"Citra, kamu kenapa?" Raka mendekati Citra yang duduk di tepi ranjang, wajahnya masih basah oleh air mata. Ia baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk menggantung di leher, melihat istrinya menangis sendirian membuat hatinya menjadi bertanya-tanya.Citra menunduk, menyeka air matanya dengan punggung tangan. "Nggak apa-apa, Mas.""Nggak mungkin nggak apa-apa. Ada apa? Kamu bisa ceritain ke aku." Raka duduk di sebelah Citra, tangan besarnya merangkul pundak Citra dengan lembut, mencoba memberi rasa nyaman.Citra menarik napas panjang, terlihat ragu untuk memulai cerita. Namun, setelah beberapa detik terdiam, akhirnya ia angkat bicara, suaranya terdengar pelan. "Tadi, Ayah nelepon."Raka masih menatap Citra, memberikan kesempatan untuknya melanjutkan ceritanya."Awalnya aku kira Ayah mau ucapin selamat karena aku lulus. Tapi, ternyata bukan itu," Citra tersenyum pahit, matanya menatap kosong ke depan. "Dia minta aku bicara sama Kakek Bramantyo, supaya Kakek maafin Nadya."Raka men
Last Updated : 2024-10-24 Read more