Beranda / Horor / Bisikan Tengah Malam / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Bisikan Tengah Malam: Bab 161 - Bab 170

173 Bab

161: Kamuflase

Sebelumnya, Yusuf sudah lebih dulu menjebak Austin, dengan berpura-pura sebagai Moksa. Saat lelaki itu berlari mengejarnya ke ruang bawah tanah, dia langsung menghantam tengkuknya. Menyembunyikannya di balik drum tua agar tidak dilihat Marce, baru kemudian menyeretnya ke tangga lorong bawah tanah, melalui salah satu lobang yang ternyata selama ini cuma ditutupi drum."Dena terlalu bodoh saat bercerita tentang banyak lorong dan pintu rahasia di rumah ini..." kata Garneta, saat melihat Yusuf menyeret tubuh Austin."Semoga dia tidak mati," sahut Yusuf. "Kita butuh Austin sebagai kambing hitam. Kematiannya harus lebih lambat dari yang lain...""Tidak bakal mati sekarang, tapi nanti... setelah belati yang menusuk semua orang berada di tangannya!" "Apa semua akan berjalan lancar?""Ah," Garneta menepiskan tangannya, "Aku malas bersitegang dengan keraguanmu, Yusuf. Situasi sudah terlanjur begini, mengapa kau masih membuat keraguan?"Yusuf menghela nafas. "Aku cuma khawatir, sayang. Bagaiman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

162: Kehidupan Zeta di Paris

"Anda ragu untuk menjawab?"Pertanyaan tajam Lembu Suraji, seakan menghantam jantung Syahreza. Dia jadi sedikit emosi."Selalu saya katakan Pak," Tegas Syahreza. "Saat itu, saya berada pada tempat dan waktu yang salah. Tetapi Prana teman saya, dan istrinya adalah keponakan pemilik rumah itu. Mereka bertemu dengan beberapa orang yang juga baru saya kenal, membicarakan tentang misteri rumah tua yang dianggap terkutuk itu. Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, karena saya mengantarkan Zulfan ke Polda, mengurusi kasus Kakaknya yang ditangkap Propam. Ketika saya kembali, itulah yang terjadi, jadi saya langsung telpon polisi..."Lembu Suraji menepuk Syahreza, lalu tersenyum. "Jangan tersinggung, Pak. Polisi cuma berusaha untuk tidak melewatkan hal-hal yang sekecil apa pun...""Lalu kenapa tidak dikejar tentang sosok Garneta? Kami bahkan ditipu olehnya, sebab dia sangat mirip dengan Dena. Atau upayakan mengejar pengakuan Yusuf, bukankah dia telah mencelakai Prana? Pasti dia bersekongko
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

163: Lane dan Leonard

Zeta mengacungkan jempolnya. Jelas, Butik Sesco bakal menjadi sangat berbeda dengan butik-butik berkelas dari Eropa lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan butik murah yang juga berjejer menyempal di sudut jalan umum lainnya, jelas sangat jauh. Meski untuk klasifikasi ukuran, butik milik Sesco ini masih dalam kategori urutan kelompok pertengahan, belum jangkauan kelas atas.Beranjak ke lantai dua, Zeta betul-betul dibuat makin kagum, hingga berkhayal kelak bisa memiliki rumah dengan desain interior khas Indonesia. Di lantai dua ini, bukan hanya nuansa Bali yang ditonjolkan, tetapi juga ada potongan kain batik, songket, hingga jumputan yang digantung bak lukisan. Beberapa manekin tampak masih menumpuk telanjang, seperti mayat yang siap dikebumikan.Namun Zeta merasa lebih terpukau dengan ruangan private suite lantai atas. Inilah nantinya yang menjadi ruangan intim antara para pelanggan VIP Butik Sesco Paris, dengan Si Sesco langsung. Semua interior seakan diguyur ornamen warna emas,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

164: Partner in Crime

Leonard membiarkan pundaknya dijadikan pelukan dan sandaran oleh Lane, mereka bergegas mencari resto ketika salju semakin turun dengan tebal."Aku suka desain jas wolmu, begitu elegan. Kau desainer favoritku!"Lane makin merapatkan tubuhnya, sambil berbisik mesra "Cuma kamu yang melihat bakatku, cinta!""Aku menyesal kau harus tinggal sementara di Amerika, sebab jika bertahan di Paris, dia pasti akan tahu tentangmu...""Tak mengapa!""Kau suka apartemen di sana?""Tentu saja!""Bagaimana setelah mencoba kembali tinggal di New York untuk beberapa waktu?""Jangan khawatirkan itu, Leon. Aku baik-baik saja."Mereka tiba di Le Mini Palais dengan kondisi nyaris beku. Namun sajian masakan Perancis dan Eropa, membuat perut mereka menjadi hangat. "Apa kamu membawa foto-foto gaun lama nenekmu?"Lane lalu bangkit, membuka tasnya, dan kemudian menyerahkan amplop coklat pada Leonard. "Betul-betul mirip dengan gaun milik Sesco. Koleksi keluargaku malah tidak semirip itu. Aku sudah cek dengan sepu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

165: Kesalahan Orangtua

Doza Fahmi tersenyum, sambil memegang satu tas kecil berisi senjata penghancur Sesco. Setidaknya dia bakal bisa hidup tenang, setelah Alya Dildo mendekam di penjara, jika isi tas itu bisa ditukar dengan uang 10 miliar saja.Apa yang dia harapkan dari penyanyi dangdut kontroversial itu? Dia bukan saja dijebloskan ke penjara karena mengancam dan memanfaatkan ketakutan Sangiran, juga bukan karena tertangkap kasus kepemilikan Sabu Sabu awalnya, tetapi juga diseret bersama Iwan Gondek karena ketahuan telah mendirikan pabrik ekstasi di Tangerang. Komplit sudah catatan dosa Alya Dildo, dan tak bakal lagi dia kebal hukum, sebab gadunnya yang menteri itu, juga baru saja ditangkap KPK.Dan Doza Fahmi, tak mau terkubur bersama kroninya itu. Dia sudah cukup ngeri melihat foto tewasnya Hendra di atas kursi roda, yang membuatnya viral lagi. Tak henti-hentinya pria itu menjadi perbincangan publik, bahkan saat setelah mati sekalipun. Cerita Soni dan Nena, sopir dan perawat yang dipekerjakan Alya Dild
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

166: Barter Nasib

Dena telah sadar, meski tubuhnya masih terbaring di ranjang. Dia bersyukur saat Nunung membawa Axio, meski wanita itu bingung saat ditanya tentang Aurora."Memang Aurora masih dirawat?"Nunung mengangguk kaku, berusaha untuk tidak menangis. Beberapa jam sebelumnya, dia sudah mengunjungi kamar mayat rumah sakit. Jeritannya saat itu tidak tertahankan lagi. Mayat itu, jelas Aurora. Tapi, mana mungkin dia mengungkapkan hal tragis itu pada Dena yang kondisinya masih selemah itu?"Jaga anak-anak dari Kakak saya, Nung...""Kakak ibu yang mana?""Garneta!""Di mana dia?"Dena memejamkan matanya beberapa detik, sebelum membukanya perlahan. Sedih mengenang saudaranya yang satu itu. Andai ibunya tidak kepincut Deko keparat, mungkin mereka bisa hidup bahagia bersama Papi kandung mereka. Meski beliau bukan pengacara hebat dan sukses, tapi setidaknya mereka bisa hidup bersama.Tapi Mami mereka malah memilih Deko, anak bekas gubernur yang manja dan cuma gemar hidup berfoya-foya. Mami terlalu bermimp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

167: Kesaksian Ojol

Lembu Suraji memandangi tumpukan kertas di meja kerjanya. Hari ini, sudah 3 saksi dipanggil ke Polsek. Soni dan Nena, sopir dan perawat yang dipekerjakan Alya Dildo untuk mengurus Hendra. Juga seorang driver ojek online yang sempat mengantar order makanan ke Kawasan Hitam."Tak ada yang aneh saat itu, kami malah mengira mereka sedang reuni," kata Soni, si sopir."Hendra yang minta diantar ke tempat itu?" Tanya Lembu."Betul, pak. Kami cuma diperintah.""Tujuannya?""Katanya sih, mau bertemu mantan istri dan anak-anaknya.""Lalu mengapa kalian kabur meninggalkan Hendra?""Disuruh pulang oleh Bu Alya Dildo, karena kami melapor kalau kami dimarahi bekas istri Pak Hendra.""Dena? Tapi Bu Dena saat itu di rumah sakit.""Kami tahunya Pak, wanita yang memarahi kami itu adalah mantan istrinya Pak Hendra. Pak Hendra waktu itu lagi berantem dengan mertua perempuannya. Pokoknya rame saat itu. Takut juga kita.""Apa yang mereka ributkan?""Entah, Pak. Saya kurang paham. Mereka seperti kurang wara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

168: Karel Bertemu Dena

Sebenarnya, Karel cuma menemani Abdul untuk menengok kondisi Dena. Usai mencium Inoy yang masih terbaring koma di rumah sakit, Abdul segera minta bantuan Karel untuk menemui Dena. "Saya sangat bangga dengan perjuangan Inoy menyelamatkan keluarga, Pak Karel. Saya selama ini mungkin menganggap istri saya rendah, tidak tahu apa-apa, cuma ibu rumah tangga biasa. Saya lupa dia pernah kuliah, pernah bekerja....cuma demi mengurus anak, dia ikhlas melepas segalanya. Tapi saya baru tahu, jika dia punya keahlian seperti detektif," ungkap Abdul, panjang lebar.Karel mengangguk,"Ya, luar biasa hal yang dilakukannya, meski membahayakan jiwa. Setidaknya kasus-kasus Sangiran terbongkar semua. Dari soal Centini, pembebasan Alya Dildo, sampai upaya tukar guling kasus anda dan Hendra. Bukan itu saja, dia mengirimkan juga video percakapannya dengan pengacara Petrus, yang membuat kita bisa melaporkan pengacara mata duitan itu!""Sekali tepuk, banyak nyamuk mati. Itu yang dilakukan Inoy. Tapi dia jadi ko
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

169: Para Korban Dimakamkan

Tak disangka Zeta, dia akhirnya bisa kembali ke Indonesia bersama Leonard. Si Bos, tiba-tiba juga harus kembali ke indo karena dipaksa Sesco. Zeta melangkah mengikuti Leonard, memasuki Butik Sesco, Jakarta. Mereka disambut Wawan dan Eriska saja, sementara yang lain sedang pergi ke pemakaman anak bekas pegawai Sesco."Anak bekas pegawai meninggal, satu butik nyaris kosong. Sungguh mulia sekali," kata Zeta, sambil duduk di sofa dan meneguk teh melati."Begitulah Sesco, dia sangat peduli. Hal itu dia tularkan kepada seluruh karyawannya," sahut Leonard."Luar biasa!"Leon menatap Zeta,"Kapan mau mengunjungi bekas rumahmu itu?"Zeta menggigit bibirnya,"Saya akan mengunjungi hotel tempat Julianna menginap, lalu lanjut ke rumah itu.""Kau tahu di mana dia menginap?Zeta menggeleng,"Dia cuma bilang, hotel dekat Kawasan Hitam!"Leonard tiba-tiba memanggil Wawan,"Ada berapa hotel di dekat Kawasan Hitam, Wan?""Ada beberapa mister," jawab Wawan cepat. "Cuma kebanyakan kelas melati. Hotel berbin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

170: Sumur Maut

Dua jasad yang diangkat dari dalam sumur itu sudah menimbulkan bau. Tak sedikit petugas polisi yang dibantu petugas SAR, terlihat terhuyung mual. Meski masker tebal telah menutup separuh wajah, tetapi tetap saja tak mampu menyingkirkan bau daging busuk. "Ini mirip pengangkatan para jenderal korban PKI di Lubang Buaya!" Kata Lembu Suraji, tak sanggup menahan amarah, saat keluar dari rumah itu.Syahreza yang muncul belakangan, hanya bisa berjalan mundur sambil menutup hidung. Dia coba untuk bertahan, tetapi yang terjadi, justru betul-betul muntah. "Jangan masuk, Pak! Petugas saja tidak tahan," kata Lembu Suraji.Syahreza hanya bisa tersungkur dengan isi perut hampir keluar semua. Lemas sudah. Bau sisa darah busuk dari tetesan jejak mayat-mayat sebelumnya saja sudah membuat mual, apalagi dengan bau mayat yang lama terendam di dalam air?Ketika kantong-kantong mayat tersebut dibawa para petugas keluar rumah, Syahreza sudah nyaris berlari, khawatir muntah lagi. Namun Lembu memintanya unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status