Home / Pendekar / SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API: Chapter 121 - Chapter 130

166 Chapters

121. PENYELAMAT MISTERIUS

Empat siluman itu melompat bersamaan ke arah Du Fei. Pemuda itu memejamkan mata, mengerahkan seluruh energi di kedua tangannya, siap bertarung sampai mati. Jika ini saat terakhirnya, setidaknya ia akan mati dengan gagah.Namun raungan yang ditunggunya tak kunjung mendekat. Suasana mendadak sunyi senyap, bahkan suara angin pun seolah ikut tenggelam. Du Fei membuka mata perlahan, penasaran dengan apa yang terjadi.Di hadapannya, keempat siluman berdiri membeku dengan wajah pucat pasi. Lushe Yao yang tadi begitu congkak kini gemetar, sisik-sisiknya bergetar menciptakan bunyi gemerisik aneh. Sha Zhang yang biasanya garang kini mundur perlahan dengan lutut bergetar. Bahkan Xie Gua yang bisa menumbuhkan kepala baru pun kini menelan ludah berkali-kali."Ha!" Du Fei tertawa puas, dadanya membusung penuh percaya diri. "Rupanya kalian ini hanyalah siluman-siluman jelek pembual! Lihat, menghadapiku saja sudah gemetar seperti itu!"Ia mengacungkan ranting di tangannya dengan gaya heroik. "Bagaima
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

122. MUTIARA AIR MATA NAGA

Suara yang tadinya tenang dan anggun itu mendadak bergetar. Du Fei menoleh dan tertegun melihat mata jernih itu kini berkaca-kaca, seperti menyimpan kerinduan yang lama terpendam.Sebelum Du Fei sempat bereaksi, Nona Xin telah bergerak secepat kilat ke arahnya. Jemari lentiknya yang halus meraih tangan Du Fei, menggenggamnya erat seolah takut kehilangan."Eeh, Nona Xin …," Du Fei menjadi salah tingkah, wajahnya memanas saat wanita cantik itu mengusap pipinya dengan lembut. Tatapan mesra yang diberikan Nona Xin membuatnya membeku di tempat, tak mampu bergerak ataupun berpikir jernih."Apakah Nona Xin jatuh cinta kepadaku pada pandangan pertama?" batinnya dengan jantung berdebar kencang. "Nona ... bu-bukan aku tak su-suka, tapi ini terlalu ... cepat!" Du Fei tergagap, berusaha mengendalikan debaran jantungnya yang menggila.Seulas senyum lembut tersungging di bibir Nona Xin. "Kau sudah besar sekarang, Keponakanku sayang!""Ke-keponakan?" Du Fei mengerjap beber
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

123. KABURNYA SILUMAN RUBAH MERAH

Rubah Merah menyemburkan api dari moncongnya, menciptakan badai api yang menghanguskan udara. Tetapi Du Fei merasakan tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Tangannya terangkat, energi keemasan mengalir dari telapak tangannya, membentuk perisai yang menahan semburan api."Bibi, di belakangmu!" Du Fei berseru ketika melihat Lushe Yao, si Siluman Ular menyerang dengan taring beracunnya.Xin Ru tersenyum, tubuhnya melenting ke belakang dengan anggun. Saat Lushe Yao melesat lewat di atasnya, jemari lentiknya menampar sisik ular itu, "Segel Cahaya!""ARRGGHH!" Lushe Yao menjerit kesakitan ketika sekujur tubuhnya terasa seperti panas terbakar, sisik-sisiknya mulai memerah dan retak, "Apa yang kau lakukan padaku?""Mengembalikanmu ke wujud asli," Xin Ru mendarat dengan ringan ke atas tanah, "Seekor ular hijau kecil yang terlalu serakah."Xie Gua mengambil kesempatan menyerang Du Fei yang asyik menonton pertarungan bibinya dari arah belakang. Siluman itu tak tahu kalau mata pemuda itu yang kin
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

124. DANAU CERMIN LANGIT

Xin Ru tersenyum misterius, jemarinya yang lentik meraih tangan Du Fei. "Kau siap melihatnya?"Sebelum Du Fei sempat menjawab, Xin Ru mengajaknya melangkah ke bibir jurang. "Bi-Bibi?" "Percayalah padaku," bisik Bibi cantik sebelum melompat ke dalam jurang, menarik Du Fei bersamanya.Angin dingin menyayat wajah mereka saat tubuh keduanya meluncur turun dengan kecepatan mengerikan. Du Fei merasakan jantungnya seolah naik ke tenggorokan, wajahnya pucat pasi. Ia memejamkan mata erat-erat, tangannya mencengkeram tangan Xin Ru seperti pegangan terakhir kehidupan."Bukalah matamu, Du Fei!" suara Xin Ru terdengar jernih di tengah deru angin.Dengan perasaan was-was, Du Fei memberanikan diri membuka mata. Pemandangan yang menyambutnya membuat nafasnya tercekat, mereka melayang turun ke dalam jurang raksasa yang dindingnya bercahaya seperti kristal. Stalaktit es yang besar menggantung bagai pedang-pedang raksasa, memantulkan cahaya dari suatu sumber yang belum terlihat.Semakin dalam mereka tu
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

125. KITAB SEMBILAN NAGA

"Beraninya kau mengusik tidurku!" Suara mendesis bergema dalam air, menggetarkan seluruh danau. Seekor belut raksasa melesat dengan kecepatan tak terduga ke arah Du Fei, pemuda itu berhasil menghindar, namun tak urung ujung ekor makhluk itu menyabet lengannya, menciptakan luka goresBelut raksasa itu mengamuk, murka karena kehadiran Du Fei yang mengusik kedamaian danau. Air yang biasanya sedingin es kini menghangat oleh energi yang diserap si Topeng Hantu."Berani sekali kau mencuri energi kediamanku!" Belut siluman mendesis marah. Tubuh peraknya berkilat dalam kegelapan, listrik biru mulai menari-nari di sepanjang sisiknya."Tunggu! Aku ke sini untuk …," Du Fei tak sempat menyelesaikan kalimatnya karena belut itu kembali menyerang, kali ini dengan mulut menganga memamerkan deretan gigi setajam pedang.Du Fei berusaha berenang naik ke permukaan, namun ekor siluman belut raksasa menyambar bagai cambuk. Percikan listrik biru menyambar, nyaris mengenai kakinya. Belum sempat Du Fei mengh
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

126. KITAB SEMBILAN NAGA 2

"Ternyata kitab Sembilan Naga ditulis pada dinding batu!" Du Fei terkesiap, matanya melebar takjub. Di hadapannya, rahasia ilmu tertinggi Klan Naga terpapar dalam bentuk yang tak pernah ia bayangkan - terukir abadi dalam dinding gua yang tersembunyi di dasar danau es.Tulisan-tulisan itu berpendar semakin terang, seolah merespons kehadiran Du Fei. Ia bisa merasakan energi kuno mengalir dari setiap huruf yang terukir, memanggil darah naga yang mengalir dalam nadinya."Inilah warisan sejati Klan Naga," bisiknya penuh kekaguman, tangannya menyentuh dinding yang berpendar. "Bukan sebuah kitab yang bisa dibawa pergi, tapi pengetahuan yang hanya bisa dipelajari di tempat suci ini."Matanya terpaku pada tulisan besar di bagian atas, 'Hanya yang terpilih yang diizinkan menguasai seluruh isi kitab Sembilan Naga, bila tidak terpilih maka tubuh akan hangus saat mempelajarinya.'Du Fei menelan ludah, tangannya sedikit gemetar saat menyentuh ukiran pertama yang menjelaskan dasar-dasar ilmu pedang
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

127. MISI RAHASIA

"Bibi, aku harus melanjutkan perjalanan ke Gunung Huolong," Du Fei membungkuk hormat pada Xin Ru yang berdiri di mulut gua.Xin Ru mengangguk, ia membawa keponakannya terbang ke atas hingga mencapai bibr tebing lalu mendarat di atas hamparan rumput."Ingatlah selalu, Du Fei!" ujar Xin Ru lembut juga tegas, "kekuatan yang kau miliki sekarang adalah tanggung jawab besar. Berpeganglah selalu pada kebenaran, jangan biarkan dendam atau kebencian menguasai hatimu!""Aku berjanji, Bibi," Du Fei mengangguk mantap. Dengan langkah ringan ia mulai menuruni gunung, sosoknya perlahan menghilang di balik kabut pagi.***Malam merangkak sunyi di tepi Sungai Kuning. Air sungai yang biasanya keruh kini berkilau hitam memantulkan cahaya bulan. Di tepinya, seorang wanita berbaju hitam berdiri tegak, rambutnya yang panjang bergerak pelan ditiup angin malam.Jin She, senior dari sekte Iblis Bayangan, dengan dua gelang besi terselip di pinggangnya, menatap tajam ke arah sungai. Matanya yang setajam elang m
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

128. PENYESALAN XIAO LIN

"Gu-Guru ... murid tidak mampu!" Li Li menjawab gemetar, "mengapa tidak Saudari Xiao Lin saja? Dia lebih lay ....""Diamm, ucapanku adalah perintah yang tak bisa dibantah!" Yun Hui memotong dengan nada tegas.Di balik wajah murkanya, mata Yun Hui menyimpan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar amarah - sebuah rahasia gelap yang tak akan pernah ia ungkapkan pada siapapun.Upacara pelantikan Li Li sebagai ketua Hoa Mei yang baru berlangsung dalam keheningan. Tak seorang pun berani membantah keputusan Biarawati Yun Hui, meski kebingungan terpancar jelas di wajah mereka.Begitu upacara selesai, Yun Hui bergegas meninggalkan aula, mengabaikan Xiao Lin yang berusaha berbicara dengannya. Sang Biarawati mengurung diri di ruang pertapaan, tempat ia selalu menyendiri belakangan ini.Dengan hati was-was, Xiao Lin memberanikan diri mengetuk pintu ruangan itu."Masuk!" Suara Yun Hui terdengar dari dalam.Xiao Lin melangkah masuk sambil membawa nampan berisi nasi dan sayuran. Begitu melihatnya, Yun
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

129. PENCULIKAN

Pintu kuil berderit terbuka, sosok bertopeng hitam berdiri di ambang pintu. Cahaya lampion yang tergantung di teras kuil menerangi topengnya yang berukir."Amitaba," Xiao Lin berusaha untuk tetap tenang dan menyapa tamu tak diundang di hadapannya, "mengapa Anda datang ke kuil malam-malam dengan cara seperti ini? Apakah yang Anda cari?"Bukannya menjawab, sosok itu melesat maju. Jari-jarinya yang panjang mengincar leher Xiao Lin dengan gerakan menotok. Xiao Lin memiringkan tubuh, menghindari serangan itu dalam hitungan sepersekian detik. Jantungnya nyaris berhenti saat merasakan angin dingin dari serangan yang nyaris mengenai nadinya."Trakk!" Tasbih kayu di tangan Xiao Lin berbenturan dengan lengan si penyerang. Butir-butir tasbih berputar cepat, menciptakan perisai yang menangkis serangan bertubi-tubi. Namun lawannya tak memberi kesempatan bernafas lega - setiap serangan yang ditangkis segera diikuti serangan lain ke arah pundak, seolah berusaha menotok titik vital.Xiao Lin bermanu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

130. SETELAH ENAM TAHUN

Air mata menggenang di pelupuk mata Xiao Lin. Kenangan-kenangan itu kembali seperti ombak yang menghantam pantai - pertemuannya dengan Yao Pang, tawa bahagia mereka, hingga hari kelam saat ia mengetahui kebenaran mengerikan tentang pria yang ia cintai."Tidak," Xiao Lin menggeleng kuat, memaksa dirinya kembali ke realitas bahwa ia sudah memilih jalan hidup menjadi seorang biksuni. Meninggalkan semua hal-hal duniawi.Kening murid senior Hoa Mei itu berkerut dalam. Siapa yang membawanya ke tempat ini? Jangan-jangan sosok misterius yang menyelinap ke Hoa Mei dan menculiknya semalam adalah Yao Pang, mantan suaminya."Aku harus pergi dari sini secepatnya dan kembali ke Hoa Mei," gumam Xiao Lin seraya bangkit berdiri. "Aku tak ingin bertemu dengan dia, lagipula Guru pasti mencemaskanku."Dengan langkah seringan mungkin, ia bergerak ke arah pintu. Telinganya waspada menangkap setiap bunyi, memastikan penculiknya tak ada di sekitar. Setelah yakin situasi aman, ia membuka pintu perlahan.Namun
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status