama ini disembunyikan. "Semoga saja kita bisa menemukan apa yang sebenarnya terjadi," gumam Alya pada dirinya sendiri.Saat ia keluar dari kamar, Alexander sudah berada di ruang tamu, mengenakan jas hitam yang membuatnya terlihat semakin tegas. Tapi, meski penampilannya rapi dan penuh percaya diri, Alya bisa melihat kelelahan di wajahnya. Perjalanan mereka untuk menemukan kebenaran jelas tidak akan mudah, da
Read more

25

Setelah percakapan dengan Ethan, Alya dan Alexander semakin serius memikirkan langkah selanjutnya. Pesan misterius yang terus menghantui Alya kini tak bisa lagi mereka abaikan. Malam itu, Alexander menghubungi seorang detektif pribadi yang dikenal dapat menyelidiki tanpa banyak menimbulkan kecurigaan.Keesokan harinya, saat Alexander bersiap pergi ke kantor, Alya menemuinya di ruang tamu.“Alex, boleh aku ikut? Mungkin, kalau aku ikut, kita bisa menemukan petunjuk lebih cepat,” ucap Alya, mencoba meyakinkan.Alexander memandang Alya dengan ragu. “Aku nggak mau kamu terlibat lebih jauh dalam masalah ini, Alya. Aku bisa mengatasinya sendiri.”Alya mendesah, menahan frustrasi yang mulai muncul. “Alex, ini juga menyangkut aku. Lagi pula, kalau kita ingin ini berhasil, aku harus tahu semua yang terjadi. Aku nggak mau terus dalam ketidaktahuan.”Melihat keteguhan Alya, Alexander akhirnya mengangguk. “Baiklah, tapi kamu harus janji tetap berada di belakangku.”Saat mereka tiba di kantor, Ale
Read more

26

Alexander sudah berada di ruang kerjanya sejak pagi, berkomunikasi intens dengan Pak Arif yang memberi laporan terbaru tentang pencarian Raka. Pak Arif telah berusaha melacak keberadaan Raka melalui jaringan kenalannya, namun setiap kali mereka merasa sudah menemukan jejak, seolah-olah Raka tahu dan menghilang lagi.Alya, yang biasanya menunggu Alexander di luar ruang kerjanya saat dia sedang sibuk, kali ini memutuskan untuk masuk. Ia tahu betul bahwa suaminya sedang berada di bawah tekanan besar, dan ia ingin menjadi tempat sandaran meskipun Alexander terus menutup dirinya.“Sudah ada kabar?” tanya Alya pelan, berdiri di ambang pintu.Alexander mengangkat pandangannya dari ponsel dan menatapnya dengan lelah. “Belum,” jawabnya singkat. “Raka pintar. Dia tidak meninggalkan jejak yang mudah diikuti.”Alya berjalan mendekat, duduk di kursi di hadapan Alexander. “Apa menurutmu Raka benar-benar ingin membuat semuanya hancur? Bukankah kalian dulu sahabat?” tanyanya hati-hati.Alexander terd
Read more

27

Pagi itu, cuaca mendung dan sepi. Alexander duduk di ruang tamu rumahnya, menatap ke luar jendela dengan pandangan kosong. Setelah pertemuan dengan Raka kemarin, semuanya terasa begitu berat. Ia merasa seolah-olah tak ada jalan keluar dari labirin emosi yang mengikatnya. Setiap percakapan dengan Raka hanya menambah luka lama yang belum sembuh, dan perasaan bersalah itu semakin menekan dirinya.Alya yang baru saja keluar dari kamar tidur, mendekat dengan langkah ringan, menyadari betapa dalamnya pikiran suaminya. Tanpa berkata apa-apa, ia duduk di samping Alexander dan memeluknya dengan lembut. Keheningan itu berbicara lebih banyak daripada kata-kata apapun.“Alya…” kata Alexander pelan, suaranya penuh penyesalan. “Aku merasa aku sudah kehilangan segalanya. Raka, persahabatan kita, bahkan diri kita sendiri. Semua yang pernah kita bangun bersama terasa seperti pecahan kaca yang tak bisa disatukan lagi.”Alya menggenggam tangan Alexander, merasakan getaran ketegangan yang ada di tubuhnya
Read more

28

Seminggu setelah pertemuan yang emosional itu, Alexander mulai merasa hidupnya sedikit lebih ringan. Ia tidak lagi dihantui oleh rasa bersalah yang menyesakkan. Walaupun hubungannya dengan Raka belum sepenuhnya pulih, mereka setidaknya telah membuka pintu untuk dialog. Itu cukup untuk membuat Alexander merasa ada harapan.Namun, seperti biasa, hidup tidak pernah berjalan lurus. Pada pagi yang tampak tenang, Alexander menerima panggilan dari nomor tak dikenal. Ia ragu sejenak, tetapi akhirnya menjawab."Hallo, ini Alexander," katanya."Alex, ini aku, Andra." Suara di seberang terdengar berat, hampir seperti orang yang menahan emosi.Alexander terdiam. Andra adalah mantan rekan kerjanya yang dulu pernah terlibat dalam proyek besar yang akhirnya gagal total. Hubungan mereka tidak berakhir baik, terutama karena Alexander merasa Andra mengkhianatinya."Ada apa, Andra?" tanya Alexander dingin.Andra menghela napas. "Aku butuh bicara denganmu. Aku tahu ini tiba-tiba, tapi aku benar-benar mem
Read more

29

Alexander tidak pernah mengira bahwa pertemuannya kembali dengan Andra akan menjadi awal dari serangkaian kejadian yang mengguncang hidupnya. Hari-hari berikutnya, ia mulai terlibat dalam proyek Andra. Walaupun hatinya masih dipenuhi keraguan, Alexander mencoba memberikan keahliannya untuk membantu Andra memperbaiki rencana yang tampak penuh lubang itu.Namun, seperti biasa, tidak ada yang benar-benar sederhana.---Saat Alexander memeriksa dokumen-dokumen proyek, ia menemukan beberapa hal aneh. Ada anggaran yang terlalu besar untuk kebutuhan kecil, transaksi yang tidak jelas, dan mitra kerja yang namanya bahkan tidak ia kenal. Ia mencoba menahan dirinya untuk tidak langsung menyimpulkan yang terburuk, tetapi naluri bisnisnya berkata ada sesuatu yang salah."Ini terlalu berisiko," pikir Alexander suatu malam. Ia mencoba membahas ini dengan Andra pada pertemuan berikutnya."Andra," katanya sambil menunjuk ke dokumen yang terbuka di depannya, "ini tidak masuk akal. Kenapa kamu menyisihk
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status