Home / Romansa / Dalang Dibalik Kematian Kakakku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Dalang Dibalik Kematian Kakakku : Chapter 31 - Chapter 40

55 Chapters

BAB 31

"Mas," panggilnya saat sedang sarapan pagi. "Tadi malam kenapa nggak pulang?"Yasa meneguk keras air minum di tangannya lalu berusaha tenang."Sayang, maaf ya?" Begitu kalimat yang terdengar. Bahkan Alina mulai ragu apalah lelaki yang ia nikahi ini adalah Yasa yang dulu."Aku tidak butuh kata maaf," imbuhnya memalingkan wajah. Melihat reaksi istrinya Yasa merasa ada atmosfer berbeda. Baru kali ini ia melihat wajah masam dari Alina sejak bertahun-tahun mereka kenal."Lin," Ia meraih tangan perempuan itu. "Aku minta maaf, aku memang salah apalagi tidak mengabari kamu."Alina melepas pegangannya. "Aku bilang tidak butuh maaf, aku butuh penjelasan!"Kali ini ia benar-benar marah, lebih tepatnya bingung akan semua keadaan yang menimpa dirinya dan Yasa."Oke, aku akan cerita. Tapi tolong dong, jangan acuhkan aku seperti ini. Aku tidak bisa jika kamu mengabaikan aku seperti ini, Lin.""Bagaimana aku tidak marah jika kamu baru pulang pagi tadi? Kamu kira aku robot tidak punya perasaan? Aku k
Read more

BAB 32

Langkahnya tiba-tiba terangkat dan mendekati batu ukir itu. Sepertinya ia pernah melihat persis sama dengan yang ada di hadapannya ini."Alina, kamu kenapa?"Ia tersadar dan mengalihkan pandangan."Saya merasa pernah melihat ukiran baru ini, tapi entah di mana itu."Sebenarnya sejak tadi Wawan dan Agung tersenyum geli melihat penampilan Bima dan Akina, bukan terlihat pasutri romantis, tapi malah seperti pasangan tidak jelas, kocak dan ugal-ugalan."Ssst, dilarang ketawa," kecam Agung setelah mengetuk pintu panti itu. "Permisi, ada orang?"Tidak masuk akal juga jika panti tak ada penghuni? Kalau memang kosong kenapa halamannya masih bersih dan tan kanak-kanak terlihat tapi sekali."Sepertinya tidak ada orang."Disaat mereka memilih untuk pergi, baru terdengar seseorang melangkah mendekati pintu lalu membukanya.Mereka berempat kaget, bukan saat melihat orangnya tapi karena ia tiba-tiba muncul dari balik pintu. Sosok perempuan paruh baya, pakai kerudung merah dengan postur tubuh ideal
Read more

BAB 33

Seorang pria berewokan, berotot dan wajah sangat nongol di ambang pintu masuk.Memangnya ada penjaga di panti asuhan dengan modelan seperti ini?"Siapa kalian?!"Wawan menanggapi dengan santai, bertemu dengan sosok makhluk seperti lelaki di depan ini sudah biasa. "Hey Bro," sapanya seperti teman lama baru bertemu. "Kami boleh masih tidak?"Lelaki tegap itu tak bergeming, sama sekali tidak mengubah ekspresi wajahnya."Langsung ke intinya. Siapa kalian dan ada urusan apa di sini?"Sepertinya pria berewokan tidak suka basa basi, Bima yang menyadari langsung berjalan menuju mobil dan membuka pintu."Ayo turun, Sayang." Kalimatnya membuat Alina terhenyak. Tapi melihat senyum dan kedipan matanya membuat ia mengerti. Alina menerima uluran tangannya dan turun menghampiri pria berotot."Kasihan kamu, Sayang. Kita susah sepuluh tahun menikah tapi tidak kunjung dikaruniai anak."Tidak hanya perempuan dengan gaun cantik yang membulatkan mata, Agung dan Wawan juga ternganga di tempat. Lelaki mac
Read more

BAB 34

"Tante Alin?" gumamnya masih memegang lutut.Sementara Alina yang terguncang masih tercengang luar biasa. "D-dani?" Seluruh tubuhnya bergetar hingga ke tulang tulang. Namun saat mereka hendak berpelukan, Bima menarik lengan perempuan itu."Jangan membuat gerak gerik mencurigakan," bisiknya."Dia Dani, Bim. Dia keponakan saya yang selama ini saya cari.""Saya tahu Alina, tapi dalam keadaan kita seperti ini, kita tidak bisa berbuat banyak. Kita sedang ada di kandang musuh, saya harap kamu paham itu, ini demi keselamatan Dani dan juga kita."Alina berusaha menenangkan diri, ia kembali menatap wajah Dani yang tersiksa. Badannya kurus dan layu."Tante, selamatkan aku dari sini," ucapnya dengan lelehan air mata."Tante janji akan selamatkan kamu, Dani harus janji akan bertahan di sini sampai Tante datang lagi, ya?"Lelaki kecil itu mengangguk cepat sebelum Alina dan Bima pergi. Seketika terbayang wajah Yuda yang biadab itu. Apa yang dia pikirkan hingga memasukkan Dani ke tempat seperti ini
Read more

BAB 35

Edo melepas genggaman tangan Alina dan mundur dengan wajah panik."Ada apa Edo? Bukankah ini yang kamu inginkan, keluar dari panti itu?""Bagaimana?" Agung dan Wawan menghampiri mereka."Banyak sekali keanehan di dalam sana. Terutama dalam proses adopsi anak ini.""Edo, ada apa?""Di sini tidak aman, lebih baik kita bicara di mobil. Edo, kamu mau kan cerita ke kami tentang tempat ini? Tenang saja, kami yang akan membantu kamu dan teman teman keluar dari sini."Perlahan anak itu luluh dan kembali menerima uluran tangan Alina. Mereka langsung memasuki mobil."Edo, sebelumnya bagaimana kamu bisa masuk ke sini?" Anak itu masih syok dah terlihat takut. Tapi dengan berkata jujur, ia dan teman-temannya biaa selamat."Aku awalnya di pantinya Bu Lin, tapi ada yang mengadopsi aku, Tante. Saat aku dibawa pergi sama mereka, tiba-tiba mobil kami dicegat seseorang. Aku dipukul sampai pingsan. Saat bangun, aku sudah ada di sini," jelasnya dengan wajah ketakutan. "Di sini kami disiksa, disuruh bers
Read more

BAB 36

Lelaki dengan badan ideal berdiri melipat dada menghadapnya. Bukan ke arah Alina melainkan ke arah Bima. Lelaki itu juga lekat menatap. Pantas jika Alina sangat mencintainya, Yasa memilik saya tarik yang kuat kepada lawan bicaranya."Sayang, kamu tidak apa apa?" ucapnya memastikan istri dari bawah hingga atas.Tidak hanya rupawan, kaya raya, tapi juga cinta yang ugal-ugalan untuk Alina. Ah, mereka pasangan yang serasi. Bima tidak ingin ambil pusing, ia berniat pamit tak mau mengganggu mereka."Tunggu," Yasa menghentikan. "Siapkan kamu dan kenapa baju kalian couplean begini seperti seorang pasangan?"Mampus! Ternyata Yasa menyadari, sekarang pintar pintar saja mereka membuat alasan."I-ini, Mas. Tadi di acara kantor harus pakai baju yang unik dan mencolok, mungkin kebetulan saja kami sama.""Benar Pak Yasa, Anda jangan berburuk sangka seperti itu. Apa yang dibilang sama Bu Alina benar," jawabnya meyakinkan.Meski di mulut begitu terdengar manis, tapi dari tatapan Bima sangat jelas bah
Read more

BAB 37

Alina kembali muntah muntah sejak pagi tadi, ia kira hanya masuk angin tapi semakin ke sini terasa tak enak. Mana suaminya tidak pulang sejak tadi malam.Ia akhirnya turun dan memanggil sopir hendak menemaninya ke dokter."Kenapa?" tanya Valen dengan wajah sinis. "Sakit? Duh, sakit di tinggal suami semalaman?""Bukan urusan Anda.""Dih, sok sekali kamu ya. Kemarin seharian tidak ada kabar, sekarang pulan pulang muntah. Selingkuh sama siapa di sana?"Perkataan Valen membuat urat leher Alina mengeras. Apa dia tidak melihat dirinya sendiri? "Sudah bosan sama Yasa? Hingga mencari kesenangan lain?"Tanpa basa basi Alina langsung melayangkan satu tamparan ke wajah putih perempuan itu."Sakit! Kamu gila?""Kamu yang gila, maling teriak maling. Lalu kamu apa namanya? Bahkan kamu menjadi perusak rumah tangga Aira. Iya kan?""Tahu apa kamu tentang Aira? Jangan asal bicara deh kalau kamu tidak tahu apa apa.""Banyak. Termasuk dalih tentang kematian Aira yang kalian sebut hanya kecelakaan di kam
Read more

BAB 38

Bima memandangi perempuan itu lekat, begitu rumit beban yang ia tanggung. Di sisi lain ia harus mencari keadilan untuk Kakaknya, tapi di lain sisi dia begitu mencintai suaminya yang merupakan otak dari kasus ini."Dan sekarang kamu juga sedang mengandung anaknya Yasa?"Lelaki itu menggenggam dan meremas kertas yang ia baca, lalu membuangnya. Tak ada guna kertas itu ia tunjukkan kepada Yasa, toh tak akan mengubah apapun.Bima menancap gas menuju rumah sakit. Tapi pertengahan jalan perempuan itu mulai sadar, denyut kepala masih terasa begitu kuat."Jangan gerak, syukurlah kamu sudah siuman."Alina hanya bisa termenung menatap ke luar. Ini benar-benar di luar dugaan. Lelaki sebaik Yasa adalah seorang penjahat? Bahkan benar kata Valen, dia adalah monster."Kita harus selamatkan Dani du, Bim. Saya tidak mau sampai terjadi sesuatu padanya.""Untuk masuk kedua kali ke sana pasti akan sulit dang risikonya tinggi.""Lalu bagaimana? Kalau Dani sampai kenapa kenapa? Saya tidak bisa membayangkan
Read more

BAB 39

"Kamu dapat dari mana buku agenda itu?"Mati kutu. Alina belum menemukan jawaban yang cocok untuk pertanyaan suaminya."Jawab aku Alina," desaknya."Aku temukan di ruangan bawah, Mas. Memangnya kenapa kalau aku bawa ke sini dibaca baca saja?""Tidak apa apa. Tapi apa untungnya buat kamu? Toh, Air bukan siapa siapa kamu, iya kan?""Oohh, jadi karena Aira bukan siapa siapa aku, kamu mau berbuat semaunya sama dia?"Mata Yasa menerawang menembus bola mata istrinya. "Bukan begitu, Sayang.""Sudahlah, Mas. Hari ini aku mau pulang ke rumah ibu. Aku menenangkan diri. Sikap kamu yang aneh dan tidak mau terbuka membuat aku capek.""Lin, aku minta maaf.""Aku nggak butuh maaf kamu," Ia berdiri dan menyiapkan beberapa baju."Aku antar ya?""Nggak perlu, aku sudah pesan taksi."Yasa tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa memandang istrinya merapikan baju ke koper. Gerah rasanya tak membantu, tapi saat ia mengambilkan baju malah Alina tepis. "Kamu kenapa bawa baju banyak sekali?"Alina menutup k
Read more

BAB 40

"Alina, kamu kenapa, Nak?" tanya ibunya yang kaget melihat perempuan tiba-tiba datang. "Kenapa menangis?"Tanpa pikir panjang ia memeluk ibunya begitu erat. Rasanya beban yang ia tanggung begitu berat, tak sanggup tapi takdir memaksa untuk memilih."Sayang, kamu sudah melakukan yang terbaik. Pasti Kakak kamu bangga." Sang membelai rambut anaknya."Aku belum melakukan apapun, Bu. Aku tidak berguna.....Aku terjebak perasaan, aku bingung harus melakukan apa."Isaknya terasa sampai ke ulu hati. Bahkan ibunya merasakan getaran yang kini Alina alami."Kamu sudah berkorban terlalu banyak untuk Aira, kamu menikah dengan Yasa, lalu menyelidiki kasus Aira dengan risiko tinggi. Sudah cukup, Nak.""Belum, Bu." Alina memandang wajah keriput perempuan itu. "Sebelum aku tahu kenapa Kak Aira meninggal dan membawa cucuk ibu ke sini, aku tidak akan menyerah."Perempuan setengah baya membisu, "m-maksud kamu Dani? Dia masih hidup?"Alina mengangguk, "dia sedang ada di panti yang jauh dari sini. Aku harus
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status