Semua Bab Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu: Bab 141 - Bab 150

229 Bab

Bab 141: Hajar Mantan Suami Audrey

Panjul langsung pilih 4 wanita cantik buat menemani mereka, Brandi tak menegur ulah sahabatnya ini.“Emank kamu sanggup langsung dua begitu Njul,” seloroh Brandi, tapi hatinya masih teringat mantan suami Audrey yang tadi dia lihat.“He-he-he…sesekali bersikap kayak orkay, dengan 2 wanita sekaligus, biar seru saja,” sahut Panjul enteng.Brandi yang awalnya duduk didampingi dua wanita cantik yang langsung pesan ini dan itu, hanya melihat kelakuan Panjul dan ke 4 LC ini, yang rame bernyanyi dan bergoyang heboh.Kadang-kadang keduanya tak sungkan menarik tangan Brandi agar ikutan berjoget dan tak ragu memeluk si tampan cool ini.Bahkan setelah 1 jam, Brandi hanya bisa senyum-senyum saja, saat Panjul kini asyik gerayangi keduanya dan malah resleting celananya sudah terbuka.Gila juga si Panjul ini, masa mau main di sini, pikir Brandi dan merokok saja dengan santai dan menikmati dua LC tadi bernyanyi bergantian di depannya.Brandi benar-benar terpaksa menonton ulah ‘edan’ Panjul yang mulai m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Bab 142: Masuk Sel

Hajaran yang Brandi berikan buat si botak tak di sangka berbuntut panjang. Dua hari kemudian, Brand kaget saat datang 3 polisi ke rumahnya dan langsung borgol kedua tangannya.“Anda di tahan karena telah lakukan penganiayaan berat terhadap pelapor bernama Anton, hingga kaki kanannya patah,” kata polisi yang menahannya itu.Brandi pun pasrah dan ogah melawan, saat di gelandang ke Mapolres Batupecah, andai masih ada AKP Aldot, pasti ia akan di bebaskan.Tapi ‘adiknya’ itu sudah pindah tugaskan alias di tarik lagi ke Mabes di Jakarta.“Buat apa aku minta tolong ke Aldot, aku tidak akan pernah akui Brandon ayah kandungku,” batin Brandi, yang masih kesal dengan kelakuan ayah kandungnya itu.Ela ibu angkatnya dan Ryan serta Mona kedua sepupunya tentu saja kaget bukan main, melihat Brandi di bawa mobil polisi. Mona bahkan menangis melihat Brandi di borgol polisi.“Tenang saja, aku tak apa-apa kok?” kata Brandi sambil lempar senyum lalu membelai rambut Mona dan memeluk erat Ryan, hingga ketiga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 143: Wasiat Rapiha

Sehingga sejak saat itu, Rapiha makin terkesan dan semakin religius gara-gara mendengar kalimat itu.Begitulah…selama di Lapas, Brandi makin sering bertukar pikiran dengan Rapiha dan perdalam ilmu agama bersama si bang lurah di lapas ini.Hati Brandi juga mulai terbuka dan diam-diam ia ingin bertemu langsung dengan Brandon sekeluar dari lapas ini kelak.Untuk bertanya apa alasan ayah kandungnya ini ‘sia-siakan’ ibunya saat koma di Paris dulu."Betul kata Bang Rapiha, aku perlu tahu apa alasan ayahku itu tak pernah temui ibuku saat koma dan hamil aku?" batin Brandi.Waktu terus berjalan dengan cepat, persahabatan Brandi dan Rapiha juga makin erat saja, pemuda ini banyak menimba ilmu berdasarkan pengalaman si mantan preman tobat ini.“Brandi, bila kamu kelak keluar dari Lapas tolong temui istri dan anakku, mungkin kini anakku sudah berumur 17 atau 18 tahunan. Mereka tinggal di Desa Dudur, arah ke gunung rumahnya. Sejak aku masuk sel, mereka tak pernah jenguk aku. Aku maklum, mereka misk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 144: Kampung Primitif

Brandi berangkat ke Desa Dudur 2 hari kemudian, dia ingin menemui Mak Balo dan anaknya yang bernama Elsa, istri dan anak dari mendiang bos preman Rapiha.Kali ini Brandi sengaja gunakan motor trail milik Panjul, untuk menuju ke desa itu, sebab desa Dudur yang di maksud agak jauh masuk hutan.Brandi sudah tahu letaknya setelah Panjul bilang dari desa Dudur menuju ke kampung istri dan anak Rapiha itu harus ke arah gunung lagi yang berjarak hampir 30 kilometeran.“Kalau musim hujan begini harus di tempuh naik trail minimal 5 jam bisa juga lebih, jalanan berlumpur broe. Tapi seandainya musim kemarau, paling lama 1,5 jam sampai,” kata Panjul yang awalnya ingin menemani.Tapi dia tak bisa kerjaannya yang mulai naik prosfeknya ini tak bisa di tinggalkan. Brandi pun tak masalah dan dia tetap on going ke sana sendiri.Si pengacara Undi SH pun juga beri peringatan, agar Brandi hati-hati, sebab kampung yang di tuju warganya masih banyak yang primitif."Siap-siap broe, selain warganya primitif, ga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 145: Wanita Tua dan Anak Gadisnya

Saking kesalnya, Brandi malah sengaja hadang tebasan mandau ini, lalu dengan kemarahan meluap dia jotos sekerasnya wajah dan perut salah satunya itu.Plakk…bukkkk…nggek…! tubuh orang ini langsung terjengkang ke tanah.Perut orang ini mulas tak terkira dan menggelepar kayak ayam kena sembelih, satu orang tersisa kini kaget bukan main, tapi kekagetan ini berubah jadi petaka baginya.Sebuah tendangan keras Brandi lesakan dan terdengar lagi bunyi tulang patah, tendangan yang mengarah ke kaki telak sekali.Kini ketiganya hanya bisa mengaduh kesakitan dan berteriak ampun-ampun, saat Brandi ambil satu golok mereka dan menempelkanya di leher salah satunya.Orang yang paling kencang teriak ingin menghabisinya.“Sekarang katakan, siapa yang menyuruh kalian dan kenapa kalian bermusuhan dengan Rapiha,” bentak Brandi, sedikit sayatan membuat orang ini makin ketakutan, apa ada darah keluar, tanda orang ini tak keal, hanya andalkan nyali besar.“Ampunnn omm…ampun, kami ini hanya taati perintah bos
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Bab 146: Akhirnya Bertemu Anak dan Istri Rapiha

“Brandi, orang yang kamu cari…kamilah orangnya!” kata si wanita setengah tua ini. Brandi pun kaget, tak menyangka dia malah tak sengaja mampir ke tempat tinggal orang yang ia cari-cari.“Aku Mak Balo dan ini anakku dan Kang Rapiha, namanya Erika,” tambah Mak Balo sambung kalimatnya barusan.“Ahhh…syukurlah, artinya perjalananku jauh-jauh ke sini tak sia-sia.” Sahut Brandi dengan wajah berbinar.Lalu Brandi-pun mulai bercerita awal mula kenapa kenal Rapiha di lapas, kemudian mereka bersahabat baik, sebelum akhirnya Rapiha meninggal dunia 1,5 bulanan yang lalu, karena sakit.Mak Balo hanya bisa menghela nafas panjang, mendengar mantan suaminya kini sudah meninggal dunia dalam keadaan mualaf lagi.“Suamiku itu memang salah seorang penjaga hutan ini, kehidupan kami mulai terusik saat dia mempelopori warga kampung di sini, agar jangan menjual lahan-lahannya, untuk pertambangan batubara,” mak Balo mulai bercerita, yang tak beda jauh dengan kisah 3 preman yang sudah Brandi hajar sebelumnya.M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Bab 147: Janji Buat Erika

“Mak tadi pagi-pagi turun ke kampung sebelah, beli sembako,” kata Erika, kali ini Brandi bisa melihat kecantikan alami gadis kampung ini, dengan pakaian yang sederhana sekali.Erika sebut jaraknya lumayan jauh, hampir setengah harian bolak-balik. "Tapi mak dan aku sudah biasa kok jalan kaki begitu jauh," kata Erika lagi, hingga Brandi pun kagum juga di buatnya.“Ohh begitu, ayo temani aku makan singkong harum ini,” ajak Brandi, Erika pun tanpa malu mengangguk. Erika pun beda dengan gadis kampung kebanyakan, dia terlihat supel dan tidak malu-malu. Ini membuat keduanya jadi cepat akrab dan seolah sahabat lama yang kembali bertemu.Erika juga tak lagi memandang curiga dengan Brandi.“Kamu sekolah di mana Erika?” tanya Brandi lagi, sambil menikmati singkong yang di beri cacapan cabe rawit dan asam jawa lalu di taburi garam dan bawang merah, rasanya sungguh nikmat bagi Brandi.“Dulu sekolah di balai adat Bang, sekolah paket, sudah tamat setingkat SMU setahun lalu!” sahut Erika, gadis canti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Bab 148: Sama-sama Kebal Sajam

Begitu sampai dikebun milik Mak Balo, Brandi melihat ada 5 orang di sana, dua orang berpakaian seperti karyawan perusahaan tambang, tertulis jelas lambang perusahaan dengan nama PT Brolon.Dan 3 orang yang pegang mandau bertindak mengawal kedua orang pekerja itu, yang lakukan pemboran ilegal ini, untuk cek lahan batubara di sini, yang merupakan lahan milik Mak Balo.“Hehh mau apa kalian masuk ke kebun orang tanpa permisi, dan lakukan pemboran segala, siapa yang nyuruh kalian?” tegur Brandi baik-baik, dia sengaja tak mau lakukan konfrontasi.“Kamu sendiri siapa, jangan macam-macam dengan kami, atau mandau ku ini yang bicara,” bentak salah satu dari 3 orang ini dengan pandangan tajam dan wajah tak senang, seakan intimidasi Brandi.Agaknya orang ini memang terbiasa lakukan kekerasan, untuk selesaikan semua masalah. Sikapnya yang berangasan jadi bukti.Tapi jangankan takut, Brandi malah mendekati mereka, si anak kecil sepupu Erika tadi sudah ketakutan dan bersembunyi saja melihat apa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Bab 149: Nekat Satroni Markas Para Preman

Saking kerasnya tendangan Brandi, ada tulang rusuk yang patah, orang ini langsung pingsan seketika, ini sekaligus mengurangi penderitaannya.Brandi lalu mendekati orang yang masih terkaing-kaing kesakitan karena kakinya patah dan melongsor di tanah yang becek, hingga tubuh dan pakaiannya belepotan lumpur.Brandi lalu injak dadanya orang ini dan menekannya sengaja keras, sehingga dia berteriak-teriak minta ampun.“Ikam kada usah sok jagau, padahi wan bos ikam ngitu, aku Brandi akan mencari-carinya, (kamu jangan berlagak jago, bilang dengan bos kamu itu, saya akan mencarinya)” ada salam dari Rapiha,” bentak Brandi sengaja gunakan bahasa lokal suku Banjar.Hingga orang ini makin ketakutan dan tidak menyangka kalau Brandi pintar gunakan bahasa lokal ini.Nyalinya terbang seketika. “Ampunnn dangsanakkk….(saudara),” kata orang ini dengan suara menghiba, hilang gaya sok jagoannya.Begitulah gaya orang sok jago ini, saat bertemu yang lebih jago, mereka tak sungkan meminta ampun, tapi saat bert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Bab 150: Bebaskan Kampung Raha dari Perbudakan

Brandi tak perlu lagi tanya panjang lebar, dia langsung cabut dan tembakan kedua pistolnya ke kaki 5 orang sekaligus, akibatnya 5 orang berteriak ke sakitan dan tergeletak di tanah.Sisa ke 15 orang serentak serbu dirinya, Brandi tak beri ampun, sebagai mantan pemburu yang hebat saat berada di hutan di Prancis dulu, dua pistolnya menyalak nyaring dan kembali ke 15 orang ini ambruk tanpa ampun ke tanah.Brandi memang tak ingin beri ampun, tapi dia juga tak berniat membunuh, hanya ingin lumpuhkan para preman ini.Mereka boleh kebal bacok, tapi tak satupun ada yang kebal peluru. 3 orang yang berada di markas terlihat kabur sejauh-jauhnya dari markas ini.Tapi Brandi yang memang ingin beri pelajaran, lalu tembak ke 3 orang ini dan langsung terpelanting ke tanah mengaduh-ngaduh ke sakitan.Aksi koboy Brandi kontan bikin geger kampung Raha ini, 23 orang preman kampung semuanya tertembak dan hebatnya tak ada yang kena badan, tapi paha dan kaki.Ini benar-benar luar biasa, tembakan jitu dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status