"Apa maksudmu? Kau memintaku untuk melawan mereka yang merupakan orang yang sah memiliki tanah ini?" tanya Nirmala terbelalak tak percaya. Ia bahkan sampai berdiri mematap sengit Bhaskara di bawahnya. "Ayolah, Bhaskara, aku tidak sekuat itu dan setangguh itu untuk terus melawan mereka."Lelaki itu berdiri menatap Nirmala teduh. "Bukan begitu." Bhaskara menjeda sebentar membujuk Nirmala agar tak lantas terbawa emosi. "Sudah kubilang kan aku yang akan mengurus," sambungnya menyungging senyum.Bukannya senang, Nirmala malah menghela napas lelah. "Sudahlah, Kara, sudah tak ada harapan lagi. Berhenti membuatku terus mengharap suatu hal yang sudah pasti mustahil terwujud," jawabnya melengang pergi. Wanita itu mengambil tas besar kemudian mulai mengemasi barang-barang."Kau masih akan tetap berdiri di sana? Kalau begitu pergi saja kau," sahut Nirmala sewot."Nirmala, jangan memaksakan rela jika hatimu sulit untuk menerima."Nirmala menoleh cepat dan menatap berang. "STOP! Aku hanya ingin be
Read more