หน้าหลัก / Romansa / Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin / บทที่ 141 - บทที่ 150

บททั้งหมดของ Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin: บทที่ 141 - บทที่ 150

152

Hamil

“Kandungannya lemah sekali, ibu Zevanya tidak boleh kelelahan, stress atau tertekan … saya sarankan untuk rawat inap agar bisa bedrest.” Dokter Obgyn senior di rumah sakit milik kakek buyutnya Davanka memberitahu diagnosanya.“Baik, Dok,” sahut Davanka lemah.Dia tampak kalut sekarang.Dokter dan perawat kemudian pergi.Davanka sudah diberitahu ibu mengenai kehamilan Zevanya dalam perjalanan ke rumah sakit.Ada bahagia bergemuruh di dada karena dia akan menjadi ayah dari seorang anak yang lahir dari rahim wanita yang dicintainya.Tapi perasaan cemas juga menghantuinya, Davanka takut Zevanya tetap memaksa ingin bercerai dan akan menyebabkan anak mereka menjadi korban.“Bu ….” Zevanya mengerang, dia akhirnya sadarkan diri.Davanka yang masih mematung di luar langsung menyingkap tirai yang menjadi sekat antar bangsal di IGD.Netra Zevanya dan Davanka bertemu, beberapa saat keduanya hanya saling memaku tatap tanpa bersuara sampai Davanka masuk dan menurunkan tirai kembali.“Ib
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-01
อ่านเพิ่มเติม

Happy Ending

“Harusnya aku yang sedih, di saat aku mati-matian mempertahankan kamu … kamu mati-matian ingin kita berpisah.” Davanka melirih.Zevanya balas memeluk Davanka, tangisnya malah semakin kencang.“Anya enggak bermaksud gitu, Anya enggak mau jadi beban Abang, Anya enggak mau jadi aib keluarga Gunadhya … Anya sayang sama Abang, sama ayah juga bunda … Anya enggak mau nyusahin kalian hiks … hiks … hiks.”Davanka mengurai pelukan, dia kembali duduk di sisi ranjang hanya saja kali ini posisinya lebih dekat dengan Zevanya.Tangan Davanka menangkup satu sisi wajah Zevanya, mengusapkan lembut ibu jarinya di sana.“Kita enggak akan bercerai, By … aku enggak bisa.”“Tap—“ Kalimat Zevanya terjeda.“Aku punya rencana …,” sambar Davanka cepat.Zevanya mengerjap.“Aku punya rencana untuk menyelesaikan masalah ini tanpa kita harus bercerai,” imbuh Davanka kemudian.“Rencana apa?”Davanka malah tersenyum misterius, menarik wajah Zevanya lalu mencium bibir ranum itu sekilas. “Nanti juga kamu t
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-01
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 1

Sebelum seluruh Negri mengetahui siapa Zevanya dari mulut-mulut orang yang akan mengatakan kebohongan—Zevanya lebih dulu memberitahu kebenarannya melalui sebuah karya yang dipersembahkan oleh seorang penulis terkenal.Dan Zevanya tidak mengira kalau dampaknya sampai bisa seluar biasa ini.Yang pertama adalah Universitas tempat dia menuntut ilmu jadi menambah kuota untuk penerima bea siswa karena sebelumnya Zevanya tidak masuk ke dalam kuota meski berprestasi sehingga dia harus bekerja keras untuk membayar biaya kuliah.Lalu yang kedua adalah antusias masyarakat tentang cerita mengenai siapa dirinya.Memang terdapat pro dan kontra, gosip miring akan selalu ada tapi ketika ada yang mencari tahu tentang kebenaran dari cerita tersebut sampai datang ke night club tempat Zevanya pernah bekerja dan bertemu dengan Madam Rossy—mereka mendapatkan apa yang sudah tertulis dalam novel.Tidak ada yang dikurangi maupun dilebihkan.Sekarang Zevanya jadi terkenal, seluruh kampus mengetahui siapa dirin
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-02
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 2

Davanka berjalan menyusuri lorong di kantornya yang dulu, dia belum membuat janji dengan Raga yang sekarang menjabat sebagai CEO di sana tapi kebetulan arah jalan yang ditempuh untuk kembali ke kantor usai mengunjungi suatu proyek melewati kantor ini jadi Davanka putuskan untuk mampir sebentar karena ada yang akan dia bicarakan dengan sahabatnya itu.Dengan sangat kebetulan, seorang wanita yang kini sedang berjalan berlawanan arah dengannya baru saja keluar dari ruangan Raga nyaris membuat Davanka memutar badan mengurungkan niat bertemu sang sahabat.Namun dia tidak ingin wanita itu mengatainya sebagai pengecut sehingga Davanka ayun langkahnya tegas hingga akhirnya mereka berpapasan.Wanita itu mencekal tangan Davanka menghentikan langkahnya.“Mau sampai kapan lo pura-pura enggak kenal sama gue?” Ramona bersarkasme.Davanka masih tetap tenang menatap ke depan.“Sampe lo enggak nyinggung sedikitpun tentang gue dalam cerita Anya,” sambung Ramona lalu tertawa sumbang.Sengaja Davanka tid
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-02
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 3

“Apa kabar Anya? Perut kamu besar banget.” Adalah Noah yang menyambut Zevanya duluan.Terakhir kali dia bertemu Noah saat ditonjok oleh Davanka di Malaysia sebelum mereka pulang ke Indonesia.“Baik … iya nih, sebentar lagi melahirkan.” Zevanya mengusap perutnya.“Kamu berdua aja? Enggak sama Dava?” Itu Alvaro yang bertanya.“Enggak … Abang enggak tahu kalau Anya ngemall, tadi minta ijin malah dilarang … tapi besok Abang ulang tahun dan Anya harus beli kado.” Zevanya menunjuk paperbag yang di pegang Maria, wajah Maria memucat mendengar pengakuan Zevanya.“Pasti gue yang kena semprot nih.” Maria membatin.“Oh iya, si Dava ulang tahun besok.” Noah seakan diingatkan.“Duduk sini, Nya … makan bareng kita.” Alvaro mempersilahkan.“Enggak usah, Anya cari meja lain aja.” Zevanya takut kalau Davanka tahu lantas mengamuk.“Enggak apa-apa, sini duduk sama kita aja … duduk di sebelah gue, si Dava enggak cemburu sama gue.” Noah menarik tangan Zevanya agar duduk di kursi sebelahnya membuat dia ti
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-02
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 4

Davanka lupa mengganti mode hening ke bunyi di ponselnya usai bertemu klien di meeting room sebuah hotel.Selama hampir lima jam lamanya Davanka ditemani sekertaris barunya melakukan pertemuan dengan klien dari Korea untuk menjalin kerjasama bisnis.Tapi tidak sia-sia karena Davanka akhirnya berhasil meyakinkan klien dari Negri ginseng itu untuk bekerja sama dengan perusahaannya.Sekarang Davanka merasakan tubuhnya lelah sekali, kepalanya bersandar pada sandaran jok mobil yang nyaman dengan mata terpejam.“Pak Dava, apa Bapak sudah mengecek ponsel Bapak?” Arman-sang sekertaris berujar dari kursi penumpang depan.“Belum … kenapa, Man?” Davanka menegakan tubuhnya merogoh saku jas mencari ponsel.“Ibu sudah melahirkan, Pak.” Arman berujar hati-hati.Dia juga tidak mengecek ponselnya karena sibuk memperhatikan jalannya rapatu tuk membuat Notulen.“Apa?” Davanka tersentak, matanya terbelalak.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-03
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 5

“Pak, malam ini ada acara charity sama komunitas Pengusaha Muda … Mentri Perdagangan dan Mentri Investasi juga jadi tamunya, kesempatan yang bagus mendekati mereka untuk proyek baru yang akan mulai dikembangkan oleh AG Group.” Arman mencetuskan sebuah ide brilliant. “Kamu yang datang temani ayah, ya!” Davanka bukan sedang bertanya tapi memerintah. Pria itu bangkit dari kursi kebesarannya bergerak ke sudut ruangan meraih jas yang tergantung di sana lalu memakainya. “Laporkan hasil yang kamu dapat dari acara itu.” Davanka memberi instruksi pada sekertarisnya. “Ta-tapi, Pak …,” sergah Arman saat Davanka melewatinya. Davanka menghentikan langkah membalikan badannya menatap Arman tanpa ekspresi. “Kamu enggak mampu?” Pertanyaan Davanka adalah sebuah tekanan agar Arman menjawab sebaliknya. “Mampu, Pak!” Arman menjawab lugas. Davanka membalikan badannya lagi. “Saya pulang duluan ya, Man.” Pria itu mengangkat tangan sembari melangkah keluar dari ruangannya meninggalkan A
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-03
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 6

Davanka benar-benar menjadi bapak-bapak sekarang, tapi bukan bapak-bapak biasa.Pria itu pantas diberi julukan hot daddy dengan perawakan tinggi dan tubuhnya yang atletis serta ketampanan bak Dewa Yunani yang dia miliki membuat para gadis, janda dan istri orang tidak bisa melepaskan tatapan setiap kali melihat Davanka.Seperti saat ini, para papa yang lain seolah tidak memiliki harga diri karena para mama yang menemani putra dan putri mereka di play ground mall ternama di Jakarta terus menatap Davanka yang tengah menemani Aksara bermain sementara Zevanya sedang melakukan perawatan rambut di salon yang masih ada di mall tersebut.Kegiatan rutin di saat weekend yang dilakukan Davanka sekeluarga adalah ngemall karena Aksara masih berusia tiga tahun yang kalau diajak jalan-jalan keluar kota atau keluar Negri masih sering tantrum.Jadi ketika Davanka ada perjalanan bisnis saja baru Zevanya dan Aksara ikut.“Ma … itu liatin anaknya, jangan liatin suami orang terus!” tegur salah seorang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-04
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 7

“Aksaraaaa ….” Bunda Arshavina memanggil dengan suara mendayu dari arah pintu utama. Aksara langsung berlarian menuju ke sana tanpa menggunakan celana. “Eh … ke mana celananya?” Ayah Kama bertanya. “Abis pipis.” Aksara memberitahu sembari menepuk bokong. “Iiiih belum sunat.” Bunda menunjuk bagian bawah Aksara yang langsung ditutupi bocah laki-laki itu sembari cekikikan. “Aksaraaaa, pakai celana dulu!” Zevanya berseru dari dalam rumah. “Eh … Ayah … Bunda.” Zevanya baru menyadari kedatangan kedua mertuanya dan langsung menyalami mereka. “Abang pakai celana dulu ya,” kata Zevanya tapi Aksara malah lari ke dalam gendongan sang kakek. “Aduuuuh, cucu kakek sudah berat.” “Kakek! Abang enggak mau pakai celana.” Aksara meronta-ronta dalam gendongan sang kakek saat bundanya berusaha memakaikan celana. “Ayo pakai dulu celananya atau nanti Nenek sunat? Mana gunting? Mana gunting?” Bunda Arshavina pura-pura mencari gunting. “Enggak mau!” Aksara menjerit sambil terta
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-06
อ่านเพิ่มเติม

Ekstra Chapter 8

Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi ketika suara aneh terdengar dari kamar tidur. Suara itu datang dari sisi tempat tidur, tempat di mana Zevanya biasa tertidur dengan tenang. Namun malam ini, situasinya berbeda.Zevanya tiba-tiba terbangun, matanya yang bulat terbelalak seperti baru tersadar dari mimpi buruk. Dengan suara terengah-engah, dia menoleh ke arah suaminya, Davanka, yang sedang terbaring di sampingnya."Abang ...." Zevanya bergumam dengan wajah setengah bingung. "Anya ngidam."Davanka mengerutkan kening, mengira istrinya hanya terjaga karena mimpi. "Ngidam? Anya, ini ‘kan sudah hampir jam tiga pagi, kamu yakin?"Zevanya duduk, memegangi perutnya yang mulai membesar, matanya tetap terjaga. "Iya, Anya ngidam banget, Abang … Anya pengen makan ... nasi goreng dengan buah durian!" Suaranya penuh dengan keyakinan, seolah itu adalah hal yang paling masuk akal di dunia ini.Davanka terdiam sejenak, mencoba mencerna permintaan itu. "Nasi goreng ... durian
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-07
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status