Share

Bab 146

Author: Patricia
Pinjaman riba? Sepuluh miliar .... Jeremy sekalipun tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu setelah bekerja seumur hidup tanpa menghamburkan uang.

Nadine berujar dengan agak malu, "Aku menyimpan uang selama ini."

Irene akhirnya bersuara, "Dari mana kamu dapat uang?"

Tatapan Irene bahkan terlihat tajam. Nadine mengembuskan napas. Sepertinya ibunya mendengar rumor yang ada di luar sana.

"Ibu, semua uang ini kudapat dengan cara yang halal. Aku bekerja keras untuk menghasilkannya. Aku nggak melakukan sesuatu yang bersalah."

Nadine tidak berbohong. Saat itu, Reagan berkonflik dengan keluarganya demi bersama Nadine. Oberon membekukan semua kartu bank Reagan untuk membuatnya pulang, juga berpesan kepada Rebecca untuk tidak membantu Reagan.

Di masa-masa sulit itu, keduanya menyewa kamar yang sangat sempit untuk ditempati bersama. Meskipun demikian, hati mereka justru dipenuhi cinta dan kehangatan.

Reagan ingin memulai bisnis baru dan butuh dana, jadi Nadine bekerja untuk membantunya mengumpu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 147

    "Aku pesan dulu. Ibumu suka bunga wisteria, aku harus beli kayu juga untuk menanamnya. Kita tanam bunga hydrangea juga supaya Ridwan iri."Ridwan adalah rekan kerja Jeremy. Mereka mengajari mata pelajaran yang berbeda, tetapi hubungan mereka sangat baik karena sama-sama suka menanam bunga.Bertahun-tahun lalu, Ridwan telah pindah dari Kompleks Pengajar SMA Cendekia. Karena tinggal di lantai satu, dia menanam banyak bunga di halaman.Namun, karena halamannya kurang luas, Ridwan hanya bisa menanam bunga hydrangea yang kecil. Bunga hydrangea tentu harus besar supaya indah.Jeremy langsung mengambil ponselnya dan memesan banyak barang. Tiba-tiba, dia bertanya, "Lalu, gimana dengan rumah ini?""Biarkan saja," jawab Nadine."Kamu yakin?" Banyak guru yang menjual rumah mereka setelah pindah. Karena lokasinya bagus dan dekat dengan SMA Cendekia, banyak yang ingin membelinya. Kebanyakan adalah orang tua yang datang dari luar kota untuk menemani anak mereka sekolah. Tentunya, harganya lumayan ma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 148

    Chyntia tersenyum sambil maju. Dia merangkul lengan Herman dan berucap, "Kebetulan sekali, Irene. Kita malah bertemu di sini."Irene menyapa dengan tersenyum, "Kak Chyntia.""Ngapain kalian kemari? Kalian mau beli rumah ya?""Bukan." Mereka sudah membelinya kemarin."Oh." Chyntia mengamati mereka. Senyumannya makin lebar. "Kami datang untuk lihat apartemen, Red Pearl yang sangat terkenal. Kudengar sulit sekali beli apartemen di sini. Banyak yang mengantre dan kasih sedikit uang, tapi masih nggak bisa dapat.""Untungnya, Cecil punya koneksi. Dia kenal konsultan di sini, jadi bantu kami. Kami baru saja tanda tangan kontrak."Chyntia tampak sangat bangga. Saat melihat Irene kaget, kegembiraannya pun memuncak. Iri, 'kan? Sayangnya, kalian tidak punya apa-apa.Irene memang terkejut, tetapi terkejut karena kakaknya akan pindah rumah lagi. Bukankah mereka baru pindah tiga tahun yang lalu? Kenapa sekarang pindah lagi?"Yang sebelumnya terlalu kecil. Selain itu, lingkungan dan fasilitasnya juga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 149

    Irene tersenyum canggung. Jika dia bisa menghasilkan uang sebanyak itu, mana mungkin mereka mengandalkan Nadine untuk membeli vila?Nadine bisa melihat bahwa Irene mulai kehilangan kesabarannya. Dia berinisiatif berucap, "Paman, Bibi, aku dan Ibu masih punya urusan. Kami pamit dulu ya.""Tunggu dong. Mana ada orang yang sibuk di tahun baru. Nadine, bukannya aku mau mengataimu. Tapi, kamu nggak muda lagi. Kamu nggak melanjutkan pendidikan, nggak kerja, nggak punya pacar. Mana ada gadis seumuranmu yang masih mengandalkan orang tua?"Chyntia masih ingat masalah sebelumnya. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. "Contoh saja kakakmu. Sekarang dia mendirikan perusahaan di ibu kota. Masa depannya tak terbatas.""Cecil memang nggak punya kemampuan apa-apa, tapi dia berhasil masuk perusahaan tenaga listrik dengan mengandalkan kemampuannya sendiri. Pekerjaannya ini tetap.""Kadang aku benar-benar merasa cemas pada keluarga Jeremy. Mereka susah payah membesarkan anak, tapi anaknya malah begin

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 150

    Usai berbicara, Cathy menyerahkan dokumen di tangannya. Nadine memeriksanya, lalu menyerahkan salinan yang dipegangnya kepada Cathy.Cathy mengembuskan napas. "Maaf sekali ya. Ini pertama kalinya aku jual vila. Banyak prosedur yang nggak familier bagiku. Jadi buang-buang waktumu ....""Nggak apa-apa."Chyntia bisa memahami setiap patah kata yang mereka lontarkan. Namun, setelah digabungkan, dia malah kebingungan."Tadi ... kamu bilang itu kontrak apa?" tanya Chyntia sambil menunjuk dokumen di tangan Cathy."Kontrak pembelian rumah.""Punya siapa?""Punya Kak Nadine. Dia beli rumah."Tubuh Chyntia terhuyung. Dia hampir jatuh. "Dia? Nadine? Dia beli rumah dari kalian?""Ya dong." Cathy merasa agak bingung. Siapa wanita ini? Kenapa menanyakan hal bodoh seperti ini?"Gimana mungkin?" Chyntia terbelalak. "Apartemen nomor berapa yang dia beli? 19 atau 20? Tipe apa? Berapa luasnya?""Bu, sepertinya kamu salah paham. Yang dibeli Kak Nadine adalah vila, bukan apartemen."Apa? Chyntia berteriak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 151

    "Eee .... Apa boleh tunggu sampai besok? Aku pasti menyelesaikan prosedur pembelian besok," ucap Chyntia.Ekspresi sales tampak agak dingin. "Ya sudah, kita lihat gimana besok. Tapi, kalau tiba-tiba ada yang beli, aku cuma bisa minta maaf pada kalian.""Kalau begitu, aku coba telepon keluargaku dulu ya?" Chyntia menggertakkan giginya."Ya, silakan."Chyntia keluar dari ruang VIP, lalu mencari tempat untuk bertelepon. Sebelum menelepon, dia tidak lupa melirik Irene dan Nadine untuk memastikan mereka tidak bisa mendengar obrolannya."Halo, Ayah, ini aku. Hari ini aku ke Red Pearl untuk bantu kalian lihat rumah baru. Ya, gedung baru yang sangat terkenal itu!""Aku dan Herman sudah lihat. Lingkungannya bagus sekali. Banyak orang yang mengincarnya. Apa kalian bisa kemari untuk tanda tangan kontrak dulu? Supaya lebih terjamin ...."Chyntia telah memperhitungkan semuanya. Rumahnya yang sekarang juga bagus, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan Red Pearl.Kebetulan sekali, orang tuanya ingin p

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 152

    Setelah memikirkan ini, Chyntia merasa kesal. Di antara ketiga bersaudara Keluarga Wicaksono, Jonny adalah yang paling sukses. Kekayaannya tidak akan bisa dibandingkan dengan keluarga biasa seperti mereka.Yang kedua adalah keluarga mereka. Herman tidak bisa dibilang kaya, tetapi berkecukupan. Berkat koneksi orang tua Chyntia, Herman bisa menjadi manajer. Bahkan, dengan hanya bersantai, dia bisa menghasilkan 600 juta per tahun.Sementara itu, Chyntia dan Cecil sama-sama bekerja di perusahaan tenaga listrik. Bisa dilihat bahwa ekonomi mereka terjamin.Yang paling miskin sudah pasti adalah keluarga Jeremy. Apa gunanya masuk universitas terkenal? Jeremy pada akhirnya hanya kembali ke kampung halaman dan menjadi guru miskin. Parahnya, dia tidak mencari kesempatan untuk menambah pendapatannya.Irene lebih parah lagi. Pekerjaannya adalah penulis novel, tetapi nyatanya dia hanya pengangguran. Selama bertahun-tahun ini, dia tidak pernah menulis hasil karya yang luar biasa. Lagi pula, penulis m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 153

    Gina langsung menangkap poin pentingnya. "Kamu bilang Nadine yang beli?""Ya, hebat sekali, 'kan? Nggak seperti putriku, Cecil. Dia cuma bisa makan gaji ....""Gimana bisa Nadine punya uang sebanyak itu? Dia masih muda."Chyntia tersenyum bangga. "Entahlah. Tapi, kamu nggak boleh meremehkan anak muda zaman sekarang. Mereka punya pakaian dan tas bermerek. Mungkin mereka nggak bisa beli, tapi ada yang kasih ...."Gina sontak mengernyit."Aduh, kenapa aku malah membahas hal itu? Sudahlah, kamu lanjutkan kesibukanmu. Aku tutup teleponnya."Chyntia mengakhiri panggilan setelah merasa sudah cukup. Di sisi lain, Gina menggenggam ponsel dengan erat dan tampak merenung.Tidak berhenti sampai di situ, Chyntia menelepon Riana. "Kak Riana, ini aku.""Kamu telepon tepat waktu. Klienku kasih banyak anggur dan makanan khas daerah. Aku sudah bagi untuk keluargamu dan keluarga Jeremy. Kalau ada waktu, datang ambil ya."Pada tahun-tahun sebelumnya, Riana selalu membagikan hadiah yang diterimanya kepada

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 154

    "Nggak apa-apa. Setelah mereka bayar, kita beli saja dari orang lain. Kasih harga yang agak tinggi."Riana sebenarnya ingin menolak. Bagaimanapun, lebih baik beli rumah baru, 'kan? Namun, dia tidak bersikeras lagi karena suaminya telah berbicara demikian dan dana memang belum mencukupi.Sayangnya, hingga sekarang vila Red Pearl terus menghantuinya. Dia merasa sangat enggan karena belum bisa membelinya!"Kamu yakin yang mereka beli adalah vila Red Pearl?" tanya Riana untuk memastikan.Chyntia tersenyum. 'Lihatlah, semua orang nggak percaya. Gimana bisa keluarga Jeremy yang miskin membeli vila semahal itu?'"Aku lihat surat kontraknya, jadi nggak mungkin palsu. Lagi pula, Irene sendiri bilang Nadine beli vila itu sebagai tanda bakti. Kenapa aku nggak punya putri sehebat Nadine sih? Nadine cuma wanita, tapi lebih hebat dari Aditya!"Aditya mendirikan perusahaan sendiri, tetapi tidak membeli vila untuk orang tuanya.Ekspresi Riana menjadi agak suram. "Nadine memang berbakti. Tapi, dari man

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 723

    Namun, kenapa memangnya?Perasaan bukanlah pelengkap, bukan pula permainan hiburan. Sekali terlibat, maka harus sepenuh hati.Namun, Nadine masih punya begitu banyak tugas yang harus diselesaikan, banyak eksperimen yang belum dijalankan.Dia baru membuka sedikit pintu gerbang akademik, baru menjelajahi dunia riset. Ada begitu banyak hal yang menunggunya, mana sempat dia memikirkan cinta?Setelah mendengarnya, hati Arnold sedikit mencelos. Namun, dia sudah menduganya. Jika Nadine jatuh cinta semudah itu, justru itu bukan Nadine yang dia kenal."Aku paham." Tiba-tiba, Arnold menghela napas lega. Bibirnya perlahan terangkat, senyuman mulai terlihat di sudut matanya.Nadine ikut tersenyum. "Ubi panggangnya manis nggak?"Arnold mengangguk. "Manis.""Kalau begitu, lain kali aku traktir lagi.""Oke."Mereka berpisah di depan pintu apartemen, lalu masuk ke apartemen masing-masing.Hal pertama yang dilakukan Nadine adalah membuka buket mawar biru itu, lalu membaginya ke dua vas bunga. Dipadukan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 722

    Arnold bukan tipe orang yang suka membohongi dirinya sendiri.Sebaliknya, setelah sempat menghindar sejenak, dia selalu memilih untuk menghadapi perasaannya dengan jujur.Di dalam hatinya, ada sebuah suara yang memberitahunya bahwa ... dia menyukai Nadine. Dia terpesona oleh semua hal tentang Nadine.Dari reaksi awalnya yang penuh penyangkalan, sampai saat ini dia baru menerima fakta itu. Arnold baru paham, bahwa perasaan cinta tidak pernah bisa diatur oleh logika. Hasrat yang dulu dia coba untuk redam, bukan hanya tidak bisa hilang, kini malah semakin tumbuh hingga tak terkendali.Mimpi-mimpi basah yang datang malam demi malam, seolah tamparan yang menyadarkan.Menyakitkan, tapi juga ....Begitu indah.Dalam mimpinya, Nadine seperti jelmaan dewi sekaligus iblis. Dia mampu memikat dan mencengkeram jiwa Arnold dengan mudahnya. Sementara itu, Arnold tak akan pernah bisa melawan. Selain terjerumus, dia tidak punya pilihan lain.Arnold dikenal sebagai sosok yang tegas. Satu-satunya hal yan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 721

    Baru makan dua suapan, Nadine tanpa sengaja mengangkat kepala dan langsung melihat seorang pria berdiri di depan gedung apartemennya.Arnold memang punya kebiasaan joging malam. Bahkan di cuaca sedingin ini, Nadine masih sering melihatnya keluar berolahraga. Namun malam ini ... dia tidak memakai pakaian olahraga?Arnold mengenakan mantel panjang yang rapi. Wajahnya tampak agak serius. Nadine merasa ... Arnold sepertinya sengaja menunggunya di sini?"Pak Arnold," sapa Nadine sambil tersenyum dan melangkah mendekat.Arnold membalas dengan senyum tipis. Namun, ketika melihat buket mawar biru yang digendong Nadine, sorot matanya seketika berubah. Dia terdiam sejenak."Baru pulang dari jalan-jalan?""Kalau dibilang jalan-jalan, nggak juga. Tadi aku ambil mobil di showroom, terus nonton konser piano."Arnold melirik lagi ke arah bunga di pelukannya. "Bunganya ... cukup unik."Mata Nadine langsung berbinar. "Pak Arnold, coba lihaat. Apa kamu melihat ada yang Istimewa?"Sambil berbicara, Nadin

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 720

    Kota Linong?Stendy sempat tertegun, tapi tidak terlalu memikirkannya.Dari sudut matanya, dia melirik Nadine sekilas, lalu buru-buru berkata ke seberang telepon, "Kakek, sekarang aku lagi ada urusan yang sangat penting. Begitu selesai, aku akan langsung pulang. Kalian jaga emosi kalian dulu. Dokter sudah bilang, jangan sampai terlalu sedih atau terlalu senang.""Kalau begitu lanjutkan dulu urusanmu, nggak usah buru-buru. Lagi pula, orangnya sudah ditemukan dan kamu juga kenal dengannya."Stendy mengerutkan kening. "Aku kenal?""Iya. Adik ibumu sekarang namanya Irene. Dia itu penulis buku 'Seven Days'! Waktu di Toko Buku Gramilia itu lho, dia lagi ada acara tanda tangan buku di lantai atas, sedangkan kami ada di lantai bawah.""Salahku juga, waktu itu nenekmu ingin naik ke atas melihat-lihat, tapi aku nggak setuju. Jadi kami cuma berpapasan begitu saja ....""Soal Nadine ... pantas saja nenekmu langsung merasa akrab saat pertama kali melihat gadis itu. Ternyata memang ada hubungan dara

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 719

    Nadine menoleh dan langsung bertemu dengan tatapan Stendy yang dalam dan penuh perasaan. Jantung Nadine seketika berdegup lebih kencang dan tanpa sadar, dia ingin menghindar.Malam ketika sesuatu terjadi pada Nadine, Stendy mengantarnya pulang dan melihat dirinya berjalan berdampingan dengan Arnold menaiki tangga. Saat itulah, Stendy merasa tidak bisa lagi menahan diri.Stendy tahu dirinya bukan orang yang sabar.Namun demi Nadine, dia sudah menunggu selama enam tahun. Enam tahun untuk melihatnya berpisah dari Reagan, lalu satu tahun tambahan hanya untuk membuat hubungan mereka bertahan di titik "teman biasa".Akan tetapi dia tahu, hubungan itu tidak bisa selamanya berhenti di situ.Malam itu, Stendy menyadari bahwa jika terus menunggu, semuanya hanya akan berakhir seperti dulu. Jadi, kenapa tidak ... pertaruhkan semuanya kali ini?Demi hari ini, demi pengakuan yang ingin dia sampaikan, Stendy telah mempersiapkan diri sejak lama. Dia tidak mau lagi menjadi sosok yang hanya menunggu dal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 718

    "Benar. Memang nggak ada mawar biru alami di alam liar, jadi bunga ini baru melambangkan harapan yang nggak bisa terwujud atau misi yang nggak terselesaikan. Tapi, coba kamu lihat bunga di tanganmu itu dengan teliti," kata Stendy sambil menatap Nadine."Hah? Ini alami? Bukan pakai pewarna?" tanya Nadine yang terkejut, lalu menatap Stendy untuk mencari jawaban dari ekspresi Stendy. Saat melihat Stendy tersenyum, dia langsung tahu dugaannya memang benar.Nadine kembali bertanya dengan kaget, "Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?""Belakangan ini ada artikel di jurnal biologi sintetis tentang kloning dan Ekspresi Nonribosomal Peptida Sintetis untuk memproduksi mawar biru. Penulis utamanya adalah seorang doktoral internasional dari Fakultas Farmasi Universitas Tobas, Ankanahari Nangawa. Langkah awalnya buat plasmid ganda yang berisi dua gen bakteri untuk sintetis indigo dan masukkan plasmidnya ke dalam agrobakterium, lalu ...."Stendy tertegun sejenak setelah mengatakan itu, seolah-olah sed

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status