Beranda / Fantasi / Sang Penguasa / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Sang Penguasa : Bab 31 - Bab 40

49 Bab

bab 31: Pengkhianatan di Balik Tirai

Sementara pemberontakan di Myrdan mulai menunjukkan dampaknya, ketegangan juga merambat ke Istana Utara di Edholm. Malam itu, Lady Seraphine duduk di ruangan pribadinya, ditemani sebotol anggur merah yang setengah penuh. Cahayanya diterangi hanya oleh lilin-lilin yang redup, membuat bayangannya melayang di dinding-dinding megah ruangan. Dia memutar gelas anggurnya dengan tenang, tetapi matanya tetap terfokus pada surat yang baru saja diterima dari agen rahasianya di Myrdan."Gudang persediaan terbakar, jembatan Sungai Arven hancur, dan pemberontakan meluas. Hm, tampaknya Rencana Bayangan mulai membuahkan hasil." Seraphine bergumam, senyum kecil menghiasi bibirnya. Meski Raja Rehan mengira dirinya telah menguasai Myrdan, ternyata dia justru menginjakkan kaki di sarang pemberontak yang telah dipersiapkan selama berbulan-bulan.Valdrik, kepala mata-matanya yang setia, berdiri di sudut ruangan dengan sikap hormat. Wajahnya tenang, tapi matanya mengamati dengan cermat setiap gerak-gerik La
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

bab 32: Permainan Bayangan

Di balik tirai istana Edholm, permainan kekuasaan mulai bergerak dalam dimensi yang lebih gelap. Lady Seraphine, dengan ketajaman pikirannya yang tak tertandingi, duduk di aula pertemuan rahasia yang terletak di bawah menara tertinggi istana. Di hadapannya, tiga tokoh berpengaruh duduk dalam bayangan: Duke Tavin, seorang bangsawan ambisius dengan pengaruh militer yang luas; Countess Ilara, pemimpin fraksi politik di Dewan Utama; dan Lord Armand, pengendali jalur perdagangan utama kerajaan. “Kabar terbaru dari Myrdan sudah sampai,” kata Seraphine tanpa basa-basi. Suaranya rendah namun penuh kekuasaan. “Seperti yang kita prediksi, Raja Rehan terperangkap dalam lingkaran api pemberontakan yang kita ciptakan. Namun, belum cukup untuk menjatuhkannya. Kita membutuhkan gerakan lebih berani.” Duke Tavin menyeringai, mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja marmer yang dingin. “Rehan bisa dikalahkan. Jika kita mengerahkan sebagian besar pasukan elit yang ada di perbat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

bab 33: Kebenaran yang Tersembunyi

Di tengah malam yang kelam, hanya bulan yang menjadi saksi gerakan diam-diam pasukan pemberontak. Arlen dan kelompoknya menyusup melalui jalan rahasia di tebing barat, menuju benteng utama pasukan Kerajaan di Myrdan. Setiap langkah mereka terasa berat dan penuh resiko, tetapi inilah momen yang telah mereka tunggu—serangan yang akan menentukan apakah pemberontakan mereka akan menorehkan kemenangan atau musnah tanpa bekas.Di depan mereka, Iris melangkah dengan gesit, seolah dia bisa menyatu dengan bayangan. Gadis berkerudung hitam itu menghentikan langkahnya di depan sebuah celah sempit di dinding batu benteng. Tanpa ragu, ia memanjat dan membuka pintu jebakan yang tersembunyi di lantai atas. Suara pintu itu berderit pelan, lalu berhenti. Di belakangnya, Arlen mengangguk pada Darian dan sisanya.“Kita tidak punya waktu banyak,” Iris berbisik. “Penjaga patroli berikutnya akan kembali dalam lima menit. Masuklah dengan tenang. Jika mereka melihat kita, semuanya akan berakhir.”Satu per sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

bab 34: Pertemuan Takdir

Setelah kekacauan di Myrdan, kabar kehancuran pemberontak menyebar ke seluruh kerajaan. Namun di Istana Utama, ketegangan politik semakin menguat. Lady Seraphine terus memperkuat cengkeramannya di Dewan, sementara Raja Rehan harus menghadapi ancaman dari dalam kerajaannya sendiri.Di sisi lain, Rehan mencoba menemukan kedamaian di antara kekacauan itu bersama Natasya, kekasihnya. Natasya, seorang putri bangsawan dari wilayah utara, adalah satu-satunya orang yang bisa memberinya kenyamanan di saat dunia seolah runtuh di sekitarnya.Istana Utama EdholmRaja Rehan duduk di ruang kerjanya yang luas, tetapi pikirannya jauh dari dokumen-dokumen yang tersebar di hadapannya. Ketidakpastian politik yang melanda kerajaannya semakin menggerogoti kekuasaannya. Jenderal Terek masih sibuk mengatasi sisa-sisa pemberontakan di Myrdan, sementara Lady Seraphine terus menarik tali-tali kekuasaan di belakang layar.Ketika pintu ruang kerjanya terbuka, Natasya masuk dengan langkah lembut, membawa sejuknya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

bab 35: Kebangkitan rehan sebagai Sang Penguasa

Pagi yang dingin menyelimuti istana, namun Raja Rehan merasakan api yang berbeda berkobar dalam dirinya. Kekacauan yang melanda kerajaannya, konspirasi di dalam istana, serta ancaman dari luar, telah membangkitkan sesuatu dalam dirinya—sebuah tekad yang tak tergoyahkan. Selama ini, ia membiarkan dirinya terhanyut dalam intrik dan permainan politik yang ditetapkan oleh Lady Seraphine dan para pengkhianat lainnya. Namun kini, ia sadar bahwa hanya ada satu jalan untuk mempertahankan kerajaan dan takhtanya—ia harus menjadi penguasa yang sesungguhnya, seorang raja yang ditakuti dan dihormati.Rehan berdiri di balkon istana, menatap pemandangan kota Edholm di bawahnya. Langit tampak kelabu, mencerminkan ketidakpastian yang membayangi kerajaannya. Di belakangnya, Natasya berdiri diam, menyaksikan perubahan yang terjadi dalam diri kekasihnya.“Apa kau siap menghadapi ini, Rehan?” Natasya bertanya, suaranya tenang namun penuh perhatian.Rehan mengangguk perlahan, tanpa mengalihkan pandangan da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

bab 36: Membangun Kembali Kerajaan

Setelah kekalahan Lady Seraphine dan pengkhianat-pengkhianat lainnya, Istana Edholm akhirnya mengalami ketenangan yang sudah lama tidak dirasakan. Namun, Rehan tahu bahwa kedamaian ini hanya sementara jika ia tidak bertindak cepat untuk memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan. Kekacauan yang disebabkan oleh pengkhianatan, pemberontakan, dan permainan politik yang kotor telah meninggalkan bekas yang dalam di seluruh kerajaan. Kota-kota yang pernah berjaya kini dirundung kemiskinan, para bangsawan saling curiga, dan rakyat menderita akibat kebijakan yang egois dan korup.Sore itu, di aula besar istana, Rehan mengumpulkan para pemimpin baru yang telah disaring dari mereka yang setia dan jujur. Natasya berada di sampingnya, sebagai penasihat paling dipercaya, dan Jenderal Terek berdiri tegak di belakang, melambangkan kekuatan militer yang siap menjaga kestabilan.Rehan membuka pertemuan dengan suara tegas namun tenang. "Kerajaan kita telah melalui masa-masa kegelapan, dan Lady Seraph
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

bab 37: Ketegasan Rehan sebagai Sang Penguasa

Malam yang tenang di Istana Edholm terasa berbeda kali ini. Seluruh ruangan besar dipenuhi oleh para bangsawan, pejabat, dan prajurit dari seluruh penjuru kerajaan yang berkumpul untuk menghadiri dewan darurat yang dipanggil oleh Raja Rehan. Namun, tak seperti biasanya, tidak ada percakapan yang bergema di antara mereka. Semua orang diliputi keheningan yang mencekam, karena mereka tahu, malam ini akan menjadi malam penentuan.Rehan duduk di singgasananya, posturnya tegap dengan tatapan mata yang keras dan tegas. Cahaya obor yang berderet di dinding menerangi wajahnya, memberikan bayangan yang seolah mencerminkan kekuatan dalam dirinya. Di sampingnya berdiri Natasya, wajahnya penuh ketenangan, tetapi hatinya gelisah. Ia tahu bahwa keputusan yang akan diambil oleh Rehan malam ini tidak akan mudah, tetapi ia percaya pada kebijaksanaan kekasihnya itu.Jenderal Terek, pemimpin militer yang setia, membuka pertemuan. "Yang Mulia," suaranya berat dan penuh hormat, "Sejak kekalahan Lady Seraph
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

bab 38: Ketegasan Rehan Menumpas Para Pemberontak dan Penguasa Tetangga

Angin malam yang sejuk menyapu Istana Edholm, tetapi suasana di dalam benteng kerajaan jauh dari ketenangan. Rehan berdiri di depan peta besar yang terbentang di meja ruang perencanaannya. Di sana, terlihat garis-garis merah yang menandai posisi pasukan pemberontak yang tersisa dan pergerakan tentara dari kerajaan-kerajaan tetangga yang mulai mengancam perbatasan Edholm. Di sampingnya berdiri Jenderal Terek, bersiap menerima perintah yang akan mengubah nasib kerajaan."Mereka tidak akan berhenti, Rehan," kata Terek dengan nada serius. "Kerajaan tetangga terus bersekutu dengan para pemberontak yang tersisa. Mereka pikir kekuasaanmu masih rapuh. Ini adalah waktu terbaik bagi mereka untuk menyerang, dan jika kita tidak bertindak cepat, kita akan dikepung dari segala penjuru."Rehan memandangi peta itu dengan tatapan tajam. Ia tahu, inilah saatnya menunjukkan kepada semua orang bahwa Kerajaan Edholm bukan lagi kerajaan yang mudah diadu domba. Dengan keteguhan dan ketegasan yang baru ia da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

bab 39: Penyelesaian Masalah dengan Para Penguasa Kerajaan Tetangga

Matahari terbit di atas dataran luas Edholm, memancarkan sinarnya yang hangat dan membawa harapan baru. Meskipun ancaman dari para pemberontak telah dihancurkan dan serangan dari kerajaan tetangga berhasil dipatahkan, Rehan menyadari bahwa untuk menjaga stabilitas jangka panjang, ia tidak bisa terus-menerus bergantung pada kekuatan militer. Diplomasi yang cerdas harus dilakukan untuk mengamankan masa depan Edholm.Di aula megah Istana Edholm, pertemuan penting sedang berlangsung. Rehan telah mengundang para penguasa dari Thornmoor, Balharn, dan beberapa kerajaan tetangga lainnya untuk membahas perjanjian damai yang akan menentukan nasib seluruh wilayah. Di sisinya, Natasya duduk dengan tenang, memberikan dukungan moral yang selalu ia butuhkan. Jenderal Terek, seperti biasa, berada di dekatnya, siap untuk menangani segala situasi yang mungkin muncul."Hari ini," kata Rehan sambil berdiri dari singgasananya, "kita berkumpul bukan sebagai musuh, tetapi sebagai pemimpin yang ingin mencipt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

bab 40: Kebangkitan Ekonomi Kerajaan Edholm

Di tengah suasana damai yang baru diraih, Rehan menyadari bahwa kekuatan kerajaan tidak hanya bergantung pada kekuatan militer dan diplomasi, tetapi juga pada kemakmuran rakyatnya. Sebuah kerajaan yang makmur adalah fondasi yang kuat untuk mempertahankan kekuasaan, dan Rehan bertekad untuk membangun kembali ekonomi Edholm, yang selama ini terpuruk oleh perang dan konflik berkepanjangan.Seiring dengan terjalinnya aliansi dengan kerajaan-kerajaan tetangga, Rehan memanfaatkan kesempatan untuk menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang selama ini belum dimaksimalkan. Ia memulai dengan menyusun rencana besar untuk menghubungkan seluruh wilayah Edholm melalui jalur perdagangan yang efisien.Pembangunan Infrastruktur dan PerdaganganSalah satu langkah pertama Rehan adalah memperbaiki dan memperluas infrastruktur kerajaan. Ia mengerahkan ribuan pekerja untuk membangun jalan-jalan baru yang menghubungkan desa-desa, kota-kota, dan pelabuhan-pelabuhan utama di seluruh Edholm. Jalan-jalan ini tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status