Home / Horor / Bisikan Tengah Malam / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Bisikan Tengah Malam: Chapter 121 - Chapter 130

164 Chapters

121: Julianna Kembali

Petrus tersenyum saat mendatangi Inoy di rumahnya. Duduk dengan angkuh, sambil menghembuskan cerutunya. "Sudah kubilang, jangan main-main dengan Petrus. Nanti celaka. Coba kemaren dia urus cepat kasus Lolita, mungkin suami anda tidak bakal masuk penjara. Sekarang, keduanya di penjara toh?"Inoy melirik ketiga anaknya yang sibuk bermain di lantai, sebelum menatap pengacara yang sombong itu. Sedikitpun Inoy tidak tertarik menanggapi kalimat kurang ajar pria yang tubuhnya penuh kemilau emas dan berlian itu."Ibu Inoy, suami anda telah salah langkah. Kasus Lolita, diserahkan pada Karel, pengacara sepuh yang karirnya tidak moncer. Paling jauh cuma ngurusi kasus maling jemuran. Berapa dia dibayar Pak Abdul? Dengan sekarung beras? Atau jangan-jangan ini gratis nih? Endorse dari Karel, biar dia bisa ngetop di usia tua banyak diuber media. Hahaaaa...."Kembali, Inoy tetap tenang memandangi pria yang enggan menginjak bumi itu. Membiarkannya dengan congkak bicara dengan pongah."Saya bertemu Pa
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

122: Ekshibisionisme

Julianna bengong. Samiran koma? Tiba-tiba dia memiliki firasat yang buruk."Dirawat di rumah sakit mana beliau?" Ujarnya,"Semoga tidak parah, ya!""Rumah sakit Pertiwi," sahut Maria. "Itu yang dekat Rumah Makan Kedang Aur""Rumah makan itu masih ada?""Ada, tahu juga?""Dulu itu dekat SMA saya.""SMA Airlangga, ya?""Betul."Julianna mendadak bangkit, dia tertarik untuk berkeliling. Maria menyalakan satu lampu lagi, lalu diserahkan pada Julianna. Mereka bergerak menaiki tangga menuju lantai atas."Tak ada yang berbeda. Kamar-kamarnya tetap sama."Maria melirik Julianna yang tampak memandangi salah satu kamar. Dia berdiri sebentar, sebelum masuk. "Ini kamar Minna, adik saya. Dia tidur sendirian.""Yang meninggal itu?""Ya..."Julianna mendekati jendela. Membukanya, lalu memandangi matahari yang mulai terbenam. Pohon besar di luar tembok itu masih tumbuh. Dahannya bahkan menyentuh atap. Minna dulu bercerita, bahwa Austin biasa memanjat pohon itu untuk bisa mencapai atap dan bebas masuk
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

123: Austin vs Darren

Bicara pamer aurat adalah termasuk kelainan jiwa, Julianna juga merasa itu tidak adil jika hanya diarahkan kepada pria. Wanita juga sama, bisa saja melakukan hal menyimpang. Buktinya, banyak wanita yang gemar memamerkan bentuk tubuh. Dari payudara sampai vagina bisa dipamerkan bebas dalam foto dan video model. Itu model, dibayar. Lalu bagaimana dengan orang biasa yang melakukan pamer aurat itu secara gratis untuk sekedar menangguk banyak follower lelaki goblok di Instagram atau aplikasi sosmed lainnya? Julianna menganggap itu juga perilaku wanita yang masuk kategori seorang ekshibisionis.Adanya faktor biologis yang disebabkan produksi hormon testosteron yang tinggi dan tingkat kebodohan maksimal, memang dapat membuat seorang pria melakukan penyimpangan seksual. Kalau wanita? Selain ingin narsis dan populer secara instan, jelas ingin juga mengejar uang. Termasuk tentu saja juga ingin mendapat pengakuan dari komentar pria-pria mabok, kaum pemuja foto dan video seksi, padahal cuma ha
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

124: Inoy Menantang Sangiran

Syahreza datang ke restoran Prana, jelang malam itu. Cuma melihat garis polisi yang tampak "mengikat" tempat itu. Dia membaca plang pada bagian atas restoran tersebut: Selera Asli Indonesia. "Mungkin, aku harus beralih pindah ke tempat lain!"Syahreza menoleh pada Prana, yang berdiri sekitar 3 meter di belakangnya. Mengenakan kemeja putih yang digulung sampai siku dan celana jins biru dengan rambut model cepak begitu, dia lebih mirip terlihat seperti pria yang sedang menunggu kekasih."Wei, mau kencan dengan siapa Bos?"Prana tertawa, lalu memberi kode Syahreza untuk meninggalkan tempat itu. Dua orang satpam mengangguk hormat, saat mereka bergegas memasuki mobil Prana."Kuajak makan, kau tak mau. Mari kita ngobrol di sini.""Tak mengapa. Aku senang menghibur sahabat. Dengarlah, ujian hidup itu selalu ada. Dibawa santai saja, ini takdir!"Prana mengangguk,"Ya, kau benar.""Kemarin kau bercerita tentang hal ghoib dari sopir yang menabrak restomu?""Percaya nggak percaya, tapi ini seper
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

125: Nasib Centini

Sangiran mengangkat ponselnya, menelpon 2 pemuda yang tertangkap membawa narkoba semalam. Dia berjanji melepas keduanya kemarin, jika mereka bisa sedikit membahayakan jiwa seseorang."Beres, Dan!" Sahut pria diujung sana.Dan Sangiran tersenyum manis. Namun senyuman itu tak lagi manis, ketika terdengar suara keributan di depan ruangannya. Terdengar suara-suara petugas dan jeritan seorang wanita. Lalu tiba-tiba pintu itu kembali terbuka, membuat seorang wanita jatuh tersungkur."Maaf, Komandan! Ibu ini tiba-tiba sudah masuk ke dalam," kata seorang petugas, sementara sisanya sibuk berusaha membantu Centini.Centini terlihat bangkit dan menepis tangan para petugas. Sangiran meminta semua petugas meninggalkan ruangan, lalu dia sendiri bergegas mengunci pintu."Aku cuma ingin menemuimu, Mas! Apa maksudmu dengan memberikan talak cuma lewat Whatsapp kepadaku? Ini perilaku jantan seorang perwira polisi? Salahku apa Mas? Apa..., karena mencarimu di rumah sakit itu?"Sangiran tak berbalik dari
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

126: Kembali ke Rumah Iblis

Prana menghembuskan nafas. Dia mulai bingung menghadapi situasi saat ini. Kasus ini mulai terkuak, tapi Astari malah memintanya untuk mundur. Dia melirik istrinya yang tampak gelisah. Prana tahu, Astari masih cemburu pada Dena, karena video yang disodorkan Darren itu. Meski dia tahu, memaksa suaminya tidak terlibat lagi, juga adalah suatu kesalahan besar."Aku tak ingin kau kembali ke sana," rajuk Astari, saat Prana menggamit tangannya untuk sedikit menjauh dari banyak orang."Ya, tak masalah. Nanti yang urus itu Mas Syahreza, Pak Ustadz dan Yusuf. Aku sudah di luar koridor. Aku di rumah, bersamamu dan anak-anak. Paling mereka kasih laporan. Tak ada kesempatan aku untuk bertemu Dena, jangan khawatir!""Kau marah, Mas?"Prana menggeleng,"Aku cuma lelah, Astari.""Lelah apa?""Dengan sikap cemburumu yang tiba-tiba itu!""Aku cemburu itu salah?""Dena itu aku kenal jauh sebelum kita menikah. Bahkan sejak masih sama-sama kuliah kita. Kau tahu dia mantannya Hendra, sahabatku yang brengsek
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

127: Buku Misteri

Dia ingat, satu dari buku-buku itu adalah hasil tulisan Papinya. Buku yang diselesaikan tergesa, sebelum mereka pindah. Semacam diary mengenang Minna. Julianna tidak pernah membaca buku itu, tidak pernah ingin mengenang kesedihan. Dua buku lain, Julianna tidak mengenalnya. Tetapi di sampulnya ada tulisan: Gayatri, sementara satu buku lagi di sampulnya bertuliskan: Moksa."Siapa kamu?!" Tiba-tiba wanita yang tertidur di atas meja itu terbangun. Dia memandangi Julianna yang kini duduk di hadapannya dengan terkejut, kemudian langsung memeluk anaknya dengan erat."Tenang, saya Julianna Van Der Mosch. Dulu saya tinggal di sini. Saya cuma datang untuk berziarah ke kuburan adik saya, Minna. Anda Ibunya Ciyo?""Ya, saya Dena!"Julianna tersenyum, dia lalu memperhatikan ruangan perpustakaan yang masih tampak rapi namun terlihat penuh debu itu. Dua lukisan dewa masih terlihat tergantung di dinding dengan nuansa mistis."Lukisan itu sudah ada sebelum kami pindah ke rumah ini," Julianna nampak be
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

128: Oknum Polisi

Dena makin gelisah, secara tak sadar dia memegangi perutnya yang kian membuncit. Teringat betapa ganasnya pergumulan mereka di ranjang dulu, saat dia belum tahu bahwa Darren adalah Austin. Dan kini, dia malah sedang mengandung anak dari si jahanam itu."Entah mengapa, saya yakin bahwa anak di sebelah itu adalah Austin yang tidak pernah bisa menua. Pada saat dia menggoda Minna dulu, saya yakin dia juga bukan seorang anak-anak. Ada yang aneh dengan mahluk satu itu. Bagaimana mungkin fisiknya sulit berubah...."Denna belum sempat menjawab, ketika tiba-tiba terdengar keributan di lantai bawah. Sambil menggendong Axio, dia bergegas melihat dari atas tangga, Julianna juga mengikutinya."Yusuf?!" Dena berteriak ke arah sosok lelaki yang datang bersama dua orang lagi."Bu Dena!" Yusuf melambaikan tangan, "Aurora tiba-tiba demam. Sekarang lagi dibawa Pak Prana dan Bu Astari ke rumah sakit..."***"Telah terjadi pendarahan otak atau hematoma pada pasien Ibu Inoy," kata Dokter yang ditemui Karel
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

129: Strategi Dildo dan Doza

Alya Dildo dan Doza Fahmi tak bergerak menonton siaran ulang konferensi pers Sesco beberapa waktu lalu. Seperti sebuah hobi, mereka berdua terus menerus menonton itu di waktu senggang."Aku bisa bayangkan, bagaimana raut wajahnya jika dipermalukan di Paris nanti..." kata Alya Dildo, sambil mengibaskan rambutnya."Kenapa sih tidak digempur saja sekarang? Toh, video pengakuan Hendra kita sudah pegang. Foto-foto gaun Sesco dan videonya di lemari rumh tua itu sudah kau buat. Kenapa harus menunggu pas Paris Fashion Show April nanti? Berapa bulan lagi itu... duh, lamanyaaa..." Doza Fahmi menghempaskan tubuhnya di sofa."Otakmu itu tak sebesar tempurung kepalamu, Doza. Kalau dihajar sekarang, hebohnya kemana? Paling kita dikira cuma cari sensasi. Ribut di Jakarta belum geger dunia. Nanti, kita hancurkan Sesco keparat itu di pusat mode dunia. Bayangin, bisa heboh semua! Tamat karir Sesco, dituduh desainer maling kan keren tuh? Paling dia mati bunuh diri..."Doza mengangguk-angguk,"Ya, hidup m
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

130: Makam

Julianna memegangi senter besar itu, dengan tubuh bergetar. Meski di belakangnya kini ada Ustadz Hanif dan Syahreza ... dia tetap merasa ketakutan menuruni tangga menuju ruang makam yang jauh di bawah tanah. Alangkah pemberaninya Dena, ketika pagi tadi malah berani turun sendiri. Ustadz Hanif menengadahkan kedua tangannya, dan langsung mengucapkan doa dan salam:ASSALAMU 'ALAIKUM AHLAD-DIYAAR MINAL MU'MINIINA WAL MUSLIMIIN. YARHAMULLOOHUL MUSTAQDIMIINA MINNAA WAL MUSTA'KHIRIIN. WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN. WA AS ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL 'AAFIYAH"Kenapa Ustadz itu menyebut nama Minna berulang kali?" Bisik Julianna pada Syahreza, tapi pria itu malah menggeleng. "Bukan, itu bahasa Arab."Julianna kembali memperhatikan Ustadz Hanif yang tampak menerjemahkan salam dan doa yang sebelumnya dilantunkan."Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari golongan orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status