All Chapters of Penakluk sang Cassanova : Chapter 11 - Chapter 19

19 Chapters

bab 11

"eunghhh," lenguh Sofia terbangun dari tidurnya. Wanita itu merasa terganggu dengan perasaan aneh pada puncak gunung kembarnya. Terasa dingin dan basah. Matanya terasa begitu berat, pasalnya dia baru tertidur jam sebelas malam, gadis itu menghabiskan waktunya didapur bersama bibi Emma dan Lucy. Kedua pelayan itu mengajaknya membuat kue agar Sofia tidak bosan selama disini. Sofia adalah satu-satunya wanita yang menginap lebih dari dua malam dirumah itu. Jadi baik Lucy maupun bibi Emma berfikir bahwa Sofia ini berbeda dari wanita-wanita yang pernah dibawa dan berkunjung kerumah ini. "Eunghhh, ahhhhhhss." Lenguh Sofia sekali lagi, kali ini dibarengi dengan desahan lembut yang terdengar menggoda. Gadis itu meraba gunung kembarnya, namun yang dirasanya hanya sebuah benda keras berbulu lebat. 'bulu?' Tanya gadis itu dalam hati. Benda berbulu yang dirabanya
Read more

bab 12

"Lucy, temani aku ke mall!" Rengek Sofia pada pelayan muda favoritnya. "Tapi nona, saya takut ditegur bibi Emma bila melakukan pekerjaan diluar tugas saya." Keluh Lucy murung. "Biar saya minta izin pada bibi Emma." Ujar Sofia riang. Wanita itu kemudian segera mencari bibi Emma. Ternyata wanita paruh baya itu sedang berada dikolam ikan memberi makan ikan-ikan hias milik Allen. "Bibi Emma." Sapa Sofia duduk didekat wanita itu, sembari melemparkan makanan ikan ke kolam. "Ehh, nona Sofia. Jangan lakukan itu, tangan anda bisa bau!" Tegur bibi Emma panik. "Tidak apa-apa bibi. Oh ya, Sofia ingin meminta izin untuk membawa Lucy berbelanja. Tadi tuan Allen menyuruh ku belanja. Katanya aku lebih terlihat seperti gembel daripada pelayan." Ujar Sofia cemberut. Bibi Emma tertawa tertahan mendengar rajukan Sofia. "Iyya, tidak apa-apa. Pergilah belanja dan kesalon, itu akan bagus
Read more

Bab 13

"James, ada apa denganmu?" Tanya Allen mendapati James berbaring disofa dalam ruangan Allen. Pria itu sedang berada di markasnya. Sebuah bangunan berbentuk gedung kumuh di luarnya. Orang-orang tidak akan tahu bahwa itu adalah markas yang sering ditempati sang mafia dingin dan kejam seperti Allen. Orang-orang hanya akan menyangka bahwa didalam sana hanyalah gudang penyimpanan anggur yang telah dipetik dari perkebunan sang mafia. "Aku lelah sekali tuan." Keluh pria itu menutup matanya dengan lengan. "Habis apa kamu?" Tanya Allen bingung. 'habis apa? Apa dia lupa habis menyuruh ku apa?' gerutu James didalam hati dengan kesal James enggan menjawab pertanyaan sang tuan. "James aku bertanya. Jangan mengabaikan ku." Bentak Allen mulai kesal. "Hmm-- habis mengantar nona Sofia belanja tuan." Jawab James malas. "Hanya itu dan kamu sudah lelah? Apa-apaan kamu?
Read more

bab 14

Allen menyibukkan diri dengan memeriksa laporan tentang perusahaan Royal Europa Company yang telah diambil alihnya dari tangan sang kakek Alfonso Anthonio, sambil sesekali melirik jam pada dinding. Allen harap malam segera merayap turun.Pria itu tampak sangat sibuk, memelotototi berkas-berkas dihadapannya.Dia masih dilanda kebingungan kiranya siapa yang akan dimintanya mengelola perusahaan itu sementara waktu, sampai dia bisa menyelesaikan semua urusannya dikota Verona dan pindah ke Milan.Allen masih memiliki misi balas dendam, pada seseorang yang telah membunuh kedua orang tuanya.Ingin mengutus James, namun sampai detik ini pria itu masih sangat membutuhkan james untuk mendampinginya mengatur jalannya bisnis Allen. Pria itu mengimpor baja mentah untuk digunakan membuat modifikasi mobil mewah anti peluru yang dijual secara ilegal dan tersembunyi untuk konglomerat tanpa harus menunggu waktu yang lama dan persyaratan yang sulit. Berbeda saat mem
Read more

bab 15

Allen dan Sofia melangkah turun dari mobil sport mewah milik Allen, wanita itu berjalan perlahan berusaha mengingat-ingat letak makam orang tuanya.Sudah cukup lama Sofia tak datang kemari, pekerjaannya yang sibuk membuatnya tak punya banyak waktu luang.Sofia akhirnya menemukan sepasang makam, diatasnya tertera nama Gussel Fernando dan Anna Stevy Laura.Sofia berjongkok disamping makam itu diikuti oleh Allen."Ini makam orang tuamu?" Tanya Allen penasaran.Sofia menganggukkan kepalanya."Tunggu, nama ayahmu Gussel?" Tanya Allen kembali.Sekali lagi Sofia menganggukkan kepalanya.'Gussel? Namanya seperti tak asing. Tapi dimana aku pernah mendengarnya yah?' Tanya Allen dalam hati.Allen termangu, berusaha mengingat tentang nama Gussel, namun ingatannya seolah tak dapat bekerja.Sofia menaburkan bunga-bunga aneka warna yang mereka beli ditoko bunga tak jauh dari makam.Netra coklatnya be
Read more

bab 16

"Dari mana saja baru pulang?" Suara marah menggema diseluruh sudut ruang tamu rumah keluarga Darren pagi itu. Pasalnya, pria paruh baya itu baru pulang ketika matahari sudah meninggi, tuan Darren menghabiskan waktunya bersama Claudya semalam berbekal uang satu juta dollar. "Ehh-- sayang. Kamu ada disini. Aku fikir kamu masih tidur seperti biasanya." Ujar tuan Darren salah tingkah. "Tidak usah membalikkan pertanyaan. Dari mana kamu semalam tidak pulang?" Tanya nyonya Rara marah. "Jangan marah dulu sayang, semalam aku lembur mengurus toko minuman, aku sedang berusaha memperbaiki kualitasnya dan menemukan resep baru. "Hahh-- tidak perlu berbohong. Kau dari mana? Atau jangan-jangan kau menginap dengan perempuan j*lang dihotel?" Cecar nyonya Rara membabi-buta. "Tidak... Aku tidak seperti itu. Buktinya aku membawa uang untukmu." Panik tuan Darren. "Cihhh, mana buktinya?"
Read more

bab 17

"aku dimana?" perlahan mata Sofia mengerjap, pupilnya membesar menatap sekelilingnya. "Nona, anda sudah sadar? Kita sedang di klinik. Tadi anda pingsan, aku dan Galle membawa anda kemari." "Nona, tunggu disini sebentar aku panggilkan dokter. Apakah aku harus menelpon tuan Allen?" Tanya Lucy ragu. "Tidak usah. Dia bilang hari ini sedang sangat sibuk. Aku baik-baik saja, jangan panik begitu." Ujar Sofia menenangkan Lucy. "Baiklah, nona. Saya panggil dokter dulu." Lucy melangkah meninggalkan Sofia, sedangkan Galle yang mengawal mereka izin ke toilet sebentar. Sofia memejamkan matanya mencoba menghilangkan pening dikepalanya. Tadi dia begitu syok hingga jatuh pingsan setelah pria asing itu mencium paksa bibirnya, namun suara wanita yang tak asing menarik paksa kesadarannya. "Wahh, setelah dibuang tuan Allen Anthonio kelihatannya kamu banyak fikiran hingga jatuh sakit yah Sofia?"
Read more

BB 18

Allen memarkirkan mobilnya sembarangan di halaman mansionnya pria itu kemudian melangkah tergesa-gesa memasuki mansion mencari keberadaan Sophia. Allen melangkah memasuki dapur namun tak ditemukannya Sofia di sana. Pria itu kemudian kembali melangkah menaiki lantai dua di mana kamar Sofia berada Krieetttt... Allen mendorong pintu kamar Sofia dengan paksa menimbulkan suara gesekan yang keras membuat Sofia terkejut, pasalnya wanita itu masih saja asyik melamun di tepi ranjang "Allen, Kamu sudah pulang?" tanya Sofia menatap pada pria bermata biru itu. "Iya aku sudah pulang, kenapa kamu terkejut? ujar Allen dingin. "Yah aku cukup terkejut tidak biasanya kamu pulang lebih cepat. Ada apa? apa terjadi sesuatu?" tanya Sofia bingung. "Ya telah terjadi sesuatu yang membuatku amat sangat marah sekarang, hingga rasanya aku ingin mencekik seseorang hingga mati." "Apa maksudmu A
Read more

bab 19

Setelah menyelesaikan urusannya dibank. Yang mana, Sofia dengan cerdasnya memindahkan seluruh isi akun bank dari Allen ke rekening pribadi miliknya. Sofia sempat tertegun, mengetahui betapa banyaknya uang yang berikan pria tanpa hati nurani itu padanya. Seratus juta dollar. Rasanya cukup untuk Sofia memulai hidup baru dan bisnis baru. Namun wanita itu tak ingin melakukannya dikota ini. Terlalu menyakitkan terus berada disini. Sofia menarik kopernya, melangkah menaiki lift. Wanita itu ingin bertemu seseorang sebelum meninggalkan tempat ini. Sofia tiba di unit apartemen milik pria bernama Lucky. Yah, lucky Roland pria yang menawan hatinya sejak kecil. Lama Sofia menekan bell dan menanti pintu terbuka hingga akhirnya pria itu muncul dihadapannya. "So--sofia?" "Hay, Lucky. Apa aku mengganggu waktu mu?" Tanya Sofia menatap berbinar sahabat kecilnya itu. Lucky
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status