Home / Romansa / Cinta Rahasia Sang Dokter / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Cinta Rahasia Sang Dokter: Chapter 151 - Chapter 160

164 Chapters

Dunia Ruben Sudah Hancur

Setelah bercerai dengan Emery, dunia Ruben sepertinya akan segera hancur. Benteng pertahanannya mulai runtuh. Hatinya bagai dibom bardir hingga berkeping-keping. Semuanya luluh lantah. Dia kehilangan semangat hidup.Raut wajahnya pucat pasi. Ruben membiarkan tubuhnya melemah karena seharian tidak makan dan minum. Penampilannya acak-acakan. Nyaris tidak berbentuk lagi. Kusut seperti benang yang menggulung tak terurus.Dalam perjalanan pulang, Ruben sengaja mampir ke rumah lamanya. Rumah tempat tinggalnya dulu bersama Emery. Dia menatapnya dari kejauhan. Pandangannya berubah sendu seperti menahan tangis. Dalam bayangannya, dia melihat dirinya di masa lalu bersama Emery. Betapa bahagianya mereka diawal-awal pernikahannya.“Semua itu kini tinggal kenangan,” ujar Ruben sambil menyandarkan tubuhnya di jok kemudi. Dia menghela napas panjang sambil menteskan air mata.Ruben merasa harapannya sudah punah. Tidak ada lagi yang bisa dia harapkan dari pern
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Ruben Depresi Berat

Dari nada suaranya di telepon, jelas sekali terdengar kalau Emery begitu mengkhawatirkan keadaan Ruben. Sean menanggapinya demikian.“Sean, kenapa kamu diam saja? Kamu tidak menjawab pertanyaanku.” Emery membuyarkan lamunan Sean sesaat.“Maafkan aku Emery. Ruben baik-baik saja sekarang,” kata Sean memberitahunya.“Kamu yakin kalau dia baik-baik saja? Kamu tidak sedang menutupi sesuatu dariku, kan?” Emery jadi curiga. Karena Sean terlalu banyak diam ketika dia sedang menanyakan tentang Ruben.“Emery … sebenarnya … Ruben ….” Kalimat Sean terbata-bata.“Ruben kenapa? Jawab aku dengan jujur!” desak Emery yang langsung panik. Meski dia belum mendengar seluruhnya cerita dari Sean.“Ruben tadi pingsan. Sepertinya dia menelan banyak obat tidur dan obat ….”“Apa? Kenapa dia melakukan hal itu?” Emery memotong pembicaraan. “Apa y
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Orang yang Ditunggu Oleh Ruben

Sean memerhatikan raut wajah Emery yang masih mengkhawatirkan keadaan mantan suaminya. Ada perasaan cemburu yang kini tengah dirasakan oleh Sean.“Kenapa kamu tidak menemuinya saja?” saran Sean. “Bukankah kamu ingin tahu keadaannya sekarang? Untuk memastikannya sendiri. Iya, kan?”“Aku tidak bisa pergi ke sana dalam keadaan hamil besar seperti ini,” Emery beralasan.“Kenapa tidak? Aku bisa mengantarmu jika kamu mau,” Sean menawarkan.“Tidak usah. Aku tidak ingin merepotkanmu,” tolak Emery.“Tidak apa-apa. Aku akan membawamu ke sana untuk menemuinya. Bukankah kamu sangat merindukannya?”Emery menoleh ke arah Sean. ‘Dari mana dia tahu isi hatiku yang sebenarnya?’“Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa aku berhasil menebak isi hatimu?”Emery hanya tersenyum sekilas sambil menundukkan pandangannya. Sean berasil menyindirnya. Hingga Emer
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Ruben Bermasalah Lagi di Rumah Sakit

Emery tidak bisa menjawab pertanyaan Sean. Dia memilih diam dibandingkan harus mengatakan yang sebenarnya pada Sean. Dia takut sekali menyakiti perasaan Sean. Meski Sean tahu, pria yang ada di dalam hati Emery hanyalah Ruben seorang.Emery berjalan perlahan-lahan meninggalkan Sean di dalam mobil menuju ke rumahnya. Raut wajahnya terlihat sedih dan dia merasa lelah sekali malam ini.Sesampainya di rumah, Emery duduk terlebih dahulu di sofa di ruang tamu sebelum memasuki kamarnya. Dia menghela napas panjang setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.“Kenapa sulit sekali bagi kami untuk bisa bersama?” keluh Emery.Emery mengelus-elus bagian perutnya yang sudah terlihat membesar. Janinnya sudah bisa menendang perutnya. Terasa sekali di dalam perut Emery.“Apa kamu lapar, Nak?” tanya Emery pada janinnya. Dia tersenyum karena bayinya merespon apa yang ditanyakannya.Emery segera mengambil snack di dalam tasnya. Dia membuk
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Ruben Terpaksa Dipecat

Sienna terkejut mendengar berita tentang pemecatan Ruben. Dia datang sendiri ke ruangan Ruben untuk memastikannya. Di sana dia juga bertemu dengan Sean, mantan kekasihnya.“Katakan padaku kalau itu tidak benar, Dokter Ruben!” Sienna panik sekaligus merasa kecewa mendengarnya.“Itu benar. Apa ada masalah denganmu?” Sean mewakilkan Ruben menjawabnya.“Aku tidak sedang berbicara denganmu, Dokter Sean,” ketus Sienna ketika membalas pertanyaan Sean.“Kalian berdua, bisakah kalian pergi dari sini? Aku sedang ingin sendirian,” pinta Ruben. Secara tidak langsung dia mengusir Sean dan Sienna.“Tapi, Ruben ….” Sean agak khawatir meninggalkan Ruben sendirian. Dia takut terjadi sesuatu pada orang depresi seperti Ruben.“Aku mohon … kalian pergilah! Tinggalkan aku sendiri dulu!” mohon Ruben.“Baiklah! Aku akan meninggalkanmu. Tapi, aku akan tetap mengawasim
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Ruben Menghilang, Emery pun Gelisah

Dua bulan kemudian. Sejak Ruben dipecat dari rumah sakit, dokter jenius itu menghilang tanpa jejak. Tidak ada kabar lagi tentangnya. Dia menutup semua komunikasi dan tidak ada seorang pun yang tahu keberadaannya.Emery makin gelisah karena tidak menemukan mantan suaminya di mana pun. Sean sudah ikut membantu dan mencari keberadaan Ruben. Namun, mereka tidak berhasil menemukannya.“Di mana dia berada sekarang?” Emery frustrasi sekali.Usia kandungan Emery kini sudah memasuki trimester terakhir. Dokter sudah menyarankannya untuk segera mengambil cuti. Karena kemungkinan hari kelahiran bayinya diperhitungkan bisa lebih cepat dari prediksi dokter Adelina.“Emery, jangan pikirkan apa pun! Kesehatan bayimu lebih penting,” kata dokter Adelina menasihatinya.“Aku masih kepikiran tentang ….” Kalimat Emery terhenti beberapa saat.“Ayahnya, kan?” terka dokter Adelina. Emery mengangguk pelan sambil
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Welcome to The World, Baby

Adrian segera menemui Emery di ruang persalinan. Dengan raut wajahnya yang panik itu dia berlarian sekuat tenaga sebelum Emery melahirkan bayinya.“Emery!” panggil Adrian.Beruntung, Adrian masih bisa menemui Emery sebelum perawat menutup ruang persalinan. Dia was-was sekali.“Emery, bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Adrian.“Sakit sekali,” sahut Emery.“Benarkah? Apa perlu aku mendampingimu?” tawar Adrian.Emery menggeleng, “Tidak usah. Aku akan baik-baik saja nanti.”“Aku mohon … tetaplah bertahan. Aku ingin kamu dan bayimu selamat. Aku akan menunggumu.”“Terima kasih, Adrian,” ucap Emery sambil menahan nyeri akibat kontraksi di perutnya.Perawat akan segera menutup ruang persalinan. Adrian diminta untuk segera meninggalkan ruangan tersebut. Mau tidak mau, akhirnya Adrian pun mengalah. Dia keluar dari ruangan itu dalam keadaan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Baby Boy

Sean lekas menemui Emery. Dia diberitahu oleh perawat di sana bahwa Emery sudah melahirkan putranya. Dia terlihat senang sekali mendengar kabar itu. Tanpa pertimbangan lagi, dia langsung pergi menjenguk Emery.Sesampainya di rumah sakit tempat Emery melahirkan, Sean membawakan banyak hadiah untuk menyambut kelahiran putra Emery. Tadi dia sempat membeli beberapa potong pakaian bayi dan semua perlengkapannya. Khawatir Emery tidak sempat membawanya dari rumah.Benar saja firasat Sean. Perawat yang memberitahunya itu mengatakan kalau proses melahirkannya sangat mendadak. Tidak sesuai dengan prediksi dokter. Jadi, Emery tidak membawa persiapan apa pun saat proses persalinan berlangsung.Sean inisiatif sendiri membawakannya. Dia membelinya secara acak, dibantu oleh pelayan toko perlengkapan bayi itu. Dia tidak tahu apa saja kebutuhannya. Jadi, dia mencari orang yang mengetahuinya.“Emery, bagaimana keadaanmu?” tanya Sean saat menemui Emery di kamar
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Ruben Bertemu Dengan Ben

“Apa kamu masih meragukan bayi itu?” Sean memastikan lagi.Ruben terdiam cukup lama. Bagaimana tidak, perasaannya yang mudah goyah dan terhasut oleh Sienna dulu menyebabkan dia kehilangan anak dan istrinya. Tidak hanya itu, perasaannya yang terus meragu pada Emery membuatnya merasa menyesal teramat dalam hingga saat ini.Ruben malu bertemu dengan Emery dan bayinya. Dia terus saja beralasan pada Sean. Padahal dia masih sangat gengsi mengakui bayi itu sebagai putranya.“Kamu bodoh sekali dalam cinta, Ruben. Kamu tidak bisa membedakan mana wanita tulus dan mana wanita yang sudah menghasutmu,” kata Sean sambil berlalu pergi.Sean segera bersiap-siap pergi. Lebih baik dia pergi dari pada harus mendengar ocehan sepupunya yang tidak berfaedah. Dia menegaskan kalau Ruben tidak akan ikut dengannya menemui Emery, sebaiknya Ruben pergi saja.Ruben pun pergi meninggalkan rumah Sean tanpa sepengetahuannya. Sepanjang perjalanan pulang, di
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Penyesalan Selalu Datang Terlambat

Emery masih menggendong bayi Ben Joshua ketika Ruben menghampirinya di kamar. Dia memeluknya sangat erat. Seolah-olah dia sedang mempertahankan Ben Joshua dari Ruben.“Aku ingin melihatnya,” pinta Ruben.Emery mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. “Apa kamu yakin?”“Tentu. Sean bilang, dia mirip sekali denganku. Jadi, aku ingin memastikannya lagi,” kata Ruben dengan sungguh-sungguh.“Lupakan saja! Kamu masih meragukannya kalau begitu.” Emery nampak kesal sekali. Karena Ruben masih tidak percaya kalau Ben Joshua adalah putranya.“Aku akan memberikan Ben Joshua kalau kamu sudah merasa yakin bahwa dia adalah putramu. Jika hatimu masih setengah-setengah, sebaiknya kamu pergi saja. Tidak ada gunanya kamu berada di sini,” ketus Emery. Dia terlanjur kecewa dengan sikap Ruben.“Kenapa kamu seperti itu padaku, Emery?” Ruben heran.“Kamu yang memulainya, Ruben. Aku tida
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status