Semua Bab Penakluk sang Cassanova : Bab 41 - Bab 50

70 Bab

bab 41

"takkan ku izinkan kamu mencintai siapapun selain diriku Sofia." Desis Allen perih. Manik mata birunya menatap Sofia tajam namun sendu disaat bersamaan. "Apa hak mu?" Sergah Sofia nyalang. "Kamu milik ku, selamanya akan seperti itu." "Kamu terlalu egois. Pria seperti mu mana tahu cara mencintai orang lain. Kamu hanya mencintai dirimu sendiri." Desis Sofia menantang tatapan Allen. Wanita itu menyipitkan matanya, melangkah mundur dan kembali menutup pintu. Membiarkan Allen berdiri mematung didepan pintu dengan tangan terkepal erat, hingga urat jari jemarinya menonjol. Tak pernah dia sangka bahwa dalam hidupnya akan mengalami hal seperti ini, seorang wanita sederhana meluluh lantakkan harga dirinya. Namun segala cara dia lakukan agar bisa melupakan Sofia, nyatanya perasaan itu semakin kuat mengakar. Allen berjalan gontai menuju ruang kerjanya. Ruangan favoritnya setiap kali ada Sofi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-02
Baca selengkapnya

bab 42

Sepulangnya dari perkebunan anggur, James sudah berdiri didepan pintu mansion. Wajah pria itu tampak kelelahan, namun melihat Lucy tertawa bahagia menggandeng El bersama Sofia membuat wajah pria itu kembali cerah. "Kapan kamu kembali, James?" Tanya Allen pada James sambil melirik pada putranya. Rasanya Allen begitu enggan jauh dari pria kecil itu. Namun El juga sepertinya belum sepenuhnya menerima kehadiran Allen. Buktinya, pria kecil itu masih terus meminta persetujuan Sofia untuk berinteraksi padanya. "Baru saja tuan, pria itu telah__" James urung melanjutkan ucapannya, karena Allen dengan cepat melotot pada pria itu. James menunduk takut, hampir saja mulutnya yang lancang berakhir dengan sebilah peluru dari sebuah revolver yang selalu berada dikantong tuannya. "Untuk membahas pria itu, pastikan kita berada di ruang kerjaku." Bisik Allen kesal, sedangkan James hanya menganggukkan kepalanya pasrah. Allen melangkah memasuki mansion menyusul Sofia dan putranya. Rupanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

bab 43

Allen kemudian memeluk Sofia dari belakang, meremas gundukan kenyal indah Sofia yang semakin membesar. Wanita itu terkejut setengah mati hingga dia menjerit. "Akhhhhhh__" untung saja dengan cepat Allen menutup mulut Sofia, hingga El tidak terbangun. "Hepppp__, hahhh. Lepaskan." Racau Sofia meraup udara masuk ke rongga dadanya. "Astaga, apa-apaan sih anda. Anda mau membunuh saya hahhh?" Hardik Sofia kesal setengah mati. "Maaf sayang, aku tidak dapat menahan diri. Tubuh mu begitu indah dan menggoda Sofia." Bisik Allen ditelinga wanita itu, sembari menjilati daun telinga Sofia. Membuat wanita itu menggelinjang geli. Tangan pria itu tidak diam, sebelah tangannya meremas gundukan indah Sofia, dengan puting berwarna merah. Dan tangan satunya telah menari dicelah lembah hangat milik Sofia. "Ahhhh---" desis Sofia saat jari-jari kokoh milik Allen mulai membelah lubang kenikmatan milik wanita itu. Allen memejamkan matanya, rasanya begitu sempit dan hangat. Namun cairan licin s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

bab 44

Setelah percintaan panas Allen dan Sofia, pria itu kembali ke kamarnya. Sebenarnya pria itu berharap Sofia akan menahannya disana. Tidur disamping Sofia dan El adalah mimpi indah yang tak kunjung terwujud. Sofia malah mengusirnya keluar dari kamar, tak ingin El bingung saat bangun di pagi hari melihat ada Allen disana. Dengan langkah frustasi, pria itu meninggalkan kamar Sofia, sengaja pria itu melambatkan langkahnya, berharap wanita itu berubah fikiran dan memanggilnya kembali. Sayangnya, bukan namanya yang disebut Sofia malah suara dentuman pintu yang tertutup yang terdengar. Allen tak bisa marah lagi, berbeda sebelum wanita itu pergi dan menghilang. Dahulu sedikit saja kesalahan yang dilakukan Sofia, maka Allen akan memaki dan menyakitinya baik fisik maupun hatinya. Sekarang pria itu begitu takut, takut Sofia pergi, kembali pada pria asing berwajah teduh dan bertutur kata lembut itu. Pria yang mencuri gendongan pertama untuk putranya. Pria yang namanya selalu saja El seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

bab 45

Milan- kediaman Monica. Wanita itu berjalan mondar mandir, menggigiti kukunya, wajahnya pucat pasi dan tubuhnya bergetar ketakutan. Bahkan kini penampilannya yang biasanya cantik paripurna, nyaris acak-acakan. Seorang pria yang terlihat gemulai berulang kali memaki wanita cantik dengan tubuh tinggi seksi itu. "Sudah ribuan kali aku katakan pada mu Monica, jangan bermain-main dengan skandal. Sehebat apapun kamu menyembunyikannya akan tercium juga. Kamu benar-benar bodoh. Lihatlah sekarang banyak sekali tawaran kerja sama yang dibatalkan oleh sponsor. Huhhh sebentar lagi agency pasti akan memecatmu." Maki pria gemulai itu nyalang. Tatapan sengitnya dia hujamkan pada Monica. Jelas sekali terlihat pria berpenampilan wanita itu menahan kekesalannya setengah mati. Terlihat dari wajahnya yang memerah dan hembusan nafasnya yang cepat. Monica menghembuskan nafasny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

bab 46

"Tuan Allen, ohh syukurlah. Aku sudah menduga bahwa anda akan menerima kedatanganku." Ujar Monica mengayunkan langkahnya kearah sofa. Wanita itu berjalan berlenggak lenggok dengan penuh percaya diri. Langkahnya dibuat se-sensualitas mungkin. Berharap Allen Anthonio akan tergoda dan membawanya keranjangnya saat itu juga. Monica tidak akan peduli apapun lagi, persetan dengan kariernya yang hancur saat dia telah berada dalam perlindungan Allen, maka Monica fikir dia tidak perlu lagi bekerja keras membanting tulang untuk memenuhi gaya hidupnya. Lihat saja betapa besar dan mewahnya mansion milik pria itu. 'Aku tak pernah menduga kalau pria ini sekaya itu. Andai aku tahu bahwa kekayaannya memang berlimpah, dari dulu aku melemparkan diri padanya.' gumam Monica dalam hati. Wanita itu terus saja tersenyum, kemudian menghempaskan tubuhnya disofa besar nan megah milik Allen Anthonio.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

bab 47

Monica menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, meski kamar yang ditunjukkan Allen bisa dibilang kecil. Namun ada ranjang empuk didalamnya juga kamar mandi sendiri. Monica yakin bahwa itu adalah kamar pelayan. Wanita itu tersenyum sendiri, membayangkan sekaya ala pria itu. Kalau kamar pelayannya saja sebesar ini. Banyak sekali rencana yang telah bercokol dalam otaknya. Rencana manis untuk mendapatkan Allen. Monica fikir dia akan mudah menyingkirkan Sofia, dan menjadi satu-satunya ratu di istana tuan Allen Anthonio. ~~~~ Pagi harinya, James berlari menuju mansion. Meski jarak pafilium bisa dibilang dekat, namun pria itu benar-benar berlari. Raut wajahnya sulit di artikan, bahkan dia melewati begitu saja Lucy yang berdiri di dekat pintu belakang. James melangkah mondar-mandir di depan kamar tuannya, ragu-ragu hendak mengetuk pintu kamar itu. Khawatir kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

bab 48

Setelah huru-hara panjang yang disebabkan oleh Monica dan mampu di atasi oleh James hanya dalam hitungan jam. Semua orang di mansion sempat ketakutan. Namun dengan cepat situasi menjadi kondusif. Sofia sendiri tidak mengetahui banyak hal yang terjadi hari ini, mereka semua kompak menyembunyikannya dari Sofia dan El, namun pria kecil itu terlanjur kesal pada daddy-nya. Sepanjang hari itu El bahkan enggan keluar dari kamar Sofia, enggan bertemu dengan Allen Pria kecil itu benar-benar sedang marah pada daddy-nya. ~~~~ Malam harinya, Sofia kembali berdiri didepan jendela besar dalam kamarnya. Menatap hamparan lampu-lampu yang menerangi perkebunan anggur. Sofia melamun, mengilas semua kenangan yang telah terjadi padanya. Untuk datang kesini kembali, Sofia harus mengorbankan banyak hal. Membuat wanita itu bertanya-tanya dalam hati, bahwasanya benarkah ini yang hatinya in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

bab 49

"Good morning my son." Sapa Allen memamerkan senyum manisnya pada El. Pria itu berbaring miring di belakang Sofia, kepalanya diangkat dengan menopangnya dengan siku. Allen sengaja bangun lebih dulu dan menyapa El. "Mommy--" El merengek pada Sofia, wanita itu masih memejamkan matanya. Mendengar Allen menyapa El membuat Sofia urung membuka matanya. Ingin membiarkan kedua pria dengan wajah yang hampir sama itu saling berinteraksi dan memahami satu sama lain. "Mommy-- bangun. Ada tuan Daddy diranjang kita." Rengek El semakin keras sembari mengguncang tubuh Sofia. "Hei, jangan bangunkan mommy mu. Dia masih tidur. Ayo sini sama Daddy. Kamu mau apa hemm--?" Allen bangkit dan berjalan ke arah sisi El, pria itu kembali menjatuhkan tubuhnya keranjang persis disamping El, membuat pria kecil itu kini berada ditengah. "Mau apa tuan Daddy disini? Jangan ganggu mommy." Ujar El ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

bab 50

"Daddy dari mana saja? Katanya mau mengajari ku berenang?" Rajuk El kesal pada daddy-nya. Mereka bertemu dirumah. El dan Lucy pulang lebih dulu, karena Allen dan Sofia lupa waktu karena bercinta dalam kolam. "Maaf yah my son. Daddy janji besok akan mendatangkan guru renang paling hebat untukmu." "Benarkah?" Tanya El berbinar. Kedua pria itu kini sedang duduk di pinggir kolam ikan, Allen sedang memberi makan ikan-ikannya. Sedangkan El yang juga sama menyukainya pada ikan-ikan itu ikut bergabung. Pemandangan yang begitu manis, siapapun yang melihatnya akan berfikir mereka adalah ayah dan anak yang begitu kompak. "Iya, kalau kamu mau, aku juga bisa menyuruh Mario mengajarimu beladiri. Atau kamu mau belajar menembak dari sekarang, minta Dante mengajarimu. Mereka semua anak buah Daddy yang paling hebat." Cerocos pria itu bersemangat. Sedangkan El yang mendengarkannya sama bersemangatnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status