Beranda / Horor / JERAT PESUGIHAN / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab JERAT PESUGIHAN : Bab 21 - Bab 30

47 Bab

Bab 21. Mati

"Bagas," Aku tidak percaya melihat Bagas di tempat itu Ia buru-buru menarikku dan segera pergi meninggalkan aku. Aku tidak tahu kenapa ia tidak mengenalku Aku bahkan berusaha memanggilnya berkali-kali namun ia sama sekali tidak menoleh ke arahku. Apakah dia benar Bagas putraku atau hanya mirip saja. Untuk memastikannya aku langsung memeluknya untuk melihat tanda lahir di punggungnya. Bagas memiliki sebuah tanah air di punggungnya. Dan benar saja ia memiliki tanda lahir di punggungnya. "Bagas, putraku!" ucapku sambil memeluknya Namun tiba-tiba begas melepaskan pelukanku dan mendorongku. "Pergi dari sini, kamu bukan ayahku!" serunya kemudian meninggalkan aku semua orang terkesiap melihat kami berdua bukan hanya orang-orang itu saja yang terdengar melihat perdebatan kami namun juga para pria penjaga itu.. bolehkah kamu Dia mendekati kami dengan pecut di tangannya. Saat itu juga aku sadar jika apa yang dilakukan Bagas semata-mata untuk melindunginya ku . Ya Tuhan kenapa aku ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

Bab 22. Putus Asa

"Baiklah kalau begitu, aku akan menghabisinya!" ucap Kukuh Ku lihat Kukuh menarik sebuah golok, dan tiba-tiba tubuhku lemas lunglai seperti kehilangan putra. Rasanya sangat lemas hingga ku tak bisa menggerakkan anggota tubuhku. Akupun jatuh tersungkur di lantai sambil memegangi perutku. "Semuanya sudah berakhir Teguh, sekarang saatnya kamu membayar semua perbuatan mu!" Kukuh langsung mengarahkan goloknya ke tubuhku. .Aku merasakan seseorang mengguncang tubuhku, hingga membuat ku seketika membuka mataku. "Syukurlah kamu bangun, apa yang terjadi?" tanya Kukuh dengan wajah panik aku sudah melepaskan tanganku dan mendorong kuku agar menjauh dariku. aku masih trauma dengan kejadian yang baru saja aku alami. meskipun sekarang aku sadar itu hanya mimpi tapi entah kenapa aku merasa itu begitu nyata. "Apa yang terjadi?" kokoh mengulangi pertanian seolah-olah ingin mengetahui apa yang terjadi denganku Dengan nafas tersengal-sengal aku segera bangun dari tempat tidur dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

Bab 23

"mereka belum mau melepaskannya Sekarang terserah padamu Apa kau ingin menguburkan jenazah Bagas atau akan menyimpannya menunggu sampai semuanya kembali?" tandas Ki Darmo "apa Bagas masih hidup?" tanyaku "secara medis Bagas itu masih hidup, tapi secara supranatural yaitu sudah mati," jawab Ki Darmo "apa dia masih bisa dihidupkan lagi jika aku membawa pulang semuanya?" "tidak semudah itu, bisa saja ia tetap meninggal dunia setelah sukmanya kembali bersatu dengan raganya," terang Ki Darmo "jadi percuma saja aku membawa pulang Sukma Bagas jika ia tidak bisa dihidupkan lagi," ucapku "itu adalah hukum alam, karma yang harus kau terima atas apa yang sudah kamu kerjakan," sahut Ki Darmo Saat itu juga air mataku langsung bercucuran membasahi pipiku. aku tak kuat menahan rasa sedih dan penyesalan atas apa yang sudah aku lakukan dulu. jika aku tahu akhirnya akan seperti ini aku tidak akan pernah memulai nya. lebih baik aku mah hidup sengsara daripada harus kehilangan orang-oran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

Bab 24. De Javu

Mulutku terkunci dan tidak bisa berkata apapun. Aku hanya bisa melihat keindahan di sekitarku tanpa bisa mengungkapkan kekaguman ku. saat aku Tengah dilanda dilema, tiba-tiba wajah bagas muncul dihadapan ku membuat aku terkejut dan langsung berteriak histeris. "Bagas, jangan pergi!" "Bangun!" tiba-tiba ku rasakan seseorang mengguncang tubuhku sambil terus berusaha membangunkan aku "bangun Teguh, bangun!" serunya Aku reflek membuka mata saat kurasakan sesuatu yang dingin membasahi wajahku. "Dimana aku??" tanyaku lirih "Kamu di rumah sakit!" sahut kukuh Aku sedikit tak percaya saat itu, bagaimana bisa aku berada di rumah sakit. Kukuh kemudian menceritakan kronologi kenapa aku bisa berada di sini. Tidak lama beberapa orang dokter datang menghampiriku. Dengan sigap mereka segera memeriksa ku. "Ya Tuhan sebenarnya apa yang terjadi denganku??" Aku masih tak habis pikir bagaimana aku bisa berada di rumah sakit. Meskipun Kukuh sudah menceritakan semuanya tapi semua itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

Bab 25. Hijrah

Hari itu aku mencoba untuk kembali rajin beribadah di masjid. Aku bahkan memilih untuk melakukan tadarus hingga larut malam. Kali ini aku benar-benar ingin menyelamatkan diriku dari cengkraman iblis jahat itu. Aku tahu tak ada yang bisa menyelamatkan ku selain diriku sendiri. Malam semakin larut, kini tinggal aku sendirian di masjid. Suaraku mulai terdengar nyaring karena tak ada siapapun di sana. Suara detak jarum jam membuat suasana semakin mencekam. Tiba-tiba aku mendengar suara seorang wanita menirukan suaraku mengaji. bahkan bacaannya lebih fasih dan lebih tartil daripada aku. Sejenak aku berhenti untuk mendengar suara wanita itu. Namun setiap kali aku berhenti maka wanita itu pun ikut berhenti. "Anj*ng, sebenarnya siapa kamu, kalau kamu mau pamer kemahiran dari depanku mau keluar lah tanpa kan wujud mu!" tantang ku kata-kata jangan suara wanita tertawa melengking. Suara tawa ini sama seperti suara kuntil*nak yang sering terdengar di sebuah film. Dada aku baru gemu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-02
Baca selengkapnya

Bab. 26. Terdampar di Hutan

Sebuah kamar di sudut bangunan menjadi tempat tinggal ku sekarang. Aku dan Kukuh meletakkan barang-barang kami di sebuah lemari kecil yang ada di kamar itu. Tidak ada banyak barang di kamar itu. Hanya ada satu lemari dan satu meja belajar yang dilengkapi satu kursi, dan sebuah ranjang yang sudah lapuk. Kami terpaksa berbagi tempat tidur karena memang sebenarnya kamar ini diperuntukkan untuk satu orang. Tapi karena kami datang berdua makanya kami harus memanfaatkan kamar ini untuk bisa ditinggali oleh dua orang. Aku dan Kukuh tidak keberatan berbagi ranjang lagipula kamu sudah terbiasa tidur bersama di kamar yang sempit . Malam itu sebelum aku tidur, ku sempatkan untuk shalat isya dan tadarus sebentar. Sama seperti ku Kukuh juga melakukan hal yang sama denganku. Kami memang sepakat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Selesai tadarus aku memutuskan untuk tidur. Karena hari ini begitu lelah Kukuh pun mengikuti ku. Tidak lama aku dengar suara dengkuran kukuh yang begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 27. Buang sial

Hembusan angin kencang membuat tubuhku terhempas di atas tumpukan dedaunan kering. Suara gesekan daun seolah memberitahu jika seseorang sedang berjalan mendekatiku. Aku segera bangun sambil membersihkan tubuhku dari puluhan daun kering yang menempel di bajuku. Seraut wajah cantik mempesona mulai tampak di hadapanku. seorang wanita berkebaya hijau dan menggunakan mahkota di kepalanya tersenyum sumringah menatapku. wanita itu mengulurkan tangannya hendak membantuku tapi aku menepisnya. Aku tahu dia tidak ingin menolongku tapi justru dia ingin membawaku pergi dan menjadikan aku sebagai budaknya. Aku berniat lari meninggalkannya, namun ajaibnya kakiku tidak bisa bergerak maju. Aku hanya berjalan di tempat meskipun aku merasa sudah berlari jauh meninggalkannya. Sial! Wanita itu terkekeh melihatku. Ia begitu puas melihat ketakutan di wajah ku. "Sampai kapan kau akan lari Teguh, sampai kapan kau bisa menjauh dariku?" ucapnya lirih Ia menghampiri ku dengan tatapan mematikan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

Bab 28. Kembali ke Pondok

Aku berlari meninggalkan Kukuh yang masih termangu. Kali ini aku sedikit egois dan tak memperdulikannya. "Teguh tunggu!" serunya kemudian berusaha mengejar ku Aku yang masih kesal dengannya, terus berjalan tanpa mempedulikannya. Kembali iya percaya memanggilku, dan aku pun menoleh kearahnya. Aku terkesiap saat melihat ombak besar kembali datang bergulung-gulung kearah kami. Aku tidak mau Kukuh mengalami hal serupa dengan Mbah Darmo. Aku segera melambaikan tanganku berusaha memberikan isyarat agar ia segera berlari menuju ke darat. "Cepat lari!" seruku Namun bodohnya Kukuh, malah berhenti dan diam termangu menatap ku. Entah apa yang ia pikirkan saat itu hingga membuatnya tiba-tiba menjadi orang yang bodoh. "Cepat lari, wanita iblis itu datang untuk membunuhmu!" seruku lagi Kukuh segera menoleh kebelakang, ia sempat berdiri termangu melihat ombak besar yang mendekat kearahnya membuat ku semakin kesal padanya. "Dasar bodoh, cepat lari atau kau ingin mati!" teriak ku Meli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 29. Mati Suri

Semua orang berkumpul di dalam masjid, suasana hening begitu terasa saat yayasan mulai membaca doa. semua orang tanpa mengangkat kedua tangannya dan mengaminkan semua yang dibacakan oleh Kyai Hasan. awalnya itu mau berjalan dengan lancar, namun tiba-tiba lampu padam membuat konsentrasi semua orang menjadi buyar. Suara berisik mulai terdengar membuat Kyai Hasan berhenti berdoa dan mulai menangkan mereka. "Semuanya tenang!" seru Kyai Hasan Beberapa orang mulai tenang namu ada beberapa yang masih berbisik-bisik membuat Kyai Hasan mulai tersulut emosi. "Semuanya dimohon tenang tetap duduk di tempat masing-masing dan amin kan setiap doa yang aku bacakan. Jangan terpancing dengan apa yang terjadi di sekitar mu!" imbaunya lagi Kyai Hasan mulai berdoa lagi, baru saja lelaki itu membaca basmallah, tiba-tiba sekelebat bayangan muncul membuat semua santri berteriak dan berusaha pergi meninggalkan tempat itu. Suara jerit ketakutan membuat suasana di dalam masjid menjadi riuh. Kyai H
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

Bab 30. Bocah setan

"Ashadu anlaa illa ha illallah," samar-samar ku dengar suara Kyai Hasan sedang menuntunku untuk membaca Syahadat. "Teguh, buka matamu dan ikuti ucap ku!" ucap Kyai Hasan sambil menepuk-nepuk pipiku. Aku segera bangun dan menghampirinya. "Kyai aku di sini," ucapku Tapi sayangnya Kyai Hasan tak mendengar ku. "Kyai aku di samping mu!" teriakku tepat di telinganya. Saat itu ku rasakan seseorang mengibaskan sorbannya ke arahku hingga ku terhempas dan kembali masuk kedalam tubuhku. Dan seketika aku bangun dan membuka mataku. "Subhanallah!" teriak semua orang yang ada di sana. Melihat ku terengah-engah seorang pria menghampiri ku dan memberiku segelas air putih. "Jangan lupa baca bismillah," ucapnya Aku mengangguk dan langsung meneguknya hingga habis. Rasa dahaga ku sepertinya belum hilang. Dan aku pun meminta minum lagi, dan lagi hingga aku menghabiskan satu teko air. Lelaki yang memberiku air kembali menghampiriku dan membersihkan sesuatu di telingaku. 1300 sejuk dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status