Beranda / Romansa / Suami Penggantiku Ternyata Pewaris / Bab 63. Perlakuan Sepantasnya

Share

Bab 63. Perlakuan Sepantasnya

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-23 15:42:45

“Nadya, kamu dari kamar? Kenapa nggak bantuin di dapur?” sindiran tajam langsung keluar dari mulut Ratna begitu Nadya melangkah keluar dari kamar. Mata Ratna menatapnya tajam, penuh dengan kebencian yang jelas terlihat.

Nadya menarik napas dalam-dalam, berusaha tetap tenang. "Maaf, Ma, aku tadi lagi agak pusing."

Ratih mendengus, meletakkan majalah yang tadi sedang dibacanya ke meja dengan kasar. "Ah, alasan. Kamu memang pandai sekali berbohong. Sekarang, bahkan kamu telah membuat Arga tidak betah dirumahnya sendiri, padahal seharusnya kamu yang keluar dari sini."

Nadya menunduk, tangannya mengepal, mencoba menahan emosi dalam hatinya.

"Padahal aku kira kamu lebih baik dari Citra, ternyata kamu justru lebih buruk," lanjut Ratna tanpa belas kasih.

Nadya mencoba tersenyum kecil meskipun hatinya kesal. "Tolong beri aku kesempatan memperbaikinya, Ma."

Ratna menggerakkan tangannya dengan malas, seolah kata-kata Nadya tidak berarti. "Ya sudah, kalau begitu bikinin kopi sana. Tapi jangan ka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
bagus citra kamu harus tegas jangan smpai di tindas,lnjt kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 64. Bersyukur Memilikiku

    "Citra, kamu kenapa?" Raka mendekati Citra yang duduk di tepi ranjang, wajahnya masih basah oleh air mata. Ia baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk menggantung di leher, melihat istrinya menangis sendirian membuat hatinya menjadi bertanya-tanya.Citra menunduk, menyeka air matanya dengan punggung tangan. "Nggak apa-apa, Mas.""Nggak mungkin nggak apa-apa. Ada apa? Kamu bisa ceritain ke aku." Raka duduk di sebelah Citra, tangan besarnya merangkul pundak Citra dengan lembut, mencoba memberi rasa nyaman.Citra menarik napas panjang, terlihat ragu untuk memulai cerita. Namun, setelah beberapa detik terdiam, akhirnya ia angkat bicara, suaranya terdengar pelan. "Tadi, Ayah nelepon."Raka masih menatap Citra, memberikan kesempatan untuknya melanjutkan ceritanya."Awalnya aku kira Ayah mau ucapin selamat karena aku lulus. Tapi, ternyata bukan itu," Citra tersenyum pahit, matanya menatap kosong ke depan. "Dia minta aku bicara sama Kakek Bramantyo, supaya Kakek maafin Nadya."Raka men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 65. Kok Bisa Masuk Ruang VVIP?

    Pagi ini, Citra kembali diajak oleh Raka untuk mengunjungi proyek pembangunan kafe baru yang akan dijadikan miliknya. “Mas... aku masih bingung, apa aku bisa ngurus pembangunan kafe? Aku kan nggak terlalu ngerti soal desain atau apa pun itu.” Citra menggigit bibir bawahnya, merasa tak percaya diri. Raka tertawa kecil dan menggenggam tangannya dengan lembut. “Tenang aja. Ada tim profesional yang bakal bantu. Kamu tinggal pilih sesuai selera kamu. Aku yakin kamu bakal suka.”Setibanya di lokasi proyek, suasana sibuk langsung menyambut mereka. Para pekerja bangunan sedang sibuk mengukur dan memasang material, sementara seorang pria berkacamata berdiri di dekat area bangunan utama, berbicara dengan seorang wanita yang tampak rapi dengan tablet di tangannya."Citra, kenalin ini Pak Arif, arsitek yang bakal bantu kita. Dan ini Bu Sari, desainer interiornya,” ujar Raka memperkenalkan mereka.Citra tersenyum dan mengulurkan tangannya. “Senang bertemu dengan kalian. Terima kasih sudah memban

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 66. Rasa Tak Percaya

    Nadya melangkah keluar dari Teras Rasa dengan pikiran yang penuh tanya. Tak bisa dipungkiri, rasa penasaran yang menggelora dalam dirinya mendorongnya untuk menyelidiki lebih jauh. Sehingga tadi ia memutuskan untuk bertanya pada salah satu pelayan di sana mengenai Citra dan Raka. Niatnya adalah untuk mengetahui sejak kapan mereka melakukan reservasi atau justru malah menggunakan nama Kakek Bramantyo. Namun, jawaban dari pelayan itu justru membuatnya semakin terkejut. Pelayan itu menyebutkan nama Raka sebagai pemilik restoran. Membuat jantung Nadya berdegup kencang. Namun, saat itu, Nadya hanya bisa memikirkan satu hal: Raka, yang selama ini dianggapnya sebagai pengangguran, ternyata memiliki usaha sebesar ini. Dia segera membayangkan bagaimana semuanya bisa terjadi.Sesampainya di rumah, Nadya langsung masuk ke dalam kamar. Arga, yang sedang duduk di tepi ranjang dengan ekspresi datar, menoleh sekilas ketika melihat Nadya masuk. “Kamu dari mana, habis belanja lagi?” tanya Arga, nada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 67. Bekas Luka

    Raka dan Citra baru saja sampai di rumah mereka, namun langkah Raka langsung terhenti di depan pintu begitu nada dering ponselnya berbunyi. Citra dapat melihat raut wajah Raka yang kini berubah menjadi serius setelah melihat layar ponsel. “Ada apa, Mas?” Raka mendongak dan melihat Citra, kemudian tersenyum tipis. “Citra, sepertinya aku harus pergi lagi malam ini. Kamu nggak apa ditinggal sebentar?”Wajah Citra menunjukan rasa bingung, pasalnya mereka baru saja sampai di rumah. Lagi pula sepanjang hari ini Raka juga sudah sibuk mengantarnya untuk melihat proses pembangunan kafe, juga melakukan meeting meskipun sekalian makan siang di restoran siang tadi. Citra menatap Raka dengan cemas, “Apa kamu nggak capek, Mas? Seharian ini kamu udah sibuk.”Raka menggeleng pelan dan mengusap puncak kepala Citra lembut. “Terima kasih sudah mencemaskan aku. Setelah urusan selesai, aku akan segera pulang.” Tanpa menunggu respon Citra lagi, Raka kemudian berbalik badan dan kembali menuju mobilnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 68. Harus Segera Terungkap

    Setelah mendengar pernyataan dari kaki tangan pelaku yang menyebabkan kecelakaan kedua orangtuanya. Raka seakan tak dapat menghilangkan ucapan mengenai ciri-ciri pelaku sebenarnya dalam kepalanya. Sebab itu, Raka akhirnya memutuskan untuk mampir sejenak ke kediaman kakeknya. Ketika sampai, Raka langsung segera masuk ke dalam kamar Bramantyo yang telah menunggunya dengan rasa penasaran setelah beberapa saat sebelumnya menerima pesan dari Raka yang memberitahunya bahwa ia telah memiliki informasi tambahan mengenai pelaku kecelakaan. "Kek, ada hal yang harus aku bicarakan dengan Kakek. Ini tentang kecelakaan orangtuaku dulu," Raka mengawali percakapan, suaranya rendah, namun cukup tegas.Kakek Bramantyo mengangkat alis, “Jadi ada hal baru apa yang kamu temukan?” tanyanya, memperbaiki posisi duduknya.Raka menarik napas dalam-dalam. “Aku baru saja bertemu dengan salah satu kaki tangan pelaku yang ikut terlibat dalam kejadian itu.”Mata Kakek Bramantyo membulat. “Apa? Kamu berhasil mene

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 69. Hanya Karena Terpaksa

    “Arga, kamu kelihatan gak nyaman banget sih?” Nadya melirik Arga dengan tatapan sedikit kesal saat mereka duduk di ruang tunggu rumah sakit.Arga mendengus, tak berusaha menyembunyikan perasaan tak senangnya. “Aku gak suka dipaksa datang ke sini untuk hal seperti ini, Nadya. Semua ini cuma ide Papa.”“Kita sudah menikah, Arga. Dan program hamil ini bisa jadi awal untuk memperbaiki hubungan kita,” suara Nadya terdengar merajuk. Arga mengangkat alis, mengalihkan pandangannya dari Nadya. “Aku gak butuh program apapun untuk hubungan kita.”Percakapan mereka terhenti ketika seorang perawat muda datang menghampiri mereka dengan senyum ramah. “Maaf, Bapak dan Ibu, kalian diminta menunggu sebentar lagi. Dokter masih dalam sesi konsultasi dengan pasien sebelumnya.”Nadya mengangguk sopan, sambil mengucapkan terima kasih kepada perawat itu. Sedangkan, Arga hanya mengangguk singkat tanpa minat yang berarti.Suasana ruang tunggu itu cukup sepi. Nadya duduk lebih dekat ke Arga, mencoba menunjuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 70. Bukan Karena Cinta

    Sepanjang jalan pulang, Nadya terus mengoceh di samping Arga, suaranya penuh dengan emosi yang bercampur aduk. “Lihatlah, Arga! Mereka sudah mendahului kita. Sekarang Citra sudah hamil, dan kita? Kita masih berjuang untuk memulai program!”Arga hanya diam, memandang lurus ke jalan di depannya. Pikirannya tidak bisa fokus, terganggu oleh kenyataan yang baru saja ia ketahui. Citra yang hamil akan mengubah banyak hal dalam keluarga mereka. Anak itu akan memiliki garis keturunan yang sama dengan Kakek Bramantyo, dan otomatis akan menjadi pewaris utama.“Ini semua karena kamu, Arga!” Nadya terus mengomel. “Kamu gak mau berusaha lebih keras. Kalau saja kamu tidak terus menghindar—”“Cukup, Nadya!” Arga membentak, menghentikan omelan Nadya yang semakin membuatnya frustasi. Ia menatap Nadya dengan tajam. “Aku gak mau mendengar ocehanmu lagi soal ini.”Nadya terdiam, terkesiap mendengar nada keras suaminya.“Sekarang, yang harus kita lakukan adalah tetap diam dan tidak membiarkan informasi ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 71. Ulang Tahun Kakek Bramantyo

    “Sayang, kamu yakin kuat?” tanya Raka, menatap Citra dengan penuh perhatian sambil mengulurkan tangannya.Citra tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan Raka. “Iya, aku baik-baik saja, Mas. Lagipula, ini kan ulang tahun kakek. Masa aku nggak datang?”Mendengar ucapan Citra, Raka tampak ragu. “Mas, aku tahu kamu khawatir. Tapi, aku nggak mau kalau Nadya berpikir aku takut sama dia kalau sampai nggak datang ke ulang tahun Kakek,” jawab Citra dengan tegas.Raka mengangguk, “Baiklah, asal kamu janji nggak memaksakan diri. Kalau mulai capek atau nggak enak badan, kamu bilang, ya.”Citra tersenyum dan mengangguk. “Pasti. Terima kasih ya, Mas.”Mereka kemudian berjalan menuju pintu depan rumah besar keluarga Bramantyo dengan hadiah di tangan. Raka masih sesekali melirik Citra, memastikan istrinya baik-baik saja. Begitu pintu terbuka, aroma masakan menguar dari ruang makan.“Selamat ulang tahun, Kek!” seru Citra ceria saat melihat Kakek Bramantyo duduk di ujung meja.Kakek Bramantyo langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05

Bab terbaru

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 127. Misi Penyelamatan

    Bab 127: Misi Penyelamatan"Mas, aku harus ikut," tegas Citra sambil menatap suaminya. Ia berdiri dengan tangan terlipat, menunjukkan bahwa ia tidak akan menyerah begitu saja.Raka menghela napas panjang, meletakkan ponselnya di meja. "Citra, ini bukan ide yang bagus. Tempat itu berbahaya, dan kamu sedang hamil. Aku nggak akan ambil risiko.""Bahaya atau tidak, Nadya tetap keluargaku!" balas Citra dengan nada penuh emosi. "Aku nggak bisa duduk diam di rumah sementara kalian di luar sana mencarinya."Raka mendekat, menggenggam kedua tangan Citra. "Aku mengerti perasaanmu, tapi pikirkan bayi kita. Kamu sendiri bilang dia adalah prioritas utama. Kalau sesuatu terjadi padamu, aku nggak akan pernah bisa memaafkan diriku."Citra menggeleng, air mata mulai menggenang di matanya. "Tapi Mas ... aku nggak bisa tenang. Aku nggak tahu apa yang akan dilakukan Fajar pada Nadya. Aku takut dia dalam bahaya.""Itulah kenapa aku harus pergi. Bukan kamu," ujar Raka dengan lembut, mencoba menenangkan ist

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 126. Makin Memanas

    "Bu, aku ingin bicara!" suara Citra terdengar lantang dari ruang tamu, memecah keheningan malam itu.Anita, yang tengah duduk santai di sofa sambil menonton televisi, menoleh dengan ekspresi datar. "Oh, kamu akhirnya punya nyali, Citra?" balasnya sinis.Citra melangkah masuk, wajahnya tegang. Raka berdiri di belakangnya, mencoba memberi dukungan meskipun ia tahu ini bukan posisinya untuk ikut campur."Aku nggak tahan lagi dengan semua omonganmu tentang ibuku," Citra langsung memulai, tanpa basa-basi. "Kalau kamu punya sesuatu untuk disampaikan, katakan sekarang, di depanku."Anita menatap Citra dengan tatapan dingin. Ia mematikan televisi dan meletakkan remote di meja. "Baiklah," katanya sambil menyilangkan tangan di dada. "Kamu mau tahu kebenaran, kan? Kebenaran yang selalu kamu anggap sebagai kebohongan karena kamu nggak bisa terima kenyataan?""Kebenaran apa? Bahwa kamu yang menghancurkan keluarga kami?" sergah Citra dengan nada tajam.Anita tertawa kecil, getir. "Lucu sekali. Kamu

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   125: Perangkap yang Membelenggu

    "Fajar, aku nggak mau ikut campur urusan ini lagi," suara Nadya terdengar putus asa. Ia berdiri di sudut ruangan sempit yang mereka sewa, memeluk tubuhnya sendiri.Fajar, seorang pria bertubuh tegap dengan tatapan tajam, hanya mendengus sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kayu. "Kamu pikir kamu punya pilihan, Nadya?" tanyanya dengan nada dingin.Nadya menggigit bibir, menahan air mata yang hampir jatuh. "Aku cuma mau hidup tenang, Fajar. Aku nggak pernah setuju untuk jadi bagian dari ini."Fajar mendekat, langkahnya pelan tapi penuh tekanan. "Dengar, Nadya. Kamu pikir aku juga mau hidup seperti ini? Kita sama-sama nggak punya pilihan. Uang dari pekerjaan ini yang bikin kita bisa bertahan. Kalau kamu nggak mau ikut, ya sudah. Tapi jangan salahkan aku kalau kamu nanti kelaparan."Nadya memalingkan wajahnya. "Aku lebih baik pergi daripada terus terlibat dalam ini.""Pergi ke mana? Ke adikmu, Citra?" tanya Fajar sambil terkekeh. "Kamu pikir dia bisa terima kamu begitu saja setelah semua

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 124: Ancaman yang Mengintai

    "Mas, ini tidak mungkin terjadi... Kenapa ada foto kita di rumah sakit?" Citra memandang ponselnya dengan tangan gemetar.Raka yang sedang duduk di sebelahnya segera menoleh. "Tunjukkan padaku," katanya tegas. Citra menyerahkan ponselnya, dan Raka segera membaca pesan itu.Di layar, sebuah pesan teks anonim berbunyi:"Berhenti mencari, atau kalian akan menyesal."Di bawah pesan itu ada foto Citra dan Raka di depan rumah sakit tadi siang, jelas diambil dari jarak dekat."Sialan," gumam Raka, wajahnya langsung tegang. "Ini bukan ancaman biasa. Seseorang mengikuti kita.""Apa maksudnya berhenti mencari? Apakah ini ada hubungannya dengan Nadya?" tanya Citra, suaranya terdengar cemas.Raka menatapnya tajam. "Tentu saja ini tentang Nadya. Orang yang mengancam kita pasti tahu kita sedang mencoba menemukannya.""Tapi kenapa mereka mengincar kita? Apa salah kita, Mas?" Citra mulai terisak.Raka menarik napas panjang dan meraih tangan Citra. "Dengar, ini bukan salahmu. Kita cuma mencoba membant

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 123: Jejak di Rumah Sakit

    "Apa benar ini rumah sakitnya, Mas?" Citra bertanya dengan nada tak sabar. Mereka berdiri di depan sebuah bangunan tua yang sederhana, dindingnya memudar dimakan waktu.Raka mengangguk sambil memeriksa alamat di ponselnya. "Iya, ini alamat yang dikasih Pak Budi. Kita langsung masuk saja."Mereka berdua melangkah ke dalam rumah sakit kecil itu. Suasana sepi menyelimuti ruangan, hanya terdengar suara langkah kaki mereka di lantai ubin yang sedikit retak. Di meja resepsionis, seorang wanita paruh baya dengan seragam perawat sedang membaca buku."Selamat siang, Bu," Raka membuka percakapan dengan sopan. "Kami sedang mencari informasi tentang seseorang yang pernah dirawat di sini."Wanita itu mengangkat kepalanya, menatap mereka dengan penuh selidik. "Siapa namanya?" tanyanya."Nadya," jawab Citra cepat. "Dia mungkin dirawat di sini beberapa minggu lalu. Apa Ibu mengenalnya?"Perawat itu mengernyit, lalu tampak berpikir sejenak. "Nadya... ya, saya ingat. Perempuan muda itu. Dia memang pern

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 122: Mencari Jejak Nadya

    "Mas, aku nggak bisa diam saja," Citra memulai, suaranya penuh kegelisahan. Mereka duduk di ruang tamu rumah, dengan suasana yang berat menggantung di antara mereka. "Sudah terlalu lama Nadya nggak ada kabar. Aku nggak tenang kalau dia terus menghilang begini."Raka memijat pelipisnya, mencoba menahan rasa frustrasi yang sudah mulai muncul. "Citra, kamu sedang hamil besar. Kamu nggak bisa terlalu memaksakan diri. Lagipula, siapa tahu Nadya memang ingin menjauh untuk sementara waktu.""Jadi menurutmu aku harus diam saja? Aku harus pura-pura nggak peduli?" Citra menatap Raka dengan penuh rasa putus asa. "Nadya itu kakakku, Mas. Aku tahu kita punya masalah, tapi dia tetap keluarga."Raka menghela napas panjang, menatap istrinya yang terlihat begitu serius. "Aku nggak bilang kamu harus pura-pura nggak peduli. Tapi kamu harus berpikir realistis. Kalau kita mencari dia sekarang, apa itu nggak malah bikin masalah baru? Apalagi kalau benar dia pergi karena ingin menghindar."Citra menggenggam

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 121: Klarifikasi yang Menyayat Hati

    "Ayah, aku butuh penjelasan," suara Citra terdengar tegas, memecah keheningan pagi itu. Mereka duduk di ruang tamu kecil rumah Ahmad, suasananya penuh ketegangan.Ahmad menghela napas panjang, tangannya yang keriput menggenggam cangkir kopi hangat yang sejak tadi tidak disentuh. "Citra, Ayah tahu kamu pasti terluka dengan apa yang dikatakan Anita semalam. Tapi percayalah, Ayah nggak pernah berniat menyakiti keluarga kita. Ayah hanya...""Hanya apa, Ayah?" Citra memotong, nadanya tajam. Matanya berkaca-kaca. "Benarkah Ayah lebih memprioritaskan orang lain daripada Ibu? Itu yang Ibu rasakan sampai akhirnya dia sakit, sampai semuanya berantakan?"Raka, yang duduk di samping Citra, menepuk punggungnya pelan, mencoba menenangkan. Namun, Citra tidak memperhatikan, pandangannya tetap terfokus pada Ahmad.Ahmad meletakkan cangkirnya di meja. Wajahnya terlihat semakin lelah. "Ibu kamu adalah wanita yang kuat, Citra. Tapi dia punya sisi rapuh yang kadang Ayah nggak pahami. Saat Anita datang, Ay

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 120: Pengakuan Mengejutkan Anita

    "Ibu!" suara Citra menggema di ruang tamu yang sudah tegang sejak mereka tiba. "Aku nggak bisa diam begitu saja setelah apa yang Ibu katakan tadi. Jelaskan sekarang! Apa maksud Ibu dengan semua tuduhan itu tentang ibu kandungku?"Anita, yang sedang menuang teh ke cangkir, berhenti sejenak. Ia menatap Citra dengan tatapan dingin, lalu meletakkan teko perlahan. "Kamu benar-benar ingin tahu, Citra? Aku rasa kamu nggak akan suka jawabannya.""Aku nggak peduli! Aku berhak tahu!" Citra membalas dengan nada penuh emosi.Ahmad, yang duduk di kursi seberang, mencoba meredakan suasana. "Sudahlah, Anita. Ini bukan waktunya membahas hal-hal seperti ini."Namun Anita hanya mendengus kesal. "Diam, Mas. Ini saatnya kebenaran keluar. Selama ini kamu selalu berlindung di balik kesopananmu, tapi semua ini terjadi karena keputusan bodohmu sendiri."Ahmad menghela napas panjang, wajahnya terlihat penuh penyesalan. Sementara itu, Citra menatap mereka bergantian, hatinya terasa berat."Dulu, aku nggak puny

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 119: Membujuk Raka

    "Mas, aku nggak tenang," suara Citra terdengar lirih saat ia duduk di sofa, tangannya memegang perutnya yang semakin membesar. "Nadya nggak kasih kabar sama sekali. Aku nggak tahu dia di mana atau gimana keadaannya."Raka meletakkan koran yang sejak tadi ia baca, menatap istrinya dengan penuh perhatian. "Citra, kamu harus fokus sama kesehatanmu dan bayi kita. Jangan terlalu stres.""Aku nggak bisa," Citra membalas cepat. "Dia saudara aku, Mas. Kalau aku diam saja, aku nggak tahu apa yang mungkin terjadi padanya. Aku harus cari dia."Raka menghela napas panjang, mengusap wajahnya. "Kamu ini keras kepala, ya. Kamu tahu nggak kalau sekarang prioritas kamu itu diri kamu sendiri dan bayi ini? Nadya itu sudah dewasa, dia tahu apa yang dia lakukan.""Itu masalahnya, Mas!" Citra menaikkan nada suaranya sedikit. "Nadya bukan tipe orang yang diam saja kalau ada masalah. Dia pasti sedang dalam kondisi buruk kalau sampai menghilang seperti ini. Aku mohon, temani aku cari dia."Raka terdiam, melih

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status