Home / Romansa / Pembalasan sang Istri Tertindas / Chapter 491 - Chapter 500

All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 491 - Chapter 500

500 Chapters

Bab 491

"Ya," jawab Jason.Setelah itu, mereka menyapa semua orang satu per satu, kecuali Janice. Pada akhirnya, Ivy menyikut Janice pelan dan mengingatkan dengan suara rendah, "Setidaknya sapa dia juga."Janice berkata dengan canggung, "Aku nggak kenal dia, mau panggil apa?"Meskipun suaranya sangat pelan, semua orang berdiri dalam jarak cukup cukup dekat sehingga mereka bisa mendengar dengan jelas. Wajah pria di seberang langsung menggelap. Janice merasa sangat malu.Landon membungkuk mendekatinya dan berbisik, "Panggil sesuai senioritas saja.""Ya." Janice mengangguk patuh, lalu menoleh ke arah Jason, "Paman."Matanya yang jernih tidak menunjukkan emosi apa pun. Bahkan, nadanya sopan dan penuh rasa hormat kepada seorang senior.Bibir Jason menegang, lalu dia berkata dengan dingin, "Patuh sekali sama orang lain?"Janice menatapnya dengan bingung, lalu menunjuk Landon di sampingnya, "Dia bukan orang lain."Pupil mata Jason langsung menyempit dan sorot matanya menjadi dingin. Tatapannya membua
Read more

Bab 492

Mendengar kata-kata Elaine, tangan Rachel gemetar dan teh di cangkirnya tumpah ke meja. Dia buru-buru meraih tisu dan menunduk untuk mengelapnya.Melihat reaksinya, Elaine langsung memahami situasinya. Volume suaranya langsung naik, "Dia nggak pernah menidurimu!""Bibi! Ini urusan pribadiku! Bisa nggak kamu nggak usah nanya?" Rachel panik. Tangannya sibuk mengelap meja, tetapi airnya malah tersebar ke mana-mana, bahkan ada beberapa tetes yang mengenai kakinya.Air menetes menuruni ujung roknya. Namun, dia tidak bisa merasakan apa-apa dari lutut hingga ke bawah. Dia menatap kaki palsunya. Gerakan tangannya berhenti, ekspresinya pun semakin muram.Jason memang tidak pernah menyentuhnya.Jika dia tidak menyentuhnya karena jijik dengan keadaannya yang cacat, Rachel bisa menerimanya. Hanya saja, Jason selalu bersikap baik padanya. Kadang, ketika kaki palsunya terasa tidak nyaman, Jason bahkan berjongkok untuk membantunya memperbaiki posisinya.Di matanya, tidak pernah ada rasa jijik. Namun,
Read more

Bab 493

Orang yang berdiri di sana adalah Zachary dan Ivy.Zachary mengeluarkan sekotak camilan dari mantel panjangnya. Meskipun jaraknya cukup jauh, Elaine merasa seolah-olah dia masih bisa melihat uap hangat yang mengepul dari camilan tersebut.Bertahun-tahun lalu, Zachary juga melakukan hal yang sama untuknya.Saat itu, dia masih seorang mahasiswi, sementara Zachary sudah menjadi sosok penting yang memimpin salah satu cabang perusahaan keluarga. Dulu, Zachary bukanlah pengecut seperti sekarang.Apa pun yang diinginkan Elaine, dia cukup menelepon Zachary dan pria itu akan menunggu di depan sekolah dengan makanan favoritnya di tangan.Namun sekarang ....Ivy menatap Zachary dengan ekspresi penuh kagum, seperti gadis kecil yang sedang jatuh cinta. Elaine tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi dari gerakan bibir Ivy, dia bisa melihat bahwa Ivy sedang memanggilnya "Sayang".Huh! Memangnya wanita itu pantas?Zachary mengatakan sesuatu, lalu menggenggam tangan Ivy dan berjalan perg
Read more

Bab 494

Begitu menyebut nama Ivy, mana mungkin Anwar tidak langsung mengerti maksudnya? Dia dan Elaine saling bertukar senyum penuh arti."Bu Elaine, kalau urusan ini berhasil, aku akan berikan yang kamu inginkan.""Terima kasih, Pak Anwar."Setelah menyelesaikan pembicaraan, Elaine berbalik untuk pergi. Namun, sebelum benar-benar melangkah keluar, dia sempat menoleh ke arah perginya Zachary dan Ivy.'Zachary, kamu pasti akan menyesal telah memilih Ivy!'....Di perjalanan menuju restoran, Janice menyempatkan diri melakukan panggilan video dengan Ivy.Dalam video, Ivy dan Zachary terlihat begitu mesra hingga Janice sendiri merasa tidak nyaman memperlihatkannya kepada Landon. Setelah mengobrol sebentar, dia pun segera menutup panggilan.Landon terbatuk pelan. "Mereka kelihatannya mesra banget ya.""Ya." Janice mengangguk."Sebenarnya, kamu juga bisa seperti itu."Mendengar kata-kata itu, Janice menoleh dan menatap Landon. Dia berkata dengan serius, "Pak Landon, kamu juga tahu situasiku sekarang
Read more

Bab 495

Janice menolaknya dengan sopan. Biasanya, pria kaya seperti ini punya harga diri yang tinggi dan tidak akan memaksa jika ditolak dengan baik. Namun, kali ini dia salah perhitungan.Pria itu meneguk sedikit minumannya, lalu menyeringai sinis. "Terus saja pura-pura. Aku sudah perhatiin kamu sejak kamu masuk. Kamu sendirian.""Dia akan segera datang," jawab Janice dengan tenang."Baiklah, aku mau lihat kapan pacarmu akan muncul." Pria itu jelas sudah berpengalaman menghadapi penolakan seperti ini dan tidak termakan oleh alasan Janice.Menyadari ada sesuatu yang tidak beres, Janice diam-diam menekan panggilan cepat ke Landon di dalam tasnya. Landon seharusnya masih ada di sekitar area ini.Namun, tidak ada respons.Pria itu tampaknya menyadari kegelisahan Janice. Dia melangkah maju dengan perlahan dan menunjuk ke dalam bar."Teman-temanku ada di meja itu. Ayo gabung minum sama mereka.""Nggak usah. Sudah kubilang, pacarku datang sebentar lagi," Janice tetap menolak.Ekspresi pria itu langs
Read more

Bab 496

Janice terbentur ke bahu Jason.Meskipun pencahayaan di bar cukup redup, dia masih bisa merasakan tatapan pria itu yang menunduk ke arahnya. Di balik matanya yang hitam pekat, ada sesuatu yang berkecamuk. Pada akhirnya, dia hanya menelan ludah pelan."Kenapa takut?" Suara Jason rendah dan serak, terdengar seperti sedang menahan diri.Janice menundukkan matanya sesaat, lalu segera menatapnya dengan tenang. "Orang yang lebih muda memang seharusnya bersikap seperti ini di hadapan seniornya, 'kan?"Jason menatapnya dengan lekat, memperhatikan setiap perubahan sekecil apa pun dalam ekspresinya. Aura tekanan dari dirinya begitu kuat hingga membuat orang sulit bernapas.Namun, Janice hanya menatapnya dengan kebingungan dan tanpa emosi apa pun.Jason mendengus dingin, seolah-olah sedang mengejek dirinya sendiri dan bercampur emosi lain yang rumit. Namun, dia tetap tidak melepaskan genggamannya.Dengan ekspresi datar, dia bertanya, "Aku sudah bantu kamu. Sekarang, seharusnya kamu juga bantu aku
Read more

Bab 497

Pria yang menjadi pemimpin di antaranya, menghajar wajah pria VIP itu hingga batang hidungnya patah."Jangan sentuh orang yang nggak seharusnya kamu sentuh," ucapnya memperingatkan."Baik, aku nggak berani lagi," mohon pria VIP itu sambil berlutut. Kini dia tidak lagi terlihat angkuh seperti sebelumnya.Arya melontarkan godaan, "Sepertinya ada yang bantu seseorang untuk balas dendam." Sambil berkata demikian, dia melirik ke arah Janice dan bertanya, "Sudah lebih puas sekarang?"Janice terkekeh-kekeh, "Oh, tentu saja. Aku bahkan pengen ngasih plakat penghargaan sama orang itu sebagai pahlawan pembasmi kejahatan."Siapa pun bisa mendengar sarkasme dalam kata-katanya.Arya mengerutkan kening. "Dia sudah dipukuli sampai begitu, kamu masih nggak senang? Bukannya dia baru saja melecehkanmu?"Janice menjelaskan dengan tenang, "Nih kukasih contoh yang mungkin agak kurang sopan ya. Kalau dia perkosa seseorang, kenapa harus balas dendam setelahnya, padahal bisa nolong dia di saat kejadian?""Ada
Read more

Bab 498

Janice tidak mengerti maksud kata-kata Jason. Namun, sebelum dia sempat bertanya, Jason buru-buru menjawab telepon. Dari seberang, terdengar suara lembut Rachel."Kapan kamu pulang? Aku tungguin.""Sebentar lagi."Bahkan Jason sendiri tidak sadar, nada bicaranya jadi lebih pelan saat menjawab panggilan tersebut. Tangannya juga refleks melepaskan lengan Janice.Janice menunduk sambil mengusap pergelangan tangannya. Tanpa menunggu lebih lama, dia turun dari mobil dan pergi.Saat Jason menutup telepon, dia baru menyadari bahwa Janice sudah menghilang. Dia menoleh ke arah Norman. "Kapan dia pergi?"Norman hanya bisa menghela napas. "Waktu Pak Jason menjawab telepon.""Apa yang dia bilang?""Bu Janice ... nggak bilang apa pun." Suara Norman jadi semakin pelan.Mendengar ucapan itu, Jason bersandar ke belakang dan tubuhnya tersembunyi dalam kegelapan. Dia tetap diam sambil menyalakan sebatang rokok. Auranya menjadi mencekam dan tidak bersuara sama sekali."Ayo jalan. Besok, pesankan satu buk
Read more

Bab 499

Saat Rachel berhasil diselamatkan, langit malam yang kelam mulai memudar sedikit demi sedikit. Jason bersandar di jendela, memainkan rokok yang sudah lemas di antara jarinya.Arya menatapnya dengan serius. "Dia selamat, tapi tetap saja, sebaiknya lebih berhati-hati ke depannya.""Mm." Ekspresi Jason tetap datar, matanya tertunduk, bayangan dari bulu matanya menambah kesan gelap di wajahnya.Beberapa saat kemudian, Landon membuka pintu dan masuk. Dia terlebih dahulu melihat keadaan Rachel, lalu berjalan ke arah Jason."Terima kasih."Jason tidak menjawab.Landon merapikan tirai di sekitar ranjang Rachel, lalu membuka sedikit jendela, kemudian mengambil dua batang rokok dan menyodorkannya ke Jason serta Arya. Jason tidak mengambilnya.Arya menyadari ada sesuatu yang perlu dibicarakan antara keduanya, jadi dia beralasan, "Aku masih ada pekerjaan. Kalian ngobrol saja dulu."Setelah Arya pergi, Landon menyalakan rokoknya di dekat jendela dan membiarkan asapnya perlahan-lahan menyebar ke uda
Read more

Bab 500

Saat Janice buru-buru tiba di rumah sakit, dia langsung melihat sekelompok wartawan mengerumuni dua sosok yang baru saja keluar dari pintu utama.Jason dan Rachel.Rachel memeluk buket mawar di lengannya, pipinya merona karena malu. Seorang wartawan bertanya, "Bu Rachel kenapa dirawat di rumah sakit?"Rachel tampak agak terkejut, lalu refleks menggenggam erat buketnya dan melirik ke arah Jason.Jason melindunginya dengan satu tangan dan menjawab dengan tenang, "Nggak ada masalah besar, cuma pemulihan."Mendengar kata pemulihan, semua orang langsung berpikir tentang pernikahan mereka yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Seketika, mereka memahami maksud pernyataan Jason.Wartawan tersenyum dan bertanya lebih jauh, "Sepertinya Pak Jason menantikan kabar bahagia ya."Jason tidak menjawab, tetapi sikap diamnya dianggap sebagai persetujuan. Saat Rachel menyadari bahwa semua orang mulai menatap perutnya, wajahnya semakin memerah.Begitu masuk ke mobil, Rachel tanpa sadar menyembunyikan wa
Read more
PREV
1
...
454647484950
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status