Home / Romansa / Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan: Chapter 141 - Chapter 150

330 Chapters

Bab 141

Wajah Karen sontak berubah muram.Jeremy kembali menimpali, "Oh ya, tongkat pel itu baru kupakai untuk bersihin toilet tadi dan belum sempat dicuci. Tapi, lantai toilet kami nggak terlalu kotor, seharusnya nggak masalah. Kak Karen nggak keberatan, 'kan?"'Nggak keberatan apanya!' maki Karen dalam hati."Duh, Ayah, apa kamu sudah lupa ...." Nadine melanjutkan, "Makanan sisa kemarin semuanya kubuang ke toilet. Memang sudah disiram air, tapi rasanya masih berminyak ....""Bi Karen, menurutmu, tubuhmu bau basi nggak?"Jeremy dan Nadine saling bersahutan menyindirnya. Wajah Karen yang awalnya tampak bangga, kini menjadi muram."Ka ... kalian ...." Hidungnya berkedut, seolah-olah dia benar-benar bisa mencium bau basi dari tubuhnya sendiri seperti yang dikatakan Nadine."Tunggu saja kalian!" Setelah melontarkan kalimat itu, dia bergegas pergi dengan langkah cepat. Karen buru-buru ingin mandi saat itu juga. Pada saat itu, Nadine merasa seperti dewi Yunani kuno yang bersenjatakan tongkat pel.M
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 142

Jeremy merasa terkejut. "Kenapa bisa sampai ke sini?"Saat Nadine baru saja hendak bicara, staf penjualan dari kantor pemasaran telah menyambut mereka sambil tersenyum. "Apakah kalian ingin melihat-lihat rumah? Kami punya berbagai tipe, baik untuk kebutuhan dasar maupun rumah dengan fasilitas lebih."Nadine menjawab, "Kami mau lihat-lihat dulu."Staf tersebut langsung mengarahkan mereka ke sebuah maket besar, "Ini adalah maket dari kompleks perumahan kami. Anda bisa melihat bahwa perencanaan tahap ketiga kami sangat terorganisir. Ada fasilitas seperti supermarket, sekolah, dan rumah sakit di sekitar sini. Fasilitasnya sangat lengkap."Nadine mengamati maket dengan saksama dan berkomentar, "Sepertinya jarak antar bangunan agak terlalu rapat."Staf itu tersenyum, "Karena ini adalah bangunan tinggi, jadi jarak antar bangunan memang agak sempit."Nadine melirik ke arahnya, "Aku dengar, kalian juga punya area vila, bukan?"Kompleks Red Pearl memiliki dua jenis hunian: apartemen biasa dan vi
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 143

Nadine tahu bahwa banyak kompleks perumahan mewah memiliki aturan verifikasi keuangan sebelum melihat properti. "Lalu, syarat khusus apa yang harus dipenuhi untuk jadi VIP klien?"Staf itu menjawab, "Pertama, harus punya kualifikasi untuk membeli properti di wilayah ini, itu syarat dasar. Kedua, harus punya dana cair minimal 40 miliar atau setidaknya satu kartu hitam dari lima bank besar nasional. Selain itu, bisa juga menunjukkan sertifikat properti lain yang membuktikan kemampuan finansial Anda."Baik itu uang tunai, simpanan, atau kartu hitam, Nadine memiliki semuanya. Saat dia sedang mempertimbangkan dokumen apa yang seharusnya digunakannya, Jeremy sudah memegang lengannya dan mencoba menariknya keluar.Sambil menarik putrinya, dia berkata, "Kenapa makin aneh saja? Dana cair 40 miliar? Kita ini bukan aktor drama TV!"Irene menimpali pelan, "Aku bahkan nggak berani menulis cerita seperti itu di novelku, tapi kamu malah berani bertanya langsung. Kamu makin berani saja setelah hidup d
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 144

"Kak Wendy ...." Gadis itu agak kewalahan."Kenapa lihat aku? Kamu tahu prosedur verifikasi aset, 'kan? Kalau sampai ada masalah, memasukkan orang yang nggak jelas seperti ini, kamu bisa tanggung jawab?""Aku ... tahu prosedurnya secara garis besar karena pernah dijelaskan waktu latihan. Kalau proses verifikasinya nggak masalah, tanggung jawabnya bukan di tanganku ....""Huh, baru kerja beberapa hari saja sudah lumayan pintar. Tapi, ada satu hal yang harus kuingatkan padamu. Kerja di bidang ini harus punya insting. Kamu harus tahu siapa pelanggan kita, siapa yang mampu beli, siapa yang nggak. Kalau nggak, kamu cuma buang-buang waktu.Gadis itu mengatupkan bibirnya, "Terima kasih, Kak Wendy. Tapi, aku baru mulai bekerja dan belum pernah membuat satu pun transaksi. Saat ini aku masih dalam tahap belajar, jadi aku harus banyak mencoba dan nggak boleh takut buang waktu."Selesai bicara, dia menoleh ke Nadine. "Kak, sesuai prosedur, kami akan memverifikasi kartu ini. Kalau semuanya lancar,
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 145

Jadi, tidak peduli bagaimanapun Cathy menjelaskannya, Nadine telah bertekad untuk membeli property di sana. Saking girangnya, Cathy hampir saja tidak bisa menahan diri. "Kalau begitu ... cara pembayarannya?""Lunasi semuanya."Cathy terkejut.Jeremy juga tidak menyangka putrinya benar-benar serius mau membeli vila, bahkan telah mempersiapkan dananya. Dia hendak mengatakan sesuatu, tapi sebelum sempat berkata apa pun, Irene telah duluan mencubit pinggangnya."Apa pun yang mau dilakukan Nadine, kamu jangan ikut campur."Jeremy terpaksa menahan diri.Cathy menerima kartu kredit lain yang diberikan Nadine, lalu menyiapkan serangkaian dokumen kontrak dengan terburu-buru. Setelah semuanya selesai, dia kembali memastikan, "Bu, Anda sudah benar-benar yakin? Kalau nggak ada masalah, aku akan langsung memproses pembayaran."Nadine mengangguk santai, "Silakan."Seolah-olah sedang bermimpi, Cathy mengikuti prosedur dengan teliti. Setelah melihat Nadine menandatangani kontrak pembelian rumah dan ko
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 146

Pinjaman riba? Sepuluh miliar .... Jeremy sekalipun tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu setelah bekerja seumur hidup tanpa menghamburkan uang.Nadine berujar dengan agak malu, "Aku menyimpan uang selama ini."Irene akhirnya bersuara, "Dari mana kamu dapat uang?"Tatapan Irene bahkan terlihat tajam. Nadine mengembuskan napas. Sepertinya ibunya mendengar rumor yang ada di luar sana."Ibu, semua uang ini kudapat dengan cara yang halal. Aku bekerja keras untuk menghasilkannya. Aku nggak melakukan sesuatu yang bersalah."Nadine tidak berbohong. Saat itu, Reagan berkonflik dengan keluarganya demi bersama Nadine. Oberon membekukan semua kartu bank Reagan untuk membuatnya pulang, juga berpesan kepada Rebecca untuk tidak membantu Reagan.Di masa-masa sulit itu, keduanya menyewa kamar yang sangat sempit untuk ditempati bersama. Meskipun demikian, hati mereka justru dipenuhi cinta dan kehangatan.Reagan ingin memulai bisnis baru dan butuh dana, jadi Nadine bekerja untuk membantunya mengumpu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 147

"Aku pesan dulu. Ibumu suka bunga wisteria, aku harus beli kayu juga untuk menanamnya. Kita tanam bunga hydrangea juga supaya Ridwan iri."Ridwan adalah rekan kerja Jeremy. Mereka mengajari mata pelajaran yang berbeda, tetapi hubungan mereka sangat baik karena sama-sama suka menanam bunga.Bertahun-tahun lalu, Ridwan telah pindah dari Kompleks Pengajar SMA Cendekia. Karena tinggal di lantai satu, dia menanam banyak bunga di halaman.Namun, karena halamannya kurang luas, Ridwan hanya bisa menanam bunga hydrangea yang kecil. Bunga hydrangea tentu harus besar supaya indah.Jeremy langsung mengambil ponselnya dan memesan banyak barang. Tiba-tiba, dia bertanya, "Lalu, gimana dengan rumah ini?""Biarkan saja," jawab Nadine."Kamu yakin?" Banyak guru yang menjual rumah mereka setelah pindah. Karena lokasinya bagus dan dekat dengan SMA Cendekia, banyak yang ingin membelinya. Kebanyakan adalah orang tua yang datang dari luar kota untuk menemani anak mereka sekolah. Tentunya, harganya lumayan ma
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 148

Chyntia tersenyum sambil maju. Dia merangkul lengan Herman dan berucap, "Kebetulan sekali, Irene. Kita malah bertemu di sini."Irene menyapa dengan tersenyum, "Kak Chyntia.""Ngapain kalian kemari? Kalian mau beli rumah ya?""Bukan." Mereka sudah membelinya kemarin."Oh." Chyntia mengamati mereka. Senyumannya makin lebar. "Kami datang untuk lihat apartemen, Red Pearl yang sangat terkenal. Kudengar sulit sekali beli apartemen di sini. Banyak yang mengantre dan kasih sedikit uang, tapi masih nggak bisa dapat.""Untungnya, Cecil punya koneksi. Dia kenal konsultan di sini, jadi bantu kami. Kami baru saja tanda tangan kontrak."Chyntia tampak sangat bangga. Saat melihat Irene kaget, kegembiraannya pun memuncak. Iri, 'kan? Sayangnya, kalian tidak punya apa-apa.Irene memang terkejut, tetapi terkejut karena kakaknya akan pindah rumah lagi. Bukankah mereka baru pindah tiga tahun yang lalu? Kenapa sekarang pindah lagi?"Yang sebelumnya terlalu kecil. Selain itu, lingkungan dan fasilitasnya juga
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 149

Irene tersenyum canggung. Jika dia bisa menghasilkan uang sebanyak itu, mana mungkin mereka mengandalkan Nadine untuk membeli vila?Nadine bisa melihat bahwa Irene mulai kehilangan kesabarannya. Dia berinisiatif berucap, "Paman, Bibi, aku dan Ibu masih punya urusan. Kami pamit dulu ya.""Tunggu dong. Mana ada orang yang sibuk di tahun baru. Nadine, bukannya aku mau mengataimu. Tapi, kamu nggak muda lagi. Kamu nggak melanjutkan pendidikan, nggak kerja, nggak punya pacar. Mana ada gadis seumuranmu yang masih mengandalkan orang tua?"Chyntia masih ingat masalah sebelumnya. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. "Contoh saja kakakmu. Sekarang dia mendirikan perusahaan di ibu kota. Masa depannya tak terbatas.""Cecil memang nggak punya kemampuan apa-apa, tapi dia berhasil masuk perusahaan tenaga listrik dengan mengandalkan kemampuannya sendiri. Pekerjaannya ini tetap.""Kadang aku benar-benar merasa cemas pada keluarga Jeremy. Mereka susah payah membesarkan anak, tapi anaknya malah begin
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 150

Usai berbicara, Cathy menyerahkan dokumen di tangannya. Nadine memeriksanya, lalu menyerahkan salinan yang dipegangnya kepada Cathy.Cathy mengembuskan napas. "Maaf sekali ya. Ini pertama kalinya aku jual vila. Banyak prosedur yang nggak familier bagiku. Jadi buang-buang waktumu ....""Nggak apa-apa."Chyntia bisa memahami setiap patah kata yang mereka lontarkan. Namun, setelah digabungkan, dia malah kebingungan."Tadi ... kamu bilang itu kontrak apa?" tanya Chyntia sambil menunjuk dokumen di tangan Cathy."Kontrak pembelian rumah.""Punya siapa?""Punya Kak Nadine. Dia beli rumah."Tubuh Chyntia terhuyung. Dia hampir jatuh. "Dia? Nadine? Dia beli rumah dari kalian?""Ya dong." Cathy merasa agak bingung. Siapa wanita ini? Kenapa menanyakan hal bodoh seperti ini?"Gimana mungkin?" Chyntia terbelalak. "Apartemen nomor berapa yang dia beli? 19 atau 20? Tipe apa? Berapa luasnya?""Bu, sepertinya kamu salah paham. Yang dibeli Kak Nadine adalah vila, bukan apartemen."Apa? Chyntia berteriak
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
33
DMCA.com Protection Status