Home / Fantasi / RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibukmenjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar."Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang ter
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 12

Ponsel Fikri berdering, lalu ia mengangkatnya. "Halo, apakah ini Tuan Fikri? Aku karyawan instalasi AC merek Aux, sekarang aku berada di depan pintu Anda. Bisakah Anda membuka pintu?" Fikri segera menjawab, "Baiklah, aku akan segera membukakan pintu!" Setelah menutup telepon, Fikri segera membuka pintu, dua pemuda tersenyum padanya. "Halo, kami adalah karyawan instalasi AC merek Aux, kami datang untuk memasang AC Anda" Fikri mengangguk dan membiarkan mereka masuk. "Aku ingin memasang AC di kamar putriku, ini sini kamarnya." Sambil berkata, Fikri membawa mereka ke kamar Sisi. Kamar Sisi tidak terlalu besar, lebih tepatnya rumah yang disewa oleh Fikri tidak terlalu besar, hanya sekitar lima puluh meter persegi, dengan dapur, ruang tamu, satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Terutama dapur, kadang-kadang bergerak pun sulit. Dan Fikri juga tidak memiliki tempat tidur yang layak, dia tidur di lantai di ruang tamu pada musim panas, dan di sofa pada musim dingin. Singkatnya, mesk
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 13

Selama beberapa tahun terakhir, banyak orang kaya yang mengungkapkan keinginan mereka untuk memiliki furnitur yang terbuat dari gaharu harum.Tapi seiring dengan kehabisan pasokan di pasar, sekarang banyak orang yang menurunkan standar mereka, bahkanhanya ingin memiliki sebuah gelang tangan yang terbuat dari kayu tersebut.Namun meskipun demikian, permintaan tetap melampaui pasokan, dan Toko Mustika mereka juga tidak memilikibanyak stok!Kali ini, mendengar kasir toko mengatakan ada orang yang ingin menjual gaharu harum segar yang memiliki aroma harum sangat kuat, sangat jelas merupakan barang yangsangat berharga!Bagaimana mungkin supervisor itu tidak gembira?Fikri mengangguk, "Coba dilihat dulu, setelah itu berikan perkiraan harga."Supervisor itu mengangguk dengan gembira, kemudian dengan hati-hati menarik keluar kayu dari dalam plastik.Setelah kantong plastik dibuka, aroma kayu yang sangat kuat tercium, itu adalah aroma khusus kayu gaharu harum dari Supervisor itu memeriksa d
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 14

Di depan pria paruh baya yang tampak terkejut, Fikri membawa Sisi naik ke kendaraan roda tiga dan menghilang dari hadapannya.Sisi sedang makan ceri seukuran kepalan tangannya sendiri. Dia menggigitnya dengan satu gigitan penuh dan air ceri berwarna cerah memenuhi mulutnya. Itu terasa sangat manis!"Ayah, hari ini Bu Lili memberikan hadiah lagi untuk Sisi. Lihatlah, ini bunga kecil Sisi!"Sisi menunjuk bunga kecil yang ditempelkan di dahinya dengan bangga, membuat Fikri tersenyum."Sisi benar-benar hebat!" Fikri mengulurkan tangannya, membelai rambut Sisi yang lebat dan bertanya, "Hari ini Sisi mau makan apa? Ayah akan membawamu membelinya. Oh iya, hari ini Ayah juga membelikan hadiah untuk Sisi!" Mendengar kata 'hadiah', Sisi langsung bersemangat. "Apa yang Ayah belikan untuk Sisi?" Sisi bergegas bertanya, Fikri berjongkok, menggosok hidung Sisi yang kecil dan berkata sambil tersenyum,"Kamu akan tahu ketika sampai di rumah nanti! Sekarang Sisi katakan pada Ayah, apa yang ingin kamu
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 15

Fikri mengulurkan tangannya dan mengacungkan dua jari, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukan aku ingin untung darimu, aku hanya ingin membeli dan menyelamatkannya.Tentu saja, harapan berhasil hampir tidak ada, bagaimanapun aku tidak pernah memelihara ikan.Kamu pasti lebih ahli dibandingkan aku dalam hal memelihara ikan. Kamu juga tahu, dalam beberapa jam ke depan, ikan itu pasti akan mati.Aku tidak ingin mengambil untung darimu, jadi aku menawarkan dua puluh juta, anggap saja aku membelinya karena penasaran, bagaimana?"Ucapan Fikri ini terdengar serius. Pak Adi sudah memanggil beberapa dokter ikan untuk menyembuhkan ikan koi putih ini.Semua mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan lagi, ikan ini memiliki terlalu banyak telur, sulit untuk melahirkan dan akan mati dalam beberapa jam lagi.Harga dua puluh juta merupakan harga terendah yang bisa diterima Pak Adi. Pak Adi muram, namun setelah berpikirsejenak, dia akhirnya setuju dengan penawaran harga dari Fikri."Baiklah! Dua puluh
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 16

Apakah ini buah ceri?Mereka belum pernah makan ceri seenak ini sebelumnya!Beberapa orang bahkan tidak peduli untuk mencuci tangan, mereka hanya berdiri berkelompok dan mengeluarkansuara kagum berulang kali.Di luar pintu, manajer yang bertanggung jawab sedang melakukan inspeksi toko selama waktu istirahat, ia tak menyangka akan melihat adegan di depannya ini."Kenapa kalian semua tidak menjaga toko? Berkumpul seperti ini, apakah masih mau bekerja?"kemudian sekelompok orang akhirnya menyadari kesalahan mereka dan bergegas untuk bubar."Manajer, apa kabar?!"Beberapa orang berkata sambil tersenyum canggung, manajer itu berjalan masuk dengan ekspresi dingin dan bertanya, "Apa yang kalian semua lakukan di sini? Apakah mengobrol begitu asyik?Lebih penting jaga toko atau mengobrol?Apakah tidak bisa mengatur waktu sendiri?"Beberapa orang yang ditegur menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa, setelah beberapa saat, seorang pemuda tidak bisa menahan diri lagi dan berkata pelan, "Buk
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 17

Mendapatkan Produknya Saat ini, di antara antrean panjang,beberapa orang sangat tidak puas dan sedang mengeluh."Buahnya terlalu sedikit, hanya dijual di White Orbin, bagaimana bisa dibeli? Hanya dibatasi tiga ribu potong per hari, dan dengar-dengar persediaannya juga tidak banyak lagi, begitu habis dijual maka tidak akan ada lagi!" "Iya benar! Cucuku selalu mengatakan ingin makan stroberi ini, tidak mau makan buah lain! Ini membuatku sangat kesal!" "Ckck, harga stroberi ini naik terlalu cepat, sekarang sudah empat ratus ribu per kati! Benar-benar tidak mampu membelinya!" Sekelompok orang mengeluh dengan kesal, tapi semuanya masih tetap mengantre dan enggan untuk pergi. "Tuan? Apakah kamu juga ingin membeli stroberi? Kalau begitu kamu harus mengantre dulu!" Pelayan toko memotong pemikiran Fikri. "Tidak perlu." Fikri tersenyum, lalu keluar dari toko buah dan pergi ke toko buah sebelah. "Tuan mau beli apa?" Begitu Fikri masuk, seorang pelayan toko langsung menyambutnya. Tak bisa
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Bab 18

"Ayah! Sisi di sini!"Sisi berteriak ke arah Fikri, kakinya yang pendek terus melompat-lompat di tanah.Kalau bukan karena Bu Lili memberi isyarat agar semua orang tenang, dia mungkin sudah ingin berlari ke arah Fikri!"Apakah Sisi patuh di sekolah?" Fikri berjalan ke pintu masuk taman kanak-kanak, menatap Sisi dan berkata sambil tersenyum.Kepala kecil Sisi mengangguk seperti ayam kecil yang mematuk beras, dia menarik tangan Bu Lili dan berkata dengan manja, "Bu Lili, Bu Lili, apakah Sisi patuh?"Bu Lili tersenyum tak berdaya, mengelus rambut halusnya dan mengangguk, "Tentu saja! Sisi sangat patuh, sangat pintar!"Fikri juga merasa tersentuh.Dia juga tidak tahu siapa ibu dari anak ini, tapi dia yakin bahwa genetiknya bagus.Dia sendiri tidak begitu pandai belajar atau menggambar.Sisi dengan tak sabar melompat ke pelukan Fikri, lalu Fikri menggendongnya.Dia bertanya kepada Bu Lili, "Bu Lili apakah Anda punya kelas khusus gambar yang direkomendasikan untuk Sisi? Dia sangat suka meng
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 19

Anak Astaga!Ceri ini besar sekali?!"Ini pasti akan laris!" Polo akhirnya tertarik, ia berbalik danberkata pada asistennya."Ayo kita pulang dan segera buat videonya! Ini adalah materi yang bagus! Di seluruh jaringan orang pertama yangmakan ceri ukuran bola pingpong! Pasti sukses!"Asistennya juga melihat peluang dan segera menandatangani kontrak dengan Fikri, lalu membawa Polo kembali.Fikri diberitahu bahwa dia bisa melihat videonya besok, karena butuh waktu untuk pengambilan gambar danpenyuntingan.Besok sudah paling cepat. Fikri juga tahu bahwa membuat video butuh banyak energi.Dia naik kendaraan roda tiga dan membeli bahan makanan yang kurang di rumah sebelum kembali ke rumah.Ketika membuka pintu, Fikri mendengar suara air yang mengalir. Fikri terkejut.Pada awalnya dia mengira ada pencuri di rumah, tapi setelah melihat bekas air di atas meja teh, dia baru menyadari bahwa itu adalah karya dari ikan koi putih.Fikri tersenyum, menaruh barang belanjaannya, lalu berjalan ke ar
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 20

Setelah mencuci piring, Fikri bergabung dengan Sisi untuk menonton kartun. Mereka berdua tertawa bersama dantampak sangat bahagia. Malam berlalu begitu cepat.Keesokan harinya, Sisi libur.Fikri sudah memutuskan untuk membawa Sisi membeli pakaian. Pagi-pagi sekali, Fikri bangun dan membuat bubur millet untuk Sisi, merebus telur putih, menuangkan segelas susu, kemudian memanggil Sisi untuk bangun.Sisi tidak malas untuk bangun pagi ini.Ketika mendengar Fikri akan membawanya membeli pakaian dan sepatu, ia melompat turun dari tempattidurnya dengan sangat bahagia. Bahkanbtanpa disuruh, ia dengan senang hati menyikat gigi dan mencuci wajahnyasendiri! Fikri hampir tidak dapat menahantawanya.Kebahagiaan anak kecil benar-benar sederhana!"Ayah! Sisi sudah kenyang!" Sisi berkata sambil menunjukkan dasar mangkuk yang sudah bersih, wajahnyaberseri-seri.Fikri mengacungkan jempol kepadanya, kemudian segera makan bubur millet di mangkuknya. Lalu, ia berkata kepada Sisi,"Bantulah Ayah untuk
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status