All Chapters of Legenda Dewa Nusantara: Perang Dua Benua: Chapter 51 - Chapter 60

150 Chapters

Bab 51: Rencana Raja Jayabaya

Raja Jayabaya berdiri di balkon istananya, memandang ke lapangan latihan di bawah dengan tatapan penuh pertimbangan. Dari tempatnya, dia bisa melihat dengan jelas interaksi antara Gema, Roro, dan Putri Sri Ayu. Ekspresi wajahnya serius, tetapi ada kilatan pikiran yang tak terucap di balik matanya.Raja Jayabaya sudah memperhatikan bagaimana Putri Sri Ayu mulai mendekati Gema dengan cara yang sangat halus namun penuh makna. Dia juga tidak luput dari perhatian bahwa Roro tampak cemburu dengan perhatian yang diberikan Sri Ayu kepada Gema. Namun, bagi Raja Jayabaya, ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan.“Gema,” gumam Raja Jayabaya pelan, “kau adalah sosok yang penting bagi masa depan kerajaan ini. Dan mungkin, jalan terbaik untuk memastikan kau tetap setia adalah dengan mengikatmu lebih erat dengan keluarga kerajaan.”Setelah berpikir sejenak, Raja Jayabaya memutuskan untuk mengambil tindakan. Dia memanggil dua orang kepercayaannya—Ki Joko Tingkir dan Dewi Sekarwangi—un
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 52: Amarah yang Membara

Di balik pintu tebal yang menghiasi ruangan pribadi Pangeran Arjuna, suasana mencekam terasa semakin pekat. Di dalam ruangan yang megah dengan dekorasi mewah, Pangeran Arjuna berdiri di dekat jendela, tatapannya tajam menembus kaca, menatap ke kejauhan dengan penuh kemarahan yang terpendam.“Tidak bisa dipercaya!” Pangeran Arjuna menggeram marah, tangannya mengepal erat hingga buku-bukunya memutih. “Ayah... dia lebih memilih bocah itu daripada darah dagingnya sendiri!”Putri Dewi Saraswati, yang duduk di sofa mewah dengan wajah penuh kemarahan, tiba-tiba berdiri, berjalan mendekati meja dan tanpa peringatan menghantamkan gelas kaca yang ada di depannya ke lantai. Gelas itu pecah berkeping-keping, suara pecahannya memenuhi ruangan, seolah menggambarkan perasaan hati keduanya yang hancur.“Gema!” desis Dewi Saraswati dengan penuh kebencian. “Bagaimana mungkin seorang bocah dari desa kecil bisa membuat Ayah lebih peduli padanya daripada kita? Apa yang terjadi dengan Ayah?”Pangeran Arjun
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 53: Kedekatan yang Mengusik Hati

Hari demi hari berlalu, dan hubungan antara Putri Sri Ayu dan Gema semakin dekat. Mereka sering terlihat bersama, baik saat berlatih di lapangan istana, maupun saat berbincang santai di taman. Senyum dan tawa sering menghiasi wajah Sri Ayu saat dia berada di dekat Gema, sementara Gema, meskipun masih pemalu, mulai merasa nyaman dengan kehadiran sang putri.Sri Ayu, dengan kecerdasannya, tahu bagaimana membuat Gema merasa dihargai. Dia selalu mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Gema berbicara tentang latihannya, tentang perasaannya yang kadang ragu, atau bahkan tentang kenangannya yang samar tentang ibu angkatnya. Kedekatan ini membuat Gema merasa memiliki teman yang mengerti dirinya, seseorang yang bisa dia ajak berbagi.Namun, di sisi lain, ada seseorang yang perasaannya semakin terusik oleh perkembangan ini. Roro, yang selalu berada di sisi Gema sejak awal, merasa hatinya semakin terluka setiap kali melihat Gema dan Sri Ayu bersama. Meskipun dia m
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 54: Intrik Berbahaya

Di dalam istana yang megah, kebencian Pangeran Arjuna terhadap Gema semakin dalam seiring berjalannya waktu. Keberhasilan Gema dalam menarik perhatian Raja Jayabaya dan semakin dekatnya hubungan antara Gema dan Putri Sri Ayu membuat amarah Arjuna terus membara. Dia tidak bisa lagi menahan perasaan bahwa bocah desa ini perlahan-lahan mengambil tempat yang seharusnya menjadi miliknya. Dalam benaknya, hanya ada satu cara untuk memastikan bahwa Gema tidak akan pernah menjadi ancaman lagi: Gema harus disingkirkan.Pangeran Arjuna duduk di kursinya, tangannya menggenggam erat gelas anggur yang sudah kosong. Di ruangan itu, hanya ada bayangan kegelapan yang menyelimuti wajahnya yang penuh dengan dendam. Pikirannya berputar, mencari cara untuk menghancurkan Gema tanpa menimbulkan kecurigaan dari ayahnya atau petinggi di istana.Setelah beberapa saat, sebuah ide licik muncul di benaknya. Dengan senyum tipis yang jahat, Arjuna memanggil salah satu pelayan kepercayaa
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 55: Latihan dan Pengkhianatan

Di tengah hari yang cerah, di halaman latihan istana Kerajaan Langit Timur, Gema sedang berlatih dengan Ki Joko Tingkir. Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin erat. Ki Joko Tingkir, seorang prajurit veteran yang telah mengabdi pada kerajaan selama bertahun-tahun, melihat potensi besar dalam diri Gema. Bukan hanya sebagai pahlawan yang dijanjikan, tetapi juga sebagai cucu yang tak pernah dia miliki.“Bagus, Gema,” ujar Ki Joko Tingkir dengan senyum puas setelah melihat Gema berhasil menguasai salah satu teknik bela diri yang kompleks. “Kau semakin mahir setiap harinya. Kau belajar dengan cepat, lebih cepat dari siapa pun yang pernah kulatih.”Gema yang masih terengah-engah karena latihan intensif itu, tersenyum lelah namun puas. “Terima kasih, Guru. Aku beruntung bisa belajar darimu.”Ki Joko Tingkir tertawa kecil, lalu menepuk punggung Gema. “Kau adalah murid yang luar biasa, Gema. Aku mulai mel
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 56: Usaha Dewi Sekarwangi

Ruang pengobatan di istana Kerajaan Langit Timur dipenuhi dengan ketegangan. Di atas ranjang berlapis kain sutra, tubuh Gema terbaring lemah. Wajahnya pucat, dan nafasnya terengah-engah, tanda bahwa racun masih mengalir dalam darahnya. Di sekelilingnya, para tabib istana berusaha mencari cara untuk menetralkan racun yang menggerogoti tubuhnya. Namun, meskipun mereka sudah mencoba berbagai ramuan, hasilnya masih nihil.Di tengah kekacauan itu, Dewi Sekarwangi masuk dengan wajah penuh determinasi. Dia adalah salah satu penyihir terkuat di kerajaan, dan keahliannya dalam seni penyembuhan telah diakui oleh banyak orang. Namun, kali ini, dia menghadapi tantangan yang tidak mudah."Semua keluar," perintah Dewi Sekarwangi dengan suara tegas. "Aku sendiri yang akan menangani ini."Para tabib menatapnya sejenak, ragu-ragu, tetapi segera mematuhi perintahnya dan meninggalkan ruangan. Kini, hanya Dewi Sekarwangi dan Gema yang tersisa di ruang pengobatan itu.
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 57: Amarah Ki Joko Tingkir

Setelah memastikan bahwa Gema berada dalam kondisi stabil, meski masih lemah, Ki Joko Tingkir berdiri dari sisi ranjang dengan wajah yang dipenuhi kemarahan yang sulit dibendung. Mata tajamnya menyala, penuh dengan ketegasan dan kemarahan yang memuncak. Baginya, serangan racun terhadap Gema adalah tindakan pengecut yang tak termaafkan, dan dia tidak akan tinggal diam sampai menemukan siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan ini.Dia segera keluar dari ruang pengobatan, langkahnya berat dan tegas. Prajurit-prajurit yang berpatroli di dekat ruang pengobatan segera menyadari aura mengancam yang terpancar dari Ki Joko Tingkir, dan mereka semua berdiri dalam sikap siap, menunggu perintah.“Panggil semua prajurit yang bertugas di istana! Segera!” perintah Ki Joko Tingkir dengan suara keras, tanpa menyembunyikan kemarahannya.Salah satu prajurit berlari dengan cepat untuk menyampaikan perintah itu. Tidak butuh waktu lama, sejumlah besar praj
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 58: Kemarahan Sang Raja

Ki Joko Tingkir berjalan dengan langkah cepat melalui koridor istana, membawa seorang kepala pelayan bernama Karno bersamanya. Wajah Karno tampak pucat pasi, seluruh tubuhnya gemetar karena takut akan apa yang mungkin terjadi. Dia tahu bahwa pengkhianatannya telah terungkap, dan sekarang dia harus menghadapi Raja Jayabaya yang murka.Ketika mereka tiba di depan aula utama istana, dua penjaga membuka pintu besar yang dihiasi ukiran emas dan perak. Ki Joko Tingkir melangkah masuk, menyeret Karno yang hampir tidak bisa berdiri tegak karena ketakutannya.Di dalam aula, Raja Jayabaya sedang duduk di singgasana yang megah, mengenakan jubah kebesarannya yang berwarna biru tua dengan hiasan emas. Matanya yang tajam segera tertuju pada Ki Joko Tingkir dan Karno, yang langsung membuat suasana di ruangan itu terasa tegang.Ki Joko Tingkir berhenti di tengah aula, membungkuk hormat kepada rajanya, lalu berbicara dengan suara tegas, “Yang Mulia, aku datang dengan kabar
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 59: Dua Hati yang Bersatu untuk Gema

Di ruang perawatan istana, Dewi Sekarwangi masih berjuang dengan sisa tenaganya, menggunakan setiap kemampuan yang dimilikinya untuk menyembuhkan Gema. Cahaya lembut yang memancar dari telapak tangannya terus mengalir ke tubuh bocah itu, menenangkan dan menetralkan racun yang masih tersisa.Di luar ruangan, langkah-langkah cepat terdengar mendekat. Dua gadis kecil, Putri Sri Ayu dan Roro Kenanga, berjalan dengan penuh kekhawatiran. Keduanya baru saja mendengar tentang kondisi Gema dan tanpa ragu segera menuju ke ruang perawatan.Ketika mereka tiba di depan pintu, mereka secara kebetulan bertemu satu sama lain. Mata mereka saling bertemu, dan meskipun tidak ada kata-kata yang diucapkan, ada rasa persaingan yang terpancar di antara mereka. Sri Ayu dengan anggun melangkah lebih dulu ke dalam ruangan, diikuti oleh Roro yang mencoba menahan rasa cemburunya.Begitu masuk, mereka melihat Dewi Sekarwangi yang masih berusaha menyembuhkan Gema. Wajah Dewi Sekarwangi penuh
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 60: Misteri Dibalik Bayangan

Dewi Sekarwangi melangkah keluar dari ruang perawatan, meninggalkan Gema yang masih dalam pelukan hangat Sri Ayu dan Roro. Udara di koridor terasa sejuk, namun ada ketegangan yang tak terlihat. Dia berjalan dengan tenang, namun tatapannya tampak penuh perhitungan, seolah ada sesuatu yang sedang dia pikirkan.Ketika sampai di sebuah pojok lorong yang sepi dan remang, Dewi Sekarwangi tiba-tiba berhenti. Dia berdiri diam sejenak, lalu menatap ke arah sudut gelap lorong tersebut. Seolah berbicara kepada udara kosong, dia berkata dengan suara lembut namun penuh makna, “Kau melakukannya dengan baik, Patih.”Tidak ada yang menjawab. Hanya ada kesunyian yang menyelimuti lorong itu. Namun, Dewi Sekarwangi tersenyum penuh arti, senyum yang misterius dan sulit ditebak. Tanpa menunggu lebih lama, dia melangkah pergi, tubuhnya seolah menghilang begitu saja di ba
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status