Share

Bab 499

Penulis: Danira Widia
Saat Rachel berhasil diselamatkan, langit malam yang kelam mulai memudar sedikit demi sedikit. Jason bersandar di jendela, memainkan rokok yang sudah lemas di antara jarinya.

Arya menatapnya dengan serius. "Dia selamat, tapi tetap saja, sebaiknya lebih berhati-hati ke depannya."

"Mm." Ekspresi Jason tetap datar, matanya tertunduk, bayangan dari bulu matanya menambah kesan gelap di wajahnya.

Beberapa saat kemudian, Landon membuka pintu dan masuk. Dia terlebih dahulu melihat keadaan Rachel, lalu berjalan ke arah Jason.

"Terima kasih."

Jason tidak menjawab.

Landon merapikan tirai di sekitar ranjang Rachel, lalu membuka sedikit jendela, kemudian mengambil dua batang rokok dan menyodorkannya ke Jason serta Arya. Jason tidak mengambilnya.

Arya menyadari ada sesuatu yang perlu dibicarakan antara keduanya, jadi dia beralasan, "Aku masih ada pekerjaan. Kalian ngobrol saja dulu."

Setelah Arya pergi, Landon menyalakan rokoknya di dekat jendela dan membiarkan asapnya perlahan-lahan menyebar ke uda
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 500

    Saat Janice buru-buru tiba di rumah sakit, dia langsung melihat sekelompok wartawan mengerumuni dua sosok yang baru saja keluar dari pintu utama.Jason dan Rachel.Rachel memeluk buket mawar di lengannya, pipinya merona karena malu. Seorang wartawan bertanya, "Bu Rachel kenapa dirawat di rumah sakit?"Rachel tampak agak terkejut, lalu refleks menggenggam erat buketnya dan melirik ke arah Jason.Jason melindunginya dengan satu tangan dan menjawab dengan tenang, "Nggak ada masalah besar, cuma pemulihan."Mendengar kata pemulihan, semua orang langsung berpikir tentang pernikahan mereka yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Seketika, mereka memahami maksud pernyataan Jason.Wartawan tersenyum dan bertanya lebih jauh, "Sepertinya Pak Jason menantikan kabar bahagia ya."Jason tidak menjawab, tetapi sikap diamnya dianggap sebagai persetujuan. Saat Rachel menyadari bahwa semua orang mulai menatap perutnya, wajahnya semakin memerah.Begitu masuk ke mobil, Rachel tanpa sadar menyembunyikan wa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 501

    "Waktu tersadar, sekujur tubuhku penuh luka dan berbaring sama seorang pria di hotel. Aku kaget sampai pingsan. Setelah sadar lagi, aku sudah di rumah sakit." Usai bicara, Ivy menggertakkan giginya dan menangis.Dalam sekejap, Janice menangkap inti masalahnya. "Bu Elaine yang itu?""Ya, dia kenal sama Bu Wina. Meskipun ada kejadian nggak menyenangkan tentang suvenir pertunangan waktu itu, gimanapun dia itu bibi Rachel dan presdir di Grup Hartono. Jadi, aku nggak ngomong apa-apa."Begitu mendengar nama Elaine, ekspresi Janice langsung menggelap. Ingatan tentang hubungan Elaine dan Zachary melintas di benaknya. Kemunculan Elaine tidak mungkin hanya kebetulan.Namun, dia tidak punya bukti dan tidak berani memberi tahu Ivy. Dia mengernyitkan dahi dan bertanya lagi, "Ibu sudah telepon beberapa Nyonya yang ikutan main kartu itu untuk nanyain apa yang terjadi?"Ekspresi Ivy semakin buruk. "Sudah, tapi mereka semua bilang aku pergi sendiri. Janice, gimana aku bisa menjelaskan ini pada pamanmu?

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 502

    Janice mengeluarkan ponselnya dan memotret seluruh tubuh Ivy dari berbagai sudut. Hanya bekas tamparan di wajahnya saja sudah dia ambil lebih dari sepuluh foto.Ivy mulai panik. "Janice, kamu mau apa?""Ibu, menghindar bukan solusi. Aku harus selesaikan masalah ini dari akarnya. Kamu tetap di rumah sakit dan jangan sekali pun mentransfer uang lagi ke pria itu.""Baik ...."Wajah Ivy sudah sepucat kertas, dia hanya bisa mengangguk.Setelah memastikan Ivy bisa beristirahat, Janice berbalik dan meninggalkan kamar perawatan. Saat berdiri di lorong rumah sakit, dia menarik napas dalam-dalam sebelum menelepon Elaine.Tiga nada sambung berlalu, lalu panggilan itu tersambung, seolah-olah Elaine sudah tahu bahwa dia akan menelepon."Siapa?"Nada bicaranya terdengar angkuh dan penuh superioritas. Dan memang, dia berhak untuk bersikap seperti itu.Janice mengepalkan tangannya erat-erat dan mencoba mempertahankan ketenangannya. "Bu Elaine, aku Janice. Kita bisa ketemu?""Oh? Untuk apa?" Elaine tid

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 503

    Janice menahan amarahnya dengan susah payah. Kedua tangannya yang bersandar di lututnya dikepalkan dengan erat."Bu Elaine, aku bisa datang mencarimu, tentu bukan dengan tangan kosong." Gelas anggur di bibir Elaine terhenti seketika. Tatapannya langsung menjadi setajam pisau saat melirik ke arah Janice."Janice, jangan sembarangan ngomong."Janice tidak menghindari tatapan yang penuh peringatan itu. Dia justru perlahan-lahan mengalihkan pandangannya ke cincin di jari Elaine.Terlepas dari betapa rumitnya desain berlian penuh di bingkai cincin itu, cukup dengan teknik pemasangan terbalik yang sangat jarang digunakan saja sudah bisa dipastikan bahwa perhiasan ini unik dan tidak mudah ditiru.Terlebih lagi, potongan batu permatanya memiliki gaya khas yang berbeda.Sebagai seorang desainer perhiasan, Janice memiliki kebiasaan memperhatikan setiap perhiasan yang pernah dilihatnya.Menurut informasi di internet, cincin Elaine adalah pemberian ayahnya saat dia mengambil alih perusahaan keluar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 504

    Penglihatan Janice menjadi buram dan berputar, seolah-olah dia terperangkap dalam kabut tebal yang membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas."Apa lagi yang dia bilang?"Elaine menatap ekspresinya dan menyeringai. "Dia bilang, asalkan kita mengancammu dengan ibumu, kamu pasti akan menurut. Jadi, Janice ... terimalah takdirmu.""Di lingkaran sosial ini, kamu cuma wanita cantik yang nggak punya kuasa ataupun pengaruh. Dengan kata lain, kamu cuma sumber daya yang bisa dipertukarkan.""Kamu juga nggak mau video ibumu tersebar ke publik, 'kan? Kalau itu terjadi, bukan cuma Keluarga Karim yang nggak akan menerimanya. Bahkan seluruh Kota Pakisa juga akan menolaknya."Janice mengangkat pandangannya menatap Elaine yang penuh dengan keangkuhan. Di matanya, hanya ada kesepian yang samar."Jadi, nggak peduli apa pun yang aku lakukan, kalian tetap nggak akan melepaskanku, ya?"Elaine tersenyum kecil. Dia tidak menyangkal, tetapi juga tidak membenarkan.Beberapa detik kemudian, Elaine mengangkat ge

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 505

    "Jadi, benaran nggak usah diperiksa kebenarannya lagi, langsung tentukan seseorang bersalah atau nggak?"Jason menatap Janice dengan intens dan berkata dengan perlahan, "Nggak perlu."Janice melihat Jason yang memeluk Rachel dengan erat. Benar-benar pria teladan yang sayang istri. Karena mencintai seseorang, dia bahkan pilih kasih terhadap Elaine.Janice mendengus dingin. Baru saja dia hendak menyergah, Elaine berdiri di seberangnya sambil memutar cincinnya. Gerakannya ini seperti sedang memperingatkannya dan mengancamnya."Sepertinya Bu Janice begini karena pengaruh Nyonya Ivy. Gimana kalau suruh Nyonya Ivy ke sini untuk kasih penjelasan, supaya nggak semakin salah paham?"Elaine tahu betul bahwa Ivy tidak bisa dan tidak boleh datang.Janice merasakan kerongkongannya kering dan perih, tetapi akhirnya dia membuka mulut. "Bu Elaine, maafkan aku. Sekarang aku boleh pergi?"Dia berbalik untuk pergi."Berhenti! Siapa bilang kamu sudah boleh pergi? Bu Elaine adalah bibi Rachel dan tamu terh

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 506

    Saat Jason mengayunkan cambuknya, salju turun di bawah langit malam. Suara melengking terdengar bersamaan dengan serpihan salju yang berputar liar di udara.Janice langsung terjatuh ke tanah. Darah segar merembes dari punggungnya, membasahi sweter yang dia kenakan hingga menjadi merah pekat.Rasa kebas sesaat seakan merenggut semua indranya, membuatnya bahkan tak mampu bernapas. Hanya saat rasa sesak di dada mencapai puncak, rasa sakit itu mulai menjalar ke seluruh tubuh.Kulit dan daging di punggungnya terasa seperti dikoyak secara paksa, nyerinya begitu menyiksa hingga dia hanya bisa merosot ke tanah dan mencengkeram segenggam salju dengan jari yang gemetar.Meskipun begitu, Janice tidak menangis, apalagi memohon ampun. Dia menggerakkan lengan perlahan-lahan, sedikit demi sedikit menopang tubuhnya yang lemah."Satu." Bibirnya bergetar saat dia menghitung. "Lanjutkan."Suaranya dipenuhi perlawanan dan keteguhan, membuat semua anggota Keluarga Karim yang biasanya paling meremehkannya k

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 507

    Elaine seperti ditampar di depan umum dan kehilangan seluruh martabatnya. Dia menggertakkan giginya dengan kuat agar tetap mempertahankan citra anggunnya.Saat hendak pergi, Janice yang pucat mengangkat matanya menatap Jason dengan tatapan hampa. "Pak Jason, jangan lupa, mulai hari ini, aku nggak ada hubungannya lagi dengan Keluarga Karim. Karena kamu yang berkuasa sekarang, mari kita berjabat tangan sebagai sumpah."Setelah berkata demikian, tangan Janice yang gemetar perlahan terangkat. Mata Jason membelalak sesaat. Namun dalam hitungan detik, tatapannya kembali dingin dan tenang.Tanpa ragu, Jason mengangkat tangannya. Namun, selesai berjabat tangan, keduanya tidak langsung menurunkan tangan. Di antara telapak mereka, terasa udara yang dingin bercampur dengan butiran salju.Janice perlahan-lahan memejamkan matanya. Tubuhnya seperti tumbuhan yang telah layu, bergetar dalam embusan angin sebelum akhirnya jatuh.Tangannya meluncur turun dari genggaman Jason. Jason sedikit menggenggam j

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 516

    Mendengar suara itu, Thiago segera melepaskan tangan Janice, lalu merapikan jasnya sebelum bangkit dengan senyuman ramah. "Bu Rachel, sudah lama nggak bertemu.""Thiago?" Rachel terlihat agak terkejut.Kemudian, dia sedikit memiringkan tubuhnya untuk memperkenalkan kepada orang di belakangnya, "Saat aku menjalani perawatan di luar negeri, Thiago juga dirawat di rumah sakit karena cedera. Kami menjadi teman. Tak disangka, kami bertemu lagi."Saat itulah, Janice baru menyadari bahwa Rachel tidak datang sendirian. Jason dan Elaine juga ada di sana.Dia perlahan mengangkat pandangannya, tepat bertemu dengan tatapan Jason, seperti menatap ke dalam jurang yang dalam dan tak berujung.Wajah Jason tetap tanpa ekspresi, tetapi aura dinginnya membuat orang merasa seolah-olah jatuh ke dalam gua es.Thiago dan Penny juga melihat Jason. Mereka buru-buru mengangguk memberi salam. "Pak Jason.""Hm." Jason hanya merespons dengan suara dingin, tanpa menunjukkan emosi.Janice mengangguk ringan sebagai b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 515

    Meskipun tidak sebanding dengan Keluarga Karim, Keluarga Tandiono cukup terkenal di bidang pelayaran. Hanya saja, Keluarga Tandiono telah lama menetap di luar negeri dan tidak memiliki hubungan bisnis dengan Elaine.Jika Elaine begitu meremehkannya, lalu kenapa dia memperkenalkan keluarga seperti ini padanya?Penny mendongak saat mendengar suara Janice, menatapnya dari atas hingga bawah dengan teliti. Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali, seolah-olah sedang menilai barang dagangan.Beberapa saat kemudian, dia berdecak pelan. "Wajahnya lumayan, tapi terlalu kurus. Thiago adalah satu-satunya penerus keluarga kami di generasi keempat. Kamu bisa melahirkan anak laki-laki nggak?"Mendengar itu, Janice melirik Thiago. Tatapan pria itu tetap aneh. Bukan seperti pria yang sedang menilai wanita, tetapi jelas dia sedang mengamati dirinya dari ujung kepala hingga kaki. Ada perasaan tidak nyaman yang mendalam, membuatnya sulit ditebak.Jika Penny tidak menyukainya, Janice punya alasan untuk Ela

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 514

    Begitu Norman selesai bicara, Jason membuka pintu dan keluar.Ketiga orang itu berpandangan.Arya merasa lucu. "Kamu diusir?"Jason mengernyit. "Dia mau tidur."Arya menahan tawa. Siapa yang akan percaya alasan buruk seperti itu?Jason meliriknya. "Awasi dia, jangan biarkan dia berbuat macam-macam."Mendengar itu, Arya langsung paham bahwa Jason sudah mengetahui sebagian besar situasinya. Namun, soal Ivy, dia pasti belum tahu.Arya ragu sejenak sebelum bertanya, "Gimana kalau orang lain yang macam-macam?"Tatapan Jason sontak menjadi dingin. "Grup Karim dan Grup Hartono akan segera bekerja sama. Nggak boleh terjadi kesalahan."Arya terdiam, hanya mengangguk tanpa berkata lagi. Kadang, dia mengagumi ketenangan Jason. Kadang, dia juga merasa prihatin dengan sikap dinginnya.Mungkin Janice benar. Jason memang ditakdirkan menjadi raja yang berkuasa, sedangkan cinta hanyalah hiasan yang tidak penting.Pada saat itu, Arya merasa bersyukur karena Janice bisa melepaskan diri lebih cepat. Jadi,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 513

    Janice mencium aroma manis itu. Tiba-tiba, tatapannya menjadi serius dan perasaan yang sulit diungkapkan muncul di hatinya.Di depan, pria dingin dan angkuh itu berdiri di bawah cahaya lampu dengan tatapan membara yang tertuju padanya.Janice mengalihkan pandangannya, ekspresinya tetap sedingin tadi. "Aku nggak suka. Kalian bawa pulang saja."Norman melirik Jason dengan ragu. Jason maju, mengambil termos makanan dari tangan Norman, lalu duduk di tepi tempat tidur.Dengan jari yang panjang, dia mengaduk isi termos dengan sendok kecil, lalu menyodorkannya ke mulut Janice."Makan.""Nggak mau.""Aku bisa menyuapimu, tapi tanpa sendok." Jason mengucapkan kalimat tak tahu malu itu dengan wajah datar."Kamu ....""Aku nggak tahu malu," sela Jason.Janice menggertakkan giginya, merebut sendok itu, dan menunduk untuk makan. Meskipun tidak ingin mengakuinya, koki Keluarga Karim memang setara dengan koki bintang lima. Ronde ini sederhana, tapi sangat autentik.Manisnya pas di lidahnya, dengan ar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 512

    Punggung tangan Janice tersentuh sesuatu yang panas. Dia refleks menariknya, tetapi genggaman pria itu justru semakin erat. Cengkeramannya seolah-olah ingin menghancurkannya.Janice mengernyit, berusaha melepaskan diri. Ketika dia ingin bicara, matanya tertuju pada perban di tangan Jason.Dia tertegun sejenak, lalu mengangkat kepalanya dan langsung bertemu dengan tatapan hitam pekat pria itu. Cahaya lampu yang hangat jatuh di sudut mata Jason, tetapi tak sedikit pun melembutkan ekspresinya.Janice menatapnya lekat-lekat, "Jason, ada urusan lain? Kalau Keluarga Karim merasa aku harus menerima sisa sembilan cambukan itu, aku bisa kembali sekarang, asalkan aku bisa terlepas dari keluarga ini.""Kamu harus bicara seperti itu padaku?" Jason menatapnya, suara dinginnya mengandung emosi yang sulit ditebak.Janice tertawa sinis. "Memangnya kita sedekat itu?" Dia menghindari tatapan Jason dengan dingin, ingin menjauh darinya.Melihat Janice yang begitu dingin dan menghindarinya, emosi Jason yan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 511

    Arya menekan dadanya, lalu mencebik. "Aku rasa Elaine punya niat jahat terhadap Janice dan ibunya. Lebih baik tetap berhati-hati."Dia seolah-olah mengatakannya, tetapi juga seolah-olah tidak. Dengan begitu, dia tidak melanggar janjinya kepada Janice."Hm." Jason menunduk, menatap rokok di tangannya, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu tetapi menahan diri.Arya sontak mengerti apa yang ada di pikirannya. Dia mendekat dan tersenyum tipis. "Kamu nggak mau ke rumah sakit melihatnya?""Nggak.""Hah, pantas saja kamu menderita!" Arya mengangkat kotak obatnya dan pergi.Di dalam ruangan, cahaya merah dari rokok perlahan meredup dan Jason pun terdiam.Beberapa saat kemudian, Rachel masuk sambil membawa teh yang baru diseduh. "Dokter Arya sudah pergi?”"Hm." Jason meletakkan rokoknya dan menerima teh dari tangannya.Rachel melirik punggung Jason, hatinya terasa agak sesak. Dia mengepalkan tangannya untuk menenangkan diri. "Jason, kenapa kamu menggantikan Janice menerima sembilan cambukan itu?

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 510

    Tidak, ini tidak benar.Di kehidupan sebelumnya, Vania dan Elaine bahkan tidak saling mengenal. Janice dan Ivy juga tidak pernah bertemu dengan Elaine. Jadi, bagaimana mungkin kematian mereka berkaitan dengan Elaine?Sekarang, Vania yang wajahnya hancur dan kakinya patah telah kehilangan kewarasannya. Keluarga Tanaka telah mengurungnya di rumah sakit jiwa.Beberapa hari lalu, ada seorang netizen yang menjenguknya dan mengatakan bahwa Vania tersiksa hingga menjadi gila. Mungkin ini adalah hukuman terbaik baginya.Jadi, dengan kepribadian Elaine yang selalu berada di atas, mana mungkin dia mau berurusan dengan seorang pasien gangguan jiwa?Janice mengusap kepalanya yang terasa sakit. Dia masih tidak bisa menghubungkan semua kejadian ini. Tiba-tiba, dia teringat pada sesuatu, kerja sama bernilai puluhan triliun.Baik di kehidupan sebelumnya maupun sekarang, satu-satunya orang yang memiliki hubungan dengan Elaine adalah Jason. Bagaimana jika penyebab kematian Zachary dan Ivy sebenarnya han

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 509

    Janice menatap wajah Zachary. Tanpa sadar, pikirannya melayang ke pria misterius yang menikahi Elaine di kehidupan sebelumnya.Terlalu mirip. Namun, saat itu Zachary dan Ivy sudah meninggal. Janice sendiri yang mengurus segala keperluan untuk pemakaman. Karena kematian mereka, dia jatuh sakit selama setengah bulan.Janice tidak bisa tidur dengan punggung bersandar, jadi Zachary khawatir dia kedinginan. Dia lantas meminta asistennya untuk membelikan jaket bulu angsa yang ringan dan hangat."Cepat pakai. Kalau ibumu melihatmu seperti ini, dia pasti akan menangis diam-diam lagi." Setiap kalimat Zachary selalu berujung pada Ivy.Janice merasa terharu sekaligus berat untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada ibunya. Dia menggigit bibirnya, lalu bertanya, "Paman, apa yang dikatakan Bu Elaine tadi benar? Kamu rela diabaikan keluarga karena ibuku?"Tangan Zachary yang sedang membantu merapikan lengan bajunya sedikit terhenti. Dia tersenyum santai. "Apa yang kamu pikirkan? Aku memang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 508

    Seperti yang dikatakan Arya, Elaine bisa mengalahkan para pria dan naik ke posisi ini bukan tanpa alasan.Jadi, saat Janice membawa bukti untuk menghadapinya, itu sama saja seperti menyerahkan diri ke mulut harimau. Faktanya, dia datang bukan untuk menyerang, tetapi untuk memancing.Semakin buruk keadaannya terlihat, semakin besar kemungkinan Elaine percaya bahwa Janice sudah kehabisan akal.Dari cara Elaine berbicara kepada Zachary, Janice bisa melihat bahwa wanita itu memiliki harga diri yang tinggi. Dia tidak sudi bersaing dengan Ivy, apalagi merendahkan diri untuk berdamai dengan Zachary.Elaine ingin orang lain datang padanya, memohon belas kasihan. Dia menikmati perasaan berdiri di atas, mempermainkan hidup seseorang.Hanya saja, Ivy adalah istri Zachary. Tidak peduli sehebat apa Elaine, memprovokasi Ivy dengan cara seperti ini sama saja dengan menantang seluruh Keluarga Karim.Elaine mungkin tidak berani, kecuali dia memiliki dukungan. Benar saja, jawabannya pun terungkap. Tak d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status